Anda di halaman 1dari 12

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

oleh:
Dr. Ir. Subandi Sardjoko, MSc
Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan - BAPPENAS

Jakarta, 17 Februari 2016


BAPPENAS

• Yth. Deputi Bidang Koord. Perlindungan Perempuan dan Anak


Kemenko-Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,
• Yth. Deputi Bidang Perlindungan Anak dan Deputi Tumbuh
Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
• Yth. Ibu Marta Santos Pais, Perwakilan Khusus Sekjen PBB
untuk Kekerasan Anak
• Yth. Bapak/Ibu yang mewakili kementerian/lembaga,
pemerintah daerah, organisasi kemasyarakatan nasional dan
internasional serta mitra pembangunan
• Para undangan dan hadirin yang berbahagia

2
BAPPENAS

• Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kita dapat berkumpul
dan hadir dalam “Lokakarya Nasionl Diseminasi dan Diskusi Publik
Rencana Aksi Nasional Perlindungan Anak 2015-2019 dan Strategi
Nasional Penghapusan Kekerasan terhadap Anak.”
• Tidak lupa kami mengucapakan selamat datang di Indonesia kepada
Ibu Marta Santos, Utusan Khusus PBB untuk penghapusan
kekerasan terhadap anak.
• Kegiatan lokakarya ini merupakan acara ke-3 dari rangkaian
kegiatan untuk perlindungan perempuan dan anak, yang
dikoordinasikan bersama-sama dengan Kementerian Koordinator
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Bappenas.

3
BAPPENAS LATAR BELAKANG
• Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi (UU 35/2014 tentang Perlindungan
Anak). Arti perlindungan menurut undang-undang ini tidak sekedar
melindungi anak dari berbagai risiko kekerasan eksploitasi atau
penelantaran, tetapi lebih luas yaitu melindungi untuk pemenuhan
hak-hak dasar anak.
• Pembangunan perlindungan anak telah menjadi komitmen
pemerintah sebagaimana tercantum dalam peraturan Presiden No.
2/2015 tentang RPJMN 2015-2019, dimana penurunan kejadian
kekerasan pada anak menjadi salah satu indikator utama untuk
sasaran pembangunan manusia dan masyarakat.

4
BAPPENAS LATAR BELAKANG (2)

• Namun berbagai kejadian yang mengancam hak-hak anak masih terjadi


sampai saat ini. Mulai dari masih banyaknya pekerja anak, perkawinan
anak, anak berhadapan dengan hukum (ABH), tingginya angka kematian
bayi; masih tingginya jumlah anak dengan gizi buruk; meningkatnya
jumlah anak yang tidak mendapatkan pengasuhan dari orangtuanya;
maraknya kejadian kekerasan terhadap anak (termasuk termasuk bullying
di sekolah); masih rendahnya kesempatan untuk mendapatkan
pendidikan yang berkualitas bagi anak penderita disabilitas dan
sebagainya.
• Berbagai kebijakan dan regulasi telah disusun oleh kementerian/lembaga
terkait, bahkan institusi non pemerintah serta mitra pembangunan pun
telah melakukan berbagai intervensi. Namun upaya tersebut masih
berjalan secara parsial. 

5
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN:
BAPPENAS
Meningkatkan kualitas hidup dan tumbuh kembang anak yang
optimal

Lingkungan Layak Anak


Di bidang kesehatan dan gizi •9,6 % anak yang tidak tinggal serumah
Di bidang Pendidikan bersama ibu kandungnya (Susenas 2012) yang
• 40,8 persen bayi belum perlu diperhatikan pengasuhannya.
mendapatkan imunisasi •36,99 % anak usia 3-6 tahun yang •Akses anak terhadap informasi semakin tinggi,
dasar lengkap, 10,2 persen tidak mengikuti PAUD namun pengawasan terhadap informasi layak
anak belum maksimal  mendorong
bayi terlahir dengan BBLR, •2,05 % anak usia 7-12 tahun, 10,34
munculnya kasus kekerasan, pornografi,
19,6 persen anak usia 0-4 % anak usia 13-15 tahun dan 38,96 trafficking dan cyber crime
tahun yang mengalami % anak usia 16-18 tahun tidak •lebih dari 25 ribu anak usia 0-15 tahun
kurang gizi, 37,2 persen bersekolah (Susenas, 2012). sebagai korban kecelakaan lalu lintas dan + 26
stunting, dan 11,9 persen •Hanya 88,9 ribu dari 1,6 juta APD ribu anak usia 10-16 tahun sebagai pelaku
yang memperoleh layanan pelanggaran lalu lintas (Korlantas Polri, 2013).
gizi lebih (Riskesdas •Pemenuhan hak partisipasi anak ditandai
pendidikan melalui SLB (TK-SMA)
2013); dengan terbentuknya forum anak di tingkat
(Data Kemendikbud, 2011)
nasional, 31 provinsi, dan 138 kab/kota,
namun belum berfungsi secara maksimal.

6
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN:
Meningkatkan perlindungan anak dari dari tindak kekerasan,
eksploitasi, penelantaran, dan perlakuan salah lainnya
BAPPENAS

Prevalensi Kekerasan pada Kelompok


Umur 13-17 tahun

o Per 13 oktober 2014, terdapat 883 anak


berstatus sebagai tahanan dan 2.895
anak berstatus sebagai narapidana
(Ditjen PAS, Kemkumham).
o 1,36 juta penduduk usia 15-19 tahun
berstatus menikah atau pernah menikah,
dan bahkan hampir 100 ribu anak usia 10-
14 tahun juga sudah menikah atau pernah
menikah (tahun 2012).
o peningkatan rasio pernikahan di usia anak
di perkotaan yaitu 26 dari 1.000
Kekerasan pada anak masih sering terjadi,
pelaku umumnya adalah orang-orang yang perkawinan (2012) menjadi 32 dari 1.000
dekat dengan anak, seperti ibu/ayah pernikahan (2013).
kandung, ibu/ayah tiri, anggota keluarga
lainnya, guru, dan tetangga.

Source: Survey Kekerasan Terhadap Anak Kemensos-KPPPA

7
BAPPENAS
PERLINDUNGAN ANAK ADALAH LINTAS BIDANG

• Karena pembangunan perlindungan anak merupakan


pembangunan yang bersifat lintas bidang, maka isu dan
tantangan perlindungan anak harus dijawab dengan membuat
perencanaan terpadu dan membangun sinergitas dengan
seluruh pemangku kepentingan. Langkah-langkah nyata
tersebut seyogyanya harus melalui perencanaan yang terpadu
dan membangun sinergitas berbagai sektor terkait. 
• Disamping itu, pemenuhan hak dan perlindungan anak secara
holistik, hanya dapat diwujudkan apabila terdapat koordinasi
dan sinergi yang baik antar kementerian/lembaga terkait,
antara pemerintah pusat dan daerah, serta antara pemerintah
dan masyarakat/keluarga.

8
RENCANA AKSI NASIONAL PERLINDUNGAN ANAK (RAN-PA) 2015 -
2019 DAN STRATEGI NASIONAL PENGHAPUSAN KEKERASAN
BAPPENAS
TERHADAP ANAK 2016-2020

• Rencana Aksi Nasional Perlindungan Anak (RAN-PA) 2015 -


2019 dan Strategi Nasional Penghapusan Kekerasan terhadap
Anak 2016-2020, disusun untuk merespon hal tersebut. Ke-
dua Dokumen ini merupakan payung petunjuk strategik dalam
mencapai sasaran perlindungan anak sebagaimana telah
ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019 dan berbagai komitmen
global seperti Konvensi Hak Anak dan Sustainable
Development Goals.
• Pelaksanaannya mengedepankan koordinasi secara terpadu
dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan baik dari
unsur pemerintah, maupun non pemerintah termasuk
organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha.

9
BAPPENAS HARAPAN

• Lokakarya hari ini merupakan kegiatan yang strategis, selain


untuk men-diseminasikan dua dokumen penting juga untuk
meningkatkan komitmen kita semua dalam upaya
pemenuhan hak, tumbuhkembang dan perlindungan khusus
untuk anak.
• Pada pertemuan ini kita juga akan menyepakati kegiatan
yang akan kita lakukan sebagai pengembangan dari RAN
Perlindungan Anak dan Strategi Nasional Penghapusan
kekerasan terhadap Anak di tingkat insitutsi masing-masing,
baik di Pusat maupun daerah.

10
BAPPENAS HARAPAN
• Harapan kami, semoga dengan adanya dokumen ini, diharapkan
upaya pemenuhan hak dan perlindungan anak di Indonesia dapat
dilakukan secara holistik, serta sasaran nasional pembangunan
perlindungan anak dapat tercapai secara optimal.
• Semoga kehadiran Bapak/Ibu dalam kegiatan ini mewakili
komitmen kita semua dalam perumusan pemenuhan hak,
tumbuh kembang dan perlindungan anak
• Dengan mengucap basmalah, secara resmi lokakarya diseminasi
dan diskusi publik Rencana Aksi Nasional Perlindungan Anak
2015-2019 Dan Strategi Nasional Penghapusan Kekerasan
Terhadap Anak 2016-2020 saya nyatakan dibuka.

11

Anda mungkin juga menyukai