NIM 2103036073
1. Transformasi
Pengertian Transformasi
Transformasi pada bakteri merupakaa salah satu cara pertukaran
materi genetik antara satu sel dan sel pasangannya. Transformasi juga sebagai
pelaporan seksual pada bakteri dengan cara mentransfer DNA dari satu bakteri ke
bakteri lainnya secara langsung tanpa penghubung. Bakteri memperoleh DNA dari
lingkungan sekitarnya melalui protein di permukaan tubuhnya yang dapat
mengenal DNA dari jenis bakteri yang masih berkerabat. Jika bakteri mengenali
DNA di sekitarnya, ia akan menyerap DNA tersebut ke dalam tubuh.
Kemudian, DNA itu akan menyatu dengan DNA inang sehingga mengubah
strukturnya dengan akibat sifat bakteri tersebut turut berubah. Transformasi
pertama kali dikembangkan untuk memindahkan sifat-sifat genetika yang
membawa kenyataan bahwa DNA adalah bahan genetika. Meskipun transformasi
telah dieksploitasi untuk mempelajari pautan gen pada berbagai organisme,
metode ini sekarang secara luas dipakai untuk mentransfer plasmid-plasmid kecil
dari satu galur bakteri ke galur lainnya. Prinsip dari transformasi adalah dengan
ekstraksi DNA dari sel donor, kemudian dicampur dengan sel resipien yang telah
dibuat rentan terhadap masuknya molekul DNA melalui pori atau saluran dalam
dinding dan membran sel. Bila molekul DNA yang masuk berupa plasmid, maka
replikasi plasmid dapat dimungkinkan dengan genom inang yang baru selama
transformasi.
Syarat Transformasi
Gambar 1 Proses Transformasi
Syarat transformasi bakteri transformasi dapat terjadi secara alami,
namun frekuensinya sangat rendah karena adanya syarat tertentu seperti kontak
antar sel, homologi dari DNA yang bersangkutan. Oleh karena itu, diperlukan
teknik elektroporasi untuk mempercepat transformasi. Elektroporasi adalah teknik
yang digunakan untuk membuka pori-pori pada membran sel dengan memberikan
tegangan listrik pada sel tersebut. Selain itu, ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi agar transformasi pada bakteri dapat berhasil. Pertama, DNA target harus
berhasil disisipkan ke dalam vektor. Kedua, vektor tersebut harus mampu
bereplikasi secara autonom dan berukuran kira-kira 1-500 kb serta merupakan
DNA sirkuler yang terdapat dalam bakteri. Ketiga, bakteri harus berada dalam
kondisi pertumbuhan logaritmik atau fase adaptasi agar lebih mudah menerima
DNA asing. Keempat, bakteri harus memiliki kemampuan untuk mereplikasi
vektor tersebut dan mengekspresikan gen yang diinginkan.
Proses Transformasi
Tahap 1: Mula-mula sel bakteri yang berperan sebagai donor DNA mengalami
lisis (pecah) kemudian DNA keluar dari sel dan menyebar dalam bentuk potongan
(fragmen) DNA.
Tahap 3: DNA donor yang sudah masuk ke sel penerima kemudian terpisah
menjadi dua dan sebagian DNA penerima meninggalkan tempatnya.
Tahap 4: DNA donor menggantikan DNA penerima yang terlewatkan tadi hingga
fragmen DNA donor menyatu dengan DNA penerima.
Tahap 5: DNA rekombinan terbentuk sebagai hasil persilangan antara DNA donor
dan DNA penerima. Sebagai catatan, tidak semua fragmen DNA donor dapat
menyatu dengan DNA penerima, karena hanya strain kompeten dari generasi
bakteri tertentu yang dapat ditransformasikan.
2. Transduksi
Pengertian Transduksi
Transduksi adalah salah satu cara reproduksi seksual pada bakteri yang
melibatkan peran virus sebagai perantara dalam mentransfer DNA dari satu
bakteri ke bakteri lain. Virus fage yang telah menginfeksi suatu bakteri pada daur
litik maupun. lisogenetik akan mengandung partikel DNA Bakteri. Bila virus fage
tersebut menginfeksi bakteri lainya, maka terjadilah rekombinasi gen pada bakteri.
Proses transduksi dimulai ketika suatu bakteri diinfeksi oleh virus fage dan
kemudian mengalami lisis sehingga melepaskan fage beserta DNA yang
dimilikinya. Virus fage dan DNA tersebut kemudian menempel pada bakteri lain.
Kemudian virus fage tersebut memasukan DNA inang bakterinya yang lama ke
inang bakterinya yang baru sehingga terjadi rekombinasi gen antara dua bakteri.
Transduksi merupakan salah satu bentuk pertukaran materi genetik pada bakteri
bersama dengan transformasi dan konjugasi.
Syarat Transduksi