Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Hendyka

NIM 2103036073

MATA KULIAH : Teknologi Fermentasi

HARI, TANGGAL : Senin, 13 Maret 2023

TUGAS : Pada fermentasi terjadi proses reproduksi bakteri melalui proses

transformasi, transduksi dan transkonjugasi. Berikut penjelasan dari

ketiga proses tersebut:

1. Transformasi
 Pengertian Transformasi
Transformasi pada bakteri merupakaa salah satu cara pertukaran
materi genetik antara satu sel dan sel pasangannya. Transformasi juga sebagai
pelaporan seksual pada bakteri dengan cara mentransfer DNA dari satu bakteri ke
bakteri lainnya secara langsung tanpa penghubung. Bakteri memperoleh DNA dari
lingkungan sekitarnya melalui protein di permukaan tubuhnya yang dapat
mengenal DNA dari jenis bakteri yang masih berkerabat. Jika bakteri mengenali
DNA di sekitarnya, ia akan menyerap DNA tersebut ke dalam tubuh.
Kemudian, DNA itu akan menyatu dengan DNA inang sehingga mengubah
strukturnya dengan akibat sifat bakteri tersebut turut berubah. Transformasi
pertama kali dikembangkan untuk memindahkan sifat-sifat genetika yang
membawa kenyataan bahwa DNA adalah bahan genetika. Meskipun transformasi
telah dieksploitasi untuk mempelajari pautan gen pada berbagai organisme,
metode ini sekarang secara luas dipakai untuk mentransfer plasmid-plasmid kecil
dari satu galur bakteri ke galur lainnya. Prinsip dari transformasi adalah dengan
ekstraksi DNA dari sel donor, kemudian dicampur dengan sel resipien yang telah
dibuat rentan terhadap masuknya molekul DNA melalui pori atau saluran dalam
dinding dan membran sel. Bila molekul DNA yang masuk berupa plasmid, maka
replikasi plasmid dapat dimungkinkan dengan genom inang yang baru selama
transformasi.
 Syarat Transformasi
Gambar 1 Proses Transformasi
Syarat transformasi bakteri transformasi dapat terjadi secara alami,
namun frekuensinya sangat rendah karena adanya syarat tertentu seperti kontak
antar sel, homologi dari DNA yang bersangkutan. Oleh karena itu, diperlukan
teknik elektroporasi untuk mempercepat transformasi. Elektroporasi adalah teknik
yang digunakan untuk membuka pori-pori pada membran sel dengan memberikan
tegangan listrik pada sel tersebut. Selain itu, ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi agar transformasi pada bakteri dapat berhasil. Pertama, DNA target harus
berhasil disisipkan ke dalam vektor. Kedua, vektor tersebut harus mampu
bereplikasi secara autonom dan berukuran kira-kira 1-500 kb serta merupakan
DNA sirkuler yang terdapat dalam bakteri. Ketiga, bakteri harus berada dalam
kondisi pertumbuhan logaritmik atau fase adaptasi agar lebih mudah menerima
DNA asing. Keempat, bakteri harus memiliki kemampuan untuk mereplikasi
vektor tersebut dan mengekspresikan gen yang diinginkan.
 Proses Transformasi
Tahap pertama, sel bakteri yang berperan sebagai donor DNA mengalami lisis (pecah)
kemudian DNA keluar dari sel dan menyebar dalam bentuk potongan (fragmen) DNA.
Tahap kedua, sebagian fragmen DNA donor ditarik oleh sel penerima. Tahap ketiga, DNA
donor yang sudah masuk ke sel penerima kemudian terpisah menjadi dua dan sebagian
DNA penerima meninggalkan tempatnya. Tahap keempat, DNA donor menggantikan
DNA penerima yang terlewatkan tadi hingga fragmen DNA donor menyatu dengan DNA
penerima. Tahap kelima, DNA rekombinan terbentuk sebagai hasil persilangan antara
DNA donor dan DNA penerima. Berdasarkan penelitian, tidak semua fragmen DNA donor
dapat menyatu dengan DNA penerima, karena hanya strain kompeten dari generasi bakteri
tertentu yang dapat ditransformasikan.
2. Transduksi
 Pengertian Transduksi
Transduksi adalah salah satu cara reproduksi seksual pada bakteri yang
melibatkan peran virus sebagai perantara dalam mentransfer DNA dari satu
bakteri ke bakteri lain. Virus fage yang telah menginfeksi suatu bakteri pada daur
litik maupun. lisogenetik akan mengandung partikel DNA Bakteri. Bila virus fage
tersebut menginfeksi bakteri lainya, maka terjadilah rekombinasi gen pada bakteri.
Proses transduksi dimulai ketika suatu bakteri diinfeksi oleh virus fage dan
kemudian mengalami lisis sehingga melepaskan fage beserta DNA yang
dimilikinya. Virus fage dan DNA tersebut kemudian menempel pada bakteri lain.
Kemudian virus fage tersebut memasukan DNA inang bakterinya yang lama ke
inang bakterinya yang baru sehingga terjadi rekombinasi gen antara dua bakteri.
Transduksi merupakan salah satu bentuk pertukaran materi genetik pada bakteri
bersama dengan transformasi dan konjugasi.
 Syarat Transduksi

Gambar 2 Proses Transduksi


Pertama, harus ada bakteri donor yang mengandung materi genetik yang akan
ditransfer. Kedua, harus ada bakteri penerima yang dapat menerima dan
memasukkan materi genetik yang ditransfer. Ketiga, harus ada bakteriofag yang
dapat menginfeksi baik bakteri donor maupun resipien. Selain transduksi, bakteri
juga dapat mentransfer materi genetik melalui konjugasi dan
transformasi. Konjugasi melibatkan kontak langsung antara dua bakteri melalui
pilus atau struktur jembatan, memungkinkan transfer plasmid atau elemen genetik
lainnya. Transformasi melibatkan pengambilan DNA bebas dari lingkungan oleh
sel bakteri yang kompeten. Secara keseluruhan, transduksi merupakan mekanisme
penting untuk transfer gen horizontal pada bakteri dan memainkan peran penting
dalam evolusi dan adaptasinya terhadap perubahan lingkungan.
 Proses Transduksi
Proses ini terjadi ketika bakteri mendapatkan DNA dari virus bakteriofag yang
menginfeksinya. Virus tersebut akan menyuntikkan materi genetik ke dalam sel
bakteri , dan materi genetik tersebut akan masuk ke dalam kromosom bakteri.
Setelah itu, virus fage dan DNA yang dimilikinya menempel pada bakteri
lain. Kemudian virus fage tersebut memasukan DNA bakterinya yang lama ke
bakterinya yang baru sehingga terjadi pertukaran materi genetik antar-bakteri.
Tahapan-tahapan transduksi pada bakteri adalah sebagai berikut: (1) Virus fage
menyerang sel bakteri dan menyuntikkan DNA-nya ke dalam sel; (2) DNA virus
fage menggabungkan dirinya dengan kromosom inang; (3) Sel inang menjadi
infeksius dan memproduksi banyak virus fage baru; (4) Saat beberapa fag virus
baru dibentuk, mereka membawa sebagian besar kromosom inang dari fag virus
DNA; (5) Virus fage baru ini kemudian dapat menyerang sel lain dan mentransfer
sebagian besar kromosom inang ke dalam sel baru. Dalam reproduksi aseksual,
seperti pembelahan biner, tidak ada materi genetik antara individu-individu yang
sama. Namun, melalui transformasi, transduksi, konjugasi, dan plasmid,
prokariota dapat melakukan reproduksi seksual dengan cara memindahkan materi
genetik dari satu individu ke individu lain.
3. Transkonjugasi
 Pengertian Transkonjugasi
Transkonjugasi pada bakteri adalah suatu proses transfer materi genetik secara
horizontal yang terdiri dari konjugasi dan transposisi. Konjugasi merupakan
proses transfer materi genetik (DNA) antarsel dengan memanfaatkan kontak
antarsel berupa pilus yang akan menghubungkan sel donor dan sel resipien.
Sedangkan transposisi adalah penguncian elemen loncat (transposon) ke
kromosom suatu bakteri. Transposon adalah sekuens DNA yang dapat berpindah-
pindah secara acak, baik pada kromosom sel yang sama maupun pada plasmid.
Proses transkonjugasi sudah banyak dimanfaatkan untuk direkayasa genetika.
Salah satunya adalah dalam memproduksi teicoplanin, suatu senyawa antibiotik
untuk mencegah dan menyembuhkan infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram
negatif,
seperti Staphylococcus aureus dan Enterococcus faecalis. Mutagenesis dengan
transposon merupakan salah satu metode untuk membuat mutan dengan cara
menyisipkan segmen DNA (transposon) ke dalam genom bakteri. Proses ini
dilakukan dengan cara konjugasi diparental mating, yaitu penyatuan dua sel
bakteri melalui jembatan pilus sehingga terjadi pertukaran materi genetik
antara kedua sel tersebut.
 Syarat Transkonjugasi

Gambar 3 Proses Transkonjugasi


Transkonjugasi adalah suatu proses transfer materi genetik secara
horizontal yang terdiri dari penguncian plasmid dari sel donor ke sel
penerima melalui jembatan sitoplasma yang disebut pilus. Syarat transkonjugasi
pada bakteri adalah adanya plasmid self-transmissible, seperti F plasmid, yang
dapat mentransfer dirinya sendiri ke sel penerima . Plasmid ini memiliki gen tra
yang mengkodekan protein-protein yang diperlukan untuk pembentukan pilus dan
transfer DNA. Selain itu , bakteri penerima harus memiliki reseptor di permukaan
selnya untuk menerima DNA dari luar.Proses transkonjugasi sudah banyak
dimanfaatkan sebagai rekayasa genetika dalam menghasilkan senyawa antibiotik
dan memelihara tanaman serta ekosistem. Salah satu contoh aplikasinya adalah
dalam menghasilkan teicoplanin, suatu senyawa antibiotik untuk mencegah dan
menyembuhkan infeksi yang diakibatkan oleh bakteri gram negatif, seperti
Staphylococcus aureus dan Enterococcus faecalis. Secara alami, teicoplanin
dihasilkan oleh Actinoplanes teichomyceticus. Dengan menggunakan proses
transkonjugasi, gen penyandi teicoplanin dari A. teichomyceticus mampu
dipindahkan ke bakteri pautan, seperti E. coli. Selain transkonjugasi, pertukaran
materi genetik pada bakteri juga dapat terjadi melalui transformasi dan transduksi.
Transformasi terjadi ketika bakteri mendapatkan DNA dari lingkungan sekitarnya
dan menyerapnya ke dalam tubuhnya. Sedangkan transduksi terjadi ketika virus
membawa fragmen DNA dari satu sel bakteri ke sel lainnya.
 Proses Transkonjugasi
Dalam proses transkonjugasi, sel yang memberikan materi genetiknya disebut sel
donor sedangkan sel yang menerimanya disebut sel resipien. Gen asal transfer
(Origin of transfer atau oriT) merupakan gen awal dalam proses konjugasi. Gen
ini berfungsi sebagai tempat awal pemotongan DNA donor oleh enzim
relaxase. Setelah itu, DNA donor akan melekat pada pilus dan masuk ke dalam sel
resipien melalui membran pori-pori. Setelah masuk ke dalam sel resipien, DNA
donor akan diintegrasikan ke dalam kromosom penerima bakteri melalui reaksi
rekombinasi homolog. Proses integrasi ini dipandu oleh protein Integrase
Xis. Setelah integrasi selesai, donor DNA akan mereplikasi dirinya sendiri
bersama-sama dengan kromosom penerima bakteri.

Anda mungkin juga menyukai