Anda di halaman 1dari 15

1. Bagaimana susunan gen dan kromosom pada bakteri?

apa perbedaannya
dengan susunan gen dan kromosom pada sel eukariotik?jelaskan dengan
gambar.
Jawab :
Kromosom pada bakteri bereplikasi didalam sel. gen prokariota terdapat pada
kromosom, yang terletak dalam suatu bagian pusat sitoplasma, yang
dinamakan daerah nuklear atau nucleoid.
Perbedaan dengan sel eukariotik yaitu ada tidaknya sel membran inti sel ,
memiliki dna yang lebih kompleks, memiliki intron dan ekson (Kusnadi,2019:2)

Sumber: Kusnadi.2019.

Susunan gen pada sel eukariotik :

Menurut Fred (2005) bahwa susunan gen sel eukariotik tersusun dari :

a. Daerah pengkode yaitu ekson dan intron yang mengkode RNA atau protein. Intron
merupakan sekuens yang tidak mengkode asam amino sedangkan ekson merupakan
bagian yang tidak mengkode menjadi asam amino.
b. Promotor
Promotor adalah urutan DNA spesifik yang berperan dalam mengendalikan transkripsi
gen structural dan terletak di daerah upstream (hulu) bagian gen. promotor berfungsi
sebagai tempat awal pendekatan enzim RNA polymerase yang nantinya melakukan
transkipsi pada bagian structural.
c. Operator
Operator merupakan urutan nukleotida yang terletak diantara promotor dan bagian
stukturan serta merupakan tempat pelekatan protein reseptor. Jika ada reseptor yang
melekat dioperator maka RNA polymerase maka ekspresiken tidak dapat berlangsung.
Selain adanya supresor juga terdapat enhancer. Supresor digunakan untuk menghambat
sedangkan enhancer digunakan untuk meningkatkan proses transkripsi dengan
meningkatkan jumlah RNA polymerase.
d. Terminator
Terminator dicirikan dengan susunan jepit rambut hairpin dan lengkungan yang kaya
akan GC yang terbentuk pada molekul RNA transkripsi.
(Fried, GH dan Hademenis, GJ. 2005. Biologi Edisi Dua. Jakarta: Erlangga).
Susunan gen pada bakteri :

Pada bakteri, unit herediternya disebut genom bakteri. Genom bakteri lazimnya
disebut sebagai gen saja. Susunan Gen pada bakteri biasanya terdapat dalam molekul DNA
(asam deoksirinukleat) tunggal, meskipun dikenal pula adanya materi genetik di luar
kromosom (ekstra kromosomal), yang di sebut plasmid, yang tersebar luas dalam populasi
bakteri. Meskipun bakteri bersifat haploid, transimisi gen dari satu generasi ke generasi
berikutnya berlangsung secara linier, sehingga pada setiap siklus pembelahan sel, sel
anaknya menerima satu set gen yang identik dengan sel induknya.

(Yuwono, T. 2005. Biologi Molekuler. Jakarta: Erlangga)

Susunan kromosom pada sel eukariotik :

Struktur kromosom eukariotik mengacu pada tingkat pengemasan dari


molekul DNA mentah ke struktur kromosom yang terlihat selama metafase
dalam mitosis atau meiosis . Kromosom mengandung untaian panjang DNA yang
mengandung informasi genetik. Dibandingkan dengan kromosom prokariotik,
kromosom eukariotik ukurannya jauh lebih besar dan kromosom linier.
Kromosom eukariotik juga disimpan dalam nukleus sel.

(Fried, GH dan Hademenis, GJ. 2005. Biologi Edisi Dua. Jakarta: Erlangga).

Susunan kromosom pada bakteri :


Susunan kromosom pada bakteri yang terdiri dari DNA yang mempunyai berat lebih
kurang 2-3% dari berat kering satu sel. Dengan mikroskop elektron, DNA tampak sebagai
benang-benang fibriler yang menempati sebagian besar dari volume sel. Molekul DNA bila
diekstraksi dari sel bakteri biasanya mempunyai bentuk yang sirkuler, dengan panjang kira-
kira 1 mm. DNA ini mempunyai berat molekul yang tinggi karena terdiri dari heteropolimer
dari deoksiribonukleotida purin yaitu Adenin dan Guanin dan deoksiribonukleotida pirimidin
yaitu Sitosin dan Timin.

(Yuwono, T. 2005. Biologi Molekuler. Jakarta: Erlangga)

2. Bagaimana cara bakteri melakukan reproduksi?bagian tubuh bakteri apa


yang digunakan?
Jawab :
Bakteri melakukan reproduksi dengan dua cara yaitu aseksual dan seksual

1. Aseksual

Reproduksi aseksual disebut juga reproduksi vegetatif (tidak kawin). Terjadi dengan 3
cara yaitu : Pembelahan Biner Melintang, Pertumbuhan Tunas, dan Fragmentasi.
a. Pembelahan Biner Melintang
Pembelahan biner melintang adalah suatu proses reproduksi aseksual, setelah
permukaan dinding sel melintang, maka sebuah sel tunggal membelah menjadi dua sel.
Masing- masing sel baru disebut sel anak. Pada proses pembelahan
selnya,mengakibatkan terbentuknya dua organisme baru.

Pembelahan Biner dapat dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut :
(1) Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus.
(2) Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang.
(3) Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yangidentik.
Keterangan Gambar :

 Replikasi DNA danelongasi.


 Dinding sel membran plasmamembelah.
 Septum terbentuk dan DNAterpisah.
 Sel terpisah menjadi 2 (pemisahan sel menjadi dua) dan setiap sel mengulangi proses.

a. Pertumbuhan Tunas
Untuk metode pertumbuhan tunas, pada sel bakteri reproduksi dimulai dengan tumbuh
dan berkembangnya sebuah tonkolan kecil pada salah satu ujung sel. Tunas ini
mereplikasi genom, tumbuh membesar, menjadi sel anakan, dan pada akhirnya
memisahkan diri dari sel induknya untuk menjadi bakteri baru.

Pembentukan tunas bermula dari pertumbuhan bagian sel ke arah luar yang terus
membesar hingga menyamai sel induk, dan akhirnya memisahkan diri menjadi sel baru.
b. Fragmentasi

Bakteri berfilamen (seperti Actinomycetes) melakukan reproduksi dengan menghasilkan


konidiospora (spora reproduktif) yang tumbuh menjadi individu baru. Actinomycetes
memproduksi spora pada bagian ujung filamen sel.

(https://www.gurupendidikan.co.id/reproduksi-bakteri/)

2. Reproduksi seksual

Reproduksi seksual bakteri bisa terjadi melalui mekanisme rekombinasi gen melalui tiga
cara, yaitu konjugasi, transduksi, dan transformasi.

a. Konjugasi

Konjugasi adalah tahap reproduksi seksual pada bakteri yang ditandai dengan
pemindahan materi genetik secara langsung. Pemindahan itu terjadi dari satu bakteri ke
bakteri lain melalui jembatan konjugasi. Adapun tahapan yang terjadi di dalam
konjugasi adalah sebagai berikut.
 Dua sel bakteri saling mendekat hingga akhirnya terbentuk struktur jembatan yang
menghubungkan antara kedua sel.

 Terjadi transfer kromosom dan plasmid.


 Untuk bakteri yang menerima kromosom dan plasmid, materi genetiknya menjadi
materi genetik rekombinan.
 Bakteri dengan materi genetik rekombinan akan memisahkan diri. Akibatnya,
terbentuk dua sel anakan dengan sifat baru (rekombinan).
Tidak semua bakteri melakukan konjugasi. Contoh bakteri yang melakukan konjugasi
adalah Salmonelli typhi dan Escherichia coli (menggunakan pilus seks).

b. Transduksi

Pada proses transduksi melibatkan peran organisme lain, yaitu virus. Itulah mengapa
rekombinasi gen antara dua bakteri dijembatani oleh virus fag (bakteriofag). Virus yang
paling sesuai digunakan untuk proses transduksi ini adalah virus fag temperat. Hal itu
karena virus ini mampu bereplikasi secara litik dan lisogenik. Adapun tahapan dalam
transduksi adalah sebagai berikut.

 Bakteri diinfeksi oleh virus fag, sehingga virus mengandung DNA bakteri tersebut.
 Virus fag tersebut kemudian akan menginfeksi bakteri-bakteri lainnya. Akibatnya,
terbentuk bakteri baru dengan rekombinasi gen sesuai dengan rekombinasi gen pada
virus penginfeksinya.
 Terbentuklah bakteri-bakteri rekombinan.

c. Transformasi

Jika pada konjugasi bakteri akan memindahkan materi genetiknya melalui jembatan
penghubung, pada transformasi tidak demikian. Pada transformasi, materi genetik akan
dipindahkan oleh bakteri secara langsung atau tidak melalui jembatan penghubung
(jembatan konjugasi). Namun, tidak semua bakteri mampu memindahkan materi
genetiknya secara langsung.
(Laeli, 2011. Perkembangbiakan bakteri. Medan: Universitas Dharmawangsa)
3. PERBEDAAN BAKTERI GRAM POSITIF DAN NEGATIF
Jawab :

a. Bakteri Gram positif adalah bakteri yang dinding selnya menyerap warna violet dan
memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal. Contoh bakteri Gram positif, yaitu
Actinomyces, Lactobacillus, Propionibacterium, Eubacterium, Bifidobacterium,
Arachnia, Clostridium, Peptostreptococcus, dan Staphylococcus.

b. Bakteri Gram negatif adalah bakteri yang dinding selnya menyerap warna merah,
dan memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis. Lapisan peptidoglikan pada bakteri Gram
negatif terletak di ruang periplasmik antara membran plasma dengan membran luar.
Contoh bakteri Gram negatif, yaitu Azotobacter, Rhizobium leguminosarum, Neisseria
gonorrhoeae, Haemophilus influenzae, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, dan
Helicobacter pylori.

Bakteri Gram negatif yang bersifat patogen lebih berbahaya daripada bakteri Gram
positif, karena membran luar pada dinding selnya dapat melindungi bakteri dan sistem
pertahanan inang dan menghalangi masuknya obat-obatan antibiotik. Senyawa
lipopolisakarida pada membran luar bakteri Gram negatif dapat bersifat toksik (racun)
bagi inang.
- Gram positif: mempunyai membran plasma tunggal yang dikelilingi dinding sel berupa
peptidoglikan (20-80 nm),lebih tebal jika dibandingkan dengan bakteri gram negatif.
Tetapi tidak mempunyai membran luar dan dalam. Sebagian besar tersusun dari
peptidoglikan sebagian lagi terdiri dari polisakarida lain dan asam teikoat.

- Gram negatif: terdiri lapisan membran luar dan membran dalam(membran ganda),
diantaranya terdapat lapisan peptidoglikan setebal 2-7 nm, tebal membran luar 7-8 nm
tersusun dari polisakarida, lipid, dan protein.
Gambar lipopolisakarida yang terdapat dalam bakteri gram negative.

Ciri Perbedaan karakteristik antara bakteri gram positif dan gram negatif:

1. Dinding sel
 Gram positif
Homogen dan tebal (20-80 nm) sebagian besar tersusun dari peptidoglikan
sebagian lagi terdiri dari polisakarida lain dan asam teikoat.
 Gram negatif
Terdiri lapisan membran luar dan membran dalam, diantaranya terdapat lapisan
peptidoglikan setebal 2-7 nm, tebal membran luar 7-8 nm tersusun dari
polisakarida, lipid, dan protein.
2. Bentuk sel 
 Gram positif : bulat, batang atau filamen.
 Gram negatif : bulat, oval, batang lurus atau melingkar seperti koma, heliks atau
flamen, dan beberapa memiliki kapsul pelindung.
3. Reproduksi
 Gram positif : pembelahan biner.
 Gram negatif : pembelahan biner, kadang pertunasan.
4. Metabilosme
 Gram positif: kemoorganoheterotrof.
 Gram negatif: fototrof, kemolitoaotutrof, kemoorganoheterotrof.
5. Alat gerak
 Gram positif: kebanyakan nonmitil, bila memiliki motil maka tipe flagelanya
adalah petritrikus.
 Gram negatif: motil dan non motil, bentuk flagela bervariasi, polar, iopotrikus dan
petritrikus.

Perbedaan Bakteri Gram Positif (+) dan Gram Negatif (-)

 Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen
dinding selnya.  Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi
peptidoglikan yang tebal  sedangkan bakteri negatif lapisan peptidoglikogennya
tipis.
 Bakteri gram positif tidak memiliki membrane luar sedangkan bakteri gram
negative memiliki membrane luar.
 Bakteri gram negative tidak dapat mempertahankan zat warna Kristal violet
setelah dicuci dengan menggunakan alkohol atau aseton. Sedangkan bakteri gram
posotif kebalikannya.
 Bakteri gram positif memiliki ketebalan dinding sel sekitar 20-30 nm. Disisi lain
bakteri gram negative hanya memiliki ketebalan dinding sel sekitar 8-12 nm.
 Dinding sel pada bakteri gram positif sangat halus, sedangkan pada bakteri gram
negative memiliki dindi ngsel yang bergelombang serta bersentuhan dengan
membrane plasma hanya dibeberapa lokus.
 Bakteri gram positif memiliki kandungan lemak di dinding sel yang sangat rendah,
disisi lain kandungan lemak pada dinding sel bakteri gram negative sekitar 20-
30%.

4. CARA MEMBEDAKAN BAKTERI GRAM POSITIF DAN NEGATIF


MENGGUNAKAN TEKNIK PEWARNAAN
Jawab :
Bakteri gram-positif adalah bakteri yang mempunyai dinding sel berwarna violet. Bakteri
ini akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara
bakteri gram negatif tidak.
Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang dinding sel nya menyerap warna merah dan
tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram.
Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies
bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan
sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya,
ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini
pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella
pneumoniae.

Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat
tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya.
Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak
mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh bakteri yang tergolong bakteri
tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus
Nocardia. Bakteribakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat
lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel tersebut
relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut
tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram.

Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :


 Zat warna utama (violet kristal)
 Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan
warna utama.
 Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang
digunakan uantuk melunturkan zat warna utama.
 Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-
sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alcohol.

Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu
pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan mempertahankan zat warna
metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak.
Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah
metil ungu, yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau
merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini
berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.

Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu


1. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.
2. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.
3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.
4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin

Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding
selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel  dan membran sitoplasma
organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme
gram negatif dengan pencucian alcohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram
positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50nm)
sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).

Bakteri yang terwarnai dengan metode ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bakteri
Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif. Bakteri Gram positif akan mempertahankan zat
pewarna kristal violet dan karenanya akan tampak berwarna ungu tua di bawah
mikroskop. Adapun bakteri gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet
setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan
zat pewarna air fuchsin atau safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan warna ini
disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya.
Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah
metil ungu, yang membuat bakteri gram positif tetap berwarna ungu karena dinding sel
nya meyerap warna ungu dan semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau
merah muda karena dinding sel nya menyerap warna merah. Pengujian ini berguna untuk
mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan pada perbedaan struktur dinding
sel mereka.

Anda mungkin juga menyukai