Secara umum reproduksi jamur dibagi menjadi 2 tipe, yaitu: reproduksi aseksual
dan reproduksi seksual.
Aseksual terjadi dengan tiga cara yaitu :
-pembentukan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler,
- pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium)
-dan pembentukan spora aseksual.
Spora aseksual terdiri dari sporangiospora dan konidiospora yang bersifat haploid
(n) . Sporangiospora : dihasilkan dari pembelahan mitosis sel dalam kotak spora
(sporangium) yang terdapat pada ujung sporangiofor (struktur yang mendukung
sporangium). Konidiospora : dihasilkan dari pembelahan mitosis sel pada ujung
konidiofor (pendukung konidia).Perhatikan gambar sporangiospora dan konidiospora
di bawah ini :
Seksual : dengan pembentukan spora seksual,
yang terjadi secara Singgami, yaitu penyatuan sel atau hifa yang berbeda jenis.
Singgami terdiri dari 2 tahap, yaitu plasmogami (penyatuan plasma sel)
dankaryogami (penyatuan inti sel). Plasmogami menghasilkan sel atau hifa berinti 2
(dikarion) yang haploid (n), kemudian hifa tersebut akan mengalami penyatuan inti
membentuk keturunan berinti satu (monokarion) yang diploid (2n), kemudian
membelah secara meiosis membentuk spora seksual yang haploid. Spora seksual
dapat berupa zogospora, askospora, dan basidiospora. Lihat gambar spora seksual
di bawah ini :
Kesimpulan
:Reproduksi jamur uniseluler:
Aseksual(Membentuk tunas, membentuk spora)
Seksual(membentuk spora askus)
REPRODUKSI BAKTERI
Reproduksi Bakteri secara Aseksual
Bakteri melakukan reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner, yaitu
dari satu sel menjadi dua sel, dari dua sel menjadi empat sel, dari empat Sel
menjadi delapan sel, dan seterusnya. Pembelahan ini terjadi secara amitosis (secara
langsung), yaitu tidak melalui tahap-tahap tertentu seperti pada pembelahan
mitosis. Pada umumnya, bakteri mampu membelah sekitar 1 3 jam sekali.
Sebagai contoh, Escherichia coli membelah setiap 20 menit sekali. Dalam waktu
singkat, jumlah sel dalam koloni akan terus berlipat ganda dan suatu generasi ke
generasi berikutnya. Namun, pertumbuhan koloni bakteri akan melambat pada titik
tertentu, yaitu ketika kehabisan nutrisi atau terjadi penumpukan sisa-sisa
metabolisme yang meracuni bakteri itu sendiri.