Transformasi adalah suatu proses transfer genetic dengan bantuan potongan DNA
ekstraseluler. Transformasi bakteri pertama kali diamati oleh F.Griffith dan Oswald Avery dkk
yang membuktikan bahwa DNA bertanggung jawab terhadap perubahan genetic yang terjadi
akibat transformasi.
Pada transformasi alami, bakteri mampu mengambil fragmen DNA secara alami sehingga
mengalami transformasi secara genetic, contohnya Bacillus subtilis. Sedangkan transformasi
buatan, secara genetik bakteri diubah terlebih dahulu agar memungkinkan mengalami
transformasi, contohnya E.coli.
Proses Transformasi
Tahap 1: Molekul DNA untung DNA ganda berikatan pada tapak reseptor yang terdapat di
permukaan sel
Tahap 3: Konversi molekul DNA donor yang berupa unting ganda menjadi molekul tunggal
melalui degradasi nukleotida
Tahap 4: Integrasi seluruh atau sebagian unting tunggal DNA donor tersebut ke dalam kromosom
resipien.
Tahap 5: Segregasi dan ekspresi fenotipik gen donot yang telah terintegrasi.
Pemetaan Kromosom Bakteri Melalui Kejadian Transformasi
Seperti halnya pada makhluk hidup eukariotik, rekombinasi transformasi pada bakteri
dapat dimanfaatkan untuk pemetaan kromosom bakteri. Secara operasional transformasi dapat
digunakan untuk mengungkap pautan gen, urutan gen, serta jarak peta. Penanda-penanda
genetik pada kromosom donor yang digunakan berdekatan satu sama lain. Dalam hal ini jika
letak penanda-penanda tersebut pada kromosom donor berjauhan, maka penanda-penanda itu
tidak akan pernah terbawa molekul DNA pentransformasi yang sama; penanda-penanda itu selalu
terletak pada fragmen DNA yang berlainan.
Urutan gen pada kromosom bakteri, sebagaimana yang telah dikemukakan, dapat juga
ditetapkan atas dasar data transformasi. Sebagai contoh, jika gen p dan q sering mengalami
kontransformasi, demikian pula gen p dan o juga sering mengalami kotransformasi, tetapi gen o
dan gen p jarang mengalami kotransformasi, maka tentu saja urutan gen pada kromosom bakteri
itu adalah p-q-o.
Berkenaan dengan pemetaan gen pada kromosom bakteri, pada saai ini orang dapat
memperoleh atau mendapatkan peta suatu fisik gen-gen, dalam arti suatu peta lokasi fisik relative
gen-gen sepanjang molekul DNA. Seperti diketahui para ahli genetika memang dapat mengontrol
ukuran fragmen-fragmen DNA yang digunakan pada sesuatu percobaan transformasi.
Fag yang terlibat pada proses transduksi ini tergolong yang bersifat virulen maupun yang
virulen sedang. Fag virulen selalu memperbanyak diri dan memecahkan sel inang setelah infeksi.
Di lain pihak fag yang bersifat virulen sedang mempunyai dua alternatif pilihan setelah infeksi,
yaitu menjalani siklus litik atau menjalani jalur lisogenik.
Berkenaan dengan siklus lisogneik, sebagai mana yang ditujukan pada gambar 12.2.
kadang-kadang mekanisme yang mempertahankan kromosom fag tetap terintegrasi dengan
kromosom inang terganggu atau hilang, yang berakibat kromosom fag berpisah lagi dari
kromosom inang, dapat juga di induksi oleh faktor lingkungan semacam radiasi sinar ultraviolet.
Perlu diperhatikan bahwa terintegrasinya kromosom fag ke dalam kromosom inang terjadi melalui
mekanisme rekombinasi tapal.
Macam Transduksi
Dewasa ini dikenal dua tipe transduksi yaitu transduksi umum (generalized transduction)
dan transduksi khusus (specialized transduction) atau transduksi terbatas (restricted transduction).
Fenomena transduksi tersebut ditemukan tatkala para peneliti tersebut tengah mengkaji apakah
suatu mekanisme konjugasi terjadi pada bakteri salmonella typhlmurium.
Pertanyaan