Anda di halaman 1dari 8

SENJATA MAKAN TUAN

BABAK 1
Hari ini hari selasa, Kelas 8G di SMP Pancasila kedatangan murid baru dari luar kota. Kedatangan
murid baru itu membuat para murid di kelas pun penasaran dengan anak baru itu.

Pak Habibi (Habib) : (Masuk ke dalam kelas) Selamat pagi anak-anak!

Anak-anak : Pagi pak!

Pak Habibi (Habib) : Anak-anak, jadi kalian hari ini kedatangan teman baru, silahkan perkenalkan
dirimu nak.

Lyrana (Bunga) : (ke depan kelas) Hai teman-teman-

Sera (selena) : hadehh, masa nambah lagi anak culun di kelas kita

Iren (ayu) : bisa aja dah lo ser, hahaha

Brax (saad) : (berdiri dan menghentakkan meja) apaan dah kalian! Dia masi anak baru loh.

Sera (selena) : lah kan bener, liat aja dah penampilannya. Bikin ogah bet buat di liat, hahaha.
(menjawab dengan santai).

Pak Habibi (habib) : (menatap para muridnya kesal) anak-anak tolong diam. (menatap Kembali kea
rah Lyra) nak Lyra, silahkan lanjutkan perkenalanmu.

Lyrana (bunga) : baik pak, kenalin aku Akira Lyrana, panggil saja Lyra. Aku pindahan dari SMP Arjuna.
Salam kenal semua!, semoga kitab isa berteman baik ya.

Anak-anak : Hai juga, Lyra!

Sukijat (Ijat) : Kiw-kiw cewek!

Anak-anak : HAHAHAHAH!

Anna (Aira) : Huu! Sukijat moduuss!

Pak Habibi (Habib) : Kalian ini selalu saja berulah, sudah-sudah! Lyra, kamu mau duduk dimana nak?

Lyrana (Bunga) : Saya duduk di sebelah cewe itu boleh kan, pak? (menunjuk Ceryl).

Ceryl (Via) : (terkejut) Lo nunjuk gua? Dih ogah kali sebangku sama lo.

Pak Habibi (Habib) : Ceryl! Kamu tidak boleh seperti itu!

Ceryl (via) : Aelah pak, gitu daong. Pokonya saya ga mau sampe sebangku sama dia.

Pak Habibi (Habib) : (menghela nafas sembari kebingungan)


Rey (raka) : Lyra duduk sama saya aja, Pak!

Anak-anak : Cieeee……!

Pak Habibi (Habib) : Yasudah, Lyra kamu duduk di sebelah Rey saja ya, nak.

Lyra (bunga) : Baik, pak.

Rey (raka) : (tersenyum licik)

BABAK 2
Dua jam pelajaran sudah berlalu. Sekarang waktunya jam pelajaran IPA, yaitu Pak Benji di mulai.
Tetapi kebetulan para guru sedang rapat, jadi kelas 8G pun jam kosong.

Lyra (bunga) : (sedang menulis buku harian)

Rey (raka) : Ekhemm. (panggilan untuk teman-temannya)

Sera (selena) : (jalan mendekati mereka) hi, lyra! Kenalin, gua Sera temen deket Rey!

Lyra (bunga) : ah iya, salam kenal.

Sera (selena) : kayanya lo ini anak rajin ya? Boleh gua bantuin ga? (mengambil buku harian milik Lyra
lalu menyobek salah satu halamannya).

Rey dan teman-temannya : Pffttt!

(murid-murid kelas yang penasaran pun mengelilingi meja mereka)

Lyra yang merasa kesal pun pergi meninggalkan kelas dengan kesal dan penuh amarah.

Ceryl (via) : gitu doang nyerah? Hahaha

Rey (raka) : anak cupu ternyata.

Sukijat (ijat) : lololo, mbaknya ngambek a?


BABAK 3
Saatnya bel istirahat berbunyi. Semua murid berhamburan keluar kelas. Lyra, Rey, dan kawan-
kawannya pun pergi ke kantin.

(rey dan kawan-kawannya sedang menikmati jajanan yang di belinya disalah satu meja kantin).

membawa segelas air lalu berjalan meninggalkan kantin namun tidak sengaja menabrak rey yang
sedang duduk hingga minuman yang dibawa tumpah dan sedikit mengenai baju rey.

Rey : (berdiri dengan penuh kesal) Udah berani lo sama gua sekarang? Maksud lo apa hah?!

Lyra : m-maaf, aku ga sengaja

Rey : mau bales dendam lo?

Ceryl : ngapain lo (mendorong bahu Lyra)

Iren (ayu) : salah sasaran dah kalo lo mau bales dendam. (sembari mendorong Lyra)

Rey : rasain nih bales dendam! (meraih minuman Lyra kemudian menyiramkanya ke Lyra)

Anna dan Brax yang melihat Lyra di perlakukan seperti itu oleh Rey dan kawan-kawannya pun
langsung mendekat dan berusaha untuk membela Lyra. Brax yang melihat Lyra sudah terguyur basah
pun memberikan jaket yang semula ia gunakan kepada Lyra.

Lyra : makasih (berbisik pelan kepada Brax)

Anna : udah-udah, ribut mulu. Lo ngapain sih Rey, Lyra masi anak baru juga, ga usah bikin gara-gara
bisa ga sih lo?!.

Brax : tau dah. Apa-apaan dah lo Rey? Mau caper lo?

Rey : ogah banget gua caper. Lo juga Ann, mau jadi sok pahlawan?

Anna : bukannya gua sok mau jadi pahlawan, gue bela lyra ya karna gue tau dia ga salah sama lo!

Suasana semakin memanas. Brax dan Anna beradu mulut dengan Rey dan kawan-kawan nya. Tanpa
mereka sadari, rupanya ada seseorang yang diam-diam merekam pertengkaran mereka.

Pak Habibi : (datang secara tiba-tiba) ada apa ini kalian ribut-ribut di kantin?

Anna: begini pak, Rey dan teman-temannya Kembali berbuat ulah. Masa mereka melakukan
Tindakan kekerasan kepada anak baru?

Rey : (menatap pak Habibi)

Pak Habibi : sudah-sudah, perkara kecil begini saja masa kalian ributkan. Saya tahu sendiri Rey bukan
anak yang seperti itu. Sudah kalian jangan ribut lagi. (menjauh pergi meninggalkan mereka).
rey yang mendapat pembelaan dari Pak Habibi pun tersenyum karena ulahnya bahkan tak di usik
oleh guru sekalipun.

Rey : (menatap Anna sembari tersenyum licik) lo liat sendiri kan? Bahkan guru juga mihak ke gua.

Anna : dih? Lo pikir gue ga tau kalo lo anak pak Habibi, Andai pak Habibi tau kalo tingkah lo di
belakang beliau kaya gini. (terasenyum remeh)

Rey : lo tau darimana? Awas aja ya lo sampe lo laporin ke pak Habibi, bakal abis lo.

Iren : dahlah rey, mending kita cabut ae.

Rey yang masih kesal dengan Anna hanya bisa menatapnya dengan penuh kesal. Rey dan kawan nya
pun meninggalkan kantin dan entah kemana mereka perginya. sementara rey dan kawan nya pergi,
anna dan brax pun menenangkan lyra.

Anna : gua kesel banget deh sama Rey sumpah. gimana kalau kita cari bukti buat ngelaporin dia ke
guru BK?

Brax : boleh juga ide lo, ann.

Lyra : sorry ya, kalian jadi repot gegara aku.

Brax : santai, Ly.

Lyra, Anna, dan Brax pun meninggalkan kantin dan Kembali ke kelas. Sejak saat itu mereka
memutuskan untuk mulai mengumpulkan bukti-bukti untuk memasukkan rey dan kawannya ke
dalam BK.

BABAK 4
Keesokan harinya, Anna menghampiri Brax.

Anna : Brax, lo inget ga sih, waktu ada kejadian di kantin kemarin, lo ngerasa kayak ada yang
ngerekam ga si?

Brax : iya iya, gua tau orangnya. Gua ngerasa kalo si jamal yang ngerekam, gua sempet liat dia
ngangkat hp dikantin kemarin.

Anna : yaudah, gimana kalo nanti pas istirahat kita langsung tanyain aja?

Brax : bagus juga ide lo akhir-akhir ini ann, gas lah.

Waktu istirahat pun tiba, dan tentunya Rey dan kawan-kawannya pun sudah keluar dari kelas. Kini
hanya tersisa bebrapa anak, termasuk Brax dan Anna.
Brax dan Anna : (berjalan menghampiri Jamal di bangku pojok)

Brax : oit Mal, lo kemarin ke kantin ga?

Jamal : yaiyalah bro.

Brax : gua sempet liat lo ngerekam kejadian kemarin, bener kaga lo yang ngerekam kejadian nya?

Jamal : iya bro, seru banget jadi gua rekam hehe, bahkan rekaman nya masi gue simpan.

Anna : gua kirain lo ga sengaja ngerekam, malah gua kirain uda lo hapus rekamannya.

Jamal : ya kaga lah. Hp gua mah 10 terabox, emg mau buat apaan dah? (sambal mengeluarkan hp
nya)

Anna : diihhh kepooo. Buruan kirim ke gua mal!

Brax : busett. Keren bener hp lo mal. Minjem napa bentaran. (menarik hp Jamal)

Jamal : yaiyalah gua gitu loh..

Anna : udah-udah! Brax, lo lupa tujuan awal kita ke sini cumin nanyain bukti?! Malah ngebahas hp
lo!!

BABAK 5
Sepulang sekolah, Bu Dina melihat pintu ruang cctv terbuka. Hal itu amat membuat Bu Dina
penasaran. Karena rasa penasaran nya ini sudah tak bisa di tahan, ia pun memutuskan untuk
mengecek ruang cctv tersebut.

Bu Dina (dinar) : (terkejut karena melihat Rey di dalam ruangan cctv) Loh nak Rey? Kamu ngapain
disini nak?

Rey : a-anu bu, saya cuma mau ngambil barang ayah yang ketinggalan.

Bu Dina : (sedikit lega) oalah nak, saya kira lagi ngapain. Yasudah, lain kali kalua kamu kesini jangan
sendirian ya nak.

Rey : iya bu, maaf saya sempat mengagetkan ibu. Permisi

(Rey keluar dari ruang cctv dan langsung bergegas untuk pulang)

BABAK 6
Hari demi hari pun berlalu. Anna dan Brax sudah mendapatkan bukti yang cukup untuk melaporkan
Rey ke guru BK. Tanpa menunggu waktu yang lama lagi, mereka pun memutuskan untuk segera
melaporkan ke BK.

Anna dan Brax : (berada di depan ruang BK)

Brax : Assalamualaikum, permisi Bu Dina


Bu Dina : Waalaikumsalam. Silahkan masuk nak.

Brax : (memasuki ruang BK) permisi bu

Bu Dina : silahkan duduk nak, ada apa ini? Kok tumben kesini?

Anna : jadi begini Bu, saya ingin melaporkan kelakuan Rey selama ini yang selalu tertutupi. Saya
merasa kelakuan Rey kali ini sudah melebihi batas. (anna memberikan bukri rekaman)

Bu Dina : (menonton rekaman bukti yang di berikan oleh Anna) loh nak? Ini nggak mungkin terjadi.
Saya ingat, bahwa Pak Habibi sendiri pernah berkata jika Rey bukanlah anak yang nakal.

Brax : gini deh Bu, Ibu pernah ngga ngerasa janggal dengan rekaman cctv sekolah kita? Masa setiap
ada kasus yang melibatkan Rey, rekaman cctv sekolah pasti hilang.

Bu dina : (merenung dan berfikir)

Brax : kemungkinan itu ulah Rey, Bu.

Bu Dina : lalu bagaimana kamu bisa tahu kalau Rey lah yang menghapus rekaman cctv sekolah?

Brax : bagaimana tidak bu? Setiap kali ada masalah, selain rekaman cctv sekolah hilang, saya juga
sering kali melihat Rey keluar dari ruang cctv bu.

Bu Dina : hm, kalau saya pikir-pikir apa yang kalian katakan ada benarnya juga. Yasudah, nanti saya
pertimbangkan lagi. Kalau begitu, nanti saya akan panggilkan Rey beserta anak-anak lain yang
sekiranya bersangkutan, serta wali murid dari Rey.

Anna dan Brax : (saling menatap sebentar) baik Bu, terima kasih banyak atas kerja sama nya.

BABAK 7
Kini di ruang BK sudah terkumpul 6 orang. Bu Dina, Pak Habibi selaku wali murid Rey, Iren, Ceryl,
Sera, selaku kawan-kawan Rey yang bersangkutan, dan yang terakhir ialah, Rey.

Bu Dina : (mengamati mereka satu persatu ; menarik nafas) baiklah, apakah kalian sudah tahu apa
alasan saya memanggil kalian kemari?

Rey : (gugup) eee… maaf Bu, kami belum tahu.

Bu Dina : lantas ini apa nak? (menunjukkan bukti rekaman)

Rey : (menatap kawan-kawan nya dengan penuh amarah)

Kawan-kawan Rey : (panik)

Sera : ini ga bener bu. Pasti ini ada yang ngefitnah kami.

Rey : benar bu kata Sera. Ibu tahu sendiri kan kalau saya anaknya pak Habibi? Jadi saya juga tidak
mugkin melakukan hal-hal yang dapat menjelekkan nama beliau. Apa lagi dengan cara seperti ini.

Bu Dina : tidak menutup kemungkinan, jika kamu melakukan hal seperti ini nak Rey. Apa saya perlu
memanggil korban-korban dari kekerasan kalian?

Kawan-kawan Rey : tidak Bu!


Bu Dina : jadi benar, jika kalian yang melakukan itu?!

Kawan-kawan Rey : (mengangguk pasrah)

Bu Dina : ah iya, ibu ingin bertanya satu hal lagi kepada Rey, mengapa tiap kali ibu menerima laporan
mengenai kejahatan siswa yang berkaitan dengan mu, mengapa rekaman cctv selalu hilang?

Rey : eee.. itu saya kurang tahu bu..

Bu Dina : lantas mengapa saya sering menjumpai kamu memasuki ruangan cctv sendirian?

Rey : i-itu bu, saya hanya mengambil barang-barang ayah yang ketinggalan.

Bu Dina : memangnya barang ayahkamu yang ketingalan selalu pas dengan hal-hal kejadian seperti
ini?
rey : eee…

Bu Dina : sudahlah nak Rey, lebih baik kamu mengakui perbuatan mu saja. Ibu juga sudah
mengetahuinya. Lantas bagaimana caramu menyelinap masuk kedalam ruang cctv?

Rey : itu… saya mengambil kunci ruang cctv diam-diam di laci ayah bu..

Pak Habibi : (menoleh terkejut seakan tak percaya apa yang telah di lakukan oleh putranya).

Bu Dina : pak Habibi, apa anda sudah mengetahui apa yang putra anda lakukan pak?

Pak Habibi : saya tidak mengetahui apa-apa bu Dina, bahkan Ketika saya mendengar pengakuan Rey,
saya begitu terkejut mendengar apa yang telah di lakukan oleh nya.

Bu Dina : (menarik nafas dalam-dalam) huh.. maaf pak Habibi, tetapi kasus ini tetap harus saya
tindak lanjuti.

Pak Habibi : tak perlu meminta maaf bu Dina. Ini sudah seharusnya karena Rey telah berbuat, ia
harus mendapat konsekuensi nya.

Bu Dina : (hanya mengangguk dan Kembali menatap anak-anak)

Pak Habibi, Rey dan kawan-kawan nya pun keluar dari ruangan BK dengan perasaan yang
bercampur-aduk. Sementara di luar, sudah ada Anna, Lyra, Brax dan Jamal yang telah menunggu.
Mereka yang semula duduk pun seketika berdiri ketika melihat Rey dan kawannya telah keluar dari
ruang BK.

Pak Habibi : (menahan amarah) Rey! (dengan nada sedikit membentak) ayah benar benar kecewa
denganmu. Ayah, menjadi guru bukan berarti agar kamu bisa bertingkah semena-mena dan
seenaknya. Kamu sudah sangat keterlaluan Rey. Sekarang ayah minta kamu dan kawan-kawan mu
untuk meminta maaf kepada para korban mu nak.

Rey : maaf telah membuat ayah kecewa..

Kawan-kawan Rey : (menunduk) baik, pak.

Rey dengan sigap langsung berjalan menuju Lyra, Anna dan Brax.
Rey : Maafin gua ya, terutama Lyra. Gua keterlaluan banget ya? Sorry, karena gua udah kasarsama
kalian, terutama Lyra. Padahal lo murid baru yang ga punya salah ke gua, selama ini gua ga pernah
mikirin perasaan orang lain letika gua berbuat sesuatu. Maaf, maaf, dan maaf. Ly (sedikit
membungkuk menyesal akan perbuatan yang telah ia lakukan)

Anna : makanya lain kali jangan bertindak seenaknya. Lain kali kalo mau bertindak di pikir dulu, terus
jangan jadi anak yang pedendam, ga baik tau!.

Brax : sekarang lo udah ngerasain sendiri kan akibatnya.

Rey : iya, maafin gua ya.

Pak Habibi : (tersenyum lega)

Mau tidak mau, cepat atau lambat, Rey dan kawan-kawan nya tetap akan mendapat konsekuensi
dari apa yang telah ia perbuat.

END

Anda mungkin juga menyukai