Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK


MODUL I : PENYAMBUNGAN SERAT OPTIK MENGGUNAKAN
FUSION SPLICER

DISUSUN OLEH :
1. Tri Abi Mahyu (13101034)
2. Tiara Nabila (13101033)

Tanggal Praktikum : 19 Oktober 2016

ASISTEN PRAKTIKUM : 1. NURUL FATONAH


2. LEVANA RIZKY DAENNIRA
3. NANDA ALIFIA

LABORATORIUM SWITCHING & TRANSMISI


STT TELEMATIKA TELKOM
JL. D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2016
MODUL I
PENYAMBUNGAN SERAT OPTIK MENGGUNAKAN FUSION SPLICER
I. Dasar Teori
Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik
yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke
tempat lain. Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks
bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya
yang digunakan adalah laser karena laser mempunyai spektrum yang sangat
sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus
digunakan sebagai saluran komunikasi. Serat optik umumnya digunakan
dalam sistem telekomunikasi serta dalam pencahayaan, sensor, dan optik
pencitraan. Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan
penyusun gelas. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang
diserap oleh serat optik.

1. Struktur dasar
Fiber optik adalah media transmisi fisik yang terbuat dari serat kaca
yang dilapisi dengan isolator dan pelindung yang berfungsi untuk
menyalurkan informasi dalam bentuk gelombang cahaya. Serat optik
membentuk kabel yang sedemikian halus hinggan ketebalan mencapai 1
mm untuk dua puluh helai serat. Serat ini ringan dan kapasitas kanalnya
sangat besar.
Struktur dasar dari sebuah serat optik yang terdiri dari 3 bagian : core
(inti) , cladding (kulit), dan coating (mantel) atau buffer (pelindung).
Inti adalah sebuah batang silinder terbuat dari bahan dielektrik (bahan
silika (SiO2), biasanya diberi doping dengan germanium oksida (GeO2)
atau fosfor penta oksida (P2O5) untuk menaikan indeks biasnya) yang
tidak menghantarkan listrik, inti ini memiliki jari-jari a, besarnya sekitar
8 – 200 µm dan indeks bias n1, besarnya sekitar 1,5. Inti di selubungi oleh
lapisan material, disebut kulit, yang terbuat dari bahan dielektrik (silika
tanpa atau sedikit doping), kulit memiliki jari-jari sekitar 125 – 400 µm
indeks bias-nya n2, besarnya sedikit lebih rendah dari n1. Walaupun
cahaya merambat sepanjang inti serat tanpa lapisan material kulit, namun
kulit memiliki beberapa fungsi :
 Mengurangi loss hamburan pada permukaan inti.
 Melindungi serat dari kontaminasi penyerapan permukaan.
 Mengurangi cahaya yang loss dari inti ke udara sekitar.
 Menambah kekuatan mekanis.

Stuktur serat optik biasanya terdiri atas 3 bagian, yaitu :

a. Bagian yang paling utama dinamakan inti (core ) Gelombang cahaya


yang dikirim akan merambat dan mempunyai indeks bias lebih besar
dari lapisan kedua, dan terbuat dari kaca. Inti (core ) mempunyai
diameter yang bervariasi antara 5 – 50 µm tergantung jenis serat
optiknya.
b. Bagian kedua dinamakan lapisan selimut / selubung (cladding )
Bagian ini mengelilingi bagian inti dan mempunyai indeks bias lebih
kecil dibanding dengan bagian inti, dan terbuat dari kaca.
c. Bagian ketiga dinamakan jacket (coating ) Bagian ini merupakan
pelindung lapisan inti dan selimut yang terbuat dari bahan plastik
elastik.
2. Jenis Serat Optik
Ditinjau dari profil indeks bias dan mode gelombang yang terjadi
pada perambatan cahayanya, maka jenis fiber optik dapat dibedakan
menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Serat Optik Multimode Step-Index
Serat Optik Multimode Step-Index memiliki core besar
(50μm) dan dilapisi cladding yang sangat tipis. Penyambungan kabel
lebih mudah karena memiliki core yang besar terjadi dispersi. Hanya
digunakan untuk jarak pendek dan transmisi data bit rate rendah
b. Serat Optik Graded Index Multimode
Cahaya merambat karena difraksi yang terjadi pada core
sehingga rambatan cahaya sejajar dengan sumbu serat. Core terdiri
dari sejumlah lapisan gelas yang memiliki indeks bias yang berbeda,
indeks bias tertinggi terdapat pada pusat core dan berangsur-angsur
turun sampai ke batas core -cladding
c. Serat Optik Single Mode Step-Index
Serat single mode mempunyai ukuran diameter core yang
sangat kecil dan diameter cladding sebesar 125 μm . Cahaya nya
merambat dalam satu mode saja yaitu sejajar dengan sumbu serat
optik. Serat optik Single Mode Step-Index digunakan dengan bit rate
tinggi. Ada empat macam tipe yang sering digunakan berdasarkan
ITU-T (International telekommunication Union –
Telecommunication Standardization Sector) yang dahulu dikenal
dengan CCITT yaitu :
 G.652 - Standar Single Mode Fiber
 G.653 – Dispersion-shifted single mode fiber
 G.653 – Characteristics of cut-off shifted mode fiber cable
 G.655 – Dispertion-shifted non zero Dispertion fiber.
3. Konsep Dasar Sistem Transmisi Serat Optik
Prinsip dasar dari sistem komunikasi serat optik adalah pengiriman
sinyal informasi dalam bentuk sinyal cahaya. Pemancar, kabel serat optik
dan penerima merupakan komponen dasar yang digunakan dalam sistem
komunikasi serat optik. Pemancar berfungsi mengubah sinyal listrik
menjadi sinyal optik, kabel serat optik berfungsi sebagai media transmisi
dan penerima berfungsi mengubah sinyal optik yang diterima menjadi
sinyal listrik kembali. Proses pengiriman informasi yang melalui serat
optik menggunakan prinsip pemantulan sinyal optik yang berupa cahaya
dengan panjang gelombang tertentu. Secara umum, konfigurasi sistem
serat optik. Selama perambatannya dalam serat optik, gelombang cahaya
akan mengalami redaman di sepanjang serat optik dan pada titik
persambungan serat optik. Oleh karena itu, untuk transmisi jarak jauh
diperlukan adanya penguat yang berfungsi untuk memperkuat gelombang
cahaya yang mengalami redaman.
4. Teknik Spicing Pada Fiber Optik

a. Splice Fusion
Adalah metode penyambungan serat optic yang memberikan hasil
paling permanen dan menimbulkan daya rugi paling rendah. Pada
prinsipnya penyambungan dilakukan dengan menyolder ujung-ujung
kedua serat optic yang telah disesuaikan posisinya. Persambungan yang
dihasilkan hanya menghasilkan attenuation/redaman sebesar 0,05 db.
b. Splice Mekanik
Splice dengan metode ini menjalankan fungsi yang serupa dengan
splice fusion, hanya saja dalam koneksi fiber optic dengan metode ini,
masing-masing ujung fiber optic dikoneksikan secara mekanik (alat
penyambung mekanik).
II. HASIL DATA
1. Praktikum modul-1 bertemakan Penyambungan Serat Optik
Menggunakan Fusion Splicer. Perlu diketahui bahwa adapun alat dan
bahan yang digunakan pada praktikum ini berupa:
 Cutter
 Fiber cleaver
 Fusion splicer
 Optical light
 Optical power

Setelah mempersiapkan seluruh alat dan bahan dan dipastikan alat dan
bahan tersebut dapat berfungsi dengan baik. Langkah pertama adalah
melakukan pemotongan kabel serat optic. Pemotongan serat optic bisa
menggunakan cutter maupun Fiber Stripper. Dilanjutkan dengan
memasukan Sleave Protection ke dalam kabel fiber. Terlihat seperti
gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1 Memasukan Sleave Protection

2. Melakukan pengupasan terhadap tube hingga serat yang berada


didalamnya terlihat. Untuk daerah yang di kupas adalah ujung fiber
dengan panjang pengupasan 3 sampai 5cm. Pengupasan menggunakan
fiber stripper yang mana pada alat ini sudah terdapat beberapa bagian
untuk pengupasan, selanjutnya tinggal di sesuaikan bagaian mana yang
akan digunakan. Caranya dengan memasukan fiber kedalam sela yang
ada pada alat, sesuai kebutuhan. Lalu Tarik sehingga terlihat bagian
yang akan terkelupas. Buanglah limbah yang tersisa agar tidak tercecer
karna akan membahayakan.

Gambar 2.2 Pengupasan tube


3. Setelah proses pengupasan selesai, harus dipastikan serat dengan
kondisi sebersih mungkin dan sudah tidak ada sisa-sisa pengupasan.
Unuk memastikan sekaligus pembersihan pada serat digunakan
alcohol/tinner. Dengan cara tuangkan alcohol pada tissue lalu basuk
pada serat optic sebanyak 3 kali.
Gambar 2.3 Pembersihan serat menggunakan alcohol
4. Langkah selanjutnya menggunakan fiber Cleaver untuk memotong core
agar panjang core sesuai dengan ketentuan yang ada. Buka penutup
coating clamp (coating clamp lid) dan top clamp lever. Posisi pisau
(blade carriage) berada di depan (forward position). Posisikan fiber
hingga tepat pada V-groove dengan ujung fiber coating berada pada
posisi 10 mm. Tutup penutup clamp (coating clamp lib), dan dorong
pisau ke posisi belakang cleaver untuk memotong fiber. Buka penutup
clamp lever. Kemudian buka coating clamp lid, dan angkat fiber yang
baru dipotong. Kembali disampaikan mengenai limbah hasil
pemotongan core harus benar-benar dijaga agar tidak tercecer karna
dapat membahayakan.
Gambar 2.4 Pemotongan menggunakan fiber cleaver
5. Fusion splicer bertujuan untuk sambungan fiber optik yang mampu
melakukan penyambungan Fiber Optik melalui proses peleburan (fusi),
hasil dari penyambungan ini mempunyai kualitas yang lebih baik.
Standar redaman sambungan fusion splicer berdasarkan PPJT-JAFO
adalah sebesar 0,15dB/splice. Dalam memasang fiber di fusion splicer
pastikan ujung dari fiber coating harus berada di depan fiber guide.
Letakkan kedua fiber pada V-Groove, tutup fiber coating clamp lid.
Jangan sentuh ujung fiber. Tutup penutupnya (hood) dan mulai proses
penyambungan.
Gambar 2.5 Menggunakan Fusion splicer
6. Proses penyambungan akan terlihat pada gambar 2.6 berikut.

Gambar 2.6 Proses Penyambungan


7. Proses ini menampilkan estimation loss sebesar 0.02db
Gambar 2.7 Estimation Loss
8. Hasil penyambungan sempurna terlihat pada

Gambar 2.8 Pemasangan sleave protector


9. Memposisikan fiber yang telah disambung di heat shrink oven.
Memposisikan fiber pada heat shrink oven. Tutup dan pastikan posisi
fiber protection berada di tengah-tengah bagian dalam heat shrink oven.
Tekan tombol Heat key untuk memulai proses pemasaran fiber protector.
Gambar 2.9 Pemasangan sleave protector
10. Pengukuran menggunakan Optical Light Source dan Optical Power
Meter. Memasang konektor pada pig-tail yang sudah terhubung dengan
serat optik di kedua Optical Terminal Box. Nyalakan On/Off key pada
kedua perangkat.
11.
Gambar 2.10 Optical Power Meter & Optical Light Source
III. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Praktikum modul-1 dengan tema Penyambungan Serat Optik
Menggunakan Fusion Splicer ini telah berjalan dengan lancer dan penuh
manfaat. Pada prosesnya saat praktikum berlangsung asistan lab banyak
menjelaskan mengenai proses dan maksud dari pelaksanaan praktikum.
Para proses awal dapat diketahui bahwa ketika mengupas fiber optic
hingga ke core-nya harus benar-benar di perhatikan apakah core tersebut
sudah bersih dan tidak ada sisa kotoran yang menempel pada core. Adanya
sisa kotoran yang menempel pada core akan berdampak pada peforma fiber
optic. Penggunaan cairan alcohol/tinner bertujuan untuk memberisihkan
core, karna sifatnya cairan dipercaya mempermudah pembersihan. Ketika
proses pembersihan menggunakan tissue harus benar-benar di perhatikan
cara memberisihkanya, kerna apa bila terlalu keras menekan akan
berdampak pada retaknya core.
Pada gambar 2.6 dapat di lihat hasil pemotongan telah rata, ini
menunjukan kualitas porongan baik sehingga tidak mengganggu peroses
penyambungan fiber, apa bila terlihat potongan tidak rata, dapat kembali
melakukan pemotongan. Setelah proses penyambungan selesai dilanjutkan
heat shrink oven. Perlu diketahui bahwa ketika fiber telah berhasil di heat
shrink oven, fiber masih dapat rusak/terputus akibat proses heat shrink oven
tidak sempurna.
Proses terakhir adalah proses pengukuran besarnya loss dengan
menggunakan alat Optical Light Source sebagai transmitter dan Optical
Power Meter sebagai receiver perhitungan secara teroi dari nilai loss itu
sendiri didapat dari formula pembagian dari Daya sebelum penyambungan
dan daya setelah penyambungan lalu di log kan dan dikali dengan 10. Pada
pengukuran menggunakan Optical Light Source dan Optical Power Meter
didapat hasil pengukuran yang mana pengukuran tersebut adalah hasil data
dari proses praktikum modul-1 ini. hasil bisa di lihat pada gambar 2.10 atau
pada kesimpulan. Secara keseluruhan praktikum ini berjalan dengan baik
dan lancar sesuai dengna teori yang ada.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Secara keseluruhan praktikum berjalan dengan lancar dan sesuai
teori yang ada
2. Pada Optical Power Meter dengan frekuensi 0 dan Optical Light
Source 1532 hasilnya adalah 270 Hz
3. Pada Optical Power Meter dengan frekuensi 0 dan Optical Light
Source 1418 hasilnya adalah 1000 Hz
4. Pada Optical Power Meter dengan frekuensi 0 dan Optical Light
Source 1475 hasilnya adalah 2000 Hz
B. SARAN
1. Saat pengupasan limbah harap dijaga jangan sampai tercecer,
sebaiknya diletakan di tempat khusus
2. Saat pengupasan harus diperhatikan tekatanya jangan sampai
membuat core retak atau putus
3. Ketika proses penyambungan, lakukaanlah pengamatan dengan
seksama pada core, apakah ada yang retak atau tidak.
V. DAFTAR PUSTAKA

[1] B. Agiska, "Kabel Serat Optik," Universitas Jederal Ahmad Yani, Cimahi.

[2] P. Dwi, "Serat Optik," Universitas Sriwijaya, Palembang, 2009.


VI. Lampiran
Soal Dan Jawaban.
1. Apa yang anda ketahui tentang fusion splicer ?
Jawab : Fusion splicer adalah alat yang digunakan untuk menyambungkan
kabel serat optik dimana alat ini menggunakan teknik peleburan atau
teknik memanaskan.
2. Sebutkan teknik penyambungan serat optik yang lain selain dengan
peleburan serat menggunakan fusion splicer !
Jawab : Dengan menggunakan teknik splice mekanik, metode ini
menjalankan fungsi yang serupa dengan splice fusion, hanya saja dalam
koneksi serat optik dengan metode ini, masing-masing ujung serat optik
dikoneksikan secara mekanik (alat penyambungan mekanik).
3. Jelaskan langkah-langkah penyambungan serat optik dengan
menggunakan fusion splicer !
Jawab : Ambil serat optik yang akan disambung (warna core yang akan
disambungkan harus warna yang sama). Masukkan sleave protection pada
salah satu serat sebelum penyambungan. Kupas masing-masing coating
dan cladding dengan menggunakan fiber stripper, dan bersihkan core
dengan alkohol. Potong ujung serat yang dikupas dengan fiber cleaver.
Usahakan hasil potongannya rata. Masukkan kedua ujung serat yang telah
dipotong ke dalam V-Groove di Fusion Splicer dan usahakan kedua ujung
serat tersebut saling bertemu. Apabila serat masih kotor atau salah
meletakan serat maka proses penyambungan perlu diulang, dari awal
pengupasan core. Apabila posisi dan core sudah benar dan sudah bersih
maka proses penyambungan akan berjalan, dan akan muncul hasil
redamannya di layar fusion splicer. Panaskan sleave protection tadi agar
dapat menyatu dengan hasil sambungan serat optik.
Kemudian tunggu sampai dingin bekas penyambungan kabel, lalu
gunakan lasser untuk mengetes apakah ada kesalahan atau tidak pada
sambungan.
4. Jelaskan hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan dalam proses
penyambungan !
Jawab : Core yang sudah dikupas tidak bersih atau masih ada sisa-sisa
cladding yang menyelimuti core dan core tersebut pecah atau retak.
5. Buatlah kesimpulan dari keseluruhan praktikum serat optik !
Jawab : Hasil dari pemotongan memiliki niai redaman yang berbeda-beda
tergantung dari proses yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai