Oleh :
TIURLAN SIRAIT
PO.71.24.12.001.02
1. DINIYATI, M.Keb____ : ( )
Pembimbing praktik
2. : ( )
Pembimbing Lahan I
3. : ( )
Pembimbing Lahan II
1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Kontrak Belajar Praktik Klinik Kebidanan
Fisiologi di prodi D.IV Alihjenjang Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jambi Tahun Ajaran
2020/2021.
Penulis
2
Daftar Isi
Halaman Judul
Halaman Pengesahan..................................................................................................................2
Kata Pengantar...........................................................................................................................3
Daftar Isi...................................................................................................................................4
Isi Kontrak..................................................................................................................................5
Teori.........................................................................................................................................20
Daftar Pustaka..........................................................................................................................37
3
KONTRAK BELAJAR
4
KONTRAK BELAJAR
2. Observasi
2. Melakukan 2. Persiapan:
persiapan Disediakan secara
meliputi: cepat dan tepat
a. Persiapan alat Baby oil
b. Persiapan Handuk
lingkungan Meja
c. Persiapan Kursi
penolong
d. Persiapan ibu
4. Melakukan 4. Praktik
pendokumentasian klinik 4. Pendokumentasian
dengan SOAP yang baik dan benar
5
KONTRAK BELAJAR
6
2. Melakukan 2. Buku 2. Diskusi 2. Dapat 2. Tersedianya
persiapan : Asuhan melakukan persiapan :
a. Alat untuk Kebidanan persiapan : a. Alat :
melaksanakan dan Nifas. a. Alat : -Kursi
teknik (Eny Retna -Kursi sandaran sandaran
menyusui Ambarwati -bantal -bantal
dengan benar & diah -clemek bayi -clemek bayi
b. Lingkungan wulandari, -kasa -kasa
untuk 2008) Hal 7 -pengisap ASI -pengisap
melaksanakan b.Lingkungan: ASI
teknik -Bersih b.Lingkungan
menyusui -Aman :
dengan benar -Nyaman -Bersih
c. Ibu untuk c. Ibu : -Aman
melaksanakan -Mencuci -Nyaman
teknik tangan c. Ibu :
menyusui -Membersihkan -Tersedianya
dengan benar daerah Areola peralatan
d. Penolong d. Penolong : untuk
untuk -Mengetahui mencuci
melaksanakan dan tangan;
teknik melaksanakan a. Sabun
menyusui prosedur PI b. Handuk
dengan benar kecil bersih
e. Membimbing dan kering
ibu teknik -Tersedianya
menyusui peralatan
dengan benar untuk
f. Melakukakan membersihka
pendokumenta n Areola
sian dengan d. Penolong :
SOAP -Tersedianya
7
peralatan PI :
a. Air bersih
b. Hand Soap
c. Handuk
kering dan
bersih
8
KONTRAK BELAJAR
9
perineum kain basah
b. Lingkungan: b. Adanya
- Bersih, lingkungan /
aman dan ruangan:
nyaman. - Bersih, aman
dan nyaman.
d. Penolong: d. Penolong:
- Menggunak - Adanya alat
an alat pelindung diri:
pelindung a. Handscoon
diri b. Masker
- Mengetahui - Adanya alat
dan untuk
melaksanak melaksanakan
an prosedur PI:
PI. a. Air DTT
- Mengetahui b. Air Klorin
prosedur c. Handsoap
kerja yang d. Handuk
akan bersih
dilakukan - Penolong
dalam mengetahui
perawatan cara
perineum perawatan
sesuai perineum
dengan
protap
10
KONTRAK BELAJAR
11
payudara
12
4. Melakukan 4. Praktik 4. Mahasiswa 4. Adanya
pendokumentasi Klinik dapat pendokumentas
an dengan melakukan ian dengan
SOAP pendokumentas SOAP yang
ian dengan dibuat dengan
SOAP baik dan benar.
13
KONTRAK BELAJAR
14
c. Ibu untuk a : Pustaka tangan -bantal
senam nifas Rihana. -bantal b. Adanya
d. Penolong Halaman b.Lingkungan: lingkungan/
untuk senam 146. Bersih, Aman ruangan :
nifas dan nyaman. Bersih, Aman
c. Ibu dan nyaman.
bersedia/setuju c. Adanya
melaksanakan persetujuan
senam nifas tertulis dan
d. Penolong lisan dari ibu
mengetahui untuk
prosedur kerja melaksanakan
yang akan senam nifas
dilakukan pada d. Penolong
senam nifas mengerti cara
membimbing
ibu teknik
senam nifas
dengan benar
3. Membimbing
ibu teknik 3. Praktik 3. Ibu dapat 3. Ibu dapat
senam nifas Klinik melaksanakan melaksanakan
teknik senam senam nifas
nifas dengan benar
dan sesuai
SOAP.
4. Melakukan
pendokumentas 4. Studili 4. Mahasiswa 4. Adanya
ia dengan teratur dapat pendokumentas
SOAP melakukan ian dengan
pendokumentas SOAP yang
ian dengan dibuat dengan
SOAP. baik dan benar.
15
KONTRAK BELAJAR
5. Melakukan 8. Pendokumentasian
pendokumentasia 8. Praktik yang baik dan
n dengan SOAP klinik benar
16
KONTRAK BELAJAR
17
TEORI
A. Pengertian
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui gejala atau
masalah kesehatan yang di alami oleh ibu nifas dengan mengumpulkan data objektif di
lakukan pemeriksaan terhadap pasien.
B. Tujuan
Tujuan dari pemeriksaan fisik ibu nifas adalah :
1. Untuk mengumpulkan data
2. Mengidentifikasi masalah pasien
a. Memastikan involusi urteri berjalan normal, menilai adanya tanda-tanda infeksi,
demam atau pendarahan abnormal.
b. Memastikan ibu menyusui baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
c. Memastikan ibu cukup makanan, cairan dan istirahat.
3. Menilai perubahan status pasien
4. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah diberikan
C. Prinsip Umum
1. Periksa fisik ibu nifas sesuai dengan tujuan kunjungan program dan kebijaksanaan ( 6
jam, 1-6 hari, 2 minggu, 6 minggu, setelah persalinan ).
2. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan di lakukan pada klien
( untuk keperluan tanggung jawab dan tanggung gugat )
3. Penjagaan kesopanan, 6 hari setelah persalinan, 2 minggu setelah persalinan, 6 minggu
setelah persalinan.
18
4. Gunakan pendekatan fisik mulai dari arah luar tubuh kearah dalam tubuh, posisi pasien
tergantung jenis pemeriksaan dan kondisi sewaktu di periksa.
5. Gunakan pendekatan pemeriksaan fisik dengan menggunakan teknik pemeriksaan dari
daerah yang mengalami kelainan ( normal ).
6. Pada saat pemeriksan fisik, biasakan pemeriksa berdiri di sebelah kanan klien.
7. Perhatikan pencahayaan yang tepat, suhu dan suasana ruangan yang nyaman, bagian
tubuh yang sedang di periksa tidak tertutup baju dan selimut, serta jaga privasi klien.
8. Lakukan dokumentasi yang tepat setelah melakukan pemeriksaan.
2. Persiapan peralatan
- Baki 1 buah
- Tensi meter dan stetoskop
- Termometer
- Kapas dan air dll
- Sarung tangan 1 pasang dan pinset
- Tempat sampah
- Cairan klorin 0.5%
- Senter dan bengkok
3. Persiapan pasien
19
Sebelum melakukan pemeriksaan beritahu pasien tentang tindakan yang akan
di lakukan, atur posisi untuk mempermudah pemeriksaan, atur waktu seefisien
mungkin sehingga pasien dan bidan tidak kecapaian.
3. Pemeriksaan Wajah
a. Tujuan
Untuk mengidentifikasi adanya tanda anemis, eklampsi post partum
biasa terjadi 1-2 hari post partum
b. Cara kerja
1. Inspeksi muka: simetris, warna kulit muka, ekspresi wajah, dan
pembekakan daerah wajah dan kelopak mata
2. Inspeksi konjungtiva, dengan cara:
Anjurkan pasien untuk melihat lurus kedepan
20
Tarik kelopak mata bagian bawah ke bawah dengan menggunakan ibu
jari
Amati konjungtiva, untuk mengetahui ada tidaknya
kemerahan/keadaan vaskularisasinya
4. Pemeriksaan Leher
a. Tujuan
Untuk mengkaji adanya infeksi traktus pernafasan,jika ada panas
sebagai diagnosa banding
b. Cara kerja
1. Inspeksi leher untuk melihat bentuk dan kesimetrisan leher serta
pergerakannya
2. Palpasi dengan nodus limfe dengan cara:
Duduk di hadapan pasien
Anjurkan pasien untuk menengadah kesamping menjauhi pemeriksa
sehingga jaringan lemak dan otot-otot akan relaks
Lakukan palpasi secara sistematis dan determinasikan menurut lokasi,
batas-batas dan ukuran,bentuk dan nyeri tekan pada setiap kelompok
kelenjar limfe:Submandibular (ditengah-tengah antara sudut dan
unjung mandibular) dan sub mental (pada garis tengah beberapa cm di
belakang ujung mandibular).
5. Pemeriksaan Payudara
a. Tujuan
Sebagai pemeriksaan tindak lanjut dari pemeriksaan payudara prenetal
dan segera setelah melahirkan apakah ada komplikasi post partum, misalnya
bendungan pada payudara (3-5 post partum), abses payudara,masitis (3-4 minggu
post partum)
b. Cara pemeriksaan
1. Inspeksi payudara
Cek kecukupan penyangga dengan menggunakan bra yang pas dan tepatn
dalam menyangga payudara
21
Bantu pasien mengatur posisi duduk menghadap kedepan, telanjang dada
dengan kedua tangan rileks di sisi tubuh
Inspeksi kulit payudara mengenai warna, lesi, vaskularisasi dan edema
Inspeksi epiliteum puting: karakteristik ukuran (kecil,besar), bentuk
(menonjol,datar,mendelep), pengeluaran cairan dan banyaknya
(kolostrum,ASI, pus, darah) dan luka/lecet pada puting susu
6. Pemeriksaan Abdominal
a. Tujuan
1) Untuk memeriksa kandung kemih (adanya distensi dikarenakan retensi yrine)
biasa terjadi setelah lahir
2) Memeriksa involusi uterus (lokasi fundus,ukur dengan jari tangan dan
konsistensi keras atau lunak)
3) Menentukan ukuran distatis rektus abdominalis (derajat pemisahan otot rektus
abdominis) sebagai evaluasi denyut otot abdominal dengan menentukan
derajat diastatis
4) Memeriksa CVA (crostovertebral angle) rasa sakit pada CVA/letak pertemuan
dari iga 12 yang terbawah oleh otot pravertebral sejajar dengan kedua sisi
tulang punggung dan pravertebral sejajar dengan kedua sisi tulang punggung
dan disana tempat ginjal di posterior dekat dengan permukaan kulit, rasa sakit
22
di transmisikan melalui saraf ke 10,11 dan 12 dari rongga dada sebagai
identifikasi adanya penyakit ginjal atau ISK
5) Dengan teknik auskultasi untuk mendengarkan bising usus (deteksi dari
mendeteksi adanya perametritis)
6) Dengan palpasi dan tekanan pada perut bagian bawah untuk mendeteksi
adanya abses pelvik dll.
7)
b. Cara pemeriksaan
1) Pemeriksaan kandung kemih
1. Pemeriksaan TFU
a. Bidan tidak boleh memiliki kuku yang panjang
b. Lebih baik bidan menghangatkan tangan, jangan sampai dingin
mencegah reflek pasien mengencangkan otot perut sehingga menyulitkan
pemeriksaan
c. Letakkan tangan pada sisi lateral uterus, palpasi fundus uteri dengan
posisi tangan menelungkup, dengan patokan ukuran umbilikus dan
simfisis, nilai juga kontraksi uterus
d. Selama pemeriksaan perhatikan ekspresi wajah pasien
1. Pemeriksaan diastasis rektus abdominalis
a. Posisikan pasien berbaring tanpa bantal kepala
b. Letakkan tangan kanan merapat dibawah umbilikus tengah abdominal
dengan ujung jari telunjuk di bawah umbilikus dan tangan kiri dengan
jari merapat di atas simfisis
c. Minta pasien mengangkat kepala dan berusaha meletakkan dagunya
didaerah antara payudara fungsinya supaya otot abdominal mengencang.
Pastikan pasien tidak menekan dagu pada klavikula,tangan tidak
menekan dan mencekram tempat tidur.
d. Tangan bidan akan merasakan otot abdominal seperti 2 pita karet,arahkan
kedua tangan kegaris tengah dari dua otot jika ada diastatis maka akan
terasa batas yang tegas
23
e. Ukur jarak antara dua otot tersebut dengan satuan jari tangan
f. Letakkan kedua tangan dengan punggung tangan berhadapan untuk
memberi tanda batas diastatis otot, posisi kedua tangan dipertahankan
g. Minta pasien untuk menurunkan kepala dan rileks kembali
h. Ukur kembali jarak kedua otot dengan cara yang sama
i. Dokumentasikan hasil pemeriksaan dengan hasil = diastasis 2/5 jari
(artinya 2 jari saat kontraksi dan 5 jari saat rileks)
j. Pemeriksaan kehalusan CVA
(1) Metode A
7. Pemeriksaan Genetalia
a. Tujuan Pemeriksaan
1. Untuk memeriksa perinium terhadap penyembuhan luka meliputi edema,
inflasi, hematoma, supurasi, dehiscence echymosis/ memar)
24
2. Memeriksa pengeluaran lochea meliputi, disesuaikan dengan berjalannya
waktu :
Rubra = hari ke 2 warna merah
Sanguilenta hari ke 3-7 warna merah kuning
serosa hari ke 7-14 warna kuning
Alba setelah 2 minggu warna putih
Purulenta cairan seperti seperti nanah berbau busuk bila terjadi
infeksi
Jumlah total pengeluaran seluruh periode lochea rata-rata kira-kira
240-270ml
Bau amis atau khas darah, bau busuk tanda infeksi
3. Pemeriksaan Anus
Sebagai tindak lanjut pemeriksaan prenatal,memeriksa keadaan anus
setelah persalinan terutama kondisi hemoroid menilai grade, adanya lesi
ataupun perdarahan.
4. Mengevaluasi tonus otot pelvik (dilakukan pada minggu ke 4 dan ke 6)
b. Cara pemeriksaan
1. Bantu pasien untuk mengatur posisi dorsal rekumben,tutup bagian tubuh
yang tidak diperiksa.
2. Lakukan inspeksi untuk:
Menilai lochea (warna,bau,dan jumlah,untuk jumlah sambil
menanyakan kepada ibu berapa pada hari itu)
Menilai kondisi perinium (edema, inflamasi, hematoma, supurasi,
dehiscense, echymosis/memar)
Menilai anus adalah terlihat hemoroid (menilai besar, adanya lesi atau
pendarahan)
Gunakan sarung tangan yang bersih
Memeriksa perinium untuk menilai penyembuhan luka, tanda abnormal
Berikan pelumas pada jari telunjuk dan masukkan telunjuk pelan-pelan
25
Lakukan palpasi pada dinding rektum dan rasakan ada tidaknya nodul,
masa serta nyeri tekan,bila ditemukan adanya masa catat lokasi,
misalnya teraba benjolan pada dinding anterior 2 cm preksimal terhadap
spinger ani eksternal
Dengan telunjuk tangan masih didalam anus anjurkan ibu untuk
mengetatkan otot vagina dan anus (kegel) catat berapa lama
kemampuan mengetatkan minimal 10 detik
8. Pemeriksaan ekstriminitas
a. Tujuan pemeriksaan
Untuk memeriksa adanya tromboplebitis, edema, menilai pembesaran
varises, dan mengukur reflek vatela (jika ada komplikasi menuju ekslampsia
menuju post partum)
b. Cara pemeriksaan
1) bebaskan daerah yang akan di periksa(buka kain kira-kira sampai ke lutut)
2) dengan posisi kaki lurus lakukan inspeksi adakah terlihat edema, varises,
warna kemerahan, tegang
3) palpasi kaki, nilai suku kaki apakah panas, tekan tulang kering adakah
edema dan nilai derajat edema
4) nilai tanda homan dengan cara menekuk kedua kaki jika terasa nyeri pada
betis maka homan positif
26
Kompetensi: Asuhan Kebidanan Nifas Normal
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan asi kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dengan bayi benar (Suradi dan Hesti 004)
B. Tujuan menyusui dengan benar adalah untuk merangsang produksi susu dan memperkuat
repleks hisap bayi
C. Anatomi payudara
Korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu, bagian dari
alveolus adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh
darah.lobules, yaitu kumpulan dari alveolus, lobus, yaitu beberapa lobules yang
berkumpul menjadi 15-0 lobus pada setiap payudara. Asi di salurkan dari alveolus
ke dalam saluran kecil(duktulus) kemudian beberapa duktulus bergabung
membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus)
27
Cara terbaiknya adalah keadaan jiwa ibu yang sedang mungkin tenang dan
tidak menghadapi banyak permasalahan. Higiene peroragan dan kesejahteraan yang
normal sangat penting: kebersihan tangan dan kuku jari tangan ibu atau orang lain yang
akan merawat bayi jga harus di tentukan. Puting susu tidak boleh di sentuh dengan
tangan yang belum di cuci dengan bersih dan sapu tangan tidak boleh di gunakan
sebagai ganjal di balik BH untuk menghentikan perembasan ASI. Bantalan disposable
kini telah tersedia untuk keperluani ini dan dapat di gunakan dalam waktu yang relatif
singkat jika perembesan ASI menimbulkan masalah. Ibu harus mengenakan pakaian
yang tidak menghalangi pemberian ASI . BH yang khusus untuk laktasi yang bersih
dan dapat menyangga payudara harus dikenakan sepanjang siang dan malam harinya
untuk memberikan kenyamanan dan mencegah statis air susu pada daerah-daerah
payudara yang tergantung. Jika ibu tidak memiliki BH khusus seperti ini ibu dapat
menggunakan alat penguat(binder) untuk mengatasi masalah ini. BH untuk laktasi
harus dapat di buka dari depan dan talinya bisa diturunkan sebelum ibu menyusui
bayinya. Tali tersebut dapat di pasang kembali setelah ibu selesai menyusui.
Prosedur membersihkan puting susu berbeda antara rumah sakit yang satu dan rumah
sakit yang lainnya. Namun, selama puting berada dalam keadaan bersih, tangan, mata,
hidung, pakaian, popok dan selimut harus di periksa dahulu sebelum bayi disusui.
Perhatian terhadap semua detail ini akan mmbantu mengurangi kemungkinan infeksi
pada payudara dan menghindari komplikasi lainnya.
28
Unit kompetensi: Asuhan Kebidanan Nifas Normal
Sub Kompetensi : PERAWATAN PERINIUM
A. Pengertian
Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia(biologis,
psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat.
Perinium adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyesahatkan daerah antara
paha yang di batasi pulpa dan anus pada ibu nifas dalam masa antara kelahiran
plasenta atau sampai dengan kembalinya organ genetic seperti pada waktu
sebelum hamil
1. Saat mandi
Saat ibu nifas melepas pembalut, kemungkinan terjadi kontaminasi
bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut, maka prlu dilakukan
penggantian pembalut, demikian pula pada perineum ibu diperlukan
pembersihan.
29
2. setelah buang air kecil
Saat buang air kecil kemungkinan terjadi kontaminas air seni
paradektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perineum,
untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
3. Setelah buang air besar
Diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara
keseluruhan.
D. Penatalaksanaan
Botol
Baskom
Air hangat
Handuk bersih
Pembalut
Antiseptik
Handscoon steril
Tempat sampah medis
Sabun cuci tangan
Bengkok
Status pasien
Prosedur pelaksaan
Mempersiapkan peralatan
Mencuci tangan
Memeberitahu ibu tujuan dan prosedur yang di lakukan
Mempersilahkan pasien BAK jika perlu
Meminta dan membantu pasien melepaskan pakaian bagian bawah
Mengkaji lokhea
Memposisikan pasien dengan dorsal recumbent dan memasang perlak
bokong
Menggunakan handscoon
Melakukan vulva hygine
Mengamati keadaan luka jaitan perineum
Mengoleskan larutan antiseptic pada luka jahitan
30
Membiarkan luka jahitn kering dan menutup dengan kassa steril
Membantu pasien menggunakan celana
Melepaskan perlak bokong
Melepas sarung tangan di dlam larutan klorin
Mencuci tangan dengan air yang mengalir
Membereskan peralatan
A. Pengertian
B. Tujuan
C. Anatomi payudara
31
bermuara e luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran saluran
terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa asi keluar
3. Papila atau puitting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara
D. Persiapan alat
1. baby oil
2. baskom berisi air hangat
3. Waslap
4. Kapas
5. Handuk
E. Langkah-langkah penguruta
2. Friction
3.Massage
5. Pengompresan
Caranya:
32
menit,kompres bergantian selama 3 kali berturut-turut dengan air
hangat
Senam nifas adalah senam yang dilakukan pada saat seseorang ibu menjalani
masa nifas atau asa setelah melahirkan. senam nifas adalah latihan gerak yang
dilakukan secepat mungkin setelah melahirkan,upaya otot otot yang mengalami
peregangan selama kehamilan dan persalinan dapat kembali kepada kondisi normal
seperti semula.senam dimulai setelah 6 hari melahirkan dan dalam pelaksanaan harus
dilakukan secara bertahap,sistematis dan kontinyu( hal 127,asuhan kebidanan nifas
dr.taufan nugroho,mph,nurrezki amd.keb,2014).
Persiapan alat
Persiapan lingkungan
33
Persiapan penolong
34
DAFTAR PUSTAKA
35