Anda di halaman 1dari 13

SUTARNO 8200041

RANGKUMAN MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

Konsep Dasar Manajemen sarana dan prasarana


Sarana dan prasarana menjadi bagian penting dalam mendukung pembelajaran, karena tanpa
adanya sarana dan prasarana yang mendukung, maka proses pembelajaran tidak dapat berjalan
secara optimal,
oleh karena itu pengelolaan sarana dan prasarana sangat diperlukan untuk
mewujudkan pembelajaran yang efektif.
Manajemen sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai kegiatan menata, mulai dari
merencanakan kebutuhan,pengadaan, inventarisasi, penyimpanan, pemeliharaan, penggunaan
dan penghapusan serta penataan lahan, bangunan, perlengkapan dan perabot sekolah secara tepat
guna dan tepat sasaran
sarana Pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung
menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Penekanan pada pengertian tersebut ialah
pada sifatnya, sarana bersifat langsung, dan prasarana tidak bersifat langsung dan menunjang
proses pendidikan. Sedangkan prasarana pendidikan adalah fasilitas dasar untuk menjalankan
fungsi sekolah

beberapa prinsip yang perlu diperhatikan agar tujuan bisa tercapai dengan maksimal. Prinsip-
prinsip tersebut adalah:
1. Prinsip pencapaian tujuan, yaitu sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu
dalam kondisi siap pakai apabila akan didaya gunakan oleh personil sekolah dalam rangka
pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah.
2. Prinsip efisiensi, yaitu pengadaan sarana dan prasarana di sekolah harus dilakukan melalui
perencanaan yang seksama, sehingga dapat diakdakan sarana dan prasarana pendidikan yang
baik dengan harga yang murah. Demikian juga pemakaiannya harus dengan hati-hati sehingga
mengurangi pemborosan.
3. Prinsip administratif, yaitu manajemen sarana dan prasarana Pendidikan di sekolah harus
selalu memperhatikan UU, peraturan, instruksi, dan petunjuk teknis yang diberlakukan oleh
pihak yang berwenang.
4. Prinsip kejelasan tanggung jawab, yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah harus didelegasika kepada personel sekolah yang mampu bertanggung jawab, apabila
melibatkan banyak personil sekolah dalam manajemennya, maka perlu adanya deskripsi tugas
dan tanggung jawab yang jelas untuk tiap personil sekolah.
5. Prinsip kekohesifan, yaitu manajemen sarana dan prasarana Pendidikan di sekolah harus
direalisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak.
Ruang Lingkup Sarana dan prasarana Pendidikan

• Ruang lingkup managemen sarana dan prasarana Pendidikan ada 4 yaitu


1. Pengadaan
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan
dalam pemenuhan kebutuhan untuk kelancaran dalam proses pendidikan disekolah
dengan mengacu pada apa yang telah direncanakan sebelumnya. Ada beberapa cara yang
ditempuh untuk mendapatkan perlengkapan yang dibutuhkan di sekolah
2. Penyimpanan dan penyaluran
Dalam proses ini termasuk di dalamnya adalah: kegiatan inventarisasi barang,
pengelompokan penyimpanan barang serta pendistribusiannya. Barang-barang yang telah
diinventarisir dan diatur menurut kelompok penyimpanan selanjutnya dapat disalurkan
untuk digunakan kepada pihak yang memerlukan sesuai dengan keperluan dan prosedur
yang berlaku.
3. Pendayagunaan
Dalam upaya meningkatkan proses belajar mengajar guru atau pengguna lain di sekolah,
perlu membuat program penggunaan alat pelajaran secara efektif dan efisien.
Prinsip pencapaian tujuan Sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu dalam
kondisi siap pakai apabila akan didayagunakan oleh personal
sekolah dalam rangka pencapaian tujuan proses pembelajaran di sekolah.

4. Pemeliharaan dan penghapusan


Manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus didelegasikan kepada
personal sekolah yang mampu bertanggungjawab, apabila melibatkan banyak personal
sekolah dalam manajemennya, maka perlu adanya deskripsi tugas dan tanggung jawab
yang jelas untuk setiap personal sekolah.

Tujuan dan Prinsip Sarana dan Prasarana Pendidikan


manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah proses kerjasama pendayagunaan semua
sarana dan prasarana Pendidikan yang dimiliki oleh sekolah dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisisen. Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan hal yang
sangat penting untuk dilakukan, karena pegelolaan sarana dan prasarana yang baik akan sangat
mendukung untuk suksesnya proses belajar mengajar di sekolah
tujuan manajemen sarana prasarana
pendidikan di sekolah adalah untuk memberikan layanan secara profesional dibidang sarana dan
prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan
efisien. Tujuan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah sebagai berikut:
1. Mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana sekolah melalui sistem perencanaan dan
pengadaan yang hati-hati dan seksama, sehingga sekolah memiliki sarana dan prasarana yang
baik, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dengan dana yang efisien.
2. Mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan efisien.
3. Mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan sehingga
keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua personel
sekolah.
Jadi, tujuan dari manajemen sarana dan prasarana pendidikan yaitu agar dapat memberikan
kontribusi yang optimal dan professional (yang berkaitan dengan sarana dan prasarana) terhadap
proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Macam-macam dan jenis SARPRAS Pendidikan
Menurut keputusan menteri P dan K No. 079/1975, sarana pendidikan dibagi menjadi 3
kelompok yaitu:
a. Bangunan dan perabot sekolah
b. Alat pelajaran
c. Media pendidikan
Sarana pendidikan dapat pula diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu:
1. Berdasarkan habis tidaknya, yaitu habis pakai atau tahan lama
2. Berdasarkan bergerak tidaknya, yaitu bergerak atau tidak bergerak, dan
3. Berdasarkan hubungan dengan proses pembelajaran, yaitu alat pembelajaran baik itu alat
peraga, maupun media pembelajaran.
Sarana pendidikan yang habis pakai merupakan bahan atau alat tersebut habis dalam waktu
yang relatif singkat. Misalnya: Kapur tulis, kertas, dan tinta spidol.
Selain itu, sarana pendidikan tahan lama adalah bahan atau alat yang dapat digunakan secara
terus menerus atau berkali-kali dalam waktu yang relatif lama. Contohnya : Meja, kursi,
komputer, printer dan alat-alat olahraga
Sarana pendidikan yang bergerak, merupakan sarana pendidikan yang dapat digerakkan
aau dipindah tempatkan sesuai kebuatuhan para pemakainya. Contohnya, meja dan kursi dan alat
alat praktik.
Fasilitas fisik atau fasilitas material, yaitu segala sesuatu yang berwujud benda mati atau
dibendakan yang mempunyai peran untuk memudahkan atau melancarkan PBM, seperti
komputer, erabot, alat peraga, model dan sebagainya.
Fasilitas nonfisik, yaitu sesuatu yang bukan benda mati, atau bisa disebut benda mati atau
dibendakan yang mempunyai peranan untuk mempermudah atau melancarkan suatu usaha,
seperti manusia, jasa, uang.
Adapun macam-macam sarana dan prasarana yang diperlukan di sekolah demi kelancaran
dan keberhasilan kegiatan proses pendidikan di sekolah adalah:
a. Ruang kelas yaitu tempat siswa dan guru melaksanakan KBM
b. Ruang perpustakaan
c. Ruang laboratorium (tempat praktik)
d. Ruang keterampilan (tempat siswa melaksanakan latihan mengenai keterampilan
tertentu)
e. Ruang kesenian (tempat berlangsung kegiatan-kegiatan seni)
f. Fasilitas olahraga (tempat berlangsungnya latihan-latihan/ kegiatan olahraga)
Standarisasi Sarpras Pendidikan
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan
berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 127 tahun 2014 tentang
Standar Sarana dan Prasarana LKP, sarpras terdiri dari:
a. Prasarana
1. Lahan, dibuktikan dengan status kepemilikan dan luas lahan.
2. Bangunan dan gedung, dilengkapi dengan izin mendirikan bangunan (IMB) dan luas
bangunan.
3. Ruang pembelajaran, meliputi ruang teori dan praktik.
4. Ruang Penunjang, meliputi sarana di ruang pimpinan, ruang instruktur, ruang
administrasi, ruang baca, toilet, ruang penyimpanan/gudang, tempat parkir, dan
tempat ibadah.
b. Sarana
1. Sarana di Ruang Pembelajaran Teori, meliputi sarana pembelajaran teori, bahan
ajar teori, media pembelajaran teori.
2. Sarana di Ruang Pembelajaran Praktik, meliputi alat peraga utama, alat peraga
pendukung, peralatan pendukung, alat-alat ukur, alat-alat tangan, alat-alat khusus,
bahan ajar praktik.
3. Sarana di Ruang Penunjang, meliputi meja, kursi, lemari, alat kantor.
Pengadaan Sarpras Pendidikan
pengadaan sarana dan prasarana merupakan serangkaian kegiatan yang menyediakan berbagai
jenis sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Tata cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan
sekolah serta anggaran yang dimiliki sekolah. Perencanaan pengadaan barang menjadi faktor
penting dalam hal sekolah mendapatkan barang yang sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Ada beberapa alternatif tata cara dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah :
1. Pembelian
Pembelian adalah pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara sekolah
menyerahkan sejumlah uang kepada penjual untuk memperoleh sarana dan prasarana sesuai
dengan kesepakatan kedua belah pihak.
2. Pembuatan atau Produksi Sendiri
Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasrana pendidikan
dengan jalan membuat sendiri yang biasanya dilakukan oleh guru, siswa, atau pegawai.
Pemilihan cara ini harus mempertimbangkan tingkat kefektifan dan efisiensinya apabila
dibandingkan dengan cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang lain.
3. Penerimaan Hibah atau Bantuan
Penerimaan hibah atau bantuan yaitu merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana
pendidikan dengan jalan pemberian secara Cuma-Cuma dari pihak lain. Penerimaan hibah dapat
berasal dari pemerintah (pusat atau daerah) dan pihak swasta.
4. Penyewaan
Penyewaan adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan
pemanfaatkan sementara barang milik pihak lain untuk kepentingan sekolah dengan cara
membayar berdasarkan perjanjian sewa menyewa. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila kebutuhan sarana dan prasrana bersifat
sementara dan temporer.
5. Pinjaman
Pinjaman yaitu penggunaan barang secara Cuma-Cuma untuk sementara waktu dari pihak lain
untuk kepentingan sekolah berdasarkan perjanjian pinjam meminjam. Pemenuhan kebutuhan
sarana dan prasarana pendidikan dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila kebutuhan sarana
dan prasarana bersifat sementara dan temporer dan harus mempertimbangkan citra baik sekolah
yang bersangkutan.
6. Pendaur Ulangan
Pendaur ulangan yaitu pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara memanfaatkan
barang yang sudah tidak terpakai menjadi barang yang berguna untuk kepentingan sekolah.
7. Penukaran
Penukaran merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan
menukarkan sarana dan prasarana yang dimiliki dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
organisasi atau instansi lain. Pemilihan cara pengadaan sarana dan prasarana jenis ini harus
mempertimbangkan adanya saling menguntungkan diantara kedua belah pihak, dan sarana
prasarana yang dipertukarkan harus merupakan sarana dan prasarana yang sifatnya berlebihan
atau dipandang dan dinilai sudah tidak berdaya guna lagi.
8. Perbaikan atau Rekondisi
Nurabadi (2014:42) menyatakan perbaikan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana
pendidikan dengan jalan memperbaiki sarana dan prasarana yang telah mengalami kerusakan,
dan pada akhirnya satu atau beberapa unit sarana dan prasarana tersebut dapat dioperasikan atau
difungsikan kembali sebagaimana mestinya.
Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Pasal 3 menyatakan pengadaan barang/jasa wajib menerapkan prinsip-
prinsip:
1. Efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan yang ditetapkan dana dan
daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu singkat sertadapat
dipertanggungjawabkan
2. Efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan
dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-sebesarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.
3. Terbuka dan bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi penyedia
barang/jasa yang memenuhi persayaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat diantara
penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan
dan prosedur yang jelas dan transparan.
4. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa,
termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon
penyedia barang/jasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia barang/jasa yang berminat serta
bagi masyarakat luas pada umumnya.
5. Adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon
penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu,
dengan cara dan atau alasan apapun.
6. Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi
kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai dengan
prinsipprinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang/jasa.

Penyimpanan dan Inventarisasi Sarpras Pendidikan


Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan pencatatan atau
pendaftaran barang-barang milik lembaga (sekolah) ke dalam suatu daftar
inventaris barang secara tertib dan teratur menurut ketentuan dan tata cara yang
berlaku.2 Inventaris ini dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan
pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap barang-barang milik negara
atau swasta
Berikut tujuan inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan, yaitu:
a. Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan prasarana
yang dimiliki oleh suatu sekolah.
b. Untuk menghemat keuangan sekolah baik dalam pengadaan maupun
untuk pemeliharaan dan penghapusan sarana dan prasarana sekolah.
c. Sebagai pedoman untuk menghitung kekayaan suatu sekolah dalam
bentuk materil yang dapat dinilai dengan uang.
d. Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana dan parasarana
yang dimiliki oleh suatu sekolah.
12
atau pedoman-pedoman yang berlaku.17 Berikut tujuan inventarisasi sarana
dan prasarana pendidikan, yaitu:
a. Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan prasarana
yang dimiliki oleh suatu sekolah.
b. Untuk menghemat keuangan sekolah baik dalam pengadaan maupun
untuk pemeliharaan dan penghapusan sarana dan prasarana sekolah.
c. Sebagai pedoman untuk menghitung kekayaan suatu sekolah dalam
bentuk materil yang dapat dinilai dengan uang.
d. Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana dan parasarana
yang dimiliki oleh suatu sekolah.
Adapula manfaat inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan, yaitu:
a. Menyediakan data dan informasi dalam rangka menentukan kebutuhan
dan menyusun rencana kebutuhan barang.
b. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman dalam
pengarahan pengadaan barang.
c. Memberikan data informasi dalam menentukan keadaan barang (tua,
rusak, lebih) sebagai dasar untuk menetapkan penghapusannya.
d. Memberikan data dan informasi dalam rangka memudahkan pengawasan
dan pengendalian barang

Adapula manfaat inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan, yaitu:


a. Menyediakan data dan informasi dalam rangka menentukan kebutuhan
dan menyusun rencana kebutuhan barang
atau pedoman-pedoman yang berlaku.
Berikut tujuan inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan, yaitu:
a. Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan prasarana
yang dimiliki oleh suatu sekolah.
b. Untuk menghemat keuangan sekolah baik dalam pengadaan maupun
untuk pemeliharaan dan penghapusan sarana dan prasarana sekolah.
c. Sebagai pedoman untuk menghitung kekayaan suatu sekolah dalam
bentuk materil yang dapat dinilai dengan uang.
d. Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana dan parasarana
yang dimiliki oleh suatu sekolah.
Adapula manfaat inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan, yaitu:
a. Menyediakan data dan informasi dalam rangka menentukan kebutuhan
dan menyusun rencana kebutuhan barang.
b. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman dalam
pengarahan pengadaan barang.
c. Memberikan data informasi dalam menentukan keadaan barang (tua,
rusak, lebih) sebagai dasar untuk menetapkan penghapusannya.
d. Memberikan data dan informasi dalam rangka memudahkan pengawasan
dan pengendalian barang
Pemeliharaan Sarpras Pendidikan
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan
pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan
selalu siap digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan.
Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan
suatu barang sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan. Pemeliharaan
mencakup segala daya upaya yang terus-menerus mengusahakan agar peralatan tersebut tetap
dalam keadaan baik. Pemeliharaan dimulai dari pemakaian barang, yaitu dengan cara hati-hati
dalam menggunakannya. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas yang
mempunyai keahlian sesuai dengan jenis barang yang dimaksud.
tujuan dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan ini adalah
sebagai berikut:
• 1. Untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan. Hal ini sangat penting, terutama jika dilihat dari
aspek biaya karena untuk membeli suatu peralatan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan
dengan merawat bagian dari peralatan tersebut.
• 2. Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan
sehingga diperoleh hati yang optimal.
• 3. Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui pengecekan secara rutin
dan teratur.
• 4. Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan alat tersebut.
pemeliharaan, ada empat macam apabila ditinjau dari sifatnya,
yaitu (1) pemeliharaan yang bersifat pengecekan; (2)• bersifat pengecekan; (3) bersifat
pengecekan ringan; (4) bersifat perbaikan berat. Apabila ditinjau dari waktu pemeliharaannya,
ada dua macam, yaitu (1) pemeliharaan sehari-hari (menyapu, mengepel lantai, dan sebgainya),
(2) pemeliharaan berkala (pengontrolan genting, pengapuran tembok, dan sebainya). Kegiatan
pemeliharaan dilakukan agar setiap sarana dan prasarana pendidikan selalu siap pakai dalam
proses/kegiatan belajar mengajar.
Penghapusan Sarpras Pendidikan
penghapusan merupakan salah satu fungsi manajemen sarana dan prasarana pendidikan
persekolahan yang dimana harus mempertimbangkan alasan-alasan normatif tertentu dalam
pelaksanaannya. Olehkarena itu berbagai pertimbangan tersebut tidak lain adalah demi
efektivitas dan efisiensi kegiatan persekolahan
Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana dan prasarana
dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Secara lebih operasional penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang
bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris, kerena
sarana dan prasarana tersebut sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan
terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di sekolah
Tujuan Penghapusan Sarana dan Prasarana
1 Mencegah dan membatasi kerugian ataupun pemborosanbiaya pemeliharaan
2 Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris
3 Membebaskan ruang dariPenumpukan barang

Syarat-syarat Penghapusan
Sarana dan Prasarana
Keadaan barang
dalam rusak berat
sehingga tidak dapat
diperbaiki atau
digunakan lagi
01 Kegunaan tidak seimbang dengan pemeliharaan
2.Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan saat ini
3.Terlalu lama disimpan sehingga Mengakibatkan kerusakan
4. Apabila dilakukan pebaikan, akan menelan biaya yang besar
5. Barang-barang tersebut sudah tidak mutahir lagi
6.Musnah akibat bencana alam

Pelaksanaan penghapusan barang inventaris di tiap instansi dari pusat sampai daerah pada tiap
permulaan tahun anggaran dilakukan oleh panitia Penghapusan barang inventaris, dengan
keputusan Unit Utama masing-masing mewakili unsur keuangan,
perlengkapan dan bidang teknis. Panitia penghapusan barang inventaris tersebut bertugas untuk
meneliti, menilai barang-barang yang ada dan perlu dihapuskan, membuat berita acara,
melaksanakan penghapusan sampai melelang atau memusnahkan barang-barang inventaris
tersebut

Penghapusan dengan Lelang


Prosesnya sebagai berikut:
1. Pembentukan Panitia Penjualan oleh Kepala Dinas Pendidikan
2. Melaksanakan sesuai prosedur lelang
3. Mengikuti acara pelelangan
4. Pembuatan “Risalah Lelang” oleh Kantor Lelang dengan menyebutkan banyaknya nama
barang, keadaan barang yang dilelang
5. Pembayaran uang lelang yang disetorkan ke Kas Negara selambat-lambatnya 3 hari
6. Biaya lelang dan lainnya dibebankan kepada pembeli
7. Dengan perantaraan panitia lelang melaksanakan penjualan melalui kantor lelang negara dan
menyetorkan hasilnya ke Kas Negara setempat.

Penghapusan dengan Pemusnahan


. Prosesnya adalah sebagai berikut:
1. Pembentukan panitia penghapusan oleh pimpinan Unit Utama
2. Sebelum barang dihapuskan perlu dilakukan pemilihan barangyang dilakukan setiap tahun
bersamaan dengan waktu memperkirakan kebutuhan.
3. Panitia melakukan penelitian barang yang akan dihapus
4. Panitia membuat berita acara
5. Setelah mengadakan penelitian secukupnya barang-barang yang diusulkan untuk dihapus
sesuai surat keputusan dengan disaksikan oleh pejabat pemerintah daerah setempat dan
atau kepolisian, pemusnahannya dilakukan oleh unit kerja yang bersangkutan, tata
cara pemusnahannya yaitu dengan cara dibakar, dikubur, dsb
6. Menyampaikan berita acara ke atasan/ Menteri sehingga dikeluarkan keputusan
penghapusan
7. Jika barang itu dimusnahkan, pimpinan unit utama membentuk dan menugaskan panitia
untuk melaksanakan pemusanahan yang harus disaksikan oleh pemda setempat
Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan
salah satusarana pendidikan untuk menunjang kegiatanbelajar siswa memegang peranan yang
sangat
penting dalam memacu tercapainya tujuan Artinya, eksistensi per- pustakaan sekolah sejalan
dengan tujuan pendi- dikan di sekolah dan dijadikan sebagai sarana belajar oleh para siswa dan
guru di sekolah
tersebut. Perpustakaan sekolah bertujuan untuk menyerap dan menghimpun informasi, mewu-
judkan suatu wadah pengetahuan yang ter- organisir, membantu perkembangan kecakapan
bahasa dan daya pikir, mendidik murid agar dapat menggunakan dan memelihara bahan
pustaka secara efisien serta memberikan dasar ke arah studi mandiri (Darmono, 2007: 7).

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dan fasilitas penyelenggaraan pendi-
dikan, sehingga setiap sekolah semestinya memiliki perpustakaan. Perpustakaan sekolah ber-
ada di lingkungan sekolah dan sepenuhnya dikelola oleh sekolah yang bersangkutan
Fungsi
Perpustakaan sekolah sebagai perangkat pendidikan di sekolah merupakan bagian integraldalam
sistem kurikulum sekolah berfungsi sebagai berikut :
a. Pusat kegiatan belajar mengajar
Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan perpustakaan untuk mendukung
proses belajar mengajar.
b. Pusat penelitian sederhana
Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan perpustakaan yang bermanfaat
untuk melaksanakan penelitian sederhana bagi peserta didik.
c. Pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi
Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan perpustakaan yang bermanfaat
untuk menambah wawasan dan memperdalam ilmu pengetahuan serta rekreasi
intelektual bagi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan.
d. Pusat kegiatan literasi informasi.
Perpustakaan sekolah diharapkan berperan untuk membantu peserta didik, pendidik
dan tenaga kependidikan memiliki kemampuan untuk mengenal kebutuhan informasi,
untuk memecahkan masalah, mengembangkan gagasan, mengajukan pertanyaan
penting, menggunakan berbagai strategi pengumpulan informasi, menetapkan
informasi yang cocok, relevan dan otentik.
e. Tempat kegiatan kreatif, imajinatif, inspiratif dan menyenangkan.
Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan perpustakaan yang mampu
meningkatkan kegiatan kreatif, imajinatif, inspiratif dan menyenangkan bagi peserta
didik, pendidik dan tenaga kependidikan.

Kompetensi Manajerial Kepala Perpustakaan:

a. Memimpin tenaga perpustakaan sekolah/madrasah


b. Merencanakan program perpustakaan sekolah/madrasah
c. Melaksanakan program perpustakaan sekolah/madrasah
d. Memantau pelaksanaan program perpustakaan sekolah/madrasah
e. Mengevaluasi program perpustakaan sekolah/madrasahKompetensi Pengelolaan Informasi
Kepala Perpustakaan:
a. Mengembangkan koleksi perpustakaan sekolah/madrasah
b. Mengorganisasi informasi
c. Memberikan jasa dan sumber informasi
d. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

Kompetensi Kependidikan Kepala Perpustakaan:


a. Memiliki wawasan kependidikan
b. Mengembangkan keterampilan memanfaatkan informasi
c. Mempromosikan perpustakaan
d. Memberikan bimbingan literasi informasi

Kompetensi Kepribadian Kepala Perpustakaan:


a. Memiliki integritas yang tinggi
b. Memiliki etos kerja yang tinggi
Kompetensi Sosial Kepala Perpustakaan
a. Membangun Hubungan sosial
b. Membangun Komunikasi
Kompetensi Pengembangan Profesi Kepala Perpustakaan
a. Mengembangkan ilmu
b. Menghayati etika profesi
c. Menunjukkan kebiasaan membaca

Pengelolaan Laboratorium Pendidikan


Laboratorium yang sering disingkat “lab”, adalah tempat dilakukannya riset (penelitian) ilmiah,
eksperimen (percobaan), pengukuran ataupun pelatihan ilmiah. Pada umumnya, laboratorium
dirancang untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatantersebut secara terkendali.
Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya seperti laboratorium fisika,
laboratorium
kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa.

Laboratorium merupakan sumber belajar yang efektif untuk mencapai kompentensi yang
diharapkan bagi peserta didik. Untuk meninngkatkan efesiensi dan efektifitas, laboratorium harus
dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Sebagus dan selengkap apapunn suatu laboratorium
tidak akan berarti apaapa bila tidak ditunjang dengan manajemen yang baik. Oleh karena itu,
untuk mengoptimalkan fungsi laboretorium perlu dikelola secara baik untuk kelancaran proses
belajar mengajar.
Menurut kegunaannya, laboratorium dibagi menjadi dua jenis yaitu laboratorium pembelajaran
(classroomlaboratory) dan laboratorium penelitian (research laboratory).
Laboratoriumpembelajaran mempunyai ukuran yang lebih besar dari laboratoriumpenelitian.
Laboratorium pembelajaran bisa disebut jugadenganlaboratorium sekolah yang didesain untuk
proses belajar mengajar,praktikum dan kegiatan lain yang mendukung proses pembelajaran.
Manajemen laboratorium pendidikan adalah pengaturan dan pelaksanaan proses fungsi
manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan pelaporan) tempat
logis tenang kegiatan yang harus dilakukan, langahlangkah, metode, SDM, tenaga, dan dana
yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efesien.
Fungsi laboratorium
1. Sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran biologi secara praktek yang
memerlukan peralatan khusus.
2. Sebagai tempat yang dapat mendorong semangat pesertadidik untuk memperdalam pengertian
dari suatufaktayang diselidiki atau diamati.
3. Tempat display atau pameran.
4. Sebagai tempat bagi siswa untuk belajar memahamikarakteristik alamdan lingkungan melalui
optimalisasi keterampilan proses serta mengembangkan sikap ilmiah
5. Sebagai tempat siswa berlatih menerapkan keterampilanproses sesuai dengan tuntutan
pembelajaran Biologi yangmengutamakan proses selain produk.

6. Memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yangditerima sehingga antara teori dan praktek
bukanmerupakandua hal yang terpisah, melainkan dua hal yangmerupakansuatu kesatuan.
Keduanya saling mengkaji dan saling mencari dasar
Pengelolaan meliputi
Perencanaan yaitu proses pemikiran yang sistemik, analitis,logis tenang kegiatan yang harus
dilakukan, langahlangkah, metode, SDM, tenaga, dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efesien danPenataan alat dan bahan yaitu proses
pengaturan alat/bahan dilaboratorium agar tertata dengan baik
Administrasi meliputi
 Investasi peralatan laboratorium yang ada.

 Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat-alat yang rusak, alat-alat yang dipinjam
dan alat-alat yang dikembalikan.
 Keluar masuk surat menyurat

 Daftar pemakaian laboratorium, sesuai jadwal kegiatan praktikum dan penelitian.

 Daftar inventaris bahan-bahan kimia dan non kimia bahan bahan gelas

 Daftar inventaris alat-alat mebel lain Sistem evaluasi dan pelaporan.

Anda mungkin juga menyukai