Anda di halaman 1dari 37

ENEV607002

PENGELOLAAN
LIMBAH
INDUSTRI DAN B3
Astryd Viandila Dahlan
7 Desember 2022
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA-NC
PENGELOLAAN LIMBAH B3
Pengurangan/Pemilahan

Penyimpanan

Pengangkutan

Pengolahan

Penimbunan

2
PEMANFAATAN Limbah B3 dapat memberikan manfaat secara ekonomi dan
lingkungan dan tidak mengalihkan dampak (transfer of impact)
LB3 serta mengutamakan prinsip kehati-hatian (precaution).

3
PEMANFAATAN LIMBAH B3

Substitusi sumber
Susbtitusi bahan baku
energi

Sesuai dengan
Bahan baku perkembangan
teknologi

4
PERSYARATAN PEMANFAATAN LIMBAH B3 (LAMPIRAN XIII)

Substitusi Bahan Substitusi Bahan


Bahan Baku Sesuai IPTEK
Baku Bakar
• Sifat/fungsi sama • Bila dibakar • Sifat/fungsi sama • Technically
dengan bahan baku menghasilkan dengan bahan baku Feasible &
yang disubstitusi panas dan energi • Komposisi 100% Environment
• Komposisi< 100% • Kalori ≥ 2500 kkal dari total bahan Friendly
dari total bahan /kg; TOX < 2% dan baku
baku Sulfur < 1% • Memenuhi SNI /
• Produk telah • Mengurangi bahan standar lain yg
memiliki SNI bakar utama setara
• Memenuhi standar • Sesuai standar LH • Memenuhi standar
LH LH atau baku mutu
LH

5
PEMANFAATAN LIMBAH B3

6
PEMANFAATAN LIMBAH B3

BENTUK
NO. JENIS LIMBAH SUMBER
PEMANFAATAN
6 Limbah Kosmetik Bahan bakar alternatif Industri kosmetik
7 Dross dan Slag a. Peleburan ingot Industri peleburan
alumunium alumunium alumunium
b. Bahan campuran
koagulan
c. Bata tahan panas
d. Material Konstruksi
8 Dross dan slag timah Peleburan ingot timah Industri peleburan
putih timah
9 Limbah ban a. Carbon Kendaraan bermotor
b. Kawat
c. Minyak bakar

7
Pengolahan limbah B3 dilakukan dengan cara termal, kimia,

PENGOLAHAN fisik dan biologi. Metode pengolahan kimia, termal, dan


biologis mengubah bentuk molekul limbah B3. Perlakuan fisik,
LB3 memusatkan pada pemadatan, atau pengurangan volume
limbah.

8
TERMAL
Fungsi : Mendetoksifikasi senyawa organik dan
juga dapat menghancurkannya.

Jenis :
• Limbah B3 (PermenLHK No 6/2021) :
incinerator
• Limbah Medis (PermenLHK No 56/2015) :
autoclaves, microwaves, radiofrequency
irradiation, and incinerators

Limbah B3 yang tidak bisa ditermalkan : limbah


radioaktif, limbah B3 dengan karakteristik
eksplosif, limbah merkuri.

9
SPESIFIKIKASI TEKNIK
INSINERATOR
• The feeding system is carried out
mechanically.

• It has 2 (two) or more combustion


chambers with temperatures:
o at least 800°C for the first combustion
chamber; and
o 850°C – 1,200°C second combustion
chamber.
• The combustion system consists of a
primary combustion burner and a
secondary combustion burner.

• Air pollution control facilities.

10
SPESIFIKIKASI TEKNIK INSINERAT OR

• Emission quality standards as regulated


in this regulation, attachment XIV - XV.

• Combustion efficiency is at least


99.99%.

• The standard of efficiency for the


destruction and removal of Principal
Organic Hazardous Constituents
(POHCs) compounds is valued at
99.99%.

11
SOLIDIFIKASI - STABILISASI

Stabilisasi/ solidifikasi adalah proses mengubah bentuk


fisik dan/atau senyawa kimia dengan menambahkan
bahan pengikat atau zat pereaksi tertentu untuk
memperkecil/membatasi kelarutan, pergerakan, atau
penyebaran daya racun limbah, sebelum dibuang.

Stabilisasi adalah proses pencampuran limbah dengan


bahan tambahan dengan tujuan menurunkan laju
migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk
mengurangi toksisitas limbah tersebut.

Solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan


(enkapsulisasi) suatu bahan berbahaya dengan
penambahan aditif. Proses enkapsulisasi menghasilkan
material padatan yang tahan terhadap perlindian..

12
METODE PENGOLAHAN LIMBAH B3

Kimia Fisika Biologi

• Ion exchange, • Evaporation, • Bioremediasi


precipitation, sedimentation,
oxidation and flotation, and
reduction, and filtration.
neutralization.

13
PERSYARATAN LOKASI FASILITAS PENGOLAHAN LIMBAH B3

15
Penimbunan Limbah B3 dapat dilakukan pada fasilitas berupa
PENIMBUNAN penimbusan akhir Landfill; sumur injeksi; penempatan kembali

LB3 di area bekas tambang (Back filling), dam tailing; dan/atau


sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

16
PENIMBUNAN LIMBAH
B3

17
SYARAT LOKASI LANDFILL LIMBAH B3

Bebas Banjir;

Tidak merupakan daerah


Permeabilitas tanah;
resapan air tanah.

Merupakan daerah yang


secara geologis aman,
stabil, tidak rawan
bencana, dan di luar
kawasan lindung; dan

18
FASILITAS PENIMBUSAN AKHIR LIMBAH B3

Desain Fasilitas (double liner, single liner, dan clay liner);

Memiliki sistem pelapis yang dilengkapi dengan:


saluran untuk pengaturan aliran air pengumpulan air lindi dan
sumur pantau; dan lapisan penutup akhir;
permukaan; pengolahannya;

Memiliki peralatan pendukung Penimbunan Limbah B3 yang paling sedikit terdiri:


peralatan dan perlengkapan untuk mengatasi keadaan
alat angkut untuk Penimbunan Limbah B3; dan alat pelindung dan keselamatan diri;
darurat;

Memiliki rencana Penimbunan Limbah B3, penutupan, dan pasca penutupan landfill.

19
JENIS LANDFILL LIMBAH B3

20
PE N E N TUAN K E L AS L AN D F I L L L I MB AH B 3

Kelas I : kadar pencemar ≥ kolom A

Kelas II : kadar pencemar < kolom A, ≥


kolom B

Kelas III : kadar pencemar ≤ kolom B

21
LANDFILL KELAS I

22
SUMUR INJEKSI

Salah satu cara membuang limbah B3 dengan


memompakan limbah tersebut melalui pipa ke lapisan
batuan yang dalam, di bawah lapisan-lapisan air tanah
dangkal maupun air tanah dalam. Secara teori, limbah
B3 ini akan terperangkap di lapisan itu sehingga tidak
akan mencemari tanah maupun air.

Pembuangan limbah ke sumur injeksi merupakan suatu


usaha membuang limbah B3 ke dalam formasi geologi
yang berada jauh di bawah permukaan bumi yang
memiliki kemampuan mengikat limbah, sama halnya
formasi tersebut memiliki kemampuan menyimpan
cadangan minyak dan gas bumi. Hal yang penting untuk
diperhatikan dalam pemilihan tempat ialah strktur dan
kestabilan geologi serta hidrogeologi wilayah setempat.

24
DAM TAILING
Tailing (Proses pengolahan bijih mineral
logam pada industri pertambangan),
termasuk limbah B3 kategori bahaya 2

25
BACKFILLING

26
BACKFILLING

27
Membuang, menempatkan dan/atau memasukkan limbah
dalam jumlah, konsentrasi, waktu dan lokasi tertentu dengan
DUMPING LB3 persyaratan tertentu ke media laut. Dumping hanya bisa
dilakukan oleh Penghasil Limbah B3. Dumping dapat dilakukan
di laut atau tanah.

28
DUMPING KE LAUT

• tailing dari kegiatan pengolahan hasil pertambangan


• serbuk bor dari hasil pemboran Usaha dan atau
Kegiatan eksplorasi dan atau eksploitasi di laut
menggunakan lumpur bor berbahan dasar sintetis
(synthetic-based mud)
• serbuk bor dan lumpur bor dari hasil pemboran
Usaha dan atau Kegiatan eksplorasi dan atau
eksploitasi di laut menggunakan lumpur bor
berbahan dasar air (water-based mud )

Limbah B3 tersebut wajib dilakukan netralisasi atau


penurunan kadar racun sebelum dilakukan Dumping ke
laut

29
DUMPING (TAILING)

Lokasi tempat dilakukan Dumping Limbah B3 harus memenuhi persyaratan yang meliputi:

tidak berada di lokasi tertentu atau daerah sensitif berdasarkan Peraturan


di dasar laut pada laut yang memiliki lapisan termoklin permanen; dan
Perundang-Undangan.

Dalam hal tidak terdapat laut yang memiliki lapisan termoklin permanen, lokasi tempat dilakukan Dumping
Limbah B3 berupa tailing dari kegiatan pertambangan harus memenuhi persyaratan lokasi yang meliputi:

secara topografi dan batimetri menunjukkan


di dasar laut dengan kedalaman lebih besar atau adanya ngarai dan/atau saluran di dasar laut yang
tidak ada fenomena up-welling.
sama dengan 100 m (seratus meter); mengarahkan tailing ke kedalaman lebih dari atau
sama dengan 200 m (dua ratus meter); dan

30
DEEP SEA TAILING
PLACEMENT

31
DUMPING (SERBUK BOR)

• Dalam hal tidak terdapat laut yang memiliki lapisan termoklin


permanen, lokasi tempat dilakukan dumping limbah B3 berupa
serbuk bor dari kegiatan pertambangan di laut harus memenuhi
persyaratan:
• di laut dengan kedalaman lebih dari atau sama dengan 50 m
(lima puluh meter); dan
• dampaknya berada di dalam radius sama dengan atau lebih
kecil dari 500 m (lima ratus meter) dari lokasi dumping di
laut.
• Dalam hal Limbah B3 berupa serbuk bor dari kegiatan
pertambangan di laut akan dilakukan dumping ke lokasi memiliki
kandungan Total Polyhydrocarbon (TPH) lebih dari 0% (nol
perseratus) tetapi kurang dari 10% (sepuluh perseratus), setiap
orang yang melakukan dumping harus mengupayakan
pengurangan kandungan hidrokarbon tersebut sampai dengan:
• paling tinggi 5% (lima perseratus) pada tahun 2017; dan
• 0% (nol perseratus) pada tahun 2025.

32
KETENTUAN DUMPING SERBUK BOR

33
SERBUK BOR

34
PENGELOLAAN SERBUK BOR

35
UAS TU B E S
- Materi prof setyo - Presentasi materi dalam bentuk video
(15 menit). Link video dikumpulkan di
- Akan dibagi menjadi 2 ruangan. Ruangan
emas2. Penilaian video: penilaian materi
akan diinfokan Kembali.
- Offline di kelas. Summary 1 slide. QnA
maksimal 10 menit per kelompok.Maks
2 penanya. Penilaian: keaktifan
mahasiswa.

- Laporan: dikumpulkan di emas2,


diminggu UAS.

36
THANK YOU

37

Anda mungkin juga menyukai