Ada empat cara menetukan persamaan trend linier, yaitu (1) metode tangan bebas, (2)
metode setengah rata-rata, (3) metode rata-rata bergerak, (4) metode kuadrat terkecil. Dalam
kesempatan ini untuk memberikan ilustrasi tentang persamaan garis trend hanya akan
diterangkan dua cara saja yaitu metode tangan bebas dan metode kuadrat terkecil, mengingat
ke dua metode yang lain pada dasarnya hampir sama. Dan dalam kebanyakan analisis banyak
digunakan trend linier untuk jangka pendek dan trend kuadrat kecil biasanya berbentuk trend
non linier yang dipergunakan untuk memprediksi data dalam jangka panjang.
Waktu untuk bulan Januari sebagai titik asal, yaitu X = 0, sehingga X = 1 menyatakan
bulan Februari, X = 2 menyatakan bulan Maret dan seterusnya. Maka diperoleh tabel lengkap
sebagai berikut:
Tabel 5.2 Jumlah mahasiswa yang lolos seleksi
Bln 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
mhs 12 8 18 16 20 24 22 18 26 …. …. ….
X 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Berdasarkan data di atas maka tampak grafik diagram pencar sebagai berikut:
30
20 data…
nilai trend
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Dalam membuat persamaan trend metode tangan bebas melalui penentuan dua titik
secara sembarang. Dalam contoh di atas misalnya titik pertama (3,16) dan titik kedua (8,26).
Persamaan trend dapat dihitung melalui rumus sebagai berikut.
= + (rumus 1)
( 2 − 1)
( − 1) = ( − 1) ( )
( 2 − 1)
Penyelesaian melalui metode tangan bebas hasilnya adalah sebagai berikut:
Titik pertama ( 3,16) titik kedua ( 8,26)
= + (rumus 1)
16 = + 3
26 = + 8
(-)
→ −10 = −5 → = 2
→ 26 = + 16 → = 10
Metode tangan bebas ini sekedar untuk pengetahuan saja sebab dalam kenyataannya
jarang sekali dipergunakan untuk proses peramalan atau menggambarkan persamaan trend
karena cara ini memiliki kelemahan prinsip yaitu pada penentuan titik awal persamaan sangat
berisiko. Artinya pada data yang sama tetapi penentuan titik awal yang berbeda akan
menghasilkan persamaan trend yang berbeda.
= + :
= ∑
= ∑ /∑
Dengan syarat x= 0, dimana x adalah variabel waktu dari data berkala dan adalah
nilai-nilai data berkala. Secara teknis syarat x = 0,ditentukan berdasarkan banyaknya nilai
data berkala jika n ganjil maka nilai x adalah …, -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3 … sedangkan bila
banyaknya nilai data berkala n genap, maka nilai x adalah …, -5, -3, -1, +1, +3, +5...,
Dari data di atas apabila dikerjakan dengan metode kuadrat terkecil hasilnya adalah
sebagai berikut:
30
25
20 data berkala
15
nilai trend
10
5
0
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
Selanjutnya data yang tersaji dalam tabel diatas, untuk dilakukan analisis perlu disiapkan
tabel persiapan analisis sebagai berikut:
Tabel 5.7Persiapan Analisis Time Series Trend Non linier
Thn. Y X XY X2 X2Y X4
1990 324 -13 -4212 169 54756 28561
1991 333 -11 -3663 121 40293 14641
1992 341 -9 -3069 81 27621 6561
1993 370 -7 -2590 49 18130 2401
1994 389 -5 -1945 25 9725 625
1995 401 -3 -1203 9 3609 81
1996 420 -1 -420 1 420 1
1997 429 1 429 1 429 1
1998 458 3 1374 9 4122 81
1999 472 5 2360 25 11800 625
2000 445 7 3115 49 21805 2401
2001 437 9 3933 81 35397 6561
2002 430 11 4730 121 52030 14641
2003 425 13 5525 169 71825 28561
5674 0 4364 910 351962 105742
Dengan memakai persamaan trend tersebut maka kita dapat menentukan nilai-nilai trend
untuk setiap X .Untuk X = -13 untuk tahun 1990, nilai trendnya adalah = 428,7902 + 4,795 (-
13) – 0,3616 (-13)2 = 305,3448 (305 pembulatan). Terjadi selisih (error) antara y asli dengan
prediksi sebesar 19. Untuk x = -11 untuk tahun 1991, nilai trendnya adalah = 428,7902 +
4,795 (-11) – 0,3616 (-11)2= 332,2916 (332 pembulatan) nilai errornya sebesar 1. Semakin
besar nilai errornya semakin besar pula ketimpangan dalam peramalan (prediksi) dan
seterusnya. Secara keseluruhan nilai trend disajikan adalah sebagai berikut:
Tahun 1999 sebagai tahun yang memiliki error terbesar dana tahu 2000 sebagai tahun yang
memiliki error tekecil.
E. Referensi
Santosa (2016). Statistika Hospitalitas. Yogyakarta: Deepublish