Dampak Ketimpangan Literasi Nasabah Dan Tenaga Pemasaran Terhadap
Dampak Ketimpangan Literasi Nasabah Dan Tenaga Pemasaran Terhadap
1
Dosen Program Studi Manajemen Keuangan Syari’ah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
2
Mahasiswa Program Studi Manajemen Keuangan Syari’ah, Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta
Definisi
Islamic Insurance (Asuransi Islam) atau yang lebih dikenal dengan Asuransi Syariah
(Syariah Insurance) adalah salah satu instrumen keuangan nonbank yang dijadikan sebagai
media bagi masyarakat dalam mengantisipasi resiko-resiko yang mungkin akan terjadi di masa
yang akan datang. Asuransi Syariah merupakan alternatif bagi masyarakat, khususnya
masyarakat muslim, yang mengharamkan asuransi konvensional.1
Berdasarkan Noordinet al. (2014), definisi yang paling tepat menjelaskan Takaful adalah
dalam Malaysian Takaful Act, 1984, yaitu: Takaful berarti skema berdasarkan persaudaraan,
solidaritas dan gotong royong yang memberikan bantuan dan bantuan keuangan timbal balik
kepada para peserta dalam hal kebutuhan dimana para peserta saling setuju untuk berkontribusi
untuk tujuan itu.2
Secara teknis, takaful didefinisikan sebagai perjanjian sepihak antara anggota kumpulan
risiko, di mana setiap anggota bersedia berbagi risiko spesifiknya dengan menyumbangkan uang
1
Hadi Daeng Mapuna, ASURANSI JIWA SYARIAH: Konsep dan Sistem Operasionalnya (Al-Risalah | Volume 19
Nomor 1 Mei 2019)
2
Hafiz Ali Hassan, Takaful models: origin, progression and future, (Journal of Islamic Marketing Vol. 11 No. 6, 2020
pp. 1801-1819 © Emerald Publishing Limited 1759-0833)
dalam bentuk amal yang dapat digunakan pada saat kerugian yang diderita oleh setiap anggota.
kolam (Iqbal dan Mirakhor, 2011;Aliet al.,2015).3
Mahdzan & Peter Victorian (2013) mengungkapkan bahwa literasi keuangan merupakan
suatu kebutuhan yang mendasar bagi setiap individu yang nantinya diharapkan agar dapat
menghindar dari berbagai permasalahan keuangan. Kemampuan setiap orang dalam
merencanakan keuangan berbeda, mereka melakukan berbagai tindakan-tindakan pencegahan
yang tepat terhadap risiko kerugian dan pada akhirnya dapat melakukan pendistribusian
keuangan secara tepat dan sesuai dengan harapan Kesulitan dalam mengelola keuangan bukan
hanya dilihat dari fungsi pendapatan namun perlu juga mengetahui kesalahan pengelola
keuangan yang dilakukan. Literasi keuangan dapat digambarkan sebagai seperangkat
pengetahuan dan keterampilan dalam masalah keuangan. Memilih kemampuan untuk
menerapkan pengetahuan dalam praktik kategori terpisah yang disebut sebagai kompetensi
keuangan.4
Literasi keuangan (financial literacy) memiliki arti melek keuangan. Buku pedoman
Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia menggambarkan literasi keuangan merupakan
satu kesatuan antara pengetahuan, kepercayaan dan kecakapan yang dimiliki individu untuk
mengatur keuangan dengan baik dan tepat. Masyarakat diharapkan mampu memahami fungsi
3
Amer Sarfraz and Asif Khurshid & Amer Sarfraz and Asif Khurshid, The impact of basic values on consumer
purchase intention of takaful with moderating role of similarity of competitors, (Journal of Islamic Accounting and
Business Research Vol. 13 No. 6, 2022 pp. 865-880 © Emerald Publishing Limited 1759-0817)
4
Devi Ria Wibowo, LITERASI KEUANGAN, PERSEPSI DAN KEPERCAYAAN TERHADAP LOYALITAS BERASURANSI,
(BALANCE: Economic, Business, Management and Accounting Journal Vol. XVII No. 2 |Bulan Juli Tahun 2020)
lembaga jasa keuangan dan dapat meningkatkan perilaku masyarakat terhadap pengelolaan dana
sehingga diharapkan dapat memperbaiki keadaan keuangan masyarakat secara pribadi.5
Definisi literasi keuangan yang lebih praktis dan dapat dinilai adalah yang
menggabungkan dan mengkonsolidasikan semua dimensi utama yang mendasari proses
pengambilan keputusan keuangan - kesadaran keuangan, pengetahuan, keterampilan, sikap dan
perilaku (Atkinson dan Messy, 2012;Aliet al.,2015).6
Oliver pada tahun 1999 mendefinisikan loyalitas sebagai “a deeply held commitment to
re-buy or re-patronise a preferred product/service consistently in the future, thereby causing
repetitive same-brand or same brand-set purchasing, despite situational influences and marketing
efforts having the potential to cause switching behavior”. Definisi ini menjelaskan adanya
korelasi yang positif antara sikap dan perilaku, namun Oliver melaporkan bahwa asosiasi antara
keduanya biasanya agak lemah dan ia menyimpulkan bahwa loyalitas yang sebenarnya, yaitu
komitmen emosional terhadap merk, adalah langka (East et.al, 1999).
Definisi yang sederhana tentang loyalitas dikemukakan oleh Swaddling dan Miller
(2002): "Loyalitas pelanggan adalah ketiadaan alternatif yang lebih baik."7
Teori
1. OJK, (2017) dalam Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia, literasi keuangan
merupakan pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang memengaruhi sikap
dan perilaku untuk meningkatkan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam
mencapaikesejahteraan.
2. Margaretha & Pambudhi, (2015)literasi keuangan adalah kemampuan untuk membaca,
menganalisis, mengelola, dan berkomunikasi tentang kondisi keuangan pribadi yang akan
mempengaruhi kesejahteraan material.
5
Rochmah, N. F. (2020). Analisis tingkat literasi investasi syariah agen asuransi syariah pada produk unit link di PT.
Asuransi Jiwa Generali Indonesia [Undergraduate, UIN Sunan Ampel Surabaya]. http://digilib.uinsby.ac.id/46145/
6
Ana Shakirah Md.Sapir @ Md.Shafik and Wan Marhaini Wan Ahmad, Financial literacy among Malaysian Muslim
undergraduates (Journal of Islamic Accounting and Business Research Vol. 11 No. 8, 2020 pp. 1515-1529 ©
Emerald Publishing Limited 1759-0817 DOI 10.1108/JIABR-10-2017-0149)
7
Adi Susilo Jahja, KEPUASAN DAN LOYALITAS NASABAH PERBANKAN,
(https://repository.perbanas.id/xmlui/bitstream/handle/perbanas/1717/Jahja-2016-KEPUASAN_LOYALITAS
%20_PERBANKAN.pdf?sequence=1&isAllowed=y)
3. Usardi dan Mitchell (2014) dalam Ismanto dkk (2019:95) menyebutkan literasi
keuangan adalah kemmapuan kognitif dan pendidikan keuangan seseorang yang
mempengaruhi perilaku dan kegiatan keuangan untuk meningkatkan
kesejahteraan.
4. Husto (2010) Ismanto dkk (2019:96) mendefinisikan literasi keuangan adalah struktur
modal bagi manusia berupa pengetahuan dan kemampuan yang dapat digunakan
kegiatan keuangan yang mempengaruhi perilaku keuangan dan kesejahteraan keuangan.
5. Volpe, (1998)mengartikan literasi keuangan yaitu pengetahuan individu untuk mengelola
keuangan.8
6. loyalitas merupakan kesetiaan, tekad dan kesanggupan menaati, melaksanakan dan
mengamalkan sesuatu disertai dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab (Hery 2018:31).
7. Menurut Kotler dan Keller (2016:138) mendefinisikan Loyalitas pelanggan adalah komitmen
yang dipegang secara mendalam untuk membeli atau mendukung kembali produk atau jasa
yang di sukai di masa depan, meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi
menyebabkan pelanggan beralih9
8. Menurut Griffin didalam Sukesi (2009) bahwa seseorang pelanggan dikatakan setia atau
loyal apabila pelanggan tersebut menunjukkan perilaku pembelian secara teratur atau
terdapat suatu kondisi di mana mewajibkan pelanggan membeli paling sedikit dua kali dalam
selang waktu tertentu.
9. Kartajaya (2003) menyatakan bahwa pelanggan yang sudah setia (loyal) bersedia membeli
walaupun dengan harga yang sedikit mahal dan senantiasa melakukan pembelian yang
berulang (repeat purchase) serta merekomendasikan produk atau jasa tersebut pada orang
lain.10
10. Loyalitas merupakan suatu komitmen yang telah dipegang teguh oleh pembeli atas
suatu produk atau layanan perusahaan yang disukai karena ekspektasi dan dilakukan
secara konsisten di masa mendatang (Masadah, Asngadi and Singgih 2020).
8
Elly Soraya Nurulhuda & Anis Lutfiati, ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LITERASI KEUANGAN
(Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam AsSyafi’iyah), Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.
2 No. 2 – Juni 2020
9
Ika Devi Widyaningrum, Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Fasilitas Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan,
(Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, BULAN 2020)
10
Mashuri, ANALISIS DIMENSI LOYALITAS PELANGAN BERDASARKAN PERSPEKTIF ISLAM, (IQTISHADUNA: Jurnal
Ilmiah Ekonomi Kita Juni 2020, Vol.9, No.1: 54-64)
11. Loyalitas nasabah adalah salah satu faktor yang menentukan dan digunakan sebagai
tolok ukur keberhasilan strategi perusahaan (bank syariah) dalam mempertahankan
pelanggan atau nasabahnya(Mashuri 2020).
12. Nasabah yang loyal dan berkomitmen akan terus menggunakan kembali jasa perbankan
syariah dan berlangganan atas produk perbankan syariah di masa mendatang walaupun
situasi dan usaha pemasaran akan menyebabkan perubahan perilaku(Kotler 2016).
13. Loyalitas nasabah adalah kondisi dimana yang selalu diharapkan oleh perusahaan yang
bergerak di bidang jasa khususnya bidang perbankan untuk menjaga stabilitas kegiatan
operasional perbankan(Dewi 2021).
14. Nasabah yang loyal akan mengalami beberapa tingkatan yang terdiri dari kognitif,
afektif, konatif, dan inersia (Masadah, Asngadi and Singgih 2020).
15. Makna loyalitas kognitif adalah loyalitas yang berkaitan dengan informasi atas
pengalaman yang diperoleh. Loyalitas afektif dimaknai sebagai dimensi kesenangan
atas layanan yang diekspektasikan. Sedangkan loyalitas konatif adalah komitmen
nasabah untuk menggunakanproduk atasu jasa kembali. Makna loyalitas inersia adalah
kesiapanmenghadapi rekondisi atau perubahan regulasi perusahaan(Mawarni, Nujum and
Djamereng 2020).
16. Implementasi dari tingkatan loyalitas nasabah tercermin dalamfungsi dari kepuasan
nasabah, rintangan pengalihan, serta keluhan nasabah(Wijayanto 2015).
17. Nasabah akan menjadi loyal karena adanya hambatan peralihan yang besar dengan faktor
teknis, ekonomis, atau psikologis yang dirasakan mahal atau sulit untuk beralih ke bank
syariah lain (Utami 2015).Dimensi loyalitas terdiri dari: re-purchase,buying between product
lines and services, refer to others,immunity against competitors(Griffin 2005).11
18. Pemasaran berorientasi pada proses yang ada dalam suatu perusahaan untuk
menciptakan nilai untuk pelanggan dan membangun hubungan yang kuat antara
pelanggan dan perusahaan sehingga pelanggan akan kembali menggunakan produk suatu
perusahaan(Kotler2016).
19. Pemasaran diartikan sebagai proses analisis, perencanaan, penerapan, serta pengendalian
terhadap program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan
11
Restu Fajar Maulida & Nadia Roosmalita Sari, PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, GOOD COORPORATE
GOVERNANCE DAN STRATEGI PEMASARAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH, (JPS (Jurnal Perbankan Syariah)April
2022, Vol.3, No.1: 29-42)
pertukaran dan hubungan yang menguntungkan pelanggan dan perusahaan(Budianto
2005). Kedua pendapat tersebut menjelaskan bahwa pemasaran merupakan suatu proses
yang menciptakan nilai dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan
melalui proses analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian yang dapat
menciptakan hubungan yang saling menguntungkanantara pelanggan dengan
perusahaan.12
Indikator
Menurut Antara et al. (2017) tingkat literasi keuangan syari’ah dapat diukur dengan
menggunakan empat indikator yaitu pengetahuan keuangan dasar (larangan riba, larangan gharar,
dan larangan maysir), pinjaman/kredit, investasi/tabungan, serta asuransi/perlindungan sumber
daya.
Hanson and Olson (2018) menyatakan bahwa pola komunikasi dalam keluarga bisa
dibedakan dalam dua bentuk yaitu pola komunikasi berorientasi diskusi dan komunikasi satu
arah dari orang tua. Pola komunikasi diskusi akan meningkatkan tingkat literasi keuangan pada
generasi yang lebih muda (A. Grohmann, Kouwenberg, & Menkhoff, 2015; Hanson & Olson,
2018; Jorgensen & Savla, 2010).
Religiusitas diartikan sebagai pandangan tentang cara hidup seseorang atas keyakinan,
nilai dan praktik keagamaannya yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari (Eid & El-
Gohary, 2015; Minton et al., 2019; Rahim et al., 2016). Tingkat religiusitas akan berbeda untuk
setiap individu. Semakin tinggi komitmen individu terhadap agamanya yangtercermin pada sikap
dan perilakunya maka semakin tinggi religiusitas seseorang. Oleh sebab itu seseorang yang
memiliki religiusitas yang tinggi akan mengambil semua keputusannya sesuai tuntunan
agamanya.13
Abdullah dan Anderson (2015) memeriksa literasi keuangan bankir mengenai keputusan
keuangan yang terkait dengan produk dan layanan Islam; mereka mengidentifikasi variabel
signifikan yang mempengaruhi IFL bankir dengan menerapkan analisis faktor. Di samping itu,
Zaman et al. (2017) menyelidiki tingkat IFL di antara penduduk Lahore dalam hal adopsi
12
Restu Fajar Maulida & Nadia Roosmalita Sari
13
Patrisia, D., & Abror, A (2022). Literasi keuangan syariah pada generasi Z: Peran keluarga dan religiusitas. Jurnal
Kajian Manajemen Bisnis, 11 (1), 01-15. https://doi.org/10.24036/jkmb.11687000Dina
layanan perbankan syariah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
mengkhawatirkan legitimasi layanan perbankan syariah, kualitas pelanggan, legitimasi
operasional sistem perbankan syariah, dan kualitas produk dan layanan.14
1. Pengetahuan seseorang terhadap nilai barang dan skala prioritas dalam hidupnya
2. Penganggaran, tabungan dan bagaimana mengelola uang
3. Pengelolaan kredit
4. Pentingnya asuransi dan perlindungan terhadap risiko
5. Dasar Investasi
6. Perencanaan pension
7. Penggunaan dari belanja dan membandingkan produk yang mana harus pergi mencari saran
dan informasi bimbingan, dan dukungan tambahan
8. Bagaimana mengenali potensi konflik atas kegunaan (prioritas)
Chen dan Volpe (1998), Amaliyah dan Witiastuti (2015) dan Bhushan & Medury (2013)
yang mengungkapkan bahwa laki-laki cenderung memiliki tingkat literasi keuangan lebih tinggi
dari perempuan. Hal ini disebabkan karena laki-laki lebih berani mengambil resiko saat
mengelola keuangan pribadinya. 15
14
Yusuf Dinc, Mehmet Çetin, Mehmet Bulut and Rashed Jahangir, Islamic financial literacy scale: an amendment in
the sphere of contemporary financial literacy (ISRA International Journal of Islamic Finance Vol. 13 No. 2, 2021 pp.
251-263 Emerald Publishing Limited 0128-1976 DOI 10.1108/IJIF-07-2020-0156)
15
Elly Soraya Nurulhuda & Anis Lutfiati
16
Ika Devi Widyaningrum, Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Fasilitas Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan,
(Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, BULAN 2020)
Menurut Hidayat (2009:103) loyalitas konsumen merupakan komitmen seorang
konsumen terhadap suatu pasar berdasarkan sikap positif dan tercermin dalam pembelian ulang
secara konsisten. Indikator dari loyalitas konsumen tersebut adalah:
Menurut Jeremia dan Djurwati (2019:833) loyalitas pelanggan merupakan sebuah hasil
yang didapat dari kepuasan pelanggan akan sebuah produk barang atau jasa, loyalitas ini
memberikan dampak positif bagi perusahaan seperti pelanggan yang loyal melakukan pembelian
yang berulang- ulang pada produk perusahaan.
1. Melakukan pembelian ulang adalah niat beli yang dilakukan konsumen lebih dari satu kali
pembelian
2. Merekomendasikan kepada pihak lain adalah menyarankan atau merekomendasikan kepada
orang lain mengenai produk yang ia beli
3. Tidak berniat untuk pindah adalah konsumen setia terhadap produk atau merek yang disukai
nya dan enggan berpindah merek
4. Membicarakan hal-hal positif adalah berbicara hal-hal positif produk yang dibeli
Judul jurnal : “Implikasi Literasi Asuransi Syariah Terhadap Tingkat Kooperatif, Komitemen
dan Loyalitas Nasabah”
Pendekatan yang digunakan dalam pelitian ini adalah asosiatif kuantitatif, dengan analisis
data Statistik Deskriptif dan Partial Least Square (PLS). Metode penentuan sampel menggunakan
purposive sampling.
Hasil dari uji data jurnal diatas menunjukkan bahwa tingkat literasi asuransi syariah
memiliki implikasi yang positif dan signifikan terhadap sikap kooperatif, komitmen, dan
loyalitas baik pada nasabah maupun non nasabah. Dengan ketentuan masing-masing adalah
literasi terhadap kooperatif (28.151 > 1.672029), literasi terhadap komitmen (20.368 >
1.672029), dan literasi terhadap loyalitas (44.684 > 1.672029), Indeks literasi asuransi syariah
masyarakat Indonesia yang masih belum merata menyebabkan asuransi syariah belum menjadi
pilihan yang prioritas. Hal ini dikarenakan asuransi syariah hanya dipandang dari orientasi yang
sama dengan konvensional, yakni “protection oriented” dan melupakan asas utama dari asuransi
syariah yaitu “saling menanggung” yang berwujud dana tabarru’ dan menjadi penyebab asuransi
syariahkurang diminati oleh masyarakat.17
17
Lina Wati, Nurfitriana, Yusteja, Implikasi Literasi Asuransi Syariah Terhadap Tingkat Kooperatif, Komitemen dan
Loyalitas Nasabah (Journal of Business Management and Islamic Banking Vol. 1 No. 1, 2022 pp. 89-102)