Anda di halaman 1dari 8

Menghitung RP, OR, dan RR

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mengetahui penggunaan uji faktor risiko dengan menggunakan Rasio


prevalensi, Odd Ratio, dan Relative Risk.
2. Siswa dapat menghitung RP,OR dan RR secara manual dan menggunakan SPSS
3. Siswa dapat menginterpretasikan hasil uji RP,OR dan RR.

MATERI
RASIO PREVALENSI

Studi cross sectional merupakan salah satu studi epidemiologi untuk menemukan hubungan antara
factor risiko dan penyakit. Penelitian non eksperimental ini dilakukan umumnya dalam rangka
mempelajari dinamika korelasi antara factor-faktor risiko dan variable dengan efek yang berupa
penyakit atau status kesehatan tertentu, dengan model pendekatan poin time, yakni variable-variabel
yang termasuk factor risiko dan variable efek diobservasi sekaligus pada saat yang sama, tiap subjek
hanya diobservasi sekali saja dan factor risiko serta efek diukur menurut keadaan atau status waktu
diobservasi.

Angka Risiko Relatif dalam penelitian cross sectional.


Yang dimaksud dengan Risiko relative adalah kemungkinan timbul atau berkembangnya suatu efek atau
penyakit dihubungkan dengan factor risiko tertentu. Risiko ini dicerminkan dengan adanya kasus baru
dalam populasi tertentu pada periode waktu tertentu. Penghitungan risiko relative berbeda-beda untuk
penelitian epidemiologi yang satu dengan lainnya. Untuk rancangan cross sectional, risiko relatif
dicerminkan dengan angka rasio prevalensi (prevalence ratio, RP)

Rasio prevalensi adalah jumlah subjek dengan efek positif (prevalensi penyakit) pada semua subjek
dengan faktor risiko positif dibagi jumlah subjek dengan efek positif pada semua subjek dengan faktor
risiko negatif. Dengan demikian risiko relative adalah angka yang menggambarkan prevalensi penyakit
dalam populasi terkait dengan factor risiko yang dipelajari, atau prevalensi penyakit yang timbul akibat
factor risiko tertentu.

Untuk menghitung rasio prevalensi dihitung dengan rumus:

RP = A : C
A+B C+D

Efek
Ya tidak Jumlah
Faktor risiko Ya A B A+B
tidak C D C+D
Jumlah A+C B+D A+B+C+D
Setelah diketahui nilai RP, maka interval kepercayaan (Confidence Interval) dapat dihitung dengan
metode Meittenen, Mantel-Hanzel, Fisher, Woolf dan Cornfield. Berikut adalah penghitungan IK dengan
metode Woolf:

a b
ln RP±1.96| +
a (a+c) b (b+d )
IK = EXP

Dengan menggunakan exel, rumus tersebut dapat digunakan dengan mudah.

Interpretasi hasil:

1. Bila nilai Rasio prevalensi = 1 berarti variabel yang diduga sebagai faktor risiko tidak ada
pengaruhnya terhadap terjadinya efek, atau dengan kata lain, dia bersifat netral.
2. Bila rasio prevalensi > 1, dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup angka 1, maka
berarti variabel tersebut merupakan faktor risiko timbulnya penyakit. Akan tetapi jika interval
kepercayaannya mencakup angka 1, maka nilai rasio prevalensi tidak diperhitungkan.
3. apabila rasio prevalensi < 1, dan rentang kepercayaannya tidak mencakup angka 1, maka berarti
faktor yang diteliti justru menjadi faktor yang mengurangi terjadinya penyakit, dan menjadi faktor
protektif. Jika interval kepercayaan lebih dari 1, maka nilai RP tidak diperhitungkan.
4. Bila nilai interval kepercayaan mencakup angka 1, maka berarti pada populasi yang diwakili oleh
sampel tersebut mungkin terdapat nilai prevalen yang sama dengan 1, sehingga belum dapat
disimpulkan bahwa faktor yang dikaji tersebut merupakan faktor risiko atau faktor proteksi, karena
interval kepercayaan pada dalam konteks ini adalah nilai IK adalah rentang nilai RP pada populasi yang
mungkin ditemukan. Jadi jika dalam rentang tersebut terdapat nilai 1, maka dalam populasi
kemungkinan terdapat nilai RP = 1, sehingga ada anggota populasi yang memiliki variabel yang
diduga sebagai faktor risiko tidak berpengaruh pada efek.

Jika nilai RP > 1 dan IK tidak mencakup angka 1, maka variabel merupakan faktor risiko. Sebagai
contoh, pada penelitian mengenai sinusitis sebagai faktor risiko terjadinya Otitis Media Akut, hasil
analisis data diketahui RP=2 dan IK antara 1,02 - 3,5 maka disimpulkan sinusitis sebagai faktor risiko
OMA. Simpulannya, orang yang menderita sinusitis memiliki kemungkinan 2 kali akan menderita OMA
dibandingkan dengan orang yang tidak menderita sinusitis.

RASIO ODDS (OR)

Penelitian case control atau case-comparison study merupakan penelitian epidemiologis yang menelaah
hubungan antara efek (penyakit) tertentu dengan factor risiko tertentu. Dalam urutan kekuatan
hubungan sebab akibat, desain case control ada di bawah desain penelitian kohort, namun lebih kuat
dari pada desain penelitian cross sectional.
Pada penelitian case control, kelompok kasus (pasien yang menderita efek) dibandingkan dengan
kelompok control (mereka yang tidak menderita penyakit atau efek). Dalam desain penelitian ini ingin
diketahui apakah suatu factor risiko tertentu benar berpengaruh terhadap terjadinya efek dengan
membandingkan kekerapan pejanan factor risiko tersebut pada kelompok kasus dan kelompok control.
Pada desain case control, Risiko relative dinyatakan dalam rasio Odds (OR). Penghitungan OR adalah :
AxD
OR=
BxC

Rumus interval kepercayaan untuk OR adalah sebagai berikut:

1 1 1 1
ln OR±1 .96| + + +
a b c d
IK= EXP

Interpretasi hasil nilai OR sama dengan interpretasi RP.

RISIKO RELATIF

Penelitian kohort juga merupakan penelitian epidemiologi yang mempelajari hubungan antara faktor
risiko dan efek atau penyakit. Pada penelitian kohort, kausa atau faktor risiko diidentifikasi terlebih
dahulu, kemudian subjek diikuti sampai periode tertentu untuk melihat terjadinya efek atau penyakit
yang diteliti pada kelompok subjek dengan faktor risiko dan subjek tanpa faktor risiko.

Pada studi kohort sederhana, besaran efek yang diperoleh menggambarkan insiden kejadian pada setiap
kelompok. Perbandingan insiden penyakit antara kelompok dengan faktor risiko dan kelompok tanpa
faktor risiko disebut dengan risiko relatif atau rasio risiko (RR)

RR dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

A C
:
RR= A+ B C + D

Rumus interval kepercayaan yang digunakan adalah:

a b
ln RP±1. 96| +
a (a+c) b (b+d )
IK = EXP

Interpretasi nilai RR sama dengan interpretasi nilai RP dan OR.

TUGAS MAHASISWA MANDIRI

Berikut adalah data penelitian mengenai sinusitis sebagai faktor risko kejadian Otitis Media Akut di RSI
Sulatan Agung periode Januari-Desember 2010. Jika rancangan penelitian yang dipergunakan adalah
cross sectional, tentukan RP dan interpretasinya. Jika desain yang dipergunakan case control, tentukan
OR dan interpretasinya. Jika desain yang dipergunakan adalah kohort, tentukan RR dan interpretasinya.
Hitunglah RP, OR dan RR tersebut secara manual dan menggunakan SPSS, kemudian bandingkan
hasilnya.
No.
Responde Sinusitis Otitis Media Akut
n
1 sinusitis OMA
2 sinusitis OMA
3 sinusitis tdk OMA
4 sinusitis tdk OMA
5 sinusitis tdk OMA
6 tdk sinus tdk OMA
7 tdk sinus tdk OMA
8 sinusitis OMA
9 sinusitis OMA
10 tdk sinus OMA
11 tdk sinus OMA
12 tdk sinus OMA
13 sinusitis OMA
14 sinusitis tdk OMA
15 sinusitis tdk OMA
16 sinusitis tdk OMA
17 sinusitis tdk OMA
18 sinusitis tdk OMA
19 sinusitis OMA
20 sinusitis OMA
21 tdk sinus OMA
22 tdk sinus OMA
23 tdk sinus tdk OMA
24 tdk sinus tdk OMA
25 sinusitis tdk OMA
26 sinusitis tdk OMA
27 tdk sinus OMA
28 tdk sinus OMA
29 tdk sinus OMA
30 sinusitis tdk OMA
31 tdk sinus tdk OMA
32 sinusitis tdk OMA
33 tdk sinus tdk OMA
34 sinusitis tdk OMA
35 tdk sinus tdk OMA
36 tdk sinus OMA
37 tdk sinus OMA
38 tdk sinus tdk OMA
39 sinusitis tdk OMA
40 sinusitis tdk OMA
41 sinusitis tdk OMA
42 tdk sinus tdk OMA
43 tdk sinus OMA
44 sinusitis OMA
45 sinusitis tdk OMA
46 sinusitis tdk OMA
47 tdk sinus tdk OMA
48 sinusitis tdk OMA
49 sinusitis tdk OMA
50 sinusitis tdk OMA

Untuk memudahkan membuat tabel 2 x 2, maka gunakan SPSS.


Buka SPSS, klik variabel view, kemudian pada kolom name, tuliskan nama variabel, yakni
sinusitis. Pada kolom values, si klik, lalu isikan value labels, seperti contoh:

Lakukan langkah yang sama untuk variabel OMA.


Kemudian kembali ke Data view, dan isikan data seperti pada contoh. Untuk membuat tabel
2x2, klik analyze, descriptive statistic dan crosstab.
Pindahkan variabel sinusitis pada kolom Rows, dan OMA pada kolom Coloums.
Kemudian klik statistik maka akan muncul :

Selanjutnya klik chisquare dan Risk.

Klik OK, maka akan muncul hasil sebagai berikut:

Hasil tabel 2 x 2 adalah sebagai berikut:


Dengan tabel 2 x 2 ini, dapat dicari nilai RP, OR dan RR dengan rumus di atas. Jika dihitung
dengan SPSS, maka hasil dapat dilihat pada tabel Risk Estimate.

sinusitis * OMA Crosstabulation


Count

OMA

OMA tdk OMA Total

sinusitis sinus 15 43 58
tdk
21 21 42
sinus
Total 36 64 100
Risk Estimate

95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for sinusitis
.349 .150 .811
(sinus / tdk sinus)
For cohort OMA = oma .517 .304 .879
For cohort OMA = tdk oma 1.483 1.057 2.080
N of Valid Cases 100

Dari hasil tersebut diketahui:


a. Jika desain penelitiannya adalah case control, maka lihat value pada Odd ratio: 0.349,
dan 95% CI: 0.150 sd 0.811.
b. Jika desain penelitian cross sectional atau cohort, maka lihat hasil pada cohort for OMA:
0.517 dengan 95% CI: 0.304 sd 0.879.

Jelaskan maknanya!!!!

Anda mungkin juga menyukai