Anda di halaman 1dari 3

1. Analisis Data.

a. Analisis Univariat.
Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum dengan cara
mendeskripsikan tiap-tiap variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan
melihat gambaran distribusi frekuensinya dalam bentuk tabel.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan
terikat karena rancangan penelitian ini adalah study kasus kontrol, maka dilakukan
perhitungan Oods Ratio ( OR ). Dengan mengetahui besarnya OR, dapat diestimasi
pengaruh dari faktor yang diteliti terhadap TB paru dengan perhitungan OR
menggunakan tabel 2 x 2 sebagai berikut:
Tabel 1
Tabel kontengensi 2 x 2 Oods Ratio pada penelitian case control stutdy.
Faktor Risiko Kelompok Total
Study
Kasus Kontrol
Positif a b a+b
Negatif c d c+d
Total a+c b+d a+b+c+d

Odds kelompok kasus : a/ ( a + c ) : c/ ( a+c ) = a/c


Odss kelompok kontrol: b/(b+d ) : d/( b+d ) = b/d
Odds Ratio : a/c : b/d = ad/bc
Keterangan : a = jumlah kasus dengan risiko positif
b = jumlah kontrol dengan risiko positif.
c = jumlah kasus dengan risiko negatif.
d = jumlah kontrol dengan risiko negatif.
Keuntungan yang digunakan Odds Ratio ( OR ) tersebut adalah
a. Intervensi kepercayaan atas CI sebesar 95 %.
b. Nilai kemaknaan untuk melihat hubungan faktor risiko dengan kasus ditentukan
berdasarkan batas-batas ( limit ) sebagai berikut
Nilai batas bawah ( Lower limit ) = OR ( e² )
Nilai batas atas ( upper limit = OR ( e² )
F = √ ( 1/a + 1/b + 1/c + 1/d ) x 1,96
E = Logaritma natural ( 2,72 )
Interpretasi Odds Ratio ( OR ) adalah
1. OR < 1 Faktor risiko yang diteliti merupakan faktor protektif terhadap timbulnya
penyakit ( efek ).
2. OR = 1 Tidak ada hubungan ( bukan merupakan faktor risiko).
3. OR > 1, Faktor yang diteliti memang merupakan faktor risiko
1) Jika nilai batas bawah dan batas atas, keduanya dibawah nilai 1 dan keduanya
diatas nilai 1, berarti hasil analisis dinyatakan ada hubungan yang bermakna.
Sebaliknya apabila jarak antara nilai batas atas dan nilai batas bawah melalui nilai
1, artinya bila nilai batas bawah < 1 sedangkan nilai batas atas > 1 maka hasil
analisis dinyatakan tidak ada hubungan yang bermakna ( Lameshow 1997 )
2. Penyajian Data.
Penyajian Data dilakukan dalam bentuk distribusi frekuensi dan tabel silang
antara variabel bebas dan variabel terikat disertai dengan penjelasan atau narasi
1. Analisa Data
Hasil pengolahan data di analisis dengan menggunakan paket program komputer.
a. Bivariat
Menganalisa gambaran dalam bentuk jumlah dan persentase antara variabel
independen terhadap variabel dependen seperti pada tabel 1 di bawah ini :
Tabel 1. Tabel Bivariat

ISPA
Jumlah
Independent Positif Negatif
n % n %
Positif a p b r a+b

Negatif c q d s c+d

Jumlah a+c p+q b+d r+s a+b+c+d

Analisa data dilakukan dengan pengujian hipotesis. Hipotesis yang akan diuji
adalah hipotesis Nol (Ho) dengan derajat pemaknaan () = 0,05. Uji statistik dengan
menggunakan Chi-Square
(𝐎−𝐄)²
X²= ∑ (Notoatmojo, 2010)
𝐄
Keterangan :
O = Nilai observasi (observed value)
E = Nilai harapan (expected value)
dengan tingkat kemaknaan = 0,05
bermakna jika nilai P value < 0,05
Untuk mengetahui kuatnya hubungan variabel independen dengan variable
dependen yang telah diuji dengan Chi-Sguare dan bermakna dipakai uji koefisien
Phi.
𝒙𝟐
∅=√
𝒏
Interprestasi : Nilai phi antara 0 – 1
0 – 0,25 = Hubungan lemah
0,26 – 0,5 = Hubungan sedang
0,51 – 0,75 = Hubungan kuat
0,76 – 1 = Hubungan sangat kuat (Notoatmojo, 2010)

Anda mungkin juga menyukai