PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangan ilmu pengetahuankperan statistika sangat penting karena ilmu yang
dipelajari statistikakadalah tentang data. Data yang dihasilkan memberikankgambaranktentang
suatu persoalan. Ilmu yang dipelajari dalam statistika diantaranya adalah proses pengumpulan
data dankpenyajian data yang tergolong ke dalamkstatistika deskriptif yang hanya memberikan
gambaran informasi mengenai data yang dimiliki dan sama sekali tidak menarik kesimpulan
apapun tentang gugus data induknya yang lebih besar. Kemudian statistika juga mempelajari
ilmu tentang analisis datakyang kemudian dilakukan penarikan kesimpulan mengenai
keseluruhankgugus data induknya yang disebut dengan statistika inferensia
Salah satu bidang utama dalam statistika inferensia adalah pendugaan parameter. Teori
statistika inferensia mencakup semua metode yang digunakan dalam penarikan kesimpulan
mengenaiksuatu populasi. Pendugaan adalah suatu metode yang dilakukan untuk mengetahui di
sekitar berapa nilai-nilai karakteristik suatu populasi terletak dengan menggunakan nilai-nilai
karakteristik sampel, sedangkan parameter merupakan sebarang nilaikyang menjelaskan ciri
populasi [10]. Oleh karena itu, pendugaan parameter adalah prosedur yang dilakukan untuk
menduga parameter populasi, sepertiknilai harapan, ragam, dan lain-lain. Penduga yang
diperoleh dapat menghasilkanknilai yang lebih kecil atau lebih besar dari nilaiksebenarnya, tetapi
penduga yang diharapkankadalah penduga yang nilainya cukup dekat dari nilai parameter yang
diduga.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pendugaan Proporsi?
2. Apa itu Pendugaan Varians?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Pendugaan Proporsi
2. Untuk mengetahui apa itu Pendugaan Varians
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendugaan Proporsi
Pendugaan proporsi adalah pendugaan dari proporsi populasi yang tidak diketahui.
-Jika ukuran sampel cukup besar, yaitu ketika nP maupun n(1 – P) lebih besar 5, di mana P
adalah proporsi populasi, maka distribusi sampling proporsi akan mendekati distribusi normal
dengan rata-rata P dan standar error proporsi.
P(1−P)
σ p=
√ n
P(1−P) N −n P(1−P)
sp=
√ n−1 √
N−1
untuk populasi finit esp=
√
n−1
untuk populasi infinite
Karena di sini digunakan p sebagai penduga P, maka ukuran sampel dikatakan cukup besar jika
np dan n(1-p) ≤ 15. bentuk pendugaan proporsi populasi yang tak diketahui adalah:
a. Taksiran Titik
Taksiran titik adalah pendugaan yang hanya menyebutkan satu titik untuk menduga proporsi
(Harianti, 2012).
x
ṕ=
n
Keterangan :
pˆ = proporsi
a. Taksiran Selang/Interval
ṕ− p ṕ− p
Z= sehingga(P−Z α < Z= < Z α )=1−α
√ p(1−p)/ n 2 √ p(1−p)/n 2
ṕ ± Z α √ p (1− p)/n
2
Penduga titik :
(ṕ1 - ṕ2)
ṕ1 ( 1− ṕ1 ) ṕ2 (1− ṕ2 )
ṕ1− ṕ2 ± Z α
2 √ n1
+
n2
3. Contoh soal
Selama tahun 1985, 35 dari sampel random sebanyak 500 angkatan kerja dijumpai sedang
menganggur. Buatlah interval keyakinan proporsi penganggur di daerah itu dengan
menggunakan tingkat keyakinan 90%.
Penyelesaian:
p = 35/500 = 0,07
𝑝 − 𝑍𝛼 2 . 𝑆𝑝 < 𝑃 < 𝑝 + 𝑍𝛼 2 . 𝑆𝑝
2. Suatu penelitian dilakukan untuk mempelajari pengaruh merokok pada saat seorang ibu
mengandung terhadap kondisi anak setelah lahir. Untuk itu diambil contoh acak 200 dan 250
orang ibu yang pada saat mengandung anaknya adalah perokok dan bukan perokok berturut-
turut. Setelah dilakukan pengetesan ternyata banyak anak lahir cacat adalah 90 dan 60 orang
berturut-turut. Dengan tingkat kesalahan 5%, tentukan apakah ada pengaruh merokok saat
mengandung pada kondisi fisik anak atau tidak!
Penyelesaian:
Jika ada pengaruh merokok, maka proporsi bayi tersebut cacat antara kelompok ibu perokok dan
tidak perokok adalah berbeda. Maka hipotesis yang akan di uji adalah:
H0 : pA = pB (artinya proporsi bayi tersebut cacat untuk kedua kelompok adalah sama)
H1 : pA pB (artinya proporsi bayi tersebut cacat untuk kedua kelompok adalah berbeda)
Kita samakan persepsi, kelompok A adalah kelompok ibu perokok, dan B adalah kelompok ibu
tidak perokok.
n = 200 m = 250
nx = 90 mx = 60
n x 90
ṕA = = =0,45
n 200
mx 6 0
ṕB= = =0,24
m 25 0
ṕ A − ṕB 0,45−0.24
Z= = =4,82
ṕ A ( 1− ṕ A ) ṕ B ( 1− ṕ B ) 0,45 1−0,45 ) 0,24 (1−0,24 )
(
√ n
+
m 200
+
25 0
Berdasarkan tabel normal baku, Z0,025 = 1,96. Karena Z > Z0,025 maka H0 ditolak, artinya merokok
pada saat mengandung berpengaruh pada kondisi fisik bayi yang dilahirkan.
B. Pendugaan Varians
Pendugaan varians adalah pendugaan nilai varians dalam suatu populasi dimana s 2 adalah
ragam contoh acak berukuran n yang ditarik dari suatu populasi , dan dihitung nilai 2 normal
dengan ragam s2 maka kita akan mendapatkan sebuah nilai penduga bagi populasi tersebut.
Untuk satu populasi sebagai berikut:
1. Taksiran Titik
Taksiran titik adalah pendugaan yang hanya menyebutkan satu titik untuk menduga
ragam dari suatu populas.
Keterangan:
s = Ragam
n = Banyak data
x = Rata-rata
2. Taksiran Selang/Interval
Selang kepercayaan 1( ) 100% untuk suatu populasi normal sebagai berikut.
Keterangan:
Varians Dua Populasi
Keragaman dari dua populasi merupakan rasio dari keragaman itu sendiri yang juga
memiliki dua macam penaksiran yaitu penaksiran titik dan interval.’
1. Taksiran Titik
Penaksiran titik nisbah dua varians populasi diberikan oleh statistic sebagai berikut.
Keterangan:
s1 = Ragam Sampel 1
s2 = Ragam Sampel 2
2. Taksiran Selang/Interval
Selang kepercayaan 1( ) 100% untuk 2 suatu populasi normal sebagai berikut.
Keterangan:
s1 = Ragam Sampel 1
s2 = Ragam Sampel 2
1 = Ragam pada populasi 1
2 = Ragam pada populasi 2
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh sebab itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan pembuatan makalah ini dan bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya
untuk pembaca.