EPID
MATA KULIAH : BIOSTATISTIK
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberi karunia dan kerahmatan dalam bentuk kesehatan kepada kami
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah tentang “analisis data
proporsi”. Tak lupa pula kami ucapkan banyak terima kasih kepada teman-
teman kami atas dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih mempunyai banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................ 9
B. Saran ...................................................................................................... 9
Daftar Pustaka
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Statistik atau sering juga disebut metode statistik, memainkan peranan yang
semakin penting hampir dalam semua tahap usaha manusia. Pada mulanya
statistik hanya menyangkut urusan-urusan negara, jadi sesuai dengna namanya.
Namun, sekarang statistik telah diperlukan oleh seluruh aspek kehidupan, seperti
kedokteran, bisnis, pertanian, hukum, dan lain-lain. Dalam perkembangannya,
ilmu statistik telah menemukan padanannya dengan perkembangan komputer
sehingga metode statistik berkembang dengan cepat. Selanjutnya dalam
perkembangan ini terlihat betapa peranan statistik sangat menonjol sebagai alat
bantu dalam menentukan suatu kebijakan. Permasalah yang dahulu dianggap
rumit, saat ini mendapat jawaban dengan melakukan pengolahan dengan memakai
komputer.
Setelah melakukan skala pengukuran nominal dan ordinal maka akan
membentuk data kategori, contohnya golongan darah terdiri dari empat kategori
(A, AB, O, dan B). Dasar analisis data kategorik adalah pendekatan distribusi
binomial kepada distribusi normal, hal ini dapat dilakukan apabila jumlah sampel
(n) cukup besar dan np ≥ 5 atau n (1-p) ≥ 5.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu analisis data proporsi?
2. Apa itu estimasi proporsi populasi (dengan confidence interval)?
3. Apa itu estimasi perbedaan dua proporsi?
4. Apa itu uji hipotesis perbandingan satu proporsi?
5. Apa itu uji hipotesis perbandingan dua proporsi?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui dan memahami analisis data proporsi.
2. Dapat mengetahui dan memahami estimasi proporsi populasi (dengan
confidence interval).
1
3. Dapat mengetahui dan memahami estimasi perbedaan dua proporsi.
4. Dapat mengetahui dan memahami uji hipotesis perbandingan satu proporsi.
5. Dapat mengetahui dan memahami uji hipotesis perbandingan dua proporsi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisis Data Proporsi.
Istilah proporsi bukanlah sebuah istilah baru dalam disiplin ilmu
statistik maupun disiplin lainnya. Proporsi adalah bagian (persentase) atas
suatu kejadian khusus dari keseluruhan data yang ada.Setelah melakukan
skala pengukuran nominal dan ordinal maka akan membentuk data kategori,
contohnya golongan darah terdiri dari empat kategori (A, AB, O, dan B).
Adapun contoh yang lain adalah kepada responden suatu penelitian
ditanyakan apakah mereka merokok atau tidak merokok, mungkin didapatkan
dua kategori perokok dan bukan perokok. Misalnya dari 50 orang yang
ditanyakan 15 orang yang merokok, didapatkan proporsinya adalah
(x/n)=15/50=0,3 (p). Sedangkan proporsi bukan perokok adalah (1-p)=1-
0,3=0,7. Yang biasa disimbolkan dengan (q).
Dasar analisis data kategorik adalah pendekatan distribusi binomial
kepada distribusi normal, hal ini dapat dilakukan apabila jumlah sampel (n)
cukup besar dan np ≥ 5 atau n (1-p) ≥ 5. Pendekatan distribusi normal
diperlukan dua parameter, yaitu mean dan standar deviasi untuk data proporsi.
𝑝(1−𝑝) 𝑝𝑞
SE=√ =√ 𝑛
𝑛
3
B. Estimasi Proporsi Populasi (Dengan Confidence Interval).
Penyelesaian :
0,4𝑥0,6
π = 0,4 ± 0,196 √
50
= 0,4 ± 0,14
4
C. Estimasi Perbedaan Dua Proporsi.
Penelitian di puskesmas lain( puskesmas “XYZ”) dari 30 sampel ibu
hamil didapatkan 15 ibu menderita anemia. Kalau dari kedua sampel ini mau
dilihat berapa perbedaan proporsi anemia pada kedua populasi “PQR” dan
populasi di puslesmas “XYZ” kita berhadapan dengan estimasi perbedaan dua
proporsi :
Contoh :
Puskesmas “PQR” n=50 x=30 p1=30/50=30
Puskesmas “XYZ” n=30 x=15 p2=15/30=0,5
Untuk mendapatkan SE , kedua proporsi digabungkan sehingga didapatkan
proporsi gabungan disimbolkan p'
𝑥1+𝑥2
p'= q'=(1-p')
𝑛1+𝑛2
30+15 45
untuk permasalahan di atas maka p’ = = = 0,56
50+30 80
q’ = 1-0,56=0,44
Rumus :
̅1 − π
(π ̅2 ) = (p1 – p2)± Z 1/2a SE
1 1
(π ̅2 ) = (p1 – p2)± Z 1/2a √𝑝′ 𝑞 ′ (
̅1 − π + )
𝑛1 𝑛2
Kalau di masukan nilai yang berasal dari soal di atas maka pada CI 95%
1 1
̅1 − π
(π ̅2 ) = (0,3-0,5) ± 1.96 √0,44𝑥0,56 (50 + 30)
= -0,2 ± 0,23
5
= (-0,46; 0,03) …. CI 95%
Rumus 𝑝− 𝜋
Z=
𝜋(1− 𝜋)
√
𝑛
6
E. Uji Hipotesis Perbandingan Dua Proporsi.
Kalau ada dua sampel atau dua populasi yang berbeda proporsi dari suatu
peristiwa dapat dilakukan uji apakah perbedaan antara dua proporsi tersebut di
atas signifikan atau bukan (perbedaan hanya secara kebetulan = by chance).
Contoh : dari sampel yang terdiri dari dua kelompok mahasiswa,
kelompok pertama 50 orang di dapat yang perokok adalaah 15 orang,
kelompok kedua adalah sebanyak 80 orang di dapatkan 30 orang perokok.
Pertanyaannya apakah ada perbedaan kedua kelompok mahasiswa ini dalam
hal merokok.
Penyelesaian :
Kelompok I n = 50 p1 → x1/n1→15/50=0,30 q1= 0,70
Kelompok II n = 80 p2 → x2/n2→30/80=0,38 q2 = 0,62
Penyelesaian :
1. Ho …p1 = p2 Ha …. P1≠p2
2. α= 0,05
0,3−0,38 −0,08
Z= = = -0,73 …
1 1 0,11
√0,35×0,65 ( + )
50 80
Pv = 0,233
7
4. dari nilai pv > 0,05 … Ho gagal ditolak
5. kesimpulan, tidak ada perbedaan proporsi perokok antara dua kelompok
mahasiswa tersebut
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada mulanya statistik hanya menyangkut urusan-urusan negara, jadi sesuai
dengna namanya. Namun, sekarang statistik telah diperlukan oleh seluruh aspek
kehidupan, seperti kedokteran, bisnis, pertanian, hukum, dan lain-lain. Dalam
perkembangannya, ilmu statistik telah menemukan padanannya dengan
perkembangan komputer sehingga metode statistik berkembang dengan cepat.
Setelah melakukan skala pengukuran nominal dan ordinal maka akan
membentuk data kategori, contohnya golongan darah terdiri dari empat kategori
(A, AB, O, dan B). Dasar analisis data kategorik adalah pendekatan distribusi
binomial kepada distribusi normal, hal ini dapat dilakukan apabila jumlah sampel
(n) cukup besar dan np ≥ 5 atau n (1-p) ≥ 5.
B. Saran
Makalah ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu, diharapkan kepada
teman-teman, pembaca dan bapak/ibu dosen saran dan kritikkan yang
membangun sangat mendukung untuk menyempurnakan makalah ini. terima
kasih.
9
DAFTAR PUSTAKA
10