PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Pengelolaan sampah di Indonesia adalah suatu persoalan yang belum dapat
dikelola dengan baik. Idealnya pengelolaan sampah seharusnya dapat ditangani dengan
baik dan tidak mengancam kesehatan lingkungan, namun fakta yang terjadi pengelolaan
sampah belum dikelola dengan baik dan berpotensi merusak lingkungan. Meningkatnya
jumlah populasi penduduk juga bisa menjadi faktor meningkatnya jumlah sampah.
Sampah yang dihasilkan penduduk sangat beragam sesuai dengan kebutuhan penduduk
yang juga beragam. Jenis sampah berdasarkan sifat pada umumnya dibagi menjadi tiga
yaitu sampah organik, sampah anorganik dan sampah B3. Sampah organik yang dihasilkan
oleh manusia sebanyak 60-70%, sisanya sampah anorganik 30-40%, sampah plastik
merupakan sampah anorganik terbanyak yaitu 14% (Purwaningrum, 2016, h.142).
Sampah anorganik adalah sampah yang sulit membusuk dan tidak bisa terurai oleh
mikroorganisme. Sampah anorganik yang paling mudah ditemukan adalah plastik. Plastik
adalah salah satu bahan yang sangat penting perannya dalam membantu kebutuhan
manusia. Plastik sering digunakan sebagai bahan dasar hampir di setiap barang yang
digunakan manusia. Contohnya pada alat rumah tangga seperti sendok, garpu, mangkuk,
gelas, lemari, kursi, dan meja. Plastik juga sering digunakan sebagai bahan dasar pada
berbagai kemasan seperti botol plastik, kantong plastik, bungkus rokok, dan lain-lain.
Penggunaan plastik di masyarakat pada saat ini hampir menjadi kebutuhan pokok
yang sulit untuk tergantikan. Masyarakat seharusnya sadar dengan kondisi lingkungan dan
mulai mengurangi penggunaan plastik, namun faktanya masih banyak masyarakat yang
belum berupaya mengurangi penggunaan plastik. Jenis plastik yang paling berpotensi
dalam merusak lingkungan adalah plastik yang digunakan dalam jangka waktu yang
singkat, seperti kantong plastik, sedotan plastik, kemasan plastik dan sebagainya yang
penggunaannya sebentar. Misalnya pada saat aktivitas belanja, barang belanjaan yang
lebih dari dua unit akan dikemas dengan kantong plastik karena masyarakat dapat
membawa lebih dari dua unit barang menggunakan satu tangan jika menggunakan
kantong plastik.
Sifat plastik yang praktis, terlihat bersih, mudah didapat, tahan lama dan murah
harganya menjadi faktor meningkatnya ketergantungan masyarakat terhadap plastik.
Bahkan hal yang tidak penting penggunaannya masih tetap dilakukan oleh masyarakat,
contohnya masyarakat yang membeli minuman seduh kemasan seperti kopi dan
sebagainya, setiap pembelian satu unit kopi, pembeli mendapatkan gelas kemasan plastik,
tutup gelas plastik, sedotan plastik, ditambah dengan kantong plastik. Padahal jika dilihat
dari fungsinya, sedotan plastik dan kantong plastik tidak berperan penting dalam proses
konsumsi minuman kemasan. Masyarakat masih dapat mengonsumsi langsung hanya
dengan gelas kemasan plastik tanpa penggunaan sedotan plastik dan kantong plastik. Hal
yang tidak memiliki manfaat yang penting tersebut dapat menambah kapasitas sampah
1
plastik, terlebih sedotan plastik dan kantong plastik merupakan jenis plastik yang
digunakan dalam waktu yang sangat singkat.
Untuk mengatasi masalah ini diperlukan peran semua pihak diantaranya Pemerintah,
lembaga lingkungan, produsen dan masyarakat. Posisi masyarakat merupakan posisi yang
terpenting dalam mengatasi masalah sampah plastik karena masyarakat berperan sebagai
pengguna. Namun untuk mengatasi permasalahan sampah plastik ini, Pemerintah harus
membuat regulasi yang lebih tegas mengenai penggunaan plastik. Diikuti dengan lembaga
lingkungan yang terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya
mengurangi penggunaan plastik.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat diidentifikasikan permasalahan
sebagai berikut:
Pengelolaan sampah plastik belum dikelola dengan baik sehingga akan berdampak
buruk kepada lingkungan.
Penanganan mengenai masalah sampah plastik memerlukan peran dari semua
pihak, tidak hanya Pemerintah dan lembaga lingkungan, namun diperlukan juga
peran produsen terutama masyarakat.
Masyasrakat menyadari akan dampak buruk sampah plastik, namun belum
melakukan tindakan dalam upaya mengurangi penggunaan plastik.
Perlu dilakukan sosialisasi untuk mengubah pola pikir masyarakat mengenai
penggunaan plastik.
C. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah adalah
bagaimana mengubah cara pandang dan perilaku masyarakat tentang upaya mengurangi
jenis sampah plastik yang digunakan dalam waktu yang singkat.
D. Tujuan perencanaan
Berdasarkan uraian latar belakang diatas tujuan perancangan ini adalah untuk
mengubah pola pikir masyarakat agar berupaya dalam mengurangi jenis sampah plastik
yang digunakan dalam waktu yang singkat. Maka dari itu perlu dilakukan kampanye sosial
kepada masyarakat dalam upaya mencapai keberhasilan dari tujuan perancangan ini.
E. Manfaat perencanaan
Berdasarkan uraian latar belakang diatas manfaat yang didapat dari perancangan ini
adalah masyarakat mampu mengurangi penggunaan jenis sampah plastik yang digunakan
dalam waktu yang singkat, dengan demikian jumlah sampah plastik akan berkurang dan
pengelolaannya akan menjadi lebih mudah. Jika pengelolaan sampah plastik dilakukan
dengan lebih mudah, diharapkan pengelolaannya dapat dilakukan dengan baik, yang
kemudian akan berdampak baik juga bagi lingkungan.
2
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH DAN SOLUSI
A. Landasan teori
Definisi sampah menurut UU-18/2008 tentang Pengelolaan Sampah adalah sisa
aktivitas sehari-hari manusia dan aktivitas alam yang berbentuk padat. Sampah adalah
hasil aktivitas manusia maupun alam yang sudah tidak dipergunakan lagi karena telah
diambil unsur atau fungsi utamanya. Setiap kegiatan manusia dapat dipastikan akan
menghasilkan buangan atau sampah. Sumber dari sampah itu pun sangat beragam.
Seperti diketehui sampah dibagi menjadi 3 kategori, diantaranya sampah organik, sampah
anorganik dan sampah B3.
B. Objek penelitian
a) Sampah plastic dan jenisnya
Sampah anorganik terdiri dari kaleng, plastik, besi, logam, kaca, dan bahan-bahan
lainnya yang tidak tersusun senyawa organik. Sampah ini tidak dapat didegradasi oleh
mikroba sehingga sulit untuk diuraikan. Sampah anorganik yang sering ditemukan di
masyarakat diantaranya adalah sampah plastik.
Plastik adalah jenis sampah anorganik yang tidak dapat terurai, Nasution (2015)
menjelaskan “Plastik adalah bahan polimer sintesis yang dihasilkan dengan proses
polimerisasi. Plastik menjadi penyumbang limbah terbesar yang menyebabkan
rusaknya keseimbangan alam karena sifatnya yang sulit terdegradasi”. (h.97). Industri
makanan di Indonesia telah didominasi oleh plastik dan kemasan fleksibel menempati
porsi 80%. Sedangkan kemasan tidak fleksibel telah banyak digunakan untuk
minuman. Sebanyak 53% jumlah plastik digunakan untuk mengemas, menyimpan, dan
membungkus makanan (Nasution, 2015, h.97).
Plastik yang beredar dimasyarakat sangat beragam dan memiliki pembagian
golongan berdasarkan bahannya. Penggolongan plastik menurut (Karuniastuti, 2013,
h.10) dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya ;
PETE/PET (Polyethylene Terephthalate)
3
Plastik jenis ini biasa dipakai untuk botol plastik yang transparan seperti botol
air mineral, botol jus, dan botol-botol lainnya. Penggunaannya diperuntukkan
hanya untuk sekali pakai. Kebanyakan pada bagian bawah kemasan tercetak
gambar daur ulang dengan angka 1 di tengahnya dan juga bertuliskan PET atau
PETE.
HDPE (High Density Polyethylene)
Plastik jenis ini sering dipergunakan untuk botol susu yang berwarna putih,
tupperware, galon air minum dan lainnya. Biasanya pada bagian bawah kemasan
tercetak gambar daur ulang dan terdapat angka 2 di tengahnya lalu bertuliskan
HDPE.
V/PVC (Polyvinyl Chloride)
Plastik jenis ini biasa dilihat pada plastik pembungkus (cling wrap), pipa dan
alat-alat bangunan. Plastik jenis ini sangat kuat tetapi sangat berbahaya karena
merupakan plastik yang sangat tidak mudah untuk didaur ulang. Tecetak gambar
daur ulang (adapun yang berwarna merah) dan terdapat angka 3 di tengahnya lalu
bertuliskan huruf V.
4
LDPE (Low Density Polyethylene)
Plastik ini adalah plastik yang dipergunakan untuk tempat makanan, plastik
kemasan, dan botol-botol minuman. Sama seperti plastik lainnya, plastik ini
memiliki gambar daur ulang dan terdapat angka 4 lalu bertuliskan LDPE.
PP (Polypropylene)
5
PS (Polystyrene)
6
Sampah yang telah terkumpul, dilakukan proses pemadatan oleh petugas sampah
dengan tujuan agar sampah yang terkumpul lebih ringkas dan dapat diangkut
menggunakan gerobak sampah. Selain pemadatan, petugas sampah juga melakukan
pemilahan sampah, sampah yang dipilah biasanya sampah yang masih memiliki nilai
ekonomi seperti botol kemasan plastik namun sayangnya tidak berlaku untuk kantong
plastik dan sedotan plastik.
Setelah sampah dipilah oleh petugas kebersihan, sampah kemudian diangkut
menggunakan gerobak sampah untuk ditampung di TPS (Tempat Penampungan
Sementara).
Disinilah tempat para petugas sampah dari tiap-tiap daerah mengumpulkan
sampah, sesampainya sampah di TPS (Tempat Penampungan Sementara) kemudian
ada beberapa petugas sampah yang kembali memilah sampah untuk memisahkan
sampah yang masih memiliki nilai ekonomi dan memisahkan sampah yang berbahaya.
Sampah yang telah ditampung di TPS dan telah dilakukan pemilahan, kemudian
sampah diangkut ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) menggunakan truk sampah.
Karena TPA adalah tempat untuk mengembalikan sampah ke media lingkungan
jadi sampah yang dibawa ke TPA diharapkan hanya sampah yang aman bagi
lingkungan seperti sampah organik, namun kenyataannya sampah plastik yang
termasuk sampah anorganik pun masih terbawa hingga ke TPA, hal ini terjadi karena
jumlah dari sampah plastik yang dihasilkan sangat banyak.
7
dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan dan kanker pada manusia
(Karuniastuti, 2013, h.9).
Jenis plastik PVC memang berbahaya, namun penggunaannya tidak sebentar,
masyarakat menggunakan plastik jenis ini hingga rusak atau tidak berfungsi dan
memerlukan waktu yang panjang untuk menggantinya.
e) Upaya pemerintah
Dari berbagai masalah yang ditimbulkan oleh sampah, Pemerintah tidak tinggal
diam, dalam hal ini Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi
permasalahan sampah. Salah satu upaya Pemerintah dalam menanggulanginya
dengan melaksanakan kampanye, salah satunya “Kang Pisman” yaitu kurangi,
pisahkan dan manfaatkan yang kurang lebih bertujuan agar masyarakat lebih sadar
akan pentingnya pengelolaan sampah.
Cara yang dianjurkan memang tidak lebih praktis dari penggunaan plastik, namun
bagaimanapun kehidupan yang ingin serba praktis harus diseimbangkan dengan
kesehatan serta menjaga kelestarian ekosistem lingkungan. Penggunaan plastik yang
berlebihan tentu tidak baik bagi kesehatan manusia maupun lingkungan serta dapat
menjadi penyebab rusaknya ekosistem, maka dari itu perlu direncanakan dan
dilaksanakannya solusi mengenai penggunaan plastik yang berlebihan, salah satunya
dengan cara mengurangi penggunaan plastik. Untuk mengurangi penggunaan sampah
plastik, dibutuhkan partisipasi dari masyarakat sebagai penghasil sampah. Selain dari
adanya upaya dari Pemerintah 22 untuk mengurangi sampah, masyarakat juga sangat
penting perannya untuk mengurangi sampah. Tanpa adanya peran dan partisipasi dari
masyarakat semua program yang telah dan akan dilakukan Pemerintah akan sia-sia.
8
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
plastic merupakan bahan kimiawi. Artinya, plastik bukanllah bahan yang alami,
melainkan bahan buatan atau sintesis. Plastik-plastik yang telah menjadi sampah,
berbahaya dan sulit dikelola. Diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk
membuat sampah itu benar benar terurai. Namun yang menjadi persoalan adalah dampak
negative sampah plastik ternyata sebesar fungsinya juga.
Plastik jika digunakan tidak sesuai fungsinya sangat bebahaya, jika dibuang tanpa
adanya penanganan yang khusus pun berbahaya bagi lingkungan. Sampah plastik tidak
dapat dibuang begitu saja di tanah. Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik dapat
terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Ini adalah
sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari
tanah dan air tanah. Karena sifatnya yang sulit terurai, plastik juga penyebap banjir karena
menyumbat saluran-saluran air. Sehingga pada saat musim penghujan tiba
mengakibatkan banjir.
Dari hasil pemantauan kami diperoleh kesimpulan bahwa ;
tidak ada kesadaran tentang bahaya plastik
penyalahgunaan benda benda mengandung plastic
penggunaan kantong plastic yang berlebihan
tidak dapat memilah plastic
tidak tahu cara menanggulangi sampah plastic
jadi yang harus kita lakukan adalah ;
ketahui bahayanya
kurangi penggunaanya
tanggulangi dengan benar
B. saran
a. saran untuk diri sendiri
dewasa dalam hidup berarti dewasa dalam menghadapi masalah. Bijak mengambil
keputusan, serta bertanggung jawab kepada diri sendiri dan juga orang-orang sekitar
kita. Hal itu harus senantiasa diingat agar kehidupan menjadi lebih baik di masa
depan, sehingga dapat menjadi inspirasi bagi orang-orang disekitar kita.
b. Saran untuk masyarakat umum
Jadi mulai dari sekarang mulailah peduli terhadap plastic,sadar akan bahaya yang
ditimbulkannya, kurangi penggunaan dan tanggulangi dengan benar. Jadikan
kehidupan kita kedepan lebih baik tanpa bergantung dengan plastik. Bijak mengambil
keputusan dan bertanggung jawab kepada diri sendiri dan orang orang yang ada di
sekitar kita.