Anda di halaman 1dari 10

SISTEM PENERIMA BANTUAN KARTU INDONESIA PINTAR (KIP)

MENGGUNAKAN METODE WEIGHT PRODUCT DI SEKOLAH DASAR


KECAMATAN KALIDONI KOTA PALEMBANG

Serly Oktarina

Program Studi Ilmu Komputer


Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Sumatera Selatan
Jl. Letnan Murod No. 55, Talang Ratu, Palembang.

e-mail: serlyoktarina@uss.ac.id

Abstrak.

Pendidikan merupakan hal penting dalam memajukan pembangunan negara, sehingga


pemerintah membuat kebijakan wajib belajar pendidikan sembilan tahun. Program Indonesia
Pintar (PIP) adalah program pemerintah pemberian bantuan tunai pendidikan kepada seluruh
anak usia sekolah (6-21 tahun) atau yang berasal dari keluarga miskin atau anak yang memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Program Indonesia Pintar melalui Kartu Indonesia
Pintar (KIP) merupakan bagian penyempurnaan dari Program Bantuan Siswa Miskin (BSM)
sejak akhir 2014. Penulis mengambil studi kasus pada Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan
Kalidoni Kota Palembang. Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan pemberian Kartu
Indonesia Pintar dimana proses penyerahan bantuan kadang tidak sesuai target atau sasaran.
Data yang tidak valid menyebabkan kesalahan dalam pembagian KIP yang seharusnya
diberikan kepada penerima yang berhak menerimanya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
diperlukan sistem mendukung keputusan yang diharapkan dapat membantu menyelesaikan
permasalahan dalam pemberian KIP dengan metode Weight Product.

Kata Kunci: Bantuan, KIP, Sekolah Dasar, Weight Product.

1. Pendahuluan dan program untuk kesejahteraan


Ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat juga beragam. Dari
yang semakin berkembang banyak banyaknya pengusulan yang masuk
membawa perubahan dalam segala tentunya ini sangat merepotkan bagi
aspek kehidupan manusia, termasuk pemerintah daerah dalam menyeleksi
dalam bidang pendidikan yang masyarakat yang menerima bantuan.
merupakan program pemerintah Untuk itu diperlukan pemanfaatan
untuk meningkatan kesejahteraan teknologi dalam membantu
masyarakat. Jumlah penduduk di Pemerintah dalam mengambil
Kota Palembang cukup besar maka keputusan.
permasalahan penentuan penerima Program Indonesia Pintar melalui
bantuan akan semakin kompleks Kartu Indonesia Pintar (KIP) adalah
karena jumlah pengusul lebih banyak pemberian bantuan tunai pendidikan
kepada seluruh anak usia sekolah (6- Menurut Mulyadi (2016:5),
21 tahun) yang menerima KIP, atau “Sistem adalah suatu jaringan
yang berasal dari keluarga miskin prosedur yang dibuat menurut pola
atau anak yang memenuhi kriteria yang terpadu untuk melksanakan
yang telah ditetapkan sebelumnya. kegiatan pokok perusahaan”.
KIP diberikan sebagai
penanda/identitas untuk menjamin
dan memastikan anak mendapat 2.1.1. Karakteristik Sistem
bantuan Program Indonesia Pintar Menurut Mulyanto (2009:2),
apabila anak telah terdaftar atau karakteristik sistem adalah:
mendaftarkan diri (jika belum) ke
1. Mempunyai Komponen Sistem
lembaga pendidikan formal
(sekolah/madrasah) atau lembaga (Components System).
pendidikan non formal (Pondok 2. Mempunyai Batasan Sistem
Pesantren, Pusat Kegiatan Belajar
(Boundary).
Masyarakat/PKBM, Paket A/B/C,
Lembaga pelatihan/Kursus dan 3. Mempunyai Lingkungan
Lembaga Pendidikan Non Formal (Environment).
lainnya di bawah Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan dan
2.1.2. Klasifikasi Sistem
Kementrian Agama).
Menurut Mulyanto (2009:8)
“Sistem dapat di klasifikasikan
2. Tinjauan Pustaka
berbagai sudut pandang”, diantaranya
2.1. Pengertian Sistem
adalah sebagai berikut:
Menurut Hartanto (2013:9),
1. Sistem abstak (Abstract System)
“Sistem adalah hubungan fungsional dan sistem fisik (Physical System).
yang terorganisasi/terartur, yang 2. Sistem alamiah (Natural System)
berangsung diantara bagian-bagian dan sistem buatan manusia
atau elemen-elemen”. (Human Made System).
Menurut Romney dan Steinbart 3. Sistem tertentu (Deterministic
(2015:3), “Sistem adalah rangkaian System) dan sistem tak tentu
(Probabilistic System).
dari dua atau lebih komponen- 4. Sistem tertutup (Closed System)
komponen yang saling berhubungan, dan sistem terbuka (Open System).
yang berinteraksi untuk mencapai
2.2. Pengertian Sistem Pendukung
suatu tujuan”. Sebagian besar sistem Keputusan
terdiri dari subsitem yang lebih kecil Decision Support System atau
yang mendukung sistem yang lebih Sistem Pendukung Keputusan yang
besar. selanjutnya kita singkat dalam skripsi
ini menjadi SPK, secara umum 2.4. Metode Weight Product
didefinisikan sebagai sebuah sistem Menurut Yoon (Kusumadewi,
2006:98), “Metode WP menggunakan
yang mampu memberikan
tekhik perkalian untuk menggunakan
kemampuan baik kemampuan perkalian untuk menghubungkan
pemecahan masalah maupun rating atribut, dimana rating setiap
atribut harus dipangkatkan dulu
kemampuan pemgkomunikasian
dengan bobot atribut yang
untuk masalah semi-terstruktur bersangkutan”. proses ini sama
(Hermawan, 2005:8). halnya dengan proses normalisasi.
Preferensi untuk alternatif Ai
Menurut Alter (Kusrini,
diberikan sebagai berikut:
2007:98) “Sistem pendukung
keputusan adalah sistem informasi
Dimana :
interaktif yang menyediakan
S = menyatakan preferensi alternatif
informasi, pemodelan, dan
dianalogikan sebagai vektor S
pemanipulasian data digunakan untuk
X = menyatakan nilai kriteria
membantu pengambilan keputusan
W = menyatakan bobot kriteria
pada situasi yang semiterstruktur dan
I = menyatakan alternatif
situasi yang tidak terstruktur dimana,
J = menyatakan kriteria
tidak seorang pun tahu secara pasti
N = menyatakan banyaknya kriteria
bagaimana keputusanseharusnya
ΣWj = 1
dibuat”.
Wj adalah pangkat bernilai

2.3. Pengertian Kartu Indonesia positif untuk atribut keuntungan, dan


Pintar bernilai negatif untuk atribut biaya.
KIP sendiri merupakan kartu
Preferensi relatif dari setiap alternatif
yang ditujukan bagi keluarga miskin
dan rentan miskin yang ingin diberikan sebagai berikut:
menyekolahkan anaknya yang berusia
7-18 tahun secara gratis. Mereka yang
mendapat KIP ini akan diberikan dana
Dimana :
tunai dari pemerintah secara reguler
yang tersimpan dalam fungsi kartu V = menyatakan Preferensi alternatif
KIP untuk bersekolah secara gratis dianalogikan sebagai vektor V
tanpa biaya. X = menyatakan nilai kriteria
W= menyatakan bobot kriteria
i = menyatakan alternatif
j = menyatakan kriteria
n = menyatakan banyaknya kriteria
* menyatakan banyaknya kriteria
yang telah dinilai pada vektor S

3. Metode Penelitian
Ada beberapa tahapan yang
ditempuh dalam penelitian ini. Secara
detail beberapa tahapan yang
dimaksud meliputi :

3.1.1. Tahapan Perumusan Gambar 1. Tahapan Rancangan


Masalah Penelitian
3.1.2. Tahapan Pengumpulan data
Dalam tahapan pengumpulan 4. Hasil dan Pembahasan
data yang dipakai merupakan tahapan 4.1. Analisis Metode Weight
pengumpulan data yang dibagi Product
menjadi dua macam, yaitu : 4.2. Contoh Perhitungan Weight
a. Data Primer Product
Dalam praktek di lapangan, 4.2.1. Contoh Kasus
penulis melakukan wawancara Tabel 1. Tabel Alternatif
A1 = Mahendra
kepada bagian yang berwenang untuk
A2 = Rangga
memberikan data dan informasi yang
A3 = Tina
diperlukan dalam penulisan penilitan.
A4 = Amel
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang A5 = Agus

dikumpulkan dari sumber-sumber Tabel Alternatif ini merupakan


tabel yang isinya terdapat ada
yang ada.
beberapa orang yang menjadi
alternatif untuk melakukan suatu
perhitungan.

3.1.3. Tahapan Perancangan Tabel 2. Tabel Kriteria


Penelitian C1 = Prestasi
C2 = Penghasilan Orang Tua Nama Kriteria Jenis Atribut
C3 = Pekerjaan Orang Tua Prestasi Keuntungan (+)
C4 = Jumlah Saudara Penghasilan Orang Biaya (-)
C5 = Jumlah Kendaraan Tua
C6 = Kepemilikan Rumah Pekerjaan Orang Keuntungan (+)
C7 = Kondisi Hunian Tua
C8 = Jarak ke Sekolah Jumlah Saudara Keuntungan (+)
C9 = Status Orang Tua Jumlah Kendaraan Biaya (-)
C10 = Kelas Kepemilikan Keuntungan (+)

Tabel Kriteria ini merupakan rumah


tabel yangisinya terdapat beberapa Kondisi Hunian Biaya (-)
kriteria untuk mendapatkan Bantuan Jarak ke Sekolah Keuntungan (+)
Kartu Indonesia Pintar. Status Orang Tua Keuntungan (+)
Kelas Keuntungan (+)
a. Menentukan Nilai Kelayakan
C10 1
Tabel 3. Tabel Kelayakan
No Rating Kecocokan Bobot Tabel bobot awal ini merupakan
1 Sangat Layak 3
tabel yang isinya terdapat nilai bobot
untuk masing – masing kriteria.
2 Layak 2
3 Kurang Layak 1 c. Nilai Bobot Kriteria
Tabel Kelayakan ini merupakan tabel Prestasi :
yang isinya terdapat rating kecocokon untuk
setiap kriteria.
Bidik Misi (3)
PPA (2)
Tabel 4. Tabel Penentuan Atribut
dan Biaya Keuntungan Tidak beasiswa (1)
Penghasilan Org Tua :
b. Menentukan Bobot Awal
Tabel 5. Bobot Awal 250.000-500.000 (3)
Kriteria Bobot Awal 500.000-700.000 (2)
C1 3 700.000-1.000.000 (1)
C2 3
Pekerjaan Org Tua :
C3 3
Kuli Bangunan (3)
C4 1
C5 2 Buruh (2)
C6 2 Pegawai (1)
C7 2 Jumlah Saudara :
C8 3 >5 (3)
C9 2
2-3(2)
1-2(1)
d. Menghitung Perbaikan Bobot
Jumlah Kendaraan : Bobot Awal (3,3,3,1,2,2,2,3,2,1)
Tidak Punya (3)
1-2 (2)
3 (1)
Kepemilikan Rumah :
Numpang (3)
Alternatif Kriteria
C1 C2 C3 C4 C5
Mahendra 3 2 2 1 2
Rangga 2 3 3 2 3
Tina 3 2 3 2 1
Amel 2 1 3 1 2
Agus 3 3 3 3 3

W1 = 3
Ngontrak (2) 3+3+3+1+2+2+2+3+2+1

Milik Sendiri (1) 3


= = 0,1363
22
Kondisi Hunian : W2 = 3
3+3+3+1+2+2+2+3+2+1
Tidak Layak (3)
= 3 = 0,1363
Layak (2) 22
W3 = 3
Mewah (1) 3+3+3+1+2+2+2+3+2+1

Jarak Ke Sekolah : = 3 = 0,1363


22
>5 km (3) W4 = 1
3+3+3+1+2+2+2+3+2+1
<5 km (2)
= 1 = 0,0454
<2 km (1) 22
W5 = 2
Status Org Tua : 3+3+3+1+2+2+2+3+2+1

Yatim (3) = 2 = 0,0909


22
Piatu (2)
e. Menghitung Vektor S
Masih Hidup (1) S1 = (30,1363) (20,0909) (30,1363)
Kelas: (10,0454) (20,0909) (20,0909)
Kelas 1 (3) (20,0909) (10,0454) (30,1363)
Kelas 2 (3) (10,0454)
Kelas 3 (2) = 1,1615 x 1,0650 x 1,1615 x
Kelas 4 (2) 1,0000 x 1,0650 x 1,0650 x

Kelas 5 (1) 1,0650 x 1,0000 x 1,1615 x


1,0000
Kelas 6 (1)
= 2,0158
Tabel 6. Data Siswa S2 = (20,0909) (30,1363) (30,1363)
(20,0909) (30,1363)
(30,1363)
(20,0909) (30,1363) (30,1363) = 2,9659
(20,0909)
= 1,0650 x 1,1615 x 1,1615 x f. Menghitung Vektor V
2,0158 + 3,1587 + 2,3413 + 1,7355 +
1,0650 x 1,1615 x 1,1615 x
2,9659 = 12,2172
1,0650 x 1,1615 x 1,1615 x
V1 = 2,0158 = 0,1649
1,0650 12,2172

= 3,1587 V2 = 3,1587 = 0,2585


12,2172
S3 = (30,1363) (20,0909) (30,1363) 2,3413
V3 = = 0,1916
12,2172
(20,0909) (10,0454) (20,0909)
1,7355
(30,1363) (20,0909) (10,0454) V4 = = 0,1420
12,2172

(30,1363) 2,9659
V5 = = 0,2427
12,2172
= 1,1615 x 1,0650 x 1,1615 x
1,0650 x 1,0000 x 1,0650 x
g. Alternatif yang terpilih
1,1615 x 1,0650 x 1,0000 x Tabel 7. Alternatif yang Terpilih
1,1615 No Nama Siswa Hasil

= 2,3413 1 Rangga 0,2585


2 Agus 0,2427
S4 = (20,0909) (10,0454) (30,1363)
3 Tina 0,1916
(10,0454) (20,0909) (20,0909)
4 Mahendra 0,1649
(20,0909) (30,1363) (10,0454)
5 Amel 0,1420
(10,0454)
Tabel diatas merupakan tabel
= 1,0650 x 1,0000 x 1,1615 x hasil dari vektor V, dimulai dari
1,0000 x 1,0650 x 1,0650 x urutan nilai paling besar sampai
1,0650 x 1,1615 x 1,0000 x
terkecil. Dari hasil vektor V yang
telah di dapat maka yang berhak
1,0000 mendapatkan bantuan Kartu
= 1,7355 Indonesia Pintar adalah Rangga
dengan nilai vektor V 0,2585.
S5 = (30,1363) (30,1363) (30,1363)
(30,1363) (30,1363) (10,0454) 4.3. Perancangan Sistem
(30,1363) (20,0909) (20,0909) 4.3.1. Diagram Use Case
(20,0909)
= 1,1615 x 1,1615 x 1,1615 x
1,1615 x 1,1615 x 1,0000 x
1,1615 x 1,0650 x 1,0650 x
1,0650
Gambar 3. Diagram Class

4.4. Implementasi Sistem


Berikut beberapa tampilan
antarmuka dari sistem yang
digunakan sebagai pendukung
keputusan penerima bantuan kartu
Gambar 2. Diagram Use Case indonesia pintar :

Even List:
1. Aktor yang terdapat pada sistem ada 2
(dua), yaitu Admin, dan Petugas.
2. Seluruh aktor dapat melakukan login
dan logout.
Gambar 4. Tampilan Halaman
3. Admin mengelola Informasi dari Login
Siswa SD penerima bantuan kartu
indonesia pintar.
4. Petugas melakukan perhitungan
bobot kriteria dari siswa.
5. Petugas melakukan penyeleksian
terhadap hasil perhitungan bobot
Gambar 5. Tampilan Halaman
siswa. Utama

4.3.2. Diagram Class


Gambar 6. Tampilan Halaman Data Sistem Pendukung Keputusan
Siswa Pemilihan Laptop Berbasis Web,
semanTIK, Vol.2, No.1, Jan-Jun
2016, pp. 169-176, ISSN 2502-
8928.
Listyaningsih, Vickky, Hendra
Setiawan, dkk. Dss Pemilihan
Penerima Bantuan Perbaikan
Rumah Dengan Metode Weighted
Product, Seminar Nasional
Teknologi Informasi dan
Gambar 7. Tampilan Halaman Print
Multimedia 2016, STMIK
Out
AMIKOM Yogyakarta, 6-7
5. Kesimpulan dan Saran Februari 2016, ISSN 2302-3805.
5.1. Kesimpulan Sri Lestari, Penerapan Metode
Berdasarkan perencanaan dan Weighted Product Model Untuk
pembuatan sistem yang digunakan Seleksi Calon Karyawan, Jurnal
sebagai pendukung keputusan Sistem Informasi (JSI), VOL. 5,
penerima bantuan kartu indonesia NO. 1, April 2013, ISSN Print :
pintar di Sekolah Dasar di kota 2085-1588 ISSN Online : 2355-
palembang, dapat disimpulkan bahwa 4614.
sisten dapat digunakan untuk Suryeni, Eni, Yoga Handoko Agustin
meningkatkan efektifitas dalam dan Yuli Nurfitria, Sistem
menentukan siswa penerima bantuan Pendukung Keputusan Kelayakan
kip. Penerimaan Bantuan Beras Miskin
Dengan Metode Weighted Product
5.2. Saran Di Kelurahan Karikil Kecamatan
Dibutuhkan pengecekan Mangkubumi Kota Tasikmalaya,
program lebih lanjut agar sistem dapat Konferensi Nasional Sistem &
di gunakan dan di kembangkan untuk Informatika 2015, STMIK
kedepannya. STIKOM Bali, 9 – 10 Oktober
2015.
DAFTAR PUSTAKA Khairina, Dyna Marisa, Muhammad
Anwar, Muhammad Saputera, Andi Reski Asrian, dkk, “Decision
Tejawati dan Masnawati, Sistem Support System For New
Pendukung Keputusan Penentuan Employee Recruitment Using
Penerima Program Bantuan Weight Product Method” Int.
Daerah Menggunakan Weighted Conf. On Information Tech,
Product, Prosiding Seminar Ilmu Computer and Electrical
Komputer dan Teknologi Engineering (ICITACEE), Oct 19-
Informasi, Vol. 2, No. 1, Maret 21, 2016, Semarang, Indonesia.
2017, e-ISSN 2540-7902 dan p- https://id.wikipedia.org/wiki/Kement
ISSN 2541-366X. erian_Pendidikan_dan_Kebudaya
Arifah, Nur Syafitri, Sutardi dan an_Republik_Indonesia (diakses
Anita Puspita Dewi, Penerapan pada tanggal 15 Juni 2018, pukul
Metode Weighted Product Dalam 14:53).

Anda mungkin juga menyukai