Anda di halaman 1dari 20

Peran, fungsi, dan Kompetensi bidan :

Peran: tingkah laku yang diharapkan o/ orang lain thd seseorang sesuai dg kedudukan dlm suatu sistem.

Fungsi: pekerjaan yg harus dilakukan sesuai dg peranannya.

Tugas: perincian dari fungsi yg harus dilakukan sesuai hak, wewenang dan tanggung jawab

Kompetensi: pengetahuan yg dilandasi o/ pengetahuan, ketrampilan & sikap yg hrs dimiliki oleh bidan dlm melaks.
Praktik kebidanan scr aman& bertanggung jawab.

Peran Bidan :Dalam upaya pelayanan kebidanan yang berfokus pada kesehatan reproduksi, bidan profesional
berperan sebagai :

Peran sebagai pelaksana

Pemberi pelayanan kebidanan pada wanita dalam siklus kehidupannya, asuhan neonatus, bayi dan anak
balita

Sebagai pelaksana, bidan mempunyai tiga kategori tugas, yaitu :

 Tugas mandiri

Tugas dan wewenang bidan sebagai pelaksana mandiri juga terdapat pada KEPUTUSAN MENTERI
KESEHATAN NOMOR 900/MENKES/SK/VII/2002 Bab V tentang Praktik Bidan Pasal 14 s/d Pasal 21.

 Tugas Kolaborasi/Kerjasama

 Tugas Ketergantungan/Merujuk

Tugas Mandiri, kolaborasi, dan rujukan dilakukan dengan cara :

• Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan asuhan klien

• Menentukan diagnosa dan prioritas masalah

• Menyusun rencana asuhan sesuai dgn rencana

• Melaksanakan asuhan sesuai dgn prioritas masalah

• Mengevaluasi hasil asuhan yg telah diberikan

• Membuat rencana tindak lanjut

• Membuat catatan dan laporan asuhan

Tugas mandiri :

1. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang di berikan

2. Memberi pelayanan pranikah pada anak ramaja dan dengan melibatkan mereka sebagai klien

3. Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal

4. Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien atau keluarga

5. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru Lahir

6. Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien atau keluarga
7. Memberi asuhan kebidanan pada wanita pada gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa
klimakterium serta monopause

8. Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana

9. Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga

Tugas Kolaborasi :

1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan
melibatkan klien dan keluarga

2. Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pada kegawatdaruratan
yang memerlukan tindakan kolaborasi

3. Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi serta keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan tindakan
klien dan keluarga

4. Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi serta pertolongan pertama
dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga

5. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama dalam
keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga

6. Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga

Tugas KEtergantungan :

1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien
dan keluarga

2. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus kehamilan dengan resiko tinggi serta
kegawatdaruratan

3. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu
dengan melibatkan klien dan keluarga

4. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu pada masa nifas yang disertai penyulit
tertentu dan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga

5. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang
memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan keluarga

6. Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang
memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan klien atau keluarga

Peran sebagai pengelola :

1. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan utk individu, keluarga,
kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dgn melibatkan masyarakat/klien

2. Berpartisipasi dlm tim utk melaksanakan prog kes.& sektor lain di wil.kerjanya mell peningkatan kemampuan
dukun bayi, kader kes. & nakes lain yg berada dibawah bimbingan dlm wil.kerjanya
Peran sebagai pendidik :

Memberikan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan kebidanan disetiap tatanan
pelayanan kesehatan di Institusi dan komunitas, menthorship dan preceptorship terhadap calon tenaga
kesehatan dan bidan baru

1. Memberikan pendidikan & penyuluhan kes kpd individu keluarga kelompok & masy tent penanggulangan
masalah kes khususnya yg bhub. Dgn pihak terkait KIA & KB

2. Melaksanakan program/rencana pendidikan & penyuluhan kes masy sesuai dgn rencana jangka pendek &
Jangka panjang melibatkan unsur2 yg terkait termasuk masyarakat

3. Melatih dan Membimbing kader termasuk siswa bidan dan keperawatan serta membina dukun di wilayah
atau tempat kerjanya

Peran sebagai peneliti :

• Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik scr mandiri maupun scr
kelompok

• Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yg akan dilakukan

• Menyusun rencana kerja pelatihan

• Melaksanakan investigasi sesuai dgn rencana

• Mengelola dan menginterpretasikan data hasil investigasi

• Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut

• Memanfaatkan hasil investigasi untuk mengingatkan dan mengembangkan program kerja atau pelayanan
kesehatan

Fungsi pelaksana :

1. Melakukan bimbingan dan penyuluhankepada individu keluarga, serta masyarakat(khususnya kaum remaja)
pada masa praperkawinan

2. Melaukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal, kehamilan dengan patologis tertentu, dan
kehamilan dengan resiko tinggi

3. Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis tertentu

4. Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan resiko tinggi

5. Melakukan asuhan kebidanan dengan ibu nifas

6. Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui

7. Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita

8. Memberi pelayanan keluarga berencana sesuai dengan wewenangnya

9. Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus gangguan sistem reproduksi, termasuk wanita
pada masa klimakterium internal dan monopause sesuai dengan wewenangnya

Fungsi pengelola :
1. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat,
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat

2. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebnidanan di lingkungan unit kerjanya

3. Memimpin koordinasi kegiatan layanan kebidanan

4. Melakukan kerjasama serta komunikasi inter dan antasektor yang terkait dengan pelayanan kebidanan

5. Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan kebidanan

Fungsi Pendiidk :

1. Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga dan kelompok masyarakat terkait dengan pelayanan
kebidanan dalam lingkup kesehatan serta keluarga berencana

2. Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesehatan sesuai dengan bidang tanggung jawab bidan

3. Memberi bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam kegiatan praktik di klinik dan di masyarakat

4. Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan bidang keahliannya

FUngsi peneliti :

1. Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang dilakukan sendiri atau berkelompok dalam
lingkup pelayanan kebidanan

2. Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan keluarga berencana

KOmpetensi bidan menurut kepmenkes n0 369 tahun 2007 :

Ttg Pengetahuan umum, ketrampilan dan perilaku yg berhubungan dg ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan
profesi kesehatan.

Ttg pra konsepsi, KB dan gynekologi

Ttg asuhan konseling selama kehamilan

Ttg asuhan selama persalinann

Ttg pada ibu nifas dan menyusui

Ttg asuhan pada bayi baru lahir

Ttg asuhan pada bayi dan balita

Ttg kebidanan komunitas

Ttg asuhan pada wanita/ ibu dengan gangguan reproduksi

1.Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu social, kesehatan,


masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk
wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.

2. Prakonsepsi, kb danginekologi; bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan


yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk
meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua
3. Asuhan dan konseling selama kehamilan; bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk
mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi; deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari
komplikasi tertentu

4. Asuhan selama persalinan dan kelahiran ; bidan memberikan asuhan yang bermutu tanggap terhadap
kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani
situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.

5. Asuhan kepada ibu nifas dan menyusui; bidan memberikan asuhan kepada ibu nifas dan menyusui yang
bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat

6. Asuhan kepada bayi baru lahir; bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi
baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan

7. Asuhan pada bayi dan balita; bidan memberikan asuhan bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan
balita sehat

8. Kebidanan komunitas; bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada


keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat

9. Asuhan pada ibu/wanita dengan gangguan reproduksi; melaksanakan asuhan kebidanan pada
wanita/ibu dengan gangguan system reproduksi

Ruang dan lingkup praktek kebidanan :

Ruang lingkup praktik kebidanan sering bervariasi menurut pedoman nasional dan regional, kode praktik
profesional, praktik-praktik dan keyakinan kultural, mutu pendidikan dan pelatihan kebidanan

Praktik kebidanan : Penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan/asuhan kebidanan pada klien dengan
Pendekatan manajemen kebidanan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN

PRAKTIK KEBIDANAN DIATUR PADA BAB VI TENTANG PRAKTIK KEBIDANAN

Pasal 41

(1) Praktik Kebidanan dilakukan di:

a. Tempat Praktik Mandiri Bidan; dan

b. Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.

DILAKSANAKAN DENGAN CARA MANDIRI, KOLABIRASI, DAN RUJUKAN

Pasal 46

Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan bertugas memberikan pelayanan yang meliputi:

a. pelayanan kesehatan ibu;

b. pelayanan kesehatan anak;

c. pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana;

d. pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/atau

e. pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.


Pasal 47

(1) Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan dapat berperan sebagai:

a. pemberi Pelayanan Kebidanan;

b. pengelola Pelayanan Kebidanan;

c. penyuluh dan konselor;

d. pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik;

e. penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan perempuan; dan/atau

f. peneliti.

Pasal 49, Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan ibu bidan berwenang:

Pra-konsepsi – hamil – bersalin – nifas – KGD ibu – Deteksi dini dan rujukan – Pra-konsepsi

Pasal 50: Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan anak bidan berwenang:

a. Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak prasekolah

b. imunisasi sesuai program Pemerintah Pusat

c. melakukan pemantauan tumbuh kembang pada bayi, balita, dan anak prasekolah serta deteksi dini kasus
penyulit, gangguan tumbuh kembang, dan rujukan;

d. memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan pada bayi baru lahir dilanjutkan dengan rujukan

Pelayanan Kesehatan Reproduksi Perempuan dan Keluarga Berencana: Pasal 51:

Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf c, Bidan berwenang melakukan komunikasi, informasi, edukasi,
konseling, dan memberikan pelayanan kontrasepsi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pelimpahan Wewenang Pasal 53: Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf d
terdiri atas:

a. pelimpahan secara mandat; dan

b. pelimpahan secara delegatif.

Pasal 56

(1) Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1)
huruf e merupakan penugasan pemerintah yang dilaksanakan pada keadaan tidak adanya tenaga medis
dan/atau tenaga kesehatan lain di suatu wilayah tempat Bidan bertugas.

Ruang lingkup praktek kebidanan harus memenuhi standar nasional

untuk praktik kebidanan yang ditetapkan oleh organisasi profesi (IBI)Yaitu:

1. Standar pelayanan kebidanan


2. Standar praktek kebidanan

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN


• Standar pelayanan umum (2 standar)

1. Standar Pelayanan Umum

 Standar 1 : Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat

Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada individu, keluarga, dan masyarakat terhadap segala hal yang
berkaitan dengan kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatan umum, gizi, KB, kesiapan dalam menghadapi
kehamilan dan menjadi calon orang tua, menghindari kebiasaan yang tidak baik, dan mendukung kebiasaan yang
baik.

 Standar 2 : Pencatatan dan pelaporan :

Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya, yaitu: registrasi semua ibu hamil di wilayah
kerja, rincian pelayanan yang diberikan kepada setiap ibu hamil/bersalin/nifas dan bayi baru lahir, kunjungan
rumah, dan penyuluhan kepada masyarakat. Bidan meninjau secara teratur catatan tersebut untuk menilai
kinerja dan penyusunan rencana kegiatan guna meningkatkan pelayanan kebidanan.

2. Standar pelayanan antenatal (6 standar)

• Standar 3 : Identifikasi ibu hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan
penyuluhan dan memotivasi ibu,suami,serta anggota keluarga lainnya agar mendorong dan membantu ibu untuk
memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

• Standar 4 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal

Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis serta pemantauan ibu
dan janin dengan saksama untuk menilai apakah perkembangan janin berlangsung normal.bila ditemukan
kelainan,mereka harus mampu mengambil tindakan yang di perlukan dan merujuk untuk tindakan selanjutnya.

• Standar 5 : Palpasi abdominal : Bidan melakukan pemeriksaan abdomen secara saksama dan melakukan
palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah maka memeriksa posisi,
bagian terendah janin, dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul untuk mencari kelainan serta
melakukan rujukan tepat waktu.

• Standar 6 : Pengelolaan anemia pd kehamilan: Bidan melakukan tindakan pencegahan, identifikasi,


penanganan dan rujukan untuk semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

• Standar 7 : Pengelolaan dini hipertensi pd kehamilan : Bidan menemukan sejak dini setiap kenaikan tekanan
darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang
tepat dan merujuknya.

• Standar 8 : Persiapan persalinan : Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami, serta
keluarganya pada trimester ketiga untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman
serta suasana yang menyenangan akan direncanakan dengan baik. Di samping itu, persiapan transportasi
dan biaya untuk merujuk juga harus direncanakan bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan
hendaknya melakukan kunjungan rumah.

3. Standar pertolongan persalinan (4 standar)

Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala I : Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai. Kemudian
memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan memehartikan kebutuhan klien , selama
proses persalinan berlangsung.
Standar 10 : Persalinan Kala II yang Aman: Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman dengan sikap
sopan dan penghargaan terhadap klien serta memehartikan tradisi setempat.

Standar 11 : Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III : Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar
untuk mmbantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.

Standar 12 : Penanganan Kala II dengan komplikasi gawat janin melalui episiotomy : Bidan mengenali secara
tepat tanda – tanda gawat janin pada kalaII yang lama dan segera melakukan episiotomy dengan aman
untuk memperlancar persalinan, di ikuti dengan penjahitan perineum.

4. Standar pelayanan nifas ( 3 standar)

Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir : Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan
pernafasan spontan, mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau
merujuk sesuia dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermia.

Standar 14 : Penanganan pada 2 jam pertama setelah persalinan : Bidan melakukan pemantauan pada ibu
dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam dua jam persalinan, serta melakukan tindakan yang
dilakukan. Disamping itu, idan memberikan penjelasan tenteng hal – hal yng mempercepat pulihnya
kesehatan ibu dan membantu ibu untuk memulai peberian ASI.

Standar 15 : Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas : Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas
melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua, dan minggu keenam setelah persalinan untuk
membantu proses penulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar;peneuan dini,
penanganan, atau perujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas; serta memberikan
penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru
ahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.

5. Standar penanganan kegawatdaruratan obstetri-neonatus (9 standar)

Standar 16 : Penanganan perdarahan dalam kehamilan pada trimeseter III : Bidan mengenali secara tepat tanda
dan gejala perdarahan pada kehamilan serta melakukan pertolongan pertama dan perujukan.

Standar 17 : Penanganan kegawatan pada eklampsia, Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklampsia
mengancam,serta merujuk atau memberikan pertolongan pertama.

Standar 18 : Penanganan kegawatan pada partus lama / macet, Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala
partus lama / macet serta melakukan penangananyang memadai dan tepat waktu atau merujuknya.

Standar 19 : Persalinan dengan penggunaan vacuum ekstraktor, Bidan mengenali kapan diperlukan ekstraksi
vakum serta melakukannya secar benar ketika memberikan pertolongan persalinan, denagn tetap memastikan
keamanan ibu dan janin/bayinya.

Standar 20 : Penanganan retensio plasenta, Bidan mampu mengenali retensio plasenta dan memberikan
pertolongan pertama, termasuk plasenta manual dan penanganan perdarahan, sesuai degan kebutuhan.

Standar 21 :Penanganan perdarahan postpartum primer, Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan
dalam 24 jam pertama setelah persalinan ( perdarahan postpartum primer ) dan segera melakukan pertolongan
pertama untuk mengendalikan perdarahan.

Standar 22 : Penanganan perdarahan postpartum sekunder, Bidan mengenali secara tepat dan dini tanda serta
gejala perdarahan postpartum sekunder, dan melakukan pertolongan pertama untuk menyelamatkan jiwa ibu
dan merujuknya.
Standar 23: Penanganan sepsis puerperalis, Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala sepsis puerperalis,
serta melakukan pertolongan pertama atau merujuknya.

Standar 24 : penanganan asfiksia neonatorum, Bidan mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia,
serta melakukan resusitasi secepatnya, mengusahakan bantuan nedis yang diperlukan, dan memberikan
perawatan lanjutan.

STANDAR PRAKTEK KEBIDANAN

 Standar I : Metode Asuhan Asuhan kebidanan dilaksanakan dg metode manajemen kebidanan

 Standar II : Pengkajian Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan

 Standar III : Diagnosa Kebidanan Dirumuskan berdasarkan analisis data yang telah dukumpulkan

 Standar IV : Rencana Asuhan Dibuat berdasarkan diagnosa kebidanan

 Standar V : Tindakan Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan perkembangan keadaan
klien

 Standar VI : Partisipasi klien Tindakan klien dilaksanakan bersama sama/partisipasi klien dan keluarga dalam
rangka peningkatan, pemeliharaan dan pemulihan kesehatan

 Standar VII : Pengawasan Monitor/pengawasan terhadap klien dilaksanakan secara terus menerus dengan
tujuan untuk mengetahui perkembangan klien

 Standar VIII : Evaluasi Dilaksanakan secara terus menerus seiring dengan tindakan kebidanan yang
dilaksanakan dan evaluasi dari rencana yang telah dirumuskan

 Standar IX : Dokumentasi Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standar dokumentasi


kebidanan yang diberikan

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN DAN DOKUMENTASI KEBIDANAN

Konsep dan Prinsip Manajemen pada Umumnya

 Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan
mengatur

 Seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas
mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi (Mary Parker Follet)

 Sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien (Ricky W. Griffin)

Fungsi manajemen : Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama
Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang,
mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan

Saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu:

 Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki

 Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-
kegiatan yang lebih kecil
 Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok
berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha

Definisi manajemen kebidanan menurut para ahli :

 Suatu pendekatan Dan Kerangka berfikir Yang digunakan bidan untuk review memecahkan permasalahan
Beroperasi sistematis (Kepmenkes 369)

 Proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metodemengorganisaikan pikiran dan tindakan


berdasarkan teori ilmiah, berbasis bukti, dalam tahapan yang logis untuk mengambil keputusan yang
dibutuhkan pada klien (Varney)

 Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode
pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (IBI)

 Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis sistematis. Oleh karena itu manajemen
kebidanan merupakan alur fikir bagi seorang bidan dalam memberikan arah/kerangka dalam menangani
kasus yang menjadi tanggung jawabnya.

Sasaran manajemen kebidanan: Semua klien dalam persetujuan asuhan bidan

Langkah-langkah manajemen kebidanan tersebut adalah:

•      Identifikasi dan analisis masalah

•      Diagnosa kebidanan

•      Perencanaan

•      Pelaksanaan

•      Evaluasi

Tujuh langkah manajemen kebidanan menurut Helen Varney th 1997

Langkah I : Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara keseluruhan

Pengumpulan data dg cara:

 Anamese riwayat kesehatan

 Pemeriksaan fisik sesuai dg kebutuhan

 Pemeriksaan tanda2 vital

 Meninjau catatan terbaru & catatan sebelumnya

 Pemeriksaan khusus & penunjang

1. Data Subjektif: keluhan:  Eliminasi:


 Riwayat penyakit:  Riwayat kehamilan:
 Riwayat menstruasi:  Riwaat kontrasepsi:
 Riwayat perkawinan:  Alasan kunjungan:
 Pola makan:  Identitas:
 Pola tidur:  Riwayat alergi:
 Kebiasaan  Dada/payudara
 Abdomen
2. Data objektif: tanda2 vital  Panggul
 Kepala  Ekstremitas
 Leher  Pemeriksaan penunjang

Langkah II : Mengintreprestasikan data untuk Langkah IV : Menetapkan kebutuhan akan tindaakn-


mengidentifikasi diagnosa/ masalah segera, konsultasi, kolaborasi, dengan tenaga
kesehatn lain, serta rujukan berdasarkan kondisi klien
DIAGNOSA KEBIDANAN
 Bidan harus mampu mengevaluasi kondisi
 dr data subjektif & objektif sesuai
klien utk menentukan kpd siapa
kewenangan, lingkup kebidanan konsultasi & kolaborasi yg paling tepat
 G2P1A0H1, UK 38 mg dengan hipertensi dlm manajemen asuhan kebidanan
gravidarum, k/u ibu baik, JTH, Intaurerin,  Kolaborasi dokter obgyn/penyak dalam
letak memanjang, presentasi kepala, pu-  Pasang Infus
ki, k/u jani baik
 Memberikan MgSO4
MASALAH  Rujuk
 Konsultasi/kolaborasi Dokter Penyakit SpJ
 dr data subjektif & objektif ttg hal2 yg  Konsultasi/kolaborasi dg Psikolog
berkaitan dg pengalaman klien yg
ditemukan dr hsl pengkajian / yg Langkah V : Menyusunrencana asuhan secar
menyertai diagnosa menyeluruh denga tepat dan rasional berdasarkan
 Hipertensi gravidarum keputusan yang dibuat pada langkah-langkah
 Tidak menginginkan kehamilannya sebelumnya

KEBUTUHAN  Rencana asuhan yg menyeluruh tidak hanya


meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari
 hal2 yg dibutuhkan oleh klien & blm kondisi klien namun dapat dibutuhkan
teridentifikasi dlm diagnosa & mslh yg penyuluhan, konseling yang merujuk masalah
didptkan dg melakukan analisa data klien berkaitan sosial ekonomi kultural /
 Istirahat cukup masalah psikologis.
 Berfikir positif
 Diet rendah garam Langkah VI : Melaksanakan langsung asuhan secara
 Memberi dukungan kepada ibu untuk efisien dan aman
menerima kehamilannya  Rencana asuhan menyeluruh spt pd langkah 5
 Menganjurkan keluarga/pasangan untuk yg dilaksanakan scr efisien & aman
memberikan dukungan
Langkah VII : Mengevaluasi keefektifan asuhan yang
Langkah III : Mengidentifikasi diagnosis/masalah diberikan dengan mengulang kembali manajemen
potensial dan menganti-sipasi penanganannya proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif
 Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila  Dilakukan keefektifan dr asuhan yg sdh
memungkinkan dilakukan antisipasi → diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan yg
bidan harus waspada & siap2 mencegah benar2 telah terpenuhi sesuai dg kebutuhan
diagnosis/masalah potensial. Antisipasi & diagnosa.
ini bersifat rasional & logis.
 Preeklamsi/Eklamsi DOKUMENTASI KEBIDANAN :
 Stres/Depresi
 Tungpalan  (1983)  mengatakan bahwa
“Dokumen  adalah suatu catatan yang dapat
dibuktikan atau dijadikan  bukti  dalam akan sangat membantu komunikasi  antara
persoalan hukum“.  Sedangkan sesama bidan maupun disiplin ilmu
pendokumentasian   adalah pekerjaan lain  dalam rencana pengobatan.
mencatat  atau merekam  peristiwa dan
objek maupun aktifitas pemberian jasa Kategori informasi yang biasanya masuk dalam
status (chart) klien adalah:
(pelayanan) yang dianggap berharga dan
penting  Data demografik
 Dokumentasi asuhan dalam pelayanan  Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
kebidanan adalah bagian dari kegiatan yang  Formulir persetujuan
harus dikerjakan  oleh bidan  setelah  Diagnosa
memberi asuhan kepada pasien/ klien.  Pengobatan
Dokumentasi  merupakan suatu  Catatan perkembangan /kemajuan
informasi  lengkap  meliputi  status  Catatan secara berkesinambungan  (flow
kesehatan pasien/ klien, kebutuhan  pasien/ sheet)
klien, kegiatan  asuhan  Catatan bidan
kebidanan/kebidanan serta respons  Keberadaan dokumentasi baik berbentuk
pasien  terhadap asuhan yang catatan maupun laporan  akan sangat
diterimanya.  Dengan demikian dokumentasi membantu  dalam berkomunikasi  baik
kebidanan/ kebidanan mempunyai porsi antara sesama bidan maupun lembaran
yang besar  dari catatan klinis pasien/ tindakan (treatment)  
klien  yang menginformasikan  faktor  Catatan laboratorium
tertentu atau  situasi yang terjadi  selama  Laporan rontgen ( X – ray )
asuhan dilaksanakan. Disamping  itu catatan  Ringkasan pasien pulang
juga dapat sebagai wahana  komunikasi dan
koordinasi  antar profesi (Interdisipliner) MODEL PENDOKUMENTASIAN
yang dapat dipergunakan untuk mengungkap
SOAP
suatu fakta aktual untuk
dipertanggungjawabkan.  S : Subjektif

 Dokumentasi asuhan  Kebidanan merupakan  O : Objektif


bagian integral dari asuhan Kebidanan yang
dilaksanakan sesuai standar  A : Analysis/Assesment

 Catatan  pasien/ klien merupakan suatu  P : Planning


dokumen  yang legal, dari  status  sehat sakit
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, seperti:
pasien/ klien pada saat lampau, sekarang,
TTV normal, keadaan janin baik
dalam bentuk tulisan, yang
menggambarkan   asuhan kebidanan yang E: ibu mengerti terhadap penjelasan bidan
diberikan.
2. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup 1
 catatan klien  berisi informasi  yang siang hari 8 jam malam hari
mengidentifikasi masalah, diagnosa dan
medik, respons pasien/ klien terhadap E: ibu bersedia melakukan anjuran bidan
asuhan kebidanan yang diberikan  dan
3. Meminta keluarga untuk memberikan
respons terhadap pengobatan serta
dukungan kepada ibu
berisi   beberapa  rencana untuk intervensi
lebih lanjutan. E: keluarga bersedia memberikan dukungan kepada
ibu
 Keberadaan dokumentasi
baik  berbentuk  catatan  maupun laporan
4. Meminta ibu melakukan kunjungan ulag 1  Planning, membuat rencana asuhan saat ini
bulan kemudian/jikaada keluhan dan yang akan datang. Rencana disusun
berdasarkan hasil analisis dan interpretasi
E: ibu bersedia melakukan kunjungan ulang 1 bulan
data.
kemudian
Rencana bertujuan mengusahakan tercapainya
 Data Subjektif, berhubungan masalah dari
kondisi optimal dan kesejahteraan pasien. Rencana ini
sudut pandang pasien. Ekspresi pasien harus bisa mencapai kriteria tujuan yang ingin dicapai
mengenai kekhawatiran dan keluhannya. dalam batas waktu tertentu. Planning dalam soap juga
 Data Objektif, pendokumentasian dari hasil mengadung implementasi dan evaluasi.
observasi, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan SOAPIE
laboratorium. Catatan medic dapat
dimasukkan dalam data objektif sebagai data S : Subjektif
penunjang.
O : Objektif
 Asessment/analysis, kesimpulan dari data A : Analysis/Assesment
subjektif dan Objektif. Analisis data
mencakup diagnosis/masalah kebidanan, P : Planning
diagnosis/masalah potensial, antisipaso I : Implementation
disgnosis/masalah potensial dan tindakan
segera.. E : Evaluation

 Planning, khusus untuk rencana asuhan saat ini dan yang akan dating.

 Implementation, pelaksanaan sesuai dengan rencana yang disusun sesuai dengn keadaan dan dalam rangka
mengatasi masalah pasien

 Evaluation, tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektivitas asuhan/ hasil tindakan

SOAPIER SOAPIER

 S : Subjektif  S : Subjektif

 O : Objektif  O : Objektif

 A : Analysis/Assesment  A : Analysis/Assesment

 P : Planning  P : Planning

 I : Implementation  I : Implementation

 E : Evaluation  E : Evaluation

 R : Revised  R : Revised

 Revised, mencerminkan perubahan rencana  Revised, mencerminkan perubahan rencana


asuhan dengan cepat, memperhatikan hasil asuhan dengan cepat, memperhatikan hasil
eveluasi, serta implementasi yang telah eveluasi, serta implementasi yang telah
dilakukan. Hasil evaluasi digunakan untuk dilakukan. Hasil evaluasi digunakan untuk
menentukan ada tidaknya perbaikan atau menentukan ada tidaknya perbaikan atau
perubahan intervensi dan tindakan. perubahan intervensi dan tindakan.

MODEL DAN TEORI KEBIDANAN


Hal-hal dalam asuhan kebidanan:

1. Memonitor kesejahteraan ibu baik fisik, psikologis maupun sosial dalam siklus kehamilan dan persalinan

2. Mempersiapkan ibu dengan memberikan pendidikan, konseling, asuhan prenatal, dalam proses persalinan
dan bantuan masa post partum

3. Intervensi teknologi seminimal mungkin

4. Mengidentifikasi dan memberikan bantuan obstetric yang dibutuhkan

5. Ruang lingkup praktek kebidanan meliputi?

a. Menolong persalinan f. Pengobatan terbatas ginekologi

b. Konseling g. Pertolongan gawat darurat

c. Penyuluhan h. Pengawasan tumbuh kembang

d. Asuhan pd saat hamil, bersalin, nifas, dan BBL i. supervisi

e. Deteksi dini penyakit

TEORI REVA RUBIN :

Penekanana Rubin dalam teori maupun penelitian yang dilakukan adalah pencapaian peran ibu. Menurut Rubin,
untuk mencapai peran tersebut seorang wanita membutuhkan proses belajar melalui serangkaian aktifitas berupa
latihan-latihan

 Taking on
 Taking in
 Letting go

 Harapan sejak hamil

o Memastikan keselamatan secara fisik

o Memastikan penerimaan masyarakat terutama orang-orang yang sangat berarti bagi ibu dan bayi

o Penentuan gambar identitas diri

o Mengerti arti memberi dan menerima

Efek kehamilan pada pasangan :

 Pasangan merasakan perubahan tubuh pasangannya pada kehamilan 8 bulan-3bulan setelah melahirkan

 Laki-laki juga mengalami perubahan fisik dan psikososial selama pasangannya hamil

 Anak yang akan dilahirkan merupakan gabungan dari 3 perbedaan yang ada: ibu-pasangan, ibu-janin, dan
ibu-individu unik

 Ibu tidak pernah lagi menjadi sendiri

 Tugas yang harus dilaksanakan wanita dan pasangannya saat hamil ialah:

- Percaya bahwa ia hamil dan berhubungan dengan janin dalam satu tubuh
- Persiapan terhadap pemisahan secara fisik saat persalinan

- Penyelesaian dan identifikasi kebingungan seiring dg peran transisi

TEORI JEAN BALL ( TEORI KURSI GOYANG)

Teori ini mengemukakan tentang keseimbangan emosional. Tujuan asuhan maternitas pada teori ini adalah agar ibu
mampu melaksanakan tugasnya sebagai ibu baik fisik maupun psikologis. Dalam teori kursi goyang, kursi dibentuk
alam 3 elemen:

 Pelayanan kebidanan
 Pandangan masyarakat terhadap keluarga
 Support terhadap kepribadian wanita

Hipotesa Jean Ball: “Respon emosinal terhadap perubahan setelah melahirkan akan dipengaruhi oleh personality /
kepribadian dan dukungan yang diterima dari system support/dukungan keluarga dan sosial. Cara asuhan yang
diberikan oleh bidan selama postnatal akan mempengaruhi proses emosional wanita terhadap perubahan setelah
kelahiran.”

Ketiga elemen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

• Dasar kursi dibentuk oleh pelayanan kebidanan yang berpijak pada pandangan masyarakat tentang keluarga

• Topangan kanan kiri adalah kepribadian wanita, pengalaman hidup

• Topangan tengah (yang menyangga kursi dari belakang kanan-kiri) adalah keluarga dan support sistem

• Tempat duduk menggambarkan kesejahteraan maternal, yang tergantung pada efektifitas elemen-elemen
sebagai berikut:

 Jika deck chair tidak ditegakkan dengan benar, maka ia akan kolaps/jatuh saat diduduki.

 Jika bagian-bagiannya tidak cocok satu sama lain mungkin dapat saja menyangga, namun yang menduduki
tidak nyaman dan mengalami ketegangan

 Jika kursi tidak di letakkan pada lantai yang kuat maka kursi akan jatuh
Pembagian Teori Jean Ball mencakup 3 kategori yaitu :

1. Teori perubahan

Perubahan mental ibu sebelum dan sesudah menjadi ibu akan jelas terlihat dalam kehidupan baik itu secara fisik
maupun psikologis si ibu. Secara fisik dapat kita lihat pada perubahan bentuk tubuh setelah melahirkan anak.
Sedangkan secara pssikologis misalnya dalam pematangan mental (pendewasaan sikap) setelah melahirkan (post
partum) ibu tidak hanya berfikir untuk anak dan keluarganya.

2. Teori stress, coping, dan support

Tingkat emosional sangat mempengaruhi mental ibu. Oleh karena itu dukungan atau support dan motivasi dari
keluarga terhadap perubahan-perubahan yang timbul terutama perubahan yang bersifat positif, support dari orang-
orang terdekat ibu sangat diperlukan untuk menghindari dari stress, depresi post partum dan dampak-dampak
negatif lainnya.

3. Teori dasar

Konsep dasar untuk menjadi seorang ibu meliputi berbagai aspek diantaranya:

–  Butuh persiapan jasmani dan rohani

–  Dukungan dari pihak keluarga

Konsep Teori Jean Ball

 Women/wanita: Ball memusatkan perhatiannya terhadap perkembangan emosional, sosial, psikologis


wanita dalam proses melahirkan.

 Healt/kesehatan: Merupakan pusat dari model Ball. Tujuan dari post natal care agar wanita-wanita mampu
menjadi seorang ibu.

 Enviroment/lingkungan: Lingkungan sosial dan organisasi dalam sistem dukungan dan pelayanan perawatan
post natal

 Midwifery/kebidanan: Penelitian asuhan post natal misalnya dikhawatirkan kurang efektif karena kurangnya
pengetahuan tentang kebidanan

 Self: Peran bidan dalam meyakinkan wanita dalam perannya sebagai seorang ibu

Kesimpulan Hipotesa Jean Ball : Wanita yang boleh dikatakan sejahtera setelah melahirkan sangat bergantung
kepada kepribadiannya, sistem dukungan pribadi, dan dukungan yang dipersiapkan pelayanan kebidanan

Tahap psikososial (Psikosocial stage)

a. Anticipatory stage

Tahap ini ibu-ibu melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain

b. Honeymoon stage

Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasarnya, pada tahap ini ibu memerlukan bantuan anggota keluarga yang
lain

c. Plateu stage

Ibu akan mencoba dengan sepenuhnya apakah ia telah mampu menjadi ibu
d. Disengagement

Merupakan tahap penyelesaian dimana latihan peran dihentikan

Reaksi Umum Kehamilan

Trimester I
Takut, fantasi, khawatir

Trimester II
Perasaan lebih enak, meningkatnya kebutuhan untuk
mempelajari tentang perkembangan dan pertumbuhan
janin, menjadi narsistik, pasif, introvert, kadang egosentrik,
dan self-centered

Trimester III
Berperasaan aneh, sembrono, jelek
Aspek dalam Peran Ibu Hamil

1. Gambaran tentang idaman

Sebuah gambaran ideal atau positif mengenai perempuan yang berhasil melaksanakan perannya sebagai ibu yang
baik

2. Gambaran tentang diri

Gambaran mengenai dirinya sendiri dihasilkan melalui pengalaman, bagaimana seorang perempuan memandang
dirinya

3. Gambaran perubahan bentuk tubuh

Perubahan yang terjadi pada tubuh perempuan selama proses kehamilan

Tahap Pelaksanaan Peran Menjadi Seorang Ibu

a. Taking On

Wanita meniru dan melakukan peran ibu, sebagai tahap meniru. Dalam tahap ini terdapat kegiatan mimicry
(peniruan), yaitu perempuan meniru perilaku perempuan lain yang pernah hamil dengan cara melihat, mendengar
dan melaksanakan pengalaman menjadi seorang ibu

b. Taking In

Taking in meliputi kegiatan berfantasi. Fantasi perempuan tidak hanya meniru tetapi mulai membayangkan peran
yang akan dilakukan di masa yang akan datang.

3. Letting Go
Merupakan fase dimana perempuan mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah dilaksanakannya. Hasil
tindakan di masa lalu akan dievaluasi dan menghilangkan tindakan yang dianggap sudah tidak tepat

Adaptasi Psikososial Postpartum, Konsep dasarnya adalah periode postpartum yang menyebabkan stres emosional
terhadap ibu baru, bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat saat melahirkan

Faktor2 yang mempengaruhi suksesnya masa transisi 5. Nafsu makan ibu biasanya meningkat
menjadi orang tua pada masa postpartum: sehingga memerlukan peningkatan nutrisi

1. Respons dan dukungan dari keluarga dan • Taking hold


teman
1. Ibu memperhatikan kemampuan menjadi
2. Hubungan pengalaman saat melahirkan orang tua dan meningkatkan tanggung jawab
terhadap harapan akan bayinya

3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan 2. Ibu memfokuskan perhatian pada


anak yang lalu pengontrolan fungsi tubuh, BAK, BAB, dan
daya tahan tubuh
4. Pengaruh budaya
3. Ibu cenderung terbuka menerima nasihat
5. Periode diuraikan Rubin menjadi 3 fase, taking bidan dan kritik pribadi
in, taking hold, letting go
4. Ibu berusaha menguasai keterampilan
• Taking In merawat bayi
1. Ibu masih pasif dan bergantung pada orang 5. Kemungkinan ibu mengalami depresi post
lain partum
2. Perubahan ibu tertuju pada kekhawatiran • Letting go
pada perubahan tubuhnya
1. Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan
3. Ibu akan mengulangi pengalaman- dipengaruhi oleh dukungan serta perhatian
pengalaman ketika melahirkan keluarga
4. Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk 2. Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam
mengembalikan keadaan tubuh ke kondisi merawat bayi dan memahami kebutuhan bayi
normal

TEORI RAMONA MERCER

Dalam teorinya Ramona lebih menekankan pada stres antepartum dalam pencapaian peran ibu

a. Efek stres antepartum,


 Stres antepartum adalah komplikasi dari risiko kehamilan dan pengalaman negatif dari hidup wanita
 Tujuan asuhan adalah memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi ketidakpercayaan ibu

Faktor pencapaian peran Faktor pendukung peran ibu

• Faktor ibu: Umur, persepsi, stres, ruang • Emotional support: perasaan mencintai,
rawat, dukungan, konsep diri, sifat pribadi, penuh perhatian, percaya, dan mengerti
sikap, status kesehatan
• Information support: informasi sesuai
• Faktor bayi: Temperamen dan kesehatan bayi kebutuhan ibu

• Faktor lainnya : Latar belakang etnik, status • Physical support: bantuan merawat bayi
perkawinan, status ekonomi
• Appraisl support: peran pelaksana

TEORI ERNESTINE WIEDENBACH

Mengemukakan teorinya secara induktif berdasarkan pangalaman dan observasinya dalam praktek.

Konsep dalam keperawatan

• The agent: Mid wife, kebutuhan ibu dan bayi yang segera untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas

• The recipient, individu yang mampu menentukan kebutuhannya akan bantuan

• The Goal / purpose, Disesuaikan dengan kebutuhan masing- masing individu dengan memperhatikan tingkah
laku fisik, emosional atau fisiologikal

• The Means, Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan, ada empat tahapan yaitu:

TEORI ELA JOY LEHRMAN

• Teori ini menginginkan agar bidan dapat melihat semua aspek praktek kebidanan dalam memberikan asuhan
pada wanita hamil dan pertolongan pada persalinan

• Teori ini juga menjelaskan perbedaan antara pengalaman seorang wanita dengan kemampuan bidan untuk
mengaplikasikan konsep kebidanan dalam praktek

Konsep dalam layanan kebidanan:

• - Asuahan kebidanan yang berkesinambungan • - Keterlibatan dalam asuhan

• - Keluarga sebagai pusat asuhan • - Advokasi dari pelayanan kebidanan

• - Pendidikan dan konseling merupakan • - Waktu


sebagian dari asuhan
• - Asuhan partisipatif
• - Tidak ada intervensi dalam asuhan

Asuhan Partisipatif

• Bidan melibatkan klien dalam pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

• Klien ikut bertanggung jawab atau ambil bagian dalam pelayanan antenatal

• Teknik Komunikasi Terapeutik, Proses • Melalui penampilan dan pendekatannya,


komunikasi sangat penting dalam bidan akan meningkatkan kemampuan pasien
perkembangan dan penyembuhan, misalnya dalam mengoreksi, memvalidasi, menilai dan
aktif mendengarkan, mengkaji, klarifikasi, memberi dukungan
humor, sikap yang tidak menuduh,
pengakuan, fasilitasi, pemberian izin Hubungan sesama (lateral relationship),
Menjalin hubungan baik terhadap klien,
Pemberdayaan (Empowerment), bersikap terbuka sejalan dengan klien,
sehingga antara bidan dengan klien tampak
• Suatu proses memberi kekuasaan dan akrab, misal sikap empati atau berbagi
kekuatan pengalaman

Anda mungkin juga menyukai