Peran: tingkah laku yang diharapkan o/ orang lain thd seseorang sesuai dg kedudukan dlm suatu sistem.
Tugas: perincian dari fungsi yg harus dilakukan sesuai hak, wewenang dan tanggung jawab
Kompetensi: pengetahuan yg dilandasi o/ pengetahuan, ketrampilan & sikap yg hrs dimiliki oleh bidan dlm melaks.
Praktik kebidanan scr aman& bertanggung jawab.
Peran Bidan :Dalam upaya pelayanan kebidanan yang berfokus pada kesehatan reproduksi, bidan profesional
berperan sebagai :
Pemberi pelayanan kebidanan pada wanita dalam siklus kehidupannya, asuhan neonatus, bayi dan anak
balita
Tugas mandiri
Tugas dan wewenang bidan sebagai pelaksana mandiri juga terdapat pada KEPUTUSAN MENTERI
KESEHATAN NOMOR 900/MENKES/SK/VII/2002 Bab V tentang Praktik Bidan Pasal 14 s/d Pasal 21.
Tugas Kolaborasi/Kerjasama
Tugas Ketergantungan/Merujuk
Tugas mandiri :
2. Memberi pelayanan pranikah pada anak ramaja dan dengan melibatkan mereka sebagai klien
4. Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien atau keluarga
6. Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien atau keluarga
7. Memberi asuhan kebidanan pada wanita pada gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa
klimakterium serta monopause
8. Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana
9. Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga
Tugas Kolaborasi :
1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan
melibatkan klien dan keluarga
2. Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pada kegawatdaruratan
yang memerlukan tindakan kolaborasi
3. Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi serta keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan tindakan
klien dan keluarga
4. Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi serta pertolongan pertama
dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga
5. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama dalam
keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga
6. Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga
Tugas KEtergantungan :
1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien
dan keluarga
2. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus kehamilan dengan resiko tinggi serta
kegawatdaruratan
3. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu
dengan melibatkan klien dan keluarga
4. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu pada masa nifas yang disertai penyulit
tertentu dan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga
5. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang
memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan keluarga
6. Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang
memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan klien atau keluarga
1. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan utk individu, keluarga,
kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dgn melibatkan masyarakat/klien
2. Berpartisipasi dlm tim utk melaksanakan prog kes.& sektor lain di wil.kerjanya mell peningkatan kemampuan
dukun bayi, kader kes. & nakes lain yg berada dibawah bimbingan dlm wil.kerjanya
Peran sebagai pendidik :
Memberikan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan kebidanan disetiap tatanan
pelayanan kesehatan di Institusi dan komunitas, menthorship dan preceptorship terhadap calon tenaga
kesehatan dan bidan baru
1. Memberikan pendidikan & penyuluhan kes kpd individu keluarga kelompok & masy tent penanggulangan
masalah kes khususnya yg bhub. Dgn pihak terkait KIA & KB
2. Melaksanakan program/rencana pendidikan & penyuluhan kes masy sesuai dgn rencana jangka pendek &
Jangka panjang melibatkan unsur2 yg terkait termasuk masyarakat
3. Melatih dan Membimbing kader termasuk siswa bidan dan keperawatan serta membina dukun di wilayah
atau tempat kerjanya
• Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik scr mandiri maupun scr
kelompok
• Memanfaatkan hasil investigasi untuk mengingatkan dan mengembangkan program kerja atau pelayanan
kesehatan
Fungsi pelaksana :
1. Melakukan bimbingan dan penyuluhankepada individu keluarga, serta masyarakat(khususnya kaum remaja)
pada masa praperkawinan
2. Melaukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal, kehamilan dengan patologis tertentu, dan
kehamilan dengan resiko tinggi
4. Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan resiko tinggi
9. Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus gangguan sistem reproduksi, termasuk wanita
pada masa klimakterium internal dan monopause sesuai dengan wewenangnya
Fungsi pengelola :
1. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat,
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat
4. Melakukan kerjasama serta komunikasi inter dan antasektor yang terkait dengan pelayanan kebidanan
Fungsi Pendiidk :
1. Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga dan kelompok masyarakat terkait dengan pelayanan
kebidanan dalam lingkup kesehatan serta keluarga berencana
2. Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesehatan sesuai dengan bidang tanggung jawab bidan
3. Memberi bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam kegiatan praktik di klinik dan di masyarakat
4. Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan bidang keahliannya
FUngsi peneliti :
1. Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang dilakukan sendiri atau berkelompok dalam
lingkup pelayanan kebidanan
Ttg Pengetahuan umum, ketrampilan dan perilaku yg berhubungan dg ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan
profesi kesehatan.
4. Asuhan selama persalinan dan kelahiran ; bidan memberikan asuhan yang bermutu tanggap terhadap
kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani
situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.
5. Asuhan kepada ibu nifas dan menyusui; bidan memberikan asuhan kepada ibu nifas dan menyusui yang
bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat
6. Asuhan kepada bayi baru lahir; bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi
baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan
7. Asuhan pada bayi dan balita; bidan memberikan asuhan bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan
balita sehat
9. Asuhan pada ibu/wanita dengan gangguan reproduksi; melaksanakan asuhan kebidanan pada
wanita/ibu dengan gangguan system reproduksi
Ruang lingkup praktik kebidanan sering bervariasi menurut pedoman nasional dan regional, kode praktik
profesional, praktik-praktik dan keyakinan kultural, mutu pendidikan dan pelatihan kebidanan
Praktik kebidanan : Penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan/asuhan kebidanan pada klien dengan
Pendekatan manajemen kebidanan
Pasal 41
Pasal 46
Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan bertugas memberikan pelayanan yang meliputi:
f. peneliti.
Pasal 49, Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan ibu bidan berwenang:
Pra-konsepsi – hamil – bersalin – nifas – KGD ibu – Deteksi dini dan rujukan – Pra-konsepsi
Pasal 50: Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan anak bidan berwenang:
a. Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak prasekolah
c. melakukan pemantauan tumbuh kembang pada bayi, balita, dan anak prasekolah serta deteksi dini kasus
penyulit, gangguan tumbuh kembang, dan rujukan;
d. memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan pada bayi baru lahir dilanjutkan dengan rujukan
Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf c, Bidan berwenang melakukan komunikasi, informasi, edukasi,
konseling, dan memberikan pelayanan kontrasepsi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelimpahan Wewenang Pasal 53: Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf d
terdiri atas:
Pasal 56
(1) Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1)
huruf e merupakan penugasan pemerintah yang dilaksanakan pada keadaan tidak adanya tenaga medis
dan/atau tenaga kesehatan lain di suatu wilayah tempat Bidan bertugas.
Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada individu, keluarga, dan masyarakat terhadap segala hal yang
berkaitan dengan kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatan umum, gizi, KB, kesiapan dalam menghadapi
kehamilan dan menjadi calon orang tua, menghindari kebiasaan yang tidak baik, dan mendukung kebiasaan yang
baik.
Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya, yaitu: registrasi semua ibu hamil di wilayah
kerja, rincian pelayanan yang diberikan kepada setiap ibu hamil/bersalin/nifas dan bayi baru lahir, kunjungan
rumah, dan penyuluhan kepada masyarakat. Bidan meninjau secara teratur catatan tersebut untuk menilai
kinerja dan penyusunan rencana kegiatan guna meningkatkan pelayanan kebidanan.
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan
penyuluhan dan memotivasi ibu,suami,serta anggota keluarga lainnya agar mendorong dan membantu ibu untuk
memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis serta pemantauan ibu
dan janin dengan saksama untuk menilai apakah perkembangan janin berlangsung normal.bila ditemukan
kelainan,mereka harus mampu mengambil tindakan yang di perlukan dan merujuk untuk tindakan selanjutnya.
• Standar 5 : Palpasi abdominal : Bidan melakukan pemeriksaan abdomen secara saksama dan melakukan
palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah maka memeriksa posisi,
bagian terendah janin, dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul untuk mencari kelainan serta
melakukan rujukan tepat waktu.
• Standar 7 : Pengelolaan dini hipertensi pd kehamilan : Bidan menemukan sejak dini setiap kenaikan tekanan
darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang
tepat dan merujuknya.
• Standar 8 : Persiapan persalinan : Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami, serta
keluarganya pada trimester ketiga untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman
serta suasana yang menyenangan akan direncanakan dengan baik. Di samping itu, persiapan transportasi
dan biaya untuk merujuk juga harus direncanakan bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan
hendaknya melakukan kunjungan rumah.
Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala I : Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai. Kemudian
memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan memehartikan kebutuhan klien , selama
proses persalinan berlangsung.
Standar 10 : Persalinan Kala II yang Aman: Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman dengan sikap
sopan dan penghargaan terhadap klien serta memehartikan tradisi setempat.
Standar 11 : Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III : Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar
untuk mmbantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.
Standar 12 : Penanganan Kala II dengan komplikasi gawat janin melalui episiotomy : Bidan mengenali secara
tepat tanda – tanda gawat janin pada kalaII yang lama dan segera melakukan episiotomy dengan aman
untuk memperlancar persalinan, di ikuti dengan penjahitan perineum.
Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir : Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan
pernafasan spontan, mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau
merujuk sesuia dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermia.
Standar 14 : Penanganan pada 2 jam pertama setelah persalinan : Bidan melakukan pemantauan pada ibu
dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam dua jam persalinan, serta melakukan tindakan yang
dilakukan. Disamping itu, idan memberikan penjelasan tenteng hal – hal yng mempercepat pulihnya
kesehatan ibu dan membantu ibu untuk memulai peberian ASI.
Standar 15 : Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas : Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas
melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua, dan minggu keenam setelah persalinan untuk
membantu proses penulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar;peneuan dini,
penanganan, atau perujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas; serta memberikan
penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru
ahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.
Standar 16 : Penanganan perdarahan dalam kehamilan pada trimeseter III : Bidan mengenali secara tepat tanda
dan gejala perdarahan pada kehamilan serta melakukan pertolongan pertama dan perujukan.
Standar 17 : Penanganan kegawatan pada eklampsia, Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklampsia
mengancam,serta merujuk atau memberikan pertolongan pertama.
Standar 18 : Penanganan kegawatan pada partus lama / macet, Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala
partus lama / macet serta melakukan penangananyang memadai dan tepat waktu atau merujuknya.
Standar 19 : Persalinan dengan penggunaan vacuum ekstraktor, Bidan mengenali kapan diperlukan ekstraksi
vakum serta melakukannya secar benar ketika memberikan pertolongan persalinan, denagn tetap memastikan
keamanan ibu dan janin/bayinya.
Standar 20 : Penanganan retensio plasenta, Bidan mampu mengenali retensio plasenta dan memberikan
pertolongan pertama, termasuk plasenta manual dan penanganan perdarahan, sesuai degan kebutuhan.
Standar 21 :Penanganan perdarahan postpartum primer, Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan
dalam 24 jam pertama setelah persalinan ( perdarahan postpartum primer ) dan segera melakukan pertolongan
pertama untuk mengendalikan perdarahan.
Standar 22 : Penanganan perdarahan postpartum sekunder, Bidan mengenali secara tepat dan dini tanda serta
gejala perdarahan postpartum sekunder, dan melakukan pertolongan pertama untuk menyelamatkan jiwa ibu
dan merujuknya.
Standar 23: Penanganan sepsis puerperalis, Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala sepsis puerperalis,
serta melakukan pertolongan pertama atau merujuknya.
Standar 24 : penanganan asfiksia neonatorum, Bidan mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia,
serta melakukan resusitasi secepatnya, mengusahakan bantuan nedis yang diperlukan, dan memberikan
perawatan lanjutan.
Standar II : Pengkajian Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan
Standar III : Diagnosa Kebidanan Dirumuskan berdasarkan analisis data yang telah dukumpulkan
Standar V : Tindakan Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan perkembangan keadaan
klien
Standar VI : Partisipasi klien Tindakan klien dilaksanakan bersama sama/partisipasi klien dan keluarga dalam
rangka peningkatan, pemeliharaan dan pemulihan kesehatan
Standar VII : Pengawasan Monitor/pengawasan terhadap klien dilaksanakan secara terus menerus dengan
tujuan untuk mengetahui perkembangan klien
Standar VIII : Evaluasi Dilaksanakan secara terus menerus seiring dengan tindakan kebidanan yang
dilaksanakan dan evaluasi dari rencana yang telah dirumuskan
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan
mengatur
Seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas
mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi (Mary Parker Follet)
Sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien (Ricky W. Griffin)
Fungsi manajemen : Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama
Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang,
mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan
Saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu:
Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki
Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-
kegiatan yang lebih kecil
Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok
berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha
Suatu pendekatan Dan Kerangka berfikir Yang digunakan bidan untuk review memecahkan permasalahan
Beroperasi sistematis (Kepmenkes 369)
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode
pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (IBI)
Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis sistematis. Oleh karena itu manajemen
kebidanan merupakan alur fikir bagi seorang bidan dalam memberikan arah/kerangka dalam menangani
kasus yang menjadi tanggung jawabnya.
• Perencanaan
• Pelaksanaan
• Evaluasi
Langkah I : Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara keseluruhan
Planning, khusus untuk rencana asuhan saat ini dan yang akan dating.
Implementation, pelaksanaan sesuai dengan rencana yang disusun sesuai dengn keadaan dan dalam rangka
mengatasi masalah pasien
Evaluation, tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektivitas asuhan/ hasil tindakan
SOAPIER SOAPIER
S : Subjektif S : Subjektif
O : Objektif O : Objektif
A : Analysis/Assesment A : Analysis/Assesment
P : Planning P : Planning
I : Implementation I : Implementation
E : Evaluation E : Evaluation
R : Revised R : Revised
1. Memonitor kesejahteraan ibu baik fisik, psikologis maupun sosial dalam siklus kehamilan dan persalinan
2. Mempersiapkan ibu dengan memberikan pendidikan, konseling, asuhan prenatal, dalam proses persalinan
dan bantuan masa post partum
Penekanana Rubin dalam teori maupun penelitian yang dilakukan adalah pencapaian peran ibu. Menurut Rubin,
untuk mencapai peran tersebut seorang wanita membutuhkan proses belajar melalui serangkaian aktifitas berupa
latihan-latihan
Taking on
Taking in
Letting go
o Memastikan penerimaan masyarakat terutama orang-orang yang sangat berarti bagi ibu dan bayi
Pasangan merasakan perubahan tubuh pasangannya pada kehamilan 8 bulan-3bulan setelah melahirkan
Laki-laki juga mengalami perubahan fisik dan psikososial selama pasangannya hamil
Anak yang akan dilahirkan merupakan gabungan dari 3 perbedaan yang ada: ibu-pasangan, ibu-janin, dan
ibu-individu unik
Tugas yang harus dilaksanakan wanita dan pasangannya saat hamil ialah:
- Percaya bahwa ia hamil dan berhubungan dengan janin dalam satu tubuh
- Persiapan terhadap pemisahan secara fisik saat persalinan
Teori ini mengemukakan tentang keseimbangan emosional. Tujuan asuhan maternitas pada teori ini adalah agar ibu
mampu melaksanakan tugasnya sebagai ibu baik fisik maupun psikologis. Dalam teori kursi goyang, kursi dibentuk
alam 3 elemen:
Pelayanan kebidanan
Pandangan masyarakat terhadap keluarga
Support terhadap kepribadian wanita
Hipotesa Jean Ball: “Respon emosinal terhadap perubahan setelah melahirkan akan dipengaruhi oleh personality /
kepribadian dan dukungan yang diterima dari system support/dukungan keluarga dan sosial. Cara asuhan yang
diberikan oleh bidan selama postnatal akan mempengaruhi proses emosional wanita terhadap perubahan setelah
kelahiran.”
• Dasar kursi dibentuk oleh pelayanan kebidanan yang berpijak pada pandangan masyarakat tentang keluarga
• Topangan tengah (yang menyangga kursi dari belakang kanan-kiri) adalah keluarga dan support sistem
• Tempat duduk menggambarkan kesejahteraan maternal, yang tergantung pada efektifitas elemen-elemen
sebagai berikut:
Jika deck chair tidak ditegakkan dengan benar, maka ia akan kolaps/jatuh saat diduduki.
Jika bagian-bagiannya tidak cocok satu sama lain mungkin dapat saja menyangga, namun yang menduduki
tidak nyaman dan mengalami ketegangan
Jika kursi tidak di letakkan pada lantai yang kuat maka kursi akan jatuh
Pembagian Teori Jean Ball mencakup 3 kategori yaitu :
1. Teori perubahan
Perubahan mental ibu sebelum dan sesudah menjadi ibu akan jelas terlihat dalam kehidupan baik itu secara fisik
maupun psikologis si ibu. Secara fisik dapat kita lihat pada perubahan bentuk tubuh setelah melahirkan anak.
Sedangkan secara pssikologis misalnya dalam pematangan mental (pendewasaan sikap) setelah melahirkan (post
partum) ibu tidak hanya berfikir untuk anak dan keluarganya.
Tingkat emosional sangat mempengaruhi mental ibu. Oleh karena itu dukungan atau support dan motivasi dari
keluarga terhadap perubahan-perubahan yang timbul terutama perubahan yang bersifat positif, support dari orang-
orang terdekat ibu sangat diperlukan untuk menghindari dari stress, depresi post partum dan dampak-dampak
negatif lainnya.
3. Teori dasar
Konsep dasar untuk menjadi seorang ibu meliputi berbagai aspek diantaranya:
Healt/kesehatan: Merupakan pusat dari model Ball. Tujuan dari post natal care agar wanita-wanita mampu
menjadi seorang ibu.
Enviroment/lingkungan: Lingkungan sosial dan organisasi dalam sistem dukungan dan pelayanan perawatan
post natal
Midwifery/kebidanan: Penelitian asuhan post natal misalnya dikhawatirkan kurang efektif karena kurangnya
pengetahuan tentang kebidanan
Self: Peran bidan dalam meyakinkan wanita dalam perannya sebagai seorang ibu
Kesimpulan Hipotesa Jean Ball : Wanita yang boleh dikatakan sejahtera setelah melahirkan sangat bergantung
kepada kepribadiannya, sistem dukungan pribadi, dan dukungan yang dipersiapkan pelayanan kebidanan
a. Anticipatory stage
Tahap ini ibu-ibu melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain
b. Honeymoon stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasarnya, pada tahap ini ibu memerlukan bantuan anggota keluarga yang
lain
c. Plateu stage
Ibu akan mencoba dengan sepenuhnya apakah ia telah mampu menjadi ibu
d. Disengagement
Trimester I
Takut, fantasi, khawatir
Trimester II
Perasaan lebih enak, meningkatnya kebutuhan untuk
mempelajari tentang perkembangan dan pertumbuhan
janin, menjadi narsistik, pasif, introvert, kadang egosentrik,
dan self-centered
Trimester III
Berperasaan aneh, sembrono, jelek
Aspek dalam Peran Ibu Hamil
Sebuah gambaran ideal atau positif mengenai perempuan yang berhasil melaksanakan perannya sebagai ibu yang
baik
Gambaran mengenai dirinya sendiri dihasilkan melalui pengalaman, bagaimana seorang perempuan memandang
dirinya
a. Taking On
Wanita meniru dan melakukan peran ibu, sebagai tahap meniru. Dalam tahap ini terdapat kegiatan mimicry
(peniruan), yaitu perempuan meniru perilaku perempuan lain yang pernah hamil dengan cara melihat, mendengar
dan melaksanakan pengalaman menjadi seorang ibu
b. Taking In
Taking in meliputi kegiatan berfantasi. Fantasi perempuan tidak hanya meniru tetapi mulai membayangkan peran
yang akan dilakukan di masa yang akan datang.
3. Letting Go
Merupakan fase dimana perempuan mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah dilaksanakannya. Hasil
tindakan di masa lalu akan dievaluasi dan menghilangkan tindakan yang dianggap sudah tidak tepat
Adaptasi Psikososial Postpartum, Konsep dasarnya adalah periode postpartum yang menyebabkan stres emosional
terhadap ibu baru, bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat saat melahirkan
Faktor2 yang mempengaruhi suksesnya masa transisi 5. Nafsu makan ibu biasanya meningkat
menjadi orang tua pada masa postpartum: sehingga memerlukan peningkatan nutrisi
Dalam teorinya Ramona lebih menekankan pada stres antepartum dalam pencapaian peran ibu
• Faktor ibu: Umur, persepsi, stres, ruang • Emotional support: perasaan mencintai,
rawat, dukungan, konsep diri, sifat pribadi, penuh perhatian, percaya, dan mengerti
sikap, status kesehatan
• Information support: informasi sesuai
• Faktor bayi: Temperamen dan kesehatan bayi kebutuhan ibu
• Faktor lainnya : Latar belakang etnik, status • Physical support: bantuan merawat bayi
perkawinan, status ekonomi
• Appraisl support: peran pelaksana
Mengemukakan teorinya secara induktif berdasarkan pangalaman dan observasinya dalam praktek.
• The agent: Mid wife, kebutuhan ibu dan bayi yang segera untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas
• The Goal / purpose, Disesuaikan dengan kebutuhan masing- masing individu dengan memperhatikan tingkah
laku fisik, emosional atau fisiologikal
• The Means, Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan, ada empat tahapan yaitu:
• Teori ini menginginkan agar bidan dapat melihat semua aspek praktek kebidanan dalam memberikan asuhan
pada wanita hamil dan pertolongan pada persalinan
• Teori ini juga menjelaskan perbedaan antara pengalaman seorang wanita dengan kemampuan bidan untuk
mengaplikasikan konsep kebidanan dalam praktek
Asuhan Partisipatif
• Klien ikut bertanggung jawab atau ambil bagian dalam pelayanan antenatal