Anda di halaman 1dari 18

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

SMA NEGERI 24 BANDUNG

Oleh,
Tim BK SMA Negeri 24 Bandung

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 24 BANDUNG
Jln. A.H. Nasution No. 27 Telepon/Fax 7800196 Ujungberung
Kota Bandung (40619)
LEMBAR PENGESAHAN
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
SMA NEGERI 24 BANDUNG TAHUN AJARAN 2022-2023

Mengetahui, Bandung, Agustus 2022


Kepala SMA Negeri 24 Bandung Koordinator BK

Dr. H. Andang Segara, M.M.Pd. Dra. Pipit Pitrawaty


NIP. 19640513 198703 1 003 NIP. 19660202 199203 2 013
TIM BIMBINGAN DAN KONSELING
SMA NEGERI 24 BANDUNG

TIM BK
Dra. Pipit Pitrawaty
Koordinator
NIP. 19660202 199203 2 013
Drs. Usman Danu
Anggota
NIP. 19630913 199601 1 001
Dewi Melianasari S., S.Pd., Kons.
Anggota
NIP. 19770623 200012 2 001

Muhamad Reza., S.Pd Anggota

Pandan Primayasta., S.Pd

Ika Nurhayati., S.Psi Anggota


NIP. 19900830 202221 2 024
Maya Widari., S.Psi Anggota
NIP. 19830306 202221 2 041
Siti Munawaroh., S.Pd Anggota
NIP. 19870517 202221 2 017

Tim Penyusun BK,


PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSLEING
SMA NEGERI 24 BANDUNG

A. RASIONAL
Pada Abad ke-21, setiap peserta didik dihadapkan pada situasi kehidupan yang
kompleks, penuh peluang dan tantangan serta ketidakmenentuan. Dalam konstelasi
kehidupan tersebut setiap peserta didik memerlukan berbagai kompetensi hidup untuk
berkembang secara efektif, produktif, dan bermartabat serta bermaslahat bagi diri
sendiri dan lingkungannya.
Pengembangan kompetensi hidup memerlukan sistem layanan pendidikan pada
satuan pendidikan yang tidak hanya mengandalkan layanan pembelajaran mata
pelajaran/bidang studi dan manajemen saja, tetapi juga layanan khusus yang bersifat
psiko-edukatif melalui layanan bimbingan dan konseling. Berbagai aktivitas
bimbingan dan konseling dapat diupayakan untuk mengembangkan potensi dan
kompetensi hidup peserta didik/konseli yang efektif serta memfasilitasi mereka secara
sistematik, terprogram, dan kolaboratif agar setiap peserta didik/konseli betul-betul
mencapai kompetensi perkembangan atau pola perilaku yang diharapkan.
Kurikulum 2013 memuat program peminatan peserta didik yang merupakan
suatu proses pemilihan dan pengambilan keputusan oleh peserta didik yang
didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang ada pada satuan
pendidikan. Muatan peminatan peserta didik meliputi peminatan kelompok mata
pelajaran, mata pelajaran, lintas peminatan, pendalaman peminatan dan ekstra
kurikuler. Dalam konteks tersebut, layanan bimbingan dan konseling membantu
peserta didik untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan
merealisasikan keputusan dirinya secara bertanggungjawab sehingga mencapai
kesuksesan, kesejahteraan dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Di samping itu,
bimbingan dan konseling membantu peserta didik/konseli dalam memilih, meraih dan
mempertahankan karir untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera
Paradigma bimbingan dan konseling dewasa ini lebih berorientasi pada
pengenalan potensi, kebutuhan, dan tugas perkembangan serta pemenuhan kebutuhan
dan tugas-tugas perkembangan tersebut. Alih-alih memberikan pelayanan bagi
peserta didik yang bermasalah, pemenuhan perkembangan optimal dan pencegahan
terjadinya masalah merupakan fokus pelayanan. Atas dasar pemikiran tersebut maka
pengenalan potensi individu merupakan kegiatan urgen pada awal layanan bantuan.
Bimbingan dan konseling saat ini tertuju pada mengenali kebutuhan peserta didik,
orangtua, dan sekolah.
Bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peranan penting dalam membantu
peserta didik dalam mencapai tugas-tugas perkembangan sebagaimana tercantum
dalam Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik dan Kompetensi Dasar
(SKKPD). Dalam upaya mendukung pencapaian tugas perkembangan tersebut,
program bimbingan dan konseling dilaksanakan secara utuh dan kolaboratif dengan
seluruh stakeholder sekolah.
Dewasa ini, layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh SMA
Negeri 24 Bandung memiliki banyak tantangan baik secara internal maupun
eksternal. Dari sisi internal, problematika yang dialami oleh sebagian besar peserta
didik bersifat kompleks. Beberapa diantaranya adalah problem terkait penyesuaian
akademik di sekolah, penyesuaian diri dengan pergaulan sosial di sekolah,
ketidakmatangan orientasi pilihan karir, dan lain-lainnya.
Dari sisi eksternal, peserta didik yang notabene berada dalam rentang usia
perkembangan remaja juga dihadapkan dengan perubahan-perubahan cepat yang
terjadi dalam skala global. Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat dan
massif seringkali memberikan dampak negatif bagi perkembangan pribadi-sosial
peserta didik di sekolah. Sebagai contoh, akses tak terbatas dalam dunia maya
seringkali melahirkan budaya instan dalam mengerjakan tugas, maraknya pornografi,
dan problem lainnya.
Namun demikian, pada dasarnya setiap individu memiliki kecenderungan untuk
menata diri dan mencapai tujuan hidup yang lebih bermakna, tidak terkecuali peserta
didik di sekolah. Dari berbagai problem yang ada, masih terdapat harapan yang besar
terhadap keunggulan- keunggulan yang dimiliki oleh peserta didik. Beberapa peserta
didik memiliki potensi untuk dikembangkan bakat dan minatnya. Di samping itu,
daya dukung yang tersedia di SMA Negeri 24 Bandung dapat dikatakan berlimpah.
Hal ini didukung oleh fakta bahwa sebagian besar orang tua/wali peserta didik
memiliki profesi beragam dan telah menyatakan kesediaan untuk turut berkontribusi
dengan kemampuan profesionalnya masing-masing. Kondisi ini merupakan modal
yang luar biasa dalam mendukung keberhasilan layanan bimbingan dan konseling di
sekolah. Begitu pula dari segi daya dukung sarana dan prasarana yang dimiliki, SMA
Negeri 24 Bandung memiliki kecukupan fasilitas untuk menopang kegiatan
pengembangan bakat dan minat peserta didik melalui berbagai wadah kegiatan intra
maupun ekstrakurikuler.
Sejalan dengan tantangan yang harus dihadapi oleh guru BK dalam masa AKB
(Adaptasi Kebiasaan Baru) pasca Covid 19, maka guru BK mengembangkan layanan
dasar maupun responsif secara tatap muka dengan mempertimbangkan protokol
kesehatan. Selain itu, dengan adanya Kurikulum Merdeka layanan bimbingan dan
konseling dirancang agar sejalan dengan standar kompetensi kemandirian peserta
didik (SKKPD) yang dijabarkan dalam capaian layanan bimbingan dan konseling
pada fase E dan F, serta terintegrasi dalam struktur kurikulum untuk mendukung
terwujudnya profil pelajar Pancasila.
Oleh karena itu, dengan berbagai keunggulan yang dimiliki sekaligus beberapa
problematika yang tengah dihadapi, layanan bimbingan dan konseling yang akan
diselenggarakan di SMA Negeri 24 Bandung berkomitmen untuk membantu
penyelesaian berbagai masalah yang dialami oleh peserta didik, termasuk pula
memfasilitasi pencapaian optimal dari bakat dan minat yang dimiliki peserta didik.
Rancangan program yang dideskripsikan secara rinci dalam Program ini merupakan
bukti dari komitmen untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling yang
profesional bagi peserta didik di SMA Negeri 24 Bandung.

B. DASAR HUKUM
1. Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai salah satu layanan pendidikan
yang harus diperoleh semua peserta didik telah termuat dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990
tentang Pendidikan Dasar dan Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan
Menengah.
2. ”Konselor” sebagai salah satu jenis tenaga kependidikan dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Pada Bab I Pasal 1 angka 6 dinyatakan bahwa
“pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator,
dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
dalam penyelenggaraan pendidikan”.
3. Pelayanan konseling yang merupakan bagian dari kegiatan pengembangan
diri telah termuat dalam struktur kurikulum yang ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Menengah.
4. Beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 54
ayat (6) Peraturan Pemerintah republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru yang menyatakan bahwa beban kerja Guru Bimbingan dan
Konseling atau Konselor yang memperoleh tunjangan profesi dan maslahat
tambahan adalah mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit 150
(seratus lima puluh) peserta didik per tahun pada satu atau lebih satuan
pendidikan. Lebih lanjut dalam penjelasan Pasal 54 ayat (6) yang dimaksud
dengan “mengampu layanan bimbingan dan konseling” adalah pemberian
perhatian, pengarahan, pengendalian, dan pengawasan kepada sekurang-
kurangnya 150 (seratus lima puluh) peserta didik, yang dapat dilaksanakan
dalam bentuk pelayanan tatap muka terjadwal di kelas dan layanan
perseorangan atau kelompok bagi yang dianggap perlu dan memerlukan.
5. Penilaian kinerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal
22 ayat (5) Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala
Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 tahun
2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya dinyatakan bahwa penilaian kinerja guru bimbingan dan konseling
atau konselor dihitung secara proporsional berdasarkan beban kerja wajib
paling kurang 150 (seratus lima puluh) orang Konseli dan paling banyak 250
dua ratus lima puluh) orang Konseli per tahun.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Konselor, yang menyatakan bahwa kualifikasi akademik konselor dalam
satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal adalah: (i)
sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling; (ii)
berpendidikan profesi konselor. Kompetensi konselor meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional, yang berjumlah 17 kompetensi dan 76 sub kompetensi.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA
yang memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar berdasarkan
minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik
melakukan pilihan dalam bentuk pilihan kelompok peminatan, lintas minat
atau pendalaman minat.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 111 Tahun 2014 tentang
bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar. Dalam permendiknas
tersebut menyebutkanbahawa Komponen layanan Bimbingan dan Konseling
memiliki 4 (empat) program yang mencakup: (a) layanan dasar; (b) layanan
peminatan dan perencanaan individual; (c) layanan responsif; dan (d)
layanan dukungan system. Bidang layanan bimbingan dan konseling
mencakup : (a) bidang layanan pribadi, (b) bidangan layanan belajar, (c)
bidang layanan sosial, (d) bidang layanan karir
9. Panduan Operasional Penyelenggaran Bimbingan dan Konseling SMA,
2016, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK). Pada POP BK SMA
ini dapat memfasilitasi guru BK / Konselor dalam merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi, melaporkan dan menindaklanjuti layanan
bimbingan dan konseling.
10. Garis-garis Besar Penyelenggaraan Sekolah (GBPS SMA Negeri 24
Bandung).

C. VISI MISI
1. Visi SMA Negeri 24 Bandung
Terwujudnya lulusan berkarakter yang dilandasi  ketaatan beragama,
kepedulian terhadap lingkungan , berakar budaya bangsa dan berprilaku
hidup sehat sehingga mampu hidup selaras dengan tuntutan perubahan di
era global.
2. Misi SMA Negeri 24 Bandung
 Meningkatkkan pembinaan karakter dan akhlaq mulia.
 Meningkatkan partisipasi dan kepribadian warga sekolah untuk peduli
lingkungan dalam mendukung proses belajar yang menyenangkan
 Meningkatkan aktivitas pembinaan perilaku hidup sehat dan prestasi
yang berkaitan dengan aktivitas hidup.
 Meningkatkan pembinaan budaya daerah sebagai akar budaya bangsa.
 Meningkatkan prestasi IPTEK dan ICT dengan mendorong aktifitas
akademis dan non akademis
Meningkatkan pengembangan Bahasa Inggris
3. Visi Bimbingan Konseling SMA Negeri 24 Bandung
3.1 Visi :
Terwujudnya pelayanan yang dapat menghasilkan lulusan berpribadi
yang etis dan intelektual, berakhlak mulia dan terentaskannya masalah
penerimaan diri serta pengembangannya secara optimal.
3.2 Misi:
a. Memfasilitasi dan membimbing siswa dalam mengembangkan pribadi
berperilaku etis dan kematangan intelektual melalui pembentukan
prilaku sehari-hari
b. Mengembangkan potensi akademik dan non akademik melalui layanan
yang memandirikan sehingga dapat berguna bagi kehidupannya kelak.
c. Mengentaskan masalah yang dihadapi siswa agar tercapai tugas
perkembangan yang optimal
D. DESKRIPSI KEBUTUHAN
Layaknya sebuah program salah satunya harus mempertimbangkan aspek
kebutuhan setiap siswa pada setiap tingkatan kelas. Dalam hal ini kebutuhan/masalah
siswa di SMA Negeri 24 Bandung telah tertuang dalam bentuk format yang
berdasarkan hasil pengolahan dari ITP dengan data terlampir dan dalam
penangannya didasarkan sekala prioritas masalah perkembangan yang dihadapi
siswa dan mudah mudahan dapat terlayani untuk semua masalah yang muncul dari
hasil pengolahan ITP tersebut. Selain itu, digunakan pula Inventori Minat Karir
Siswa (IMKS) untuk mengetahui sejauh mana siswa tingkat kematangan karir nya
berdasarkan minat serta kepribadiannya.
ITP (Inventori Tugas Perkembangan) adalah sebuah program yang di design
untuk memudahkan guru bimbingan dan konseling dalam merancang dan menyusun
program layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik (need assessment) berdasarkan capaian tugas perkembangannya. Melalui
Media Online Google Formulir siswa mengisi Form yang telah tersedia, kemudian
guru BK mengolah data, maka program BK mingguan, bulanan, semesteran,
tahunan, data masalah siswa per-individu, kelompok, analisa pengembangan RPL
BK, grafik kebutuhan layanan BK dapat terprogram secara otomatis, sehingga guru
BK dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien.
Selain itu, setiap Guru BK di SMA Negeri 24 Bandung juga dapat menggunakan
berbagai instrumen lainnya guna mengetahui data setiap siswa yang ditanganinya
sesuai dengan tingkatan kelas. Sebab setiap tingkatan memiki kebutuhan dan
mengalami perkembangan yang berbeda-beda.

E. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum Bimbingan dan Konseling adalah memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik,
dengan memperhatikan kondisi sekolah.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk membantu
siswa agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangan yang meliputi
aspek/bidang Pribadi, Sosial, Belajar, dan karir.
Berdasarkan analisa kebutuhan akan layanan bimbingan, tujuan khusus
layanan bimbingan dan konseling yang akan dicapai dalam 1 tahun pelaksanaan
layanan adalah sebagai berikut:
a. Siswa dapat memilih dan mempersiapkan karir dengan cermat.
b. Siswa memiliki keterampilan intelektual.
c. Siswa memiliki kematangan emosional yang optimal.
d. Siswa dapat menerima dirinya dan megembangkan sesuai dengan
potensi yang dimilikinya.

F. KOMPONEN PROGRAM
Komponen program bimbigan dan konseling di SMA meliputi : (1) layanan
dasar, (2) layanan peminatan dan perencanaan individual, (3) Layanan Responsif,
dan (4) dukungan sistem. Berikut penjelasan mengenai masing-masing komponen
1. Layanan Dasar
a. Pengertian
Layanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada semua peserta
didik/konseli yang berkaitan dengan pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir sebagai
pengejawantahan tugas-tugas perkembangan mereka. Layanan dasar
merupakan inti pendekatan perkembangan yang diorganisasikan berkenaan
dengan pengetahuan tentang diri dan orang lain, perkembangan belajar, serta
perencanaan dan eksplorasi karir.
b. Tujuan
Layanan ini bertujuan untuk membantu semua peserta didik agar memperoleh
perkembangan dan memiliki kompetensi sebegai berikut:
 Memahami lingkungan sekilah
 Memahami diri sendiri dan orang lain
 Memahami sikap dan tingkah laku
 Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengambil keputusan atau
memecahkan masalah
 Terampil komunikasi interpersonal
 Keterampilan untuk mencapai sukses sekolah
 Kesadaran dalam perencanaan pendidikan dan karir
 Rasa tanggung jawab dan sikap produktif
c. Strategi Layanan Dasar
 Large Group Guidance (bimbingan dalam skala besar), layanan
bimbingan bagi perserta didik dalam jumlah besar, dilaksanakan pada saat
masa orientasi pada awal kegiatan akademik dioeruntukkan bagi peserta
didik baru, sehingga mereka memiliki pengetahuan yang utuh tentang
sekolah yang dimasukinya.
 Classroom guidance (Bimbingan klasikal), secara terjadwal guru
BK/konselor memberikan bimbingan kepada peserta didik. Kegiatan
layanan ini melalui pemberian layanan informasi terntang berbagai aspek
kehidupan yang dipaandang penting untuk dipahami oleh peserta didik,
melalui tatap muka langsung di kelas.
 Small Group Guidance (Bimbingan Kelompok), konselor/Guru BK
memberikan layanan bimbingan kepada peserta didik melalui kelompok
kecil (2 s.d. 10 orang). Topik yang didiskusikan adalah yang bersifat
umum.
 Parent Workshop (Lokakarya bersama orangtua), konselor/guru BK
memamparkan program BK yang didalamnya terdapat program konsultasi
serta kolaborasi dengan orang tua yang menyangkut aspek akademik,
karir, pribadi dan sosial.
2. Layanan Responsif
a. Pengertian
Layanan responsif adalah layanan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek
peserta didik, atau masalah-masalah yang dialami peserta didik/konseli yang
bersumber dari lingkungan kehidupan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
b. Tujuan
Tujuan dari layanan responsif adalah membantu peserta didik yang mengalami
hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.
c. Strategi Layanan
 Konsutasi. Konselor/guru BK memberikan layanan konsultasi kepada
guru, orangtua, atau pihak sekolah dalam rangka membangun kesamaan
persepsi dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik.
 Konseling Individual. Konseling individual melayani kebutuan peserta
didik secara proaktif atau reaktif. Pemberian layanan konseling ini
bertujuan untuk membantu para peserta didik yang mengalami kesulitan
dan hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangan.
 Konseling kelompok. Konseling kelompok dilaksanakan untuk membantu
peserta didik memecahkan masalahnya melalui kelompok.
 Referral ( aloh tangan atau rujukan). Pelimpahan masalah peserta
didik/konseli yang emmebutuhkan keahlian diluar kewenangan
konselor/guru BK.
 Bimbingan teman sebaya (Peer Group). Bimbingan yang dilakukan oleh
peserta didik terhadap peserta didik lainnya.
3. Perencanaan Individual
a. Pengertian
Perencanaan individual merupakan proses pemberian bantuan kepada semua
peserta didik/konseli agar mampu merencanakan dan melakukan aktivitas
yang berkaitan dengan masa depannya berdasarkan pemahaman akan
kelebihan dan kekurangan dirinya serta proses bantuan bagi semua peserta
didik agar mampu merencanakan dan mengelola belajarnya juga
perkambangan personal dan karirnya.
b. Tujuan
Melalui perencanaan individual, peserta didik dapat:
 Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan, merencanakan
karir dan mengembangkan kemampuan sosial-pribadiyang didasrkana tas
pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja dan
masyarakat
 Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapain
tujuan
 Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinta
 Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya
c. Strategi Perencanaan Individual
 Penilaian Individual atau Kelompok. Yang dimaksud dengan penilaian ini
adalah konselor/guru BK bersama peserta didik menganalisis dan menilai
kemampuan, minat, keterampilan dan prestasi belajar peserta didik. Dalam
hal ini konselor/guru BK membantu peserta didik menganalisis kekuatan
dan kelemahan dirinya yang menyangkut aspek pribadi, sosial, akademik
dan karir.
 Penasihatan kepada peserta didik. Konselor/ guruBK memberikan nasihat
atau masukan kepada peserta didik untuk memanfaatkan hasil penilaian
tentang dirinya yang menaykut aspek pribadi, sosial, akademik dan karir.
 Penempatan (placement) dan penyaluran. Melalui layanan ini
konselor/guru BK membatu peserta didik dalam menganalisis, informasi
yang berkaitan dengankehidupannya. Layanan penempatan dan
penyaluran ini dilaksanakan dalam peminatan peserta didik (IPA, IPS dan
Bahasa). Konselor/guru BK memfasilitasi peserta didik dalam memilih
jurusan yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya masing-masing.
 Pemetaan pemilihan prodi pada seleksi jalr SNMPTN dan SNMPN
(penjelasan terlampir).

4. Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen,
tata kerja infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan konselor secara
berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta
didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik. Aktivitas yang
dilakukan dalam dukungan sistem adalah (1) administrasi, yang di dalamnya
termasuk melaksanakan dan menindaklanjuti asesmen, kunjungan rumah,
menyusun dan melaporkan program bimbingan dan konseling, membuat evaluasi,
dan melaksanakan administrasi dan mekanisme bimbingan dan konseling, serta
(2) kegiatan tambahan dan pengembangan profesi, bagi konselor atau guru kelas
yang berfungsi sebagai guru bimbingan dan konseling, kegiatan pengembangan
profesi dilaksanakan sesuai dengan tugasnya sebagai guru kelas dengan diperkaya
oleh kegiatan pelatihan atau lokakarya tentang bimbingan dan konseling untuk
memperkuat kompetensi dalam menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan dan
konseling ataukonselor. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (guru sebagai
pembelajar) bagi konselor atau guru bimbingan dan konseling dapat dilakukan
dengan moda tatap muka, daring dan kombinasi antara tatap muka dan daring.

G. BIDANG LAYANAN
Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang
layanan, yaitu bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial,
belajar, dan karir yang merupakan satu kesatuan utuh dapat dipisahkan dalam setiap
diri individu peserta didik/konseli.
1) Pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling
atau konselor kepada peserta didik atau konseli untuk memahami, menerima,
mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara
bertanggung jawab tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat
mencapai perkembangan secara optimal dan mencapai kebahagiaan,
kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkanmeliputi (1)
memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik
kondisi fisik maupun psikis, (2) mengembangkan potensi untuk mencapai
kesuksesan dalam kehidupannya, (3) menerima kelemahan kondisi diri dan
mengatasinya secara baik.
2) Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli
untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara
positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial
yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan
dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan dan
kebermaknaan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1)
berempati terhadap kondisi orang lain, (2) memahami keragaman latar sosial
budaya, (3) menghormati dan menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan
nilai dan norma yang berlaku, (5) berinteraksi sosial yang efektif, (6)
bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab, dan (8) mengatasi
konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan.
3) Belajar
Proses pemberian bantuan kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali
potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil
merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki
kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga
dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam
kehidupannya. Aspekperkembangan yang dikembangkan meliputi;
a. Menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai
hambatan belajar
b. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif
c. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
d. Memiliki keterampilan belajar yang efektif
e. Memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan
selanjutnya
f. Memiliki kesiapan menghadapi ujian

4) Karir
Proses pemberian bantuan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor
kepada peserta didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan,
eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya
secara rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang
tersedia di lingkungan hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam
kehidupannya.
Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi :
a. Pengetahuan konsep diri yang positif tentang karir
b. Kematangan emosi dan fisik dalam membuat keputusan karir
c. Kesadaran pentingnya pencapaian prestasi untuk mendapatkan kesempatan
karir
d. Kesadaran hubungan antara pekerjaan dan belajar
e. Keterampilan untuk memahami dan menggunakan informasi karir
f. Kesadaran hubungan antara tanggung jawab personal, kebiasaan bekerja yang
baik dan kesempatan karir
g. Kesadaran bagaimana karir berhubungan dengan fungsi dan kebutuhan di
masyarakat
h. Kesadaran tentang perbedaan pekerjaan dan perubahan peran laki-laki -
perempuan

H. RENCANA OPERASIONAL
Rencana Opersional Program SMA Negeri 24 Bandung terlampir.

I. PENGEMBANGAN TEMA (Action Plan)


Pengembangan Tema setiap layanan SMA Negeri 24 Bandung terlampir.

J. RENCANA EVALUASI
1. EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah penting dalam manajemen pelayanan bimbingan
dan konseling (BK). Evaluasi secara umum ditujukan untuk mengetahui tingkat
keterlaksanaan kegiatan dan ketercapaian tujuan program yang telah ditetapkan.
Dalam evaluasi program bimbingan dan konseling terdapat 2 (dua) jenis evaluasi,
yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan melalui analisis hasil
penilaian proses selama kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling brlangsung.
Fokus penilaian adalah keterlibatan unsur-unsur dalam pelaksanaan kegitan
bimbingan dan konseling.
Evaluasi hasil adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk memperoleh
informasi tentang keefektifan layanan bimbingan dan konseling dilihat dari
hasilnya. Evaluasi hasil pelayanan bimbingan dan konseling ditujukan pada hasil
yang diacapi oleh peserta didik yang menjalin pelayanan bimbingan dan
konseling. Fokus penilaian dapat diaragakan pada berkembangnya :
a. Pemahaman diri, sikap, dan prilaku yang diperoleh berkaitan dengan materi /
topik / masalah yang dibahas
b. Perasaan positif sebagai dampak dari proses atau meteri/topik/masalah yang
dibahas
c. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pasca layanan dalam rangka
mewujudkan upaya pengembangan/pengetasan masalah.
Langkah-langkah pelaksanaan :
a. Penyusunan rencana evaluasi
b. Pengumpulan Data
c. Analisa dan interpretasi data
2. PELAPORAN
Pelaporan merupakan langkah lanjutan setelah evaluasi. Isi dalam pelaporan
lebih bersifat mendeskripsikan dan memberi uraian analisis terhadap hasil-hasil
yang telah dicapai dalam kegiatan evaluasi sebelumnya. Pelaporan pada
hakikatnya merupakan kegiatan menyusun dan mendeskripsikan seluruh hasil
yang telah dicapai dalam evaluasi proses maupun hasil dalam format laporan yang
dapat memberikan informasi kepada seluruh pihak yang terlibat tentang
keberhasilan dan kekurangan dari program bimbingan dan konseling yang telah
dilakukan. Terdapat tiga aspek pokok yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
laporan yaitu :
a. Sistematika laporan hendaknya logis dan dapat dipahami
b. Deskripsi laporan yang disusun hendaknya memperhatikan kaidah penulisan
dan kebahasan yang telah dilakukan
c. Laporan pelaksanaan program bimbingan dan konseling harus dilaporkan
secara akurat dan tepat waktu.
Langkah-langkah dalam penyusunan laporan :
a. Tahap persiapan
b. Pengumpulan dan penyajian data
c. Penulisan laporan
d. Sistematika laporan

3. TINDAK LANJUT
Tindak lanjut dalam kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk menindaklanjuti hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari hasil evaluasi, guru BK atau
konselor dapat memikirkan ulang keseluruhan program yang telah dilaksanakan
denganc ara membuat desain ulang atau merevisi seluruh program atau beberapa
bagian dari program yang dianggap belum begitu efektif.
Langkah-langkah tindak lanjut :
a. Menentukan aspek-aspek perbaikan atau peningkatan yang akan dilakukan.
b. Menyusun ulang desain program secara umum atau layanan bimbingan dan
konseling tertentu dalam rangka perbaikan atau pengembangan
Melaksanakan kegiatan tindak lanjut sesuai dengan aspek-aspek yang akan
diperbaiki atau dikembangkan dan alokasi waktu yang telah ditentukan.

K. SARANA PRASARANA BIMBINGAN DAN KONSELING


1. Sarana
a. Dokumen program bimbingan dan konseling (buku program tahunan,
buku kasus, dan buku harian).
b. Alat pengumpul data teknik non-tes yaitu : biodata konseli, pedoman
wawancara, pedoman observasi (seperti pedoman observasi dalam
kegiatan pembelajaran, pedoman observasi dalam bimbingan dan
konseling kelompok), catatan anekdot, daftar cek, skala penilaian,
angket (angket konseli dan orang tua), biografi dan autobiografi, ITP,
format satuan pelayanan, format-format surat (panggilan, referral),
format pelaksanaan pelayanan, dan format evaluasi.
c. Alat penyimpanan data, khususnya dalam bentuk himpunan data. Alat
penyimpan data itu dapat berbentuk kartu, buku pribadi, map dan file
dalam komputer. Untuk menyimpan berbagai keterangan, informasi
ataupun data untuk masing-masing konseli, disediakan pula map pribadi
atau buku pribadi.
d. Kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi, paket bimbingan,
alat bantu bimbingan, perlengkapan administrasi, seperti alat tulis
menulis, blanko surat, kartu konsultasi, kartu kasus, blanko konferensi
kasus, dan agenda surat, buku-buku panduan, buku informasi tentang
studi lanjutan atau kursus-kursus, modul bimbingan, atau buku materi
pelayanan bimbingan, buku hasil wawancara, laporan kegiatan
pelayanan, data kehadiran konseli, leger Bimbingan dan Konseling,
buku realisasi kegiatan Bimbingan dan Konseling, bahan-bahan
informasi pengembangan keterampilan pribadi, sosial, belajar maupun
karir, dan buku/bahan informasi pengembangan keterampilan hidup,
perangkat elektronik (seperti komputer, tape recorder, film, dan CD
interaktif, CD pembelajaran, LCD, TV), filing cabinet/lemari data
(tempat penyimpanan dokumentasi dan data konseli), dan papan
informasi Bimbingan dan Konseling.
2. Prasarana
Prasarana pokok yang diperlukan ialah ruang bimbingan dan konseling yang
cukup memadai. Ruang dimaksud hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga
peserta dididk yang berkunjung merasa senang dan nyaman, serta ruangan
tersebut dapat digunakan untuk pelaksanaan berbagai jenis kegiatan layanan
bimbingan dan konseling baik individu maupun kelompok sesuai dengan asas-
asas dan kode etik bimbingan dan konseling.

L. ANGGARAN BIAYA
Rencana anggaran berisi uraian jenis kegiatan dan rincian besar anggaran yang
dibutuhkan. Jumlah besar anggaran menunjukkan kebutuhan besaran anggaran untuk
mendukung keterlaksanaan program bimbingan dan konseling.
Anggaran biaya menyesuaikan dengan anggaran sekolah yang dialokasikan
untuk kegiatan bimbingan dan Konseling. Rencana anggaran disusun untuk
mendukung implementasi program secara cermat, rasional dan realistik.
Berikut anggaran biaya bimbingan konseling pada Tahun Ajaran 2022/2023 :

No Waktu Kebutuhan Jumlah Jumlah Biaya


Pelaksanaan
1. Juli 2022 Psikotes lintas minat 423 siswa 63. 450.000,-
x @150.000
2. Januari 2023 Psikotes pemilihan 396 siswa 59. 400.000,-
prodi PTN x @150.000
3. April 2023 Tryout UTBK 396 siswa 59. 400.000,-
x @ 150.000
4. Januari 2023 Narasumber 1 kali 3.000.000,-
5. Februari 2023 Kampus Day 1 kali 5.000.000,-
6. Agustus 2023 ATK 1 kali 2.000.000,-
7. Agustus 2023 Alat kebersihan 1 kali 1.000.000,-

TOTAL BIAYA Rp. 193. 250.000,-

Anda mungkin juga menyukai