DISUSUN OLEH:
A. RASIONAL
Paradigma bimbingan dan konseling dewasa ini lebih berorientasi pada pengenalan
potensi, kebutuhan, dan tugas perkembangan serta pemenuhan kebutuhan dan tugas-
masalah merupakan fokus pelayanan. Atas dasar pemikiran tersebut maka pengenalan
potensi individu merupakan kegiatan urgen pada awal layanan bantuan. Bimbingan
dan konseling saat ini tertuju pada mengenali kebutuhan peserta didik, orangtua, dan
sekolah.
program bimbingan dan konseling dilaksanakan secara utuh dan kolaboratif dengan
siswa dalam menghadapi situasi dan kondisi saat ini dengan pembelajaran atau
layanan dari rumah dengan cara daring dan luring. Adapun perangkat bimbingan dan
konseling secara Daring di Masa Darurat Covid-19 kita akan fokuskan pada persiapan
Daring di Masa Darurat Pandemi Covid-19 baik itu menggunakan video conference,
berbasis chat group online, e-learning dan berbasis penyimpanan data internet.
Sehingga siswa tetap mendapatkan layanan meskipun tidak melalui tatap muka
langsung di dalam kelas. Adapun pembelajaran yang harus di penuhi pada masa
darurat covid-19 ini adalah lebih ditekankan pada pengembangan karakter, akhlak
tantangan baik secara internal maupun eksternal. Dari sisi internal, problematika yang
dialami oleh sebagian besar peserta didik bersifat kompleks. Beberapa diantaranya
Dari sisi eksternal, peserta didik yang notabene berada dalam rentang usia anak
yang terjadi dalam skala global. Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat
peserta didik di sekolah. Sebagai contoh, akses tak terbatas dalam dunia maya
menata diri dan mencapai tujuan hidup yang lebih bermakna, tidak terkecuali peserta
didik di sekolah. Dari berbagai problem yang ada, masih terdapat harapan yang besar
didik memiliki potensi untuk dikembangkan bakat dan minatnya, aktif dalam kegiatan
olahraga, berbakat dalam bidang seni dan lain-lainnya. Kondisi ini merupakan modal
yang luar biasa dalam mendukung keberhasilan layanan bimbingan dan konseling di
sekolah. Begitu pula dari segi daya dukung sarana dan prasarana yang dimiliki.
B. DASAR HUKUM
1. Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai salah satu layanan pendidikan yang
harus diperoleh semua peserta didik telah termuat dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 89 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar dan Nomor 29 Tahun
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada
Bab I Pasal 1 angka 6 dinyatakan bahwa “pendidik adalah tenaga kependidikan yang
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
telah termuat dalam struktur kurikulum yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
4. Beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 54 ayat (6)
Peraturan Pemerintah republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru yang
menyatakan bahwa beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor yang
dan konseling paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik per tahun pada
satu atau lebih satuan pendidikan. Lebih lanjut dalam penjelasan Pasal 54 ayat (6)
kurangnya 150 (seratus lima puluh) peserta didik, yang dapat dilaksanakan dalam
bentuk pelayanan tatap muka terjadwal di kelas dan layanan perseorangan atau
5. Penilaian kinerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 22 ayat
(5) Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian
penilaian kinerja guru bimbingan dan konseling atau konselor dihitung secara
proporsional berdasarkan beban kerja wajib paling kurang 150 (seratus lima puluh)
orang Konseli dan paling banyak 250 dua ratus lima puluh) orang Konseli per tahun.
bahwa kualifikasi akademik konselor dalam satuan pendidikan pada jalur pendidikan
formal dan nonformal adalah: (i) sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan
Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs, Nomor 69
Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA, dan Nomor
70 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MAK, yang
yang mencakup: (a) layanan dasar; (b) layanan peminatan dan perencanaan
individual; (c) layanan responsif; dan (d) layanan dukungan system. Bidang layanan
bimbingan dan konseling mencakup : (a) bidang layanan pribadi, (b) bidangan
layanan belajar, (c) bidang layanan sosial, (d) bidang layanan karir
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK). Pada POP BK SMP ini dapat
11. Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan
12. SK Dirjen Pendis No. 2791 Tahun 2020 tentang panduan kurikulum Darurat Pada
C. DESKRIPSI KEBUTUHAN
dan hasil asesmen kebutuhan yang dilakukan. Dalam melaksanakan tugasnya, guru
Konseling ini terdapat sedikit perbedaan yang tidak begitu mendasar yaitu terletak
pada:
semula cara luring seluruh siswa tapi sekarang dengan cara daring/layanan jarak jauh.
Materi : isi materi disesuaikan dengan kondisi adanya pandemi covid-19 yang
mengarah pada penyesuiaan diri dari pola perilaku baru untuk menuju regulasi diri
45 2
46 Di rumah hampir tidak ada waktu untuk diri sendiri,
selalu sibuk dengan tugas rumah 2
Pertengkaran ayah dan ibu di rumah mengganggu pikiran
47 saya 4
48 Mata pencaharian orang tua mengganggu pikiran saya 1
49 Pendapat keluarga yang kolot menyebabkan saya tidak
dapat meneruskan sekolah 0
Hasil Analisa
15%
10%
5%
0%
i l i
ata
n
om arg
a
o ra ob
y
bad or
g aja olah lum lajar -ci
ta
h o n lu M H r i .& em k k u e ta
e .P s r e ri B i
s Ek ke a& i& so
s C
Ke an an m e as ub n alah thd d
ku sa an
n
&
a up a kr H pa as s. h ia a
ad id Ag Re du M ye st eb ep
Ke h hi n y e K d
Ke Ke Pe n as
a
Pe M
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Pribadi Sosial Belajar Karir
bidang Masa depan dan cita-cita sebesar 44% yang didominasi dengan pernyataan
228 dimana sebanyak 21 siswa dari 25 siswa ingin mengetahui minat bakatnya. Hal
ini membuktikan bahwa hampir setengah dari siswa di kelas belum memiliki
pengetahuan mengenai minat bakatnya. diikuti dengan masalah belajar dengan 42%
yang didominasi dengan 22 orang yang tidak belajar secara teratur pada waktunya,
dan hubungan pribadi sosial menempati 3 terbesar yaitu 33%. Sedangkan jika
dikelompokan perbidang, yang tertinggi adalah bidang pribadi sebesar 87%, bidang
H. BIDANG LAYANAN
belajar, dan karir yang merupakan satu kesatuan utuh dapat dipisahkan dalam
1. Pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling atau
memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi
fisik maupun psikis, (2) mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam
kehidupannya, (3) menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik.
2. Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk
kehidupannya.
berempati terhadap kondisi orang lain, (2) memahami keragaman latar sosial budaya,
(3) menghormati dan menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan nilai dan
norma yang berlaku, (5) berinteraksi sosial yang efektif, (6) bekerjasama dengan
orang lain secara bertanggung jawab, dan (8) mengatasi konflik dengan orang lain
3. Belajar
Proses pemberian bantuan kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi diri
dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan,
dikembangkan meliputi;
(1) Menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan
belajar
4. Karir
Proses pemberian bantuan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada
aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional
dan realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di
(6) Kesadaran hubungan antara tanggung jawab personal, kebiasaan bekerja yang
masyarakat
perempuan.
KONSELING
EVALUASI
Dalam evaluasi program bimbingan dan konseling terdapat 2 (dua) jenis evaluasi,
Evaluasi proses adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan melalui analisis hasil
Evaluasi hasil adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk memperoleh informasi
tentang keefektifan layanan bimbingan dan konseling dilihat dari hasilnya. Evaluasi
hasil pelayanan bimbingan dan konseling ditujukan pada hasil yang diacapi oleh
peserta didik yang menjalin pelayanan bimbingan dan konseling. Fokus penilaian
a. Pemahaman diri, sikap, dan prilaku yang diperoleh berkaitan dengan materi / topik /
dibahas
b. Pengumpulan Data
PELAPORAN
Pelaporan merupakan langkah lanjutan setelah evaluasi. Isi dalam pelaporan lebih
bersifat mendeskripsikan dan memberi uraian analisis terhadap hasil-hasil yang telah
kegiatan menyusun dan mendeskripsikan seluruh hasil yang telah dicapai dalam
evaluasi proses maupun hasil dalam format laporan yang dapat memberikan informasi
kepada seluruh pihak yang terlibat tentang keberhasilan dan kekurangan dari program
bimbingan dan konseling yang telah dilakukan. Terdapat tiga aspek pokok yang perlu
a. Tahap persiapan
c. Penulisan laporan
d. Sistematika laporan
TINDAK LANJUT
Tindak lanjut dalam kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
data dan informasi yang diperoleh dari hasil evaluasi, guru BK atau konselor dapat
membuat desain ulang atau merevisi seluruh program atau beberapa bagian dari
b. Menyusun ulang desain program secara umum atau layanan bimbingan dan
Rencana anggaran berisi uraian jenis kegiatan dan rincian besar anggaran yang
realistik.
Adapun rencana anggaran kegiatan bimbingan dan konseling pada tahun ini
PROGRAM SEMESTERAN
Bidang
N Jenis Bimbingan Sasar
Fungsi BK Tujuan Waktu
o Kegiatan/Layanan an
P S B K
A
PERSIAPAN
.
Pembagian
Tercapainya
tugas guru
efektivitas layanan
1 bimbingan dan 7&9 Juli
bimbingan dan
konseling/kons
konseling
elor
Assesmen
kebutuhan Terungkapnya
2 (Angket kebutuhan peserta 7&9 Juli
Masalah didik/konseli
Siswa)
Menyusun Layanan bimbingan
program dan konseling lebih Juli-
3 7&9
bimbingan dan terarah dan tetap agstus
konseling sasaran
Konsultasi Mendapat
4 7&9 Juli
program BK dukungan dari
Kepala
Terpenuhinya
Pengadaan kebutuhan sarana
5 sarana / yang menunjang 7&9 juli
prasarana BK keberhasilan
layanan BK
B
LAYANAN BK
.
LAYANAN
1 P S B K
DASAR
a. Bimbingan
klasikal
Peserta
Mengenal
didik/konseli
Bimbingan dan v Pemahaman 7 Juli
memahami fungsi
Konseling
dan peranan BK
Peserta
Coba diingat
v pemahaman didik/konseli 9 juli
kembali
memahami temuan
Peserta
Etika
didik/konseli
Menghubungi Agustu
v Pemahaman memiliki Etika 7
guru lewat s
Menghubungi guru
handphone
lewat handphone
Peserta
Self Talk
didik/konseli dapat
(dimasa Agustu
v Pemahaman memanfaatkan 9
pandemic s
peluang beasiswa
covid-19)
yang ada
Peserta
Strategi didik/konseli
Pemeliharaa
memperoleh mampu percaya diri
n dna Septem
beasiswa (pada v supaya tidak 9
pengemban ber
pembelajaran tergantung pada
gan
covid-19) kemampuan orang
lain
Peserta
didik/konseli dapat
mengenal sikap
dalam belajar serta
Pemeliharaa
Kiat sukses menerapkan sikap
n dna Oktobe
belajar di v dan kebiasaan 9
pengemban r
SMA-MA dalam belajar yang
gan
baik di SMA-MA
hingga mencapai
prestasi yang lebih
luas
Peserta
didik/konseli
Pergaulan
terbebas dari novem
bebas/pernikah v Pengentasan 9
pergaulan bebas ber
an dini
yang menyebabkan
pernikahan dini
AUMPD kelas v Pemahaman Peserta 9 Desem
9 didik/konseli dapat ber
lebih mudah
menentukan study
lanjut sesuai cita-
cita, minat dan
hobbynya.
AUMPD
Peserta didik dapat
bagian 1 Desem
v Pemahaman mengidentifikasi 7
PEMAHAMA ber
pemahaman diri
N DIRI
Peserta
didik/konseli
Cara memilih mampu memilih
Ekskul pada kegiatan ekstra Septem
V Pemahaman 7
pembelajaran kurikuler yang ber
covid-19 sesuai dengan
bakat, minat dan
kemampuannya
Peserta
didik/konseli dapat
memahami dan
menemukan unsur-
unsur konsep diri
Konsep diri Novem
V Pemahaman serta memahami 7
remaja ber
dan menerima
kelebihan dan
kekurangan secara
wajar dan penuh
rasa syukur
b. Bimbingan
7&9
kelompok
Peserta
didik/konseli dapat
Belajar
belajar kelompok Septem
kelompok yang v pemahaman
dengan temannya di ber
efektif
masa pandemic
covid-19
v v v v Peserta
didik/konseli
c. Pengemb. memperoleh
Pemahaman
Media BK informasi yang
bermanfaat bagi
dirinya
Kebiasaan v
Oktobe
mencontek dan 7&9
r
akibatnya
v v v v Peserta
didik/konseli
memperoleh
d. Leafleat Pemahaman
informasi melalui
media cetak/online
Memanfaatkan v
Desem
IT untuk 7&9
ber
meraih prestasi
v v v v Peserta
didik/konseli
memperoleh
e.poster Pemahaman
informasi melalui
media cetak/online
v Peserta
didik/konseli
mampu
membedakan
perilaku agresif dan
Sikap dan
asertif, menerapkan Novem
Perilaku 7&9
prilaku asertif ber
Asertif
dengan teman-
temannya serta
mengembangkan
sikap asertif untuk
menunjang prestasi
LAYANAN v v v v
2
RESPONSIF
v v v v
Terbantunya peserta
didik dalam
1. Konseling mengatasi Juli-
Pengentasan 7&9
Individual hambatan/memecah des
kan masalah yang
dialaminya
v v v v 7&9
Terbantunya
memecahkan
2. Konseling Juli-
Pengentasan masalah peserta
Kelompok des
didik melalui
kelompok
v v v v Terbantunya 7&9
memberikan
Pemahaman
informasi yang Juli-
3. Konsultasi dan
dibutuhkan oleh des
pengentasan
peserta didik
v v v v Diperolehnya 7&9
kesepakatan
4. Konferensi bersama mengenai J Juli-
Pengentasan
Kasus masalah peserta des
didik
v v v v Terentaskannya 7&9
masalah konseli
yang terkait dengan
Juli-
5. Advokasi Pengentasan pihak lain agar hak-
des
hak konseli tetap
terlindungi
v v v v 7&9
Terselenggaranya
6. Konseling layanan Bimbingan Juli-
Pengentasan
elektronik dan Konseling yang des
lebih efektif
v v v v Tertampungnya 7&9
7. Kotak Pemahaman
masalah peserta
masalah/Direc dan Juli-
didik/konseli yang
t massage ig pengentasan des
introvert
BK
3 PEMINATAN v Pemahaman Terentaskannya 7&9
masalah konseli
DAN
yang terkait dengan
v dan
pemilihan jurusan
PERENC. pengentasan
dan rencana karir Juli-
INVIDIVUAL
masa depan des
DUKUNGAN
4 SISTEM
a.
Melaksanakan Pengumpulan data
dan dan kebutuhan
menindaklanju peserta didik Juli-
ti assesmen des
Mengetahui
b. Kunjungan langsung kondisi
rumah peserta didik di Juli-
lingkungan rumah des
c. Menyusun
dan
Pertanggungjawaba
melaporkan
n kinerja kepada
program
kepala sekolah
bimbingan dan Juli-
konseling agst
Penilaian
ketercapaian
d. Membuat
program layanan
evaluasi
bimbingan dan Desem
konseling ber
e.
Bukti fisik
Melaksanakan
pelaksanaan
administrasi
bimbingan dan
bimbingan dan Juli-
konseling
konsleing des
f.
Pengembangan Pengembangan
keprofesian diri / profesi Juli-
konselor des
Mengetahui
Kepala Guru
Sekolah BK/Konselor
Bidang
N Bimbingan Fungsi Wakt
Jenis Kegiatan/Layanan Tujuan Sasaran
o BK u
P S B K
A
PERSIAPAN
.
Pembagian Tercapainya 7&9
tugas guru efektivitas
1 bimbingan dan layanan Januari
konseling/konse bimbingan dan
lor konseling
Konsultasi Mendapat 7&9
program dukungan dari
2 Januari
bimbingan dan Kepala dan
konseling Komite Sekolah
Terpenuhinya 7&9
Pengadaan kebutuhan sarana
Jan-
3 Perangkat BK yang menunjang
feb
sarana / keberhasilan
prasarana BK layanan BK
B
. LAYANAN BK
LAYANAN
1.
DASAR
a. Bimbingan
Klasikal
Peserta 9
didik/konseli
dapat memahami
ciri-ciri pribadi
Membangun
Pemaham yang memiliki
Rasa Percaya
an dan rasa percaya diri
Diri pada v Januari
pelaksana serta dapat
pembelajaran
an meningkatkan
covid-19
percaya diri
dengan baik
untuk mencapai
tujuan hidupnya
Peserta 7
Menjadi pribadi
didik/konseli
mandiri Pemaham
v mampu menjadi Januari
padapembelajar an
pribadi yang
an covid-19
mandiri
Kesolehan Pemaham Peserta 9 Februa
social pada v an didik/konseli ri
pemeblajaran dapat
covid-19 mengetahui,
memahami dan
melaksanakan
pembiasaan
ibadah
kesholehan sosial
dalam kehidupan
sehari-hari
Peserta 7
didik/konseli
Pemaham mengetahui
Stop bullying! an dan dampak negative Februa
v
(cyber bullying) pencegah dari bullying dan ri
an cara mencegah
serta melawan
pelaku bulying
Peserta 7
didik/konseli
dapat memahami
Strategi belajar
dan mengetahui
sesuai dengan
tentang gaya
gaya belajar Pemaham
v belajar serta Maret
pada an
strategi
pembelajaran
belajarnya untuk
covid-19
masing-masing
gaya belajar
tersebut
Pesertadidik/ 7
konseli mampu
memantapkan
Cita-citaku cita-cita masa
Pemaham
tidak terhalang depan sehingga April
v an
covid-19 linier dengan
jurusan di
SMA/SMK/MA
N/MAK
Pesertadidik/ 7
konseli
AUMPD bagian memahami
Pemaham
2 Pilihan nilai- Memahami Mei
V an
nilai kehidupan tentang
peminatan
dikelas VII
Pesertadidik/
konseli
Prospek karir
Pemaham memahami cara
peminatan/jurus V Maret
an mendaftar online
an di SMA/MA
di SMA/SMK
secara mandiri
Wawancara Pemaham -Peserta 9 April
Karir V an didik/konseli
mampu
memahami
pentingnya
perencanaan
karir, langkah-
langkah dalam
merencanakan
karir serta
mililiki sikap
positif dalam
meraih
kesuksesan masa
depan
- Peserta
didik/konseli
mantap pada
pilihan peminatan
yang telah
diambil
b. Bimbingan
kelompok
Peserta didik 7&9
dapat mengenal
dan menggali
potensi diri serta
Potensi diri pemaham Februa
v berusaha
remaja an ri
mengoptimalkan
nya untuk meraih
sukses masa
depan
v v v V Peserta 7&9
didik/konseli
c. Pengemb. Pemaham memperoleh
Media BK an informasi yang
bermanfaat bagi
dirinya
v Peserta 7&9
didik/konseli
mampu mengenal
tipe-tipe
kepribadian
Kepribadian manusia,
maret
Manusia mengenal
kepribadian yang
dimiliki serta
dapat tumbuh
menjadi pribadi
yang matang
v v v V Peserta 7&9
didik/konseli
Pemaham memperoleh
d. Leafleat
an informasi melalui
media
cetak/online
v Peserta 7&9
didik/konseli
mampu
memahami
Implementasi pentingnya iman
Iman dan dan taqwa pada
Taqwa dalam Tuhan YME serta April
kehidupan dapat hidup
modern rukun, damai dan
saling
menghormati
antar umat
beragama
v v v V Peserta 7&9
didik/konseli
Pemaham memperoleh
e.poster Januari
an informasi melalui
media
cetak/online
Mengelola v Peserta 7&9
didik/konseli
dapat menjadi
emosi dengan individu yang
baik mampu
mengendalikan
emosi
LAYANAN
2
RESPONSIF
Terbantunya 7&9
peserta didik Jan-
1. Konseling Pengenta
v v v dalam mengatasi jun
Individual v san
hambatan yang
dialaminya
Terbantunya 7&9
memecahkan
2. Konseling Pengenta
v v v masalah peserta
Kelompok v san
didik melalui
kelompok
Terbantunya 7&9
Pemaha
memberikan Jan-
man-
3. Konsultasi v v v informasi yang jun
v pengenta
dibutuhkan oleh
san
peserta didik
Diperolehnya 7&9
kesepakatan
Jan-
4. Konferensi Pengenta bersama
v v v jun
Kasus v san mengenai
masalah peserta
didik
Terentaskannya 7&9
masalah konseli
yang terkait Jan-
Pengenta
5. Advokasi v v v dengan pihak lain jun
v san
agar hak-hak
konseli tetap
terlindungi
Terselenggaranya 7&9
layanan Jan-
6. Konseling Pengenta
v v v Bimbingan dan jun
elektronik v san
Konseling yang
lebih efektif
7. Kotak Pemaham Tertampungnya 7&9
Jan-
masalah/ an – masalah peserta
v v v jun
Direct massage v pengenta didik/konseli
ig BK san yang introvert
Terentaskannya Jan-
PEMINATAN
masalah konseli jun
DAN Pemaham
3 yang terkait
an dan
dengan pemilihan
pengenta
PERENC. jurusan dan
san 9
INVIDIVUAL v rencana karir
masa depan
DUKUNGAN
4 SISTEM
a.
Pengumpulan
Melaksanakan
data dan
dan
kebutuhan
menindaklanjuti
peserta didik
assesmen januari
b. Kunjungan Mengetahui Jan-
langsung kondisi
peserta didik di
rumah
lingkungan
rumah jun
c.kolaborasi
Mengetahui
pemaham langsung kondisi
Career day v
an sekolah tujuan April/
konseli Mei
Pertanggungjawa
c. Menyusun
ban kinerja
dan melaporkan
kepada kepala
program BK
sekolah Juni
Penilaian
ketercapaian
d. Membuat
program layanan
evaluasi
bimbingan dan
konseling Juni
Bukti fisik
e.
pelaksanaan
Melaksanakan
bimbingan dan Jan-
administrasi BK
konseling jun
f.
Pengembangan Pengembangan
keprofesian diri / profesi Jan-
konselor jun
Mengetahui
Guru
Kepala BK/Kons
Sekolah elor
Lampiran
(LOGO, NAMA SEKOLAH, ALAMAT SEKOLAH)
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL) BIMBINGAN DAN KONSELING
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Komponen : Layanan Dasar
Bidang Layanan : Sosial
Topik/ Tema Layanan : Kurangi Lelah dalam belajar
Kelas/ Semester : XI/ Genap
Alokasi Waktu : 40 menit
A TUJUAN LAYANAN
1. Peserta didik dapat meningkatkan semangat dalam pembelajaran daring
2. Peserta didik dapat menemukan hal-hal baru sebagai pemacu semangat dalam belajar
3. Peserta didik dapat menjaga semangat belajar di masa pandemi
4. Peserta didik dapat mengatasi kejenuhan saat pembelajaran berlangsung
B METODE, ALAT, DAN MEDIA
1. Metode: Ceramah, curah pendapat, dan tanya jawab secara daring (online)
2. Alat dan media: Aplikasi Google meet atau zoom atau yang lainya; dan power point,
video, atau lainya tentang Tetap Semangat Belajar di Masa Pandemi
C LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN LAYANAN
a. Tahap awal/ pendahuluan
1.1 Guru BK membangikan informasi kepada peserta didik melalui Grup WA/
Classroom/sosial media lainya
1.2 Guru BK mempersilahkan peserta didik untuk mengikuti instruksi dari guru BK,
untuk masuk kedalam link media yang telah ditentukan melalui grup WA/Classroom
1.3 Guru BK membuka pertemuan dengan memberikan salam/sapaan dengan penuh
semangat kepada peserta didik, kemudian dilanjutkan dengan berdoa
1.4 Guru BK membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat suasana
kegiatan belajar online menjadi lebih semangat (bisa dengan tes suara atau ice breaking
sederhana)
1.5 Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanann Bimbingan dan
Konseling
b. Tahap inti
2.1 Guru BK menyampaikan slide power point atau video layanan, atau yang lainya yang
berhubungan dengan materi layanan diatas
2.2 Peserta didik mengamati, mencermati, dan menganalisa materi yang telah
disampaikan
2.3 Guru BK mengajak peserta didik untuk curah pendapat dan tanya jawab secara online
2.4 Peserta didik (2-3 orang) diberikan kesempatan untuk berkomentar dengan
microphone tentang materi yang telah disampaikan.
2.5 Peserta didik mengisi lembar activity dan dikumpulkan atay dipublikasikan pada
media grup WA/ Classroom/ sosial media lainya.
2.6 Guru BK mengajak peserta didik untuk melakukan refleksi terkait materi yang
disampaikan
c. Tahap Penutup
3.1 Guru BK mengajak peserta didi menyimpulkan terkait materi layanan.
3.2 Guru BK membagikan link Google form yang berisi evaluasi layanan
3.3 Guru BK menyampaikan rencana layanan yang akan datang dan mengakhiri kegiatan
dengam berdoa dan salam
D EVALUASI
1. Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan refleksi
dari layanan klasikal tersebut menggunakan lembar observasi
2. Evaluasi Hasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti kegiatan
layanan antara lain: suasana yamh dirasakan; pentingnya topik yang dibahas; cara
penyampaian guru BK (melalui link gform yang diberikan guru BK)
Mengetahui Cimahi, 2021
Kepala sekolah Guru BK
LAMPIRAN
1. Kejenuhan Belajar Istilah jenuh akar katanya adalah jenuh, kejenuhan bisa berarti padat
atau penuh sehingga tidak mampu lagi memuat apa pun, jenuh juga bisa berarti jemu atau
bosan. Kejenuhan belajar adalah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi
tidak mendatangkan hasil. Menurut Thohirin (2002: 22), dalam belajar, di samping siswa
sering mengalami kelupaan, ia juga terkadang mengalami peristiwa negatif lainnya yang
disebut jenuh belajar yang dalam bahasa psikologi lazim disebut learning plateau. Menurut
Abu Abdirrahman Al-Qawiy (2004: 1), bahwa kejenuhan adalah tekanan sangat mendalam
yang sudah sampai titik tertentu. Siapa pun yang merasa jenuh, ia akan berusaha sekuat
tenaga melepaskan diri dari tekanan itu. Menurut Muhibbin Syah (2009: 161), jenuh juga
dapat berarti jemu dan bosan di mana sistem akalnya tidak dapat bekerja sesuai dengan yang
diharapkan dalam memproses item-item informasi atau pengalaman baru. Sedangkan secara
harfiah jenuh ialah padat atau penuh sehingga tidak memuat apa pun. Menurut Sayyid
Muhammad Nuh (2003: 15), Jenuh atau futur ialah suatu penyakit hati (rohani) yang efek
minimalnya timbulnya rasa malas, lamban dan sikap santai dalam melakukan sesuatu
amaliyah yang sebelumnya pernah dilakukan dengan penuh semangat dan menggebu-gebu
serta efek maksimalnya terputus sama sekali dari kegiatan amaliyah tersebut.
2. Tanda-tanda Jenuh/ kelelahan:
1) Kelelahan emosional: merasa bersalah terhadap hasil belajar; merasa gagal dalam belajar;
mudah tersinggung terhadap yang berkaitan dengan belajar; mudah cemas dalam belajar;
menyalahkan orang lain terhadap hasil belajar; merasa dikejar-kejar waktu dalam
mengerjakan tugas belajar; dan merasa lelah dengan kegiatan belajar.
2) Sinis atau Depersonalisasi: enggan terlibat aktif dalam kegiatan belajar;menganggap
enteng suatu pealajaran; merasa terbebani dengan banyaknya tugas belajar; ragu terhadap
yang dipelajari; dan mengalihkan diri dari kegiatan belajar.
3) Menurunnya keyakinan akademik: berkurangnya motivasi dalam belajar; kehilangan
semangat belajar; usaha belajar berkurang; dan merasa tidak percaya diri dalam belajar.
3. Kecenderungan dan indikator yang dialami siswa ketika mengalami kejenuhanbelajar
menurut Huliati (Yudha dkk, 2006) yaitu:
a. Kurang peduli terhadap materi yang harus dipahaminya
b. Sulit mengambil keputusan dalam menghadapi pelajaran yang sulit dimengerti
c. Mengambil jalan pintas dalam mengerjakan soal-soal/ ulangan misalnya dengan
mencontek, menggunakan joki tugas, dsb.
d. Kurang inisiatif dan kreatif dalam memanfaatkan waktu luang
e. Mudah merasa bosan sehingga timbul perasaan tidak ingin mengikuti pembelajaran
f. Sulit memusatkan perhatian pada pelajaran apalagi jika materi yang diberikan kurang
menarik dan bertele-tele
g. Kurang motivasi dalam mengerjakan tugas.
4. Mengatasi kejenuhan
Sebagai guru, harus pandai menentukan langkah-langkah untuk mengatasi kejenuhan
dalam belajar agar peserta didik tidak mudah bosan terhadp mata pelajaran yang diajarkan,
misalnya ice breaking saat guru melihat peserta didik mulai bosan.
1. Menerapkan Metode Pembelajaran Yang Bervariasi Upaya guru untuk memilih metode
yang tepat dalam mendidik peserta didiknya adalah dengan menyesuaikan metode dengan
kondisi psikis peserta didiknya, juga harus mengusahakan agar materi pelajaran yang
diberikan kepada peserta didik mudah diterima
2. Melakukan Pendekatan Kepada Peserta Didik Pendekatan sangat diperlukan dalam
mengatasi peserta didik yang mengalami kejenuhan dalam belajar, seperti pemaparan dari
informan berikut ini: Pendekatan emosional terhadap peserta didik memang mutlak ada dan
benar-benar harus dilakukan.tiap hari mereka harus didekati dan harus ada perhatian khusus.
Karena bila semakin jauh kita dengan mereka maka semakin jauh juga mereka dengan kita
3. Melakukan Evaluasi Pada Tiap Akhir Pelajaran Guru diharapkan mampu menciptakan
interaksi belajar mengajar yang kondusif, karena kondusivitas situasi belajar mengajar dapat
dijadikan sebagai indikasi keberhasilan mengajar.
Daftar pustaka:
Ambarwati, N. A. (2016). Kejenuhan Belajar dan Cara Mengatasinya. Jurnal Psikologi
Pendidikan Islam, Prosiding Interdisciplinary Postgraduate Student, 9-16.
Anam, S., & Fitriyani, N. (2020). LUPA, JENUH, DAN KESULITAN DALAM
BELAJAR. AT-TUROTS: Jurnal Pendidikan Islam, 2(1), 38-49.
Astaman, A., Kadir, S., & Masdul, M. R. (2018). Upaya mengatasi kejenuhan belajar
(tinjauan pendidikan islam pada SDN 10 Banawa Kabupaten Donggala). Jurnal Kolaboratif
Sains, 1(1).
Jadi, jika para ingin menjadi wirausaha, maka siswa harus mempunyai sifat keberanian,
keteladanan, dan berani mengambil risiko yang bersumber pada kemampuan sendiri.
Wirausaha tidak semata-mata dimotivasi oleh financial incentive, tetapi oleh keinginan untuk
melepaskan diri dari lingkungan yang tidak diinginkannya. Di samping itu wirausaha ingin
menemukan arti baru bagi kehidupannya. Selain itu,untuk menjalankan kewirausahaan dan
menjadi seorang wirausahawan diperlukan motivasi yang kuat dalam diri individu. Tidak
semua orang memiliki motivasi yang sama untuk menjadi pengusaha.
Sebagian orang menginginkan dirinya menjadi bos sendiri, ingin mencari uang dan kekayaan
sebanyak-banyaknya, atau ada pula yang hanya ingin melakukan kegiatan yang biasa-biasa
saja, namun sebagian lain cukup serius untuk mengikuti jejak orang-orang sukses, walaupun
ada juga yang sekedar ikut-ikutan. Proses termotivasinya pun tidak semua orang sama. Ada
yang karena faktor kebetulan, ajakan teman, memanfaatkan bakat, keterampilan, atau
pendidikan yang diperolehnya, dan karena memahami apa yang dibutuhkan orang lain.
Kewirausahaan dapat pula didorong oleh seseorang yang menjalankan wirausaha, karena
telah memberikan inspirasi dan minat untuk berwirausaha.
Dorongan atau pemicu lainnya datang dari teman sepergaulan, lingkungan keluarga, sahabat,
dan teman yang selalu yang mendiskusikan gagasan, atau karena adanya pengalaman bisnis
kecil-kecilan yang berhasil sehingga termotivasi untuk membesarkannya. Hasil penelitian
deskriptif, menunjukkan bahwa latar belakang keluarga yang juga memiliki profesi sebagai
pewirausaha memiliki hubungan yang positif terhadap sikap siswa terhadap kewirausahaan.
Siswa dengan keluarga yang berprofesi sebagai wirausahawan memiliki sikap positif yang
lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki orang tua yang berprofesi
sebagai wirausahawan.
daftar pustaka:
.
Arfah, H., & Subali, S. (2021). IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH PENCETAK
WIRAUSAHA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMKN 1
CIMAHI. JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu
Ekonomi dan Ilmu Sosial, 15(2), 250-257.
Kadiyono, A. L. (2014). Efektivitas Pengembangan Potensi Diri Dan Orientasi Wirausaha
Dalam Meningkatkan Sikap Wirausaha. JIP (Jurnal Intervensi Psikologi), 6(1), 25-38
Mukti, G. W., Kusumo, R. A. B., & Qanti, S. R. (2017). Perilaku sukses petani muda
wirausaha lulusan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Jurnal Agribisnis
Terpadu, 10(2), 221-234.
Nurvitasari, I. D. (2020). Manajemen Pembelajaran Prakarya Dan Kewirausahaan Dalam
Meningkatkan Minat Wirausaha Siswa (Studi Kasus Di SMA Negeri 1 SAmbit) (Doctoral
dissertation, IAIN Ponorogo).
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL) BIMBINGAN DAN KONSELING
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Komponen : Layanan Dasar
Bidang Layanan : Sosial
Topik/ Tema Layanan : Rumahku, Keluargaku
Kelas/ Semester : XI/ Genap
Alokasi Waktu : 40 menit
A TUJUAN LAYANAN
8. Peserta didik menerima dengan ihklas keadaan keluarganya, bersikap menghargai,
menghormati orang tua dan berperan aktif untuk membahagikan keluarga.
9. Peserta didik memahami kondisi dan kehidupan keluarga serta dapat menyeimbangan
dengan kondisi keluarganya baik secara ekonomi, sosial dan budaya
B METODE, ALAT, DAN MEDIA
5. Metode: Ceramah, curah pendapat, dan tanya jawab secara daring (online)
6. Alat dan media: Aplikasi Google meet atau zoom atau yang lainya; dan power point,
video, atau lainya tentang Tetap Semangat Belajar di Masa Pandemi
C LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN LAYANAN
g. Tahap awal/ pendahuluan
1.11 Guru BK membangikan informasi kepada peserta didik melalui Grup WA/
Classroom/sosial media lainya
1.12 Guru BK mempersilahkan peserta didik untuk mengikuti instruksi dari guru BK,
untuk masuk kedalam link media yang telah ditentukan melalui grup WA/Classroom
1.13 Guru BK membuka pertemuan dengan memberikan salam/sapaan dengan penuh
semangat kepada peserta didik, kemudian dilanjutkan dengan berdoa
1.14 Guru BK membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat suasana
kegiatan belajar online menjadi lebih semangat (bisa dengan tes suara atau ice breaking
sederhana)
1.15 Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanann Bimbingan dan
Konseling
h. Tahap inti
6.1 Guru BK menyampaikan slide power point atau video layanan, atau yang lainya yang
berhubungan dengan materi layanan diatas
6.2 Peserta didik mengamati, mencermati, dan menganalisa materi yang telah
disampaikan
6.3 Guru BK mengajak peserta didik untuk curah pendapat dan tanya jawab secara online
6.4 Peserta didik (2-3 orang) diberikan kesempatan untuk berkomentar dengan
microphone tentang materi yang telah disampaikan.
6.5 Peserta didik mengisi lembar activity dan dikumpulkan atay dipublikasikan pada
media grup WA/ Classroom/ sosial media lainya.
6.6 Guru BK mengajak peserta didik untuk melakukan refleksi terkait materi yang
disampaikan
i. Tahap Penutup
3.1 Guru BK mengajak peserta didi menyimpulkan terkait materi layanan.
3.2 Guru BK membagikan link Google form yang berisi evaluasi layanan
3.3 Guru BK menyampaikan rencana layanan yang akan datang dan mengakhiri kegiatan
dengam berdoa dan salam
D EVALUASI
5. Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan refleksi
dari layanan klasikal tersebut menggunakan lembar observasi
6. Evaluasi Hasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti kegiatan
layanan antara lain: suasana yamh dirasakan; pentingnya topik yang dibahas; cara
penyampaian guru BK (melalui link gform yang diberikan guru BK)
Mengetahui Cimahi, 2021
Kepala sekolah Guru BK
Lampiran
Keharmonisan Keluarga
Keluarga merupakan suatu organisasi social yang paling penting dalam kelompok social dan
keluarga merupakan lembaga didalam masyara- kat yang paling utama bertanggungjawab
untuk menjamin kesejahteraan sosial dan kelestarian biologis anak manusia (Kartono, 1977).
Sedangkan menurut Hawari (1997) keharmonisan keluarga itu akan dapat diciptakan. Dalam
kehidupan berkeluarga antara suami istri dituntut adanya hubungan yang baik dalamarti
diperlukan suasana yang harmonis yaitu dangan menciptakan saling pengertian, saling
terbuka, saling menjaga, saling menghargai dan saling memenuhi kebutuhan (Anonim, 1985).
Menurut Basri (1999) bahwa setiap orang tua bertanggungjawab juga memikirkan dan
mengusahakan agar senantiasa terciptakan dan terpelihara suatu hubungan antara orang tua
dengan anakyang baik, efektif dan menambah kebaikan dan keharmonisan hidup dalam
keluarga, sebab telah terjadi bahan kesadaran para orang tua bahwaq hanya dengan hubungan
yang baik kegiatan pendidikan dapat dilaksanakan dengan efektif dan dapat menunjang
terciptanya kehidupan keluarga yang harmonis.
Selanjutnya Hurlock (1973) menyatakan bahwa anak yang hubungan perkawinan orang
tuanya bahagia dan mempersepsikan rumah mereka sebagai tempat yang membahagiakan
untuk hidup, karena makin sedikit masalah orang tua, semakin sedikit maslah yang dihadapi
anak, dan sebaliknya hubungan keluarga yang buruk akan berpengaruh kepada seluruh
anggota keluarga. Suasana keluarga yang tercipta adalah tidak menyenangkan, sehingga anak
ingin keluar dari rumah sesering mungkin, karena secara emosional, sussana tersebut akan
mempengaruhi masing-masing anggota keluarga untuk bertengkar dengan yang lainnya.
b. Faktor penyebab terjadinya Keluarga Tidak Harmonis (broken home) Willis (2009)
mengatakan setidaknya ada tujuh faktor penyebab terjadinya keluarga broken home, ke tujuh
faktor tersebut adalah:
a. Kurang atau putus komunikasi diantara anggota keluarga.
b. Sikap egosentrisme masing-masing anggota keluarga
c. Permasalahan ekonomi keluarga.
d. Masalah kesibukan orang tua.
e. Pendidikan orang tua yang rendah.
f. Perselingkuhan yang mungkin terjadi, dan
g. Jauh dari nilai-nilai Agam
Konsep Diri
Konsep diri adalah gambaran seseorang mengenai dirinya sendiri, baik bersifat fisik, sosial
maupun psikologis yang diperoleh atau timbul dalam interaksi dengan lingkungn sosialnya.
Centi (1993) mengatakan bahwa konsep diri adalah gagasan tentang dirinya sendiri yang
berisikan mengenai bagaimana individu melihat dirinya sendiri sebagai pribadi, bagaiman
individu mersa tentang dirinya sendiri, dan bagaimana individu menginginkan diri sendiri
sebagai manusia sebagaimana yang diharapkan.
Konsep diri terbenuk melaui proses belajar sejak masa pertumbuhan manusia dari kecil
hingga dewasa. Lingkungan pengalaman dan kondisi keluarga memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk. Sikap atau respon orang tua dan lingkungan
akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai siapa dirinya, oleh sebab itui
seringkali anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola
asuh yang keliru atau negatif ataupun lingkungan yang kurang mendukung, cenderung
mempunyai konsep diri yang negatif.
Konsep diri ini memiliki sifat yang dinamis, artinya yidak luput dari perubahan. Ada aspek-
aspek yang bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu, namun ada pula yang mudah sekali
berubah sesuai dengan situasi sesaat. Misal seorang individu merasa dirinya pandai dan selalu
berhasil mendapatkan nilai yang baik, namun suatu ketika dia mendapat angka merah. Bisa
ssaja saat itu menjadi merasa ”bodoh” namun karena keyakinannya yang positif, ia berusaha
memperbaiki nilai
Yunistiati, F., Djalali, M. A. A., & Farid, M. (2014). Keharmonisan keluarga, konsep diri dan
interaksi sosial remaja. Persona: Jurnal
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL) BIMBINGAN DAN KONSELING
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Komponen : Layanan Dasar
Bidang Layanan : Sosial
Topik/ Tema Layanan : Manage waktumu
Kelas/ Semester : XI/ Genap
Alokasi Waktu : 40 menit
A TUJUAN LAYANAN
10. Peserta didik mengetahui cara yang tepat untuk mengatur waktu
11. Peserta didik dapat menerapkan cara mengatur waktunya
B METODE, ALAT, DAN MEDIA
7. Metode: Ceramah, curah pendapat, dan tanya jawab secara daring (online)
8. Alat dan media: Aplikasi Google meet atau zoom atau yang lainya; dan power point,
video, atau lainya tentang Tetap Semangat Belajar di Masa Pandemi
C LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN LAYANAN
j. Tahap awal/ pendahuluan
1.16 Guru BK membangikan informasi kepada peserta didik melalui Grup WA/
Classroom/sosial media lainya
1.17 Guru BK mempersilahkan peserta didik untuk mengikuti instruksi dari guru BK,
untuk masuk kedalam link media yang telah ditentukan melalui grup WA/Classroom
1.18 Guru BK membuka pertemuan dengan memberikan salam/sapaan dengan penuh
semangat kepada peserta didik, kemudian dilanjutkan dengan berdoa
1.19 Guru BK membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat suasana
kegiatan belajar online menjadi lebih semangat (bisa dengan tes suara atau ice breaking
sederhana)
1.20 Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanann Bimbingan dan
Konseling
k. Tahap inti
8.1 Guru BK menyampaikan slide power point atau video layanan, atau yang lainya yang
berhubungan dengan materi layanan diatas
8.2 Peserta didik mengamati, mencermati, dan menganalisa materi yang telah
disampaikan
8.3 Guru BK mengajak peserta didik untuk curah pendapat dan tanya jawab secara online
8.4 Peserta didik (2-3 orang) diberikan kesempatan untuk berkomentar dengan
microphone tentang materi yang telah disampaikan.
8.5 Peserta didik mengisi lembar activity dan dikumpulkan atay dipublikasikan pada
media grup WA/ Classroom/ sosial media lainya.
8.6 Guru BK mengajak peserta didik untuk melakukan refleksi terkait materi yang
disampaikan
l. Tahap Penutup
3.1 Guru BK mengajak peserta didi menyimpulkan terkait materi layanan.
3.2 Guru BK membagikan link Google form yang berisi evaluasi layanan
3.3 Guru BK menyampaikan rencana layanan yang akan datang dan mengakhiri kegiatan
dengam berdoa dan salam
D EVALUASI
7. Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan refleksi
dari layanan klasikal tersebut menggunakan lembar observasi
8. Evaluasi Hasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti kegiatan
layanan antara lain: suasana yamh dirasakan; pentingnya topik yang dibahas; cara
penyampaian guru BK (melalui link gform yang diberikan guru BK)
Mengetahui Cimahi, 2021
Kepala sekolah Guru BK
Lampiran
Manajemen waktu merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam menciptakan konsep diri
siswa yang baik. Hamachek dalam Heri Zan Pieter menjelaskan bahwa salah satu
karakteristik siswa yang memiliki konsep diri yang baik adalah manajemen waktu dan juga
kemandirian(Heri Zan Pieter 2017).
Manajemen secara etimologi merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris management
yang berarti mengatur atau mengurus segala sesuatu dengan terstruktur dan terkendali
(Rohman 2018).Kedua, efektif jika dilihat dari kajian KBBI memiliki banyak arti yaitu, 1)
ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); 2) manjur atau mujarab (tentang obat); 3)
dapat membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha, tindakan); mangkus; 4) mulai berlaku
(tentang undang-undang, peraturan);(Arti kata efektif - Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) Online n.d.) efisien, menurut Peter Drucker adalah doing things right.
Sedangkan manajemen waktu diartikan dengan perencanaan, proses atau tindakan yang telah
ditentukan untuk melakukan suatu kegiatan dalam ukuran waktu tertentu dengan
menggunakan sumber daya yang dimiliki secara efektif, efisien dan produktif. Lebih jauh
dikatakan bahwa manajemen waktu di dalamnya berupa pengelolaan proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan produktivitas terhadap waktu(Abdillah et al.
2020).
Cara Manajemenisasi Waktu
Mengelola waktu memang harus dilakukan karena dengan terkelolanya waktu dengan baik
maka akan memaksimalkan hasil yang di dapatkan. Haynes (Abdillah et al. 2020)
menjelaskan bahwa pengelolaan waktu dilakukan dengan cara:
1. Perencanaan, yaitu proses dalam menentukan suatu tujuan dan sasaran yang ingin dicapai
dengan mengambil langkah-langkah yang tepat dalam mencapai tujuan yang telah di
tetapkan. Perencanaan waktu merupakan penentuan waktu yang tepat agar sesuai dengan
tujuan yang direncanakan berkiatan dengan waktu. Perencanaan yang dibuat harus ditulis dan
dievaluasi serta dilakukakn pembaruanpembaruan yang memungkinkan
2. Pengorganisasian Waktu yaitu upaya dalam alokasi ssumber daya serta kegiatan secara
terstruktur kepada setiap individu dan/kelompok agar sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Namun kaitannya dengan waktu, maka pengorganisasian waktu adalah kegiatan
mengidentifikasi, mengelompokan, menganalisis kegiatan dan mengelola waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktivitas pekerjaan
3. Pengordinasian Waktu, pengkoordinasian yaitu suatu usaha untuk melakukan koordinasi
dan mengarahkan orang lain atau didir sendiri agar may bekerja secara efektif dan efisien
sesuai dengan rencana dan tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini pengoordinasian waktu
adalah kegiatan untuk mengkoordinasikan dan menyelaraskan kegiatan agar dapat tercapai
secara efektif dan efisien serta sesuai dengan perencanaan waktu yang telah dibuat serta
tujuan yang akan dicapai.
4. Pengawasan Waktu adalah kegiatan untuk memastikan apakah semua aktivitas kegiatan
berjalan sesuai dengan perencanaan yang dibuat, dalam hal pengawasan waktu maksudnya
adalah kegiatan untuk menyelesaikan jadwal kegiatan dengan perencanaan yang telah disusun
sebelumnya. Tujuannya untuk mengoreksi jadwal yang tidak sesuai dengan perencaan,
ketepatan waktu dan kualitas pekerjaan yang dihasilkan pada masing-masing aktivitas
kegiatan.
Manfaat Manajemen
Waktu Jika dilihat lebih mendalam maka manajemen waktu sangat bermanfaat agar tidak lagi
ada waktu yang terbuang dengan sia-sia terlebih saat pandemi seperti ini tidak sedikit
lembaga pendidikan yang hanya memberikan 2-3 jam pelajaran dalam kesehariannya, maka
masih banyak waktu produktif yang tersisa, dan harus di manfaatkan dengan sebaik mungkin.
Terdapat beberapa hal yang menjadi manfaat ketika kita mampu mengelola waktu yang kita
miliki (Abdillah et al. 2020) yaitu:
1) membantu kita membuat prioritas,
2) mengurangi kecenderungan untuk menunda
3) membantu menghindari tabrakan waktu,
4) Memberi kebebasan dan kendali,
5) Membantu menghindari perasaan bersalah,
6) Membantu mengevaluasi kemajuan .
Ira Nurmala juga menjelaskan beberapa manfaat dari manajemen waktu yaitu:
1. dapat mengerjakan tugas berdasarkan skala prioritas,
2. tugas tidak akan menumpuk dan bertabrakan,
3. prikologi menjalankan tugas stabil (tida pernah stres, galau, bingung, cemas, bimbang),
4. hidup semakin produktif untuk fokus dalam pencapaian tujuan,
5. status kesehatan baik (fisik, mental, sosial, spiritual dan ekonomi),
6. hidup terasa lebih nyaman dan tenang,
7. percepatan dalam menggapai prestasi yang terbaik sesuai kapasitas usaha
Daftar pustaka:
Haruna, N. H., & Fajar, M. (2021). PENGARUH MANAJEMEN WAKTU TERHADAP
HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XII IPS SMA PERGURUAN ISLAM
MAKASSAR DI MASA PENDEMI COVID-19. Pedagogy: Jurnal Pendidikan
Matematika, 6(1), 13-21.
Wahidaty, H. (2021). Manajemen waktu: Dari teori menuju kesadaran diri peserta
didik. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(4), 1880-1889.
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL) BIMBINGAN DAN KONSELING
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Komponen : Layanan Dasar
Bidang Layanan : Pribadi
Topik/ Tema Layanan : kecerdasan emosi dan pengendalianya
Kelas/ Semester : XI/ Genap
Alokasi Waktu : 40 menit
A TUJUAN LAYANAN
1. Peserta didik/konseli dapat memahami tentang kecerdasan emosi
2. Peserta didik/konseli dapat memahami tentang pengendalian diri
3. Peserta didik/konseli dapat memahami manfaat dari pengendalian diri
B METODE, ALAT, DAN MEDIA
9. Metode: Ceramah, curah pendapat, dan tanya jawab secara daring (online)
10. Alat dan media: Aplikasi Google meet atau zoom atau yang lainya; dan power point,
video, atau lainya tentang Tetap Semangat Belajar di Masa Pandemi
C LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN LAYANAN
m. Tahap awal/ pendahuluan
1.21 Guru BK membangikan informasi kepada peserta didik melalui Grup WA/
Classroom/sosial media lainya
1.22 Guru BK mempersilahkan peserta didik untuk mengikuti instruksi dari guru BK,
untuk masuk kedalam link media yang telah ditentukan melalui grup WA/Classroom
1.23 Guru BK membuka pertemuan dengan memberikan salam/sapaan dengan penuh
semangat kepada peserta didik, kemudian dilanjutkan dengan berdoa
1.24 Guru BK membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat suasana
kegiatan belajar online menjadi lebih semangat (bisa dengan tes suara atau ice breaking
sederhana)
1.25 Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanann Bimbingan dan
Konseling
n. Tahap inti
10.1 Guru BK menyampaikan slide power point atau video layanan, atau yang lainya
yang berhubungan dengan materi layanan diatas
10.2 Peserta didik mengamati, mencermati, dan menganalisa materi yang telah
disampaikan
10.3 Guru BK mengajak peserta didik untuk curah pendapat dan tanya jawab secara
online
10.4 Peserta didik (2-3 orang) diberikan kesempatan untuk berkomentar dengan
microphone tentang materi yang telah disampaikan.
10.5 Peserta didik mengisi lembar activity dan dikumpulkan atay dipublikasikan pada
media grup WA/ Classroom/ sosial media lainya.
10.6 Guru BK mengajak peserta didik untuk melakukan refleksi terkait materi yang
disampaikan
o. Tahap Penutup
3.1 Guru BK mengajak peserta didi menyimpulkan terkait materi layanan.
3.2 Guru BK membagikan link Google form yang berisi evaluasi layanan
3.3 Guru BK menyampaikan rencana layanan yang akan datang dan mengakhiri kegiatan
dengam berdoa dan salam
D EVALUASI
9. Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan refleksi
dari layanan klasikal tersebut menggunakan lembar observasi
10. Evaluasi Hasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti kegiatan
layanan antara lain: suasana yamh dirasakan; pentingnya topik yang dibahas; cara
penyampaian guru BK (melalui link gform yang diberikan guru BK)
Mengetahui Cimahi, 2021
Kepala sekolah Guru BK
Lampiran
a. Kecerdasan Emosi
kecerdasan emosi itu sendiri dimana merupakan kemampuan seseorang untuk memotivasi diri
sendiri, bertahan menghadap frustasi, mengendalikan dorongan hati (kegembiraan, kesedihan,
kemarahan, dan lain-lain) dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan
mampu mengendalikan stres. Kecerdasan emosional juga mencakup kesadaran diri dan
kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri dan kendali dorongan hati,
ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati dan kecakapan sosial. Keterampilan yang
berkaitan dengan kecerdasan emosi antara lain misalnya kemampuan untuk memahami orang
lain, kepemimpinan, kemampuan membina hubungan dengan orang lain, kemampuan
berkomunikasi, kerjasama tim, membentuk citra diri positif, memotivasi dan memberi
inspirasi dan sebagainya.
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk menenali perasaan diri sendiri, perasaan orang
lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada
diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain.
Kecerdasan Emosisonal atau Emotional Quotient (EQ) semakin gperlu dicermati karena
kehidupan manusia semakin kompleks. Kompleksnya kehidupan manusia membawa dampak
yang buruk terhadap kehidupan emosional individu, hasil survey Daniel Goleman
menunjukkan kecenderungan yang sama di seluruh dunia, bahwa generasi sekarang lebih
banyak mengalami kesulitan emosional daripada generasi sebelumnya. Mereka lebih kesepian
dan penurung, lebih beringas dan kurang menghargai sopan santun, lebih gugup, mudah
cemas, lebih meledak-ledak (impulsif dan regresif).
EQ atau kecerdasan emosional itu tumbuh, dipupuk, dipelajari melalui proses belajar dan
direspons melalui pengalaman hidup sejak seseorang lahir hingga meninggal. Pertumbuhan
dan perkembangan EQ dapat dipengaruhi oleh lingkungan baik lingkungan keluarga maupun
masyarakat. Menurut Daniel Goleman, ada beberapa kemampuan yang menyebabkan
seseorang mempunyai EQ tinggi. Kemampuan tersebut adalah :
a. Kemampuan memahami atau mengenali emosi diri, yaitu kesadaran diri untuk mengenali
perasaan apada waktu perasaan itu terjadi.
b. Kemampuan mengelola emosi, yaitu mampu menangani perasaan agar perasaan dapat
terungkap dengan tepat.
c. Kemampuan memotivasi diri, yaitu kemampuan untuk menata emosi untuk mencapai
tujuan, selalu meyakinkan diri sendiri, bergairah dan antusias.
d. Kemampuan mengenali emosi orang lain, yaitu kemampuan untuk dapat berempati
terhadap orang lain.
e. Kemampuan untuk membina hubungan, yaitu kemampuan untuk dapat menularkan
perasaan positif kepada orang lain.
Seseorang yang secara emosi bermasalah tentu akan sulit untuk mempelajari sesuatu. Remaja
yang pemarah, cepat stress dan depresi biasanya malas untuk membuka diri dan menerima
pengalaman belajar baru. Kecerdasan emosi dapat juga diartikan sebagai kemampuan Mental
yang membantu kita mengendalikan dan memahami perasaan-perasaan kita dan orang lain
yang menuntun kepada kemampuan untuk mengatur perasaan-perasaan tersebut.
Jadi orang yang cerdas secara emosi bukan hanya memiliki emosi atau perasaan-perasaan,
tetapi juga memahami apa arti emosi dan perasaan tersebut. Dapat melihat diri sendiri seperti
orang lain melihat kita, mampu memahami orang lain seolah-olah apa yang dirasakan orang
itu kita rasakan juga.
b. Pengendalian Diri
Pengendalian diri merupakan sikap, tindakan atau perilaku seseorang secara sadar baik
direncanakan atau tidak untuk mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku. Mengendalikan
diri tidaklah mudah, namun memberikan banyak manfaat. Sebelum lanjut ke penjelasan
mengenai cara-cara pengendalian diri yang dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut
adalah cara-caranya :
A. Cara pertama adalah mengendalikan diri dengan menggunakan prinsip kemoralan.
Seperti menjaga sikap, ucapan, maupun menjaga dari pikiran-pikiran negative terhadap
apapun yang dihadapi.
B. Cara kedua pengendalian diri adalah dengan menggunakan kesadaran. Kita sadar saat
suatu bentuk pikiran atau perasaan yang negatif muncul. Pada umumnya orang tidak mampu
menangkap pikiran atau perasaan yang muncul. Dengan demikian mereka langsung lumpuh
dan dikuasai oleh pikiran dan perasaan mereka. Misalnya, seseorang menghina atau
menyinggung kita. Kita marah. Nah, kalau kita tidak sadar atau waspada maka saat emosi
marah ini muncul, dengan begitu cepat, tiba-tiba kita sudah dikuasai kemarahan ini. Saat kita
berhasil mengamati emosi maka kita dapat langsung menghentikan pengaruhnya. Kalau
masih belum bisa atau dirasa berat sekali untuk mengendalikan diri, larikan pikiran kita pada
prinsip moral.
C. Cara ketiga yaitu dengan perenungan. Saat kita sudah benar-benar tidak tahan, mau
”meledak” karena dikuasai emosi, saat kita mau marah besar, coba lakukan perenungan.
Tanyakan pada diri sendiri pertanyaan, misalnya, berikut ini:
a. Apa sih untungnya saya marah?
b. Apakah benar reaksi saya seperti ini?
c. Mengapa saya marah ya? Apakah alasan saya marah ini sudah benar?
Kalau saya marah dan sampai melakukan tindakan yang ”bodoh”, nanti reputasi saya rusak,
kan saya yang rugi sendiri. Dengan melakukan perenungan, kerap kali maka kita akan mampu
mengendalikan diri.
D. Cara keempat pengendalian diri adalah dengan menggunakan kesabaran. Emosi naik,
turun, timbul, tenggelam, datang, dan pergi seperti halnya pikiran. Saat emosi bergejolak
sadari bahwa ini hanya sementara. Usahakan tidak larut dalam emosi. Gunakan kesabaran,
tunggu sampai emosi ini surut, baru berpikir untuk menentukan tanggapan yang bijaksana dan
bertanggung jawab.
E. Cara kelima yaitu menyibukkan diri dengan pikiran atau aktivitas yang positif. Pikiran
hanya bisa memikirkan satu hal dalam suatu saat. Ibarat layar bioskop, film yang ditampilkan
hanya bisa satu film dalam suatu saat. Nah, film yang muncul di layar pikiran inilah yang
mempengaruhi emosi dan persepsi kita. Saat kita berhasil memaksa diri memikirkan hanya
hal-hal yang positif maka film di layar pikiran kita juga berubah. Dengan demikian pengaruh
dari keinginan atau suatu emosi akan mereda.
Daftar Pustaka:
Novita, M. N. (2021). Kecerdasan Emosional Siswa di SMA N 2 Padang dan Implikasinya
dalam Layanan Bimbingan dan Konseling (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Padang).
Fitriani, E. (2021). Hubungan antara konsep diri dan kecerdasan emosional dengan
penyusaian sosial siswa kelas XI SMA Negeri 1 Trenggalek. SKRIPSI Mahasiswa UM.