Anda di halaman 1dari 10

ISSN 1978-2616

Volume 9 Nomor 2, April 2011

JURNAL PEMBELAJARAN SAINS


DAFTAR ISI

1. Analisis Kesalahan-Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Kimia Pokok Bahasan


Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutap Ke las XI IPA2 SMANegeri 3 San1arinda
Abdul Aziz & Susianingsih (halaman 169-175)

2. Keberadaan Bakteri Mycobacterium Tuberculosis Pada Sputum Penderita Yang Diduga


Menderita Penyakit Tuberkulosis Paru
Didimus TanahBoleng (halaman 176-183)

3. Penerapan Model Pcmbelajaran Tipe Webbed Untuk Meningkatkan Kegiatan Belajar


Mahasiswa Pada Pokok Bahasan Karbohidrat
MuhammadAmir M (halaman 184-188)

4 Pengaruh Ekstrak Seledri (Apium graveolens L.) Terhadap Pertumbuhan Rambut Kelinci
(Oryctolagus cuniculus)
H. Jailani (halaman 189-201)

5. Pengaruh Media Tanam Sabut Kelapa yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Jamur Merang
(Volvariella volvacea Bull)
SriPurwati (halaman202-210)

6. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN 006 Sangkulirang dengan
Menggunakan Software Pesona Edukasi Tahun Pelajaran 2010/2011
H ar ia ti (halaman211-218)

7. Penentuan Daya Tampung Beban Pencemaran dan Penerapannya Pada P~:!welolaan Kualitas
Air Sungai Karang Mumus Samarinda
H.A. Ichrar Asbar (halaman219-230)

8. Penerapan Model Pernbelaj aran Cooperative Script untuk Meningkatkan Kompetensi Sains
Siswa Kelas VIII SMPNegeri 5 Loa Kulu Kutai Kartanegara TahunAjaran 201 0/2011
Johansyah (halaman231-243)

9. T<.ernampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Operasi Hitung Bilangan Bulat
di Kelas V SD Negeri 021 Samarinda
Muhammad Ugiarto & Suhartini (halaman 244-255)

Diterbitkan oleh
Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan
Universitas Mulawarman
ISSN 1978-2616

Jurnal Pembelajaran Sains


Pembina:
Rektor Universitas Mulawannan
Dekan FKIP Universitas Mulawannan tt

Editor Ahli :
Prof. Dr. Andi Ichrar Asbar, M. S ., Prof. Dr. Ahyar Ahmad, M.Sc.(UNHAS),
Dr. Sadijah Ahmad, DEA. (1TB), Dr. Ismunandar (1TB), Dr. Ambo Upe, DEA. (UNHAS),
Dr. Laode Rijai, M.Si., Dr. Makrina Tindangan, M.Pd., Dr. Muh. Amir Masruhim, M.Kes.
Dr. Lambang Subagyo, M.Si., Dr. Zeni Haryanto, M.Pd.
rhar
Prof.Ora. Herawati Susilo, M.Sc. Ph.D.(UM), Drs. Husain Sosidi, M. Si. (UNTAD)
Dra. Atiek Rostika, M. Si. (UNP AD), Drs. A. Margono, M.Pd. (UM)

Dewan Redaksi :
Drs. Abdul Aziz, M.Si, Drs. Muh. Ugiarto, M.Si., Drs. Johansyah, M.Pd,
Drs. Didimus Tanaboleng, M. Kes., Drs. Muly adi, M. Si, Drs. Zainuddin Untu, M. Pd.,
Drs. Riskan Qadar, M.Si, Drs. Muh. Nurhadi, M.Si., Usman Sain, M. Si.

Administrasi :
Abdul Majid, M.Si, Dra. Nurlaili, M.P., Farah Erika, S.Si

Keuangan:
Drs. Asyril, M.Si., Sri Lestari, M. Si., Mulyati Syam, S.Pd., M. Pd.

Sirkulasi:
Dra. Maasje C. Watulingas,
Achmad Ariadi, S.Pd., Riyanto, S.Pd., Siti, S.Pd.

Alamat Redaksi :
Kampus FKIP Unmul Jl. Muara Pahu Gunung Kelua Samarinda
Telp (0541)743651 Fax. (0541)743929, HP.081350671679
e-mail: azizlatte@yahoo.co.id
Jurnal Pembelajaran Sains Vol. 9 No.2, April 2011, 176-183 ---
Keberadaan Bakteri Mycobacterium Tuberculosis Pada Sputum Penderita
Yang Diduga Menderita Penyakit Tuberkulosis Paru

Didimus Tanah Boleng*


*Dasen Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman

ABSTRAK

Penentuan seorang pasien menderita penyakit tertentu, harus didukung oleh berbagai
pemeeriksaan. Salah satu pemeriksaan itu adalah pemeriksaan laboratoriwn.
Penyakit tuberkulosis paru merupakan penyakit yang sangat menular. Oleh karena itu
perlu dorbati dengan cepat Upaya pemeriksaan sputum untuk memenmukan bakteri
J/ycobacterium tuberculosis, harus dilakukan dengan baik agar hasilnya memuaskan.
Namun demikian, setiap sputum pe9derita dengan stadium penyakti yang ebrbeda dan
cara pengambilan yang berbeda akan memebrikan hasil pemeriksaan laboratorium yang
berbeda pula. Dengan adanya hal ini, perlu adanya uapa penelusuran tentang apakah selalu
ditemukan bakteri Mycobacterium tuberculosis di dalam sputum penderita tuberkulosis ?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan bakteri Mycobacterium
tuberkulosis pada beberapa sampel sputum dari penderita yang diduga menderita penyakit
tuberkulosis paru, yang di rawat di Rumah Sakit Islam Samarinda.
Sampel penelitian berupa dahak sputum (dahak) penderita tuberkulosis (diambil
ebanyak 3 kali), dengan cara pengambilan sampel yaitu secara purpossive sampling.
Pemeriksaan kebera<laan bakteri Mycobacterium tuberculosis di1akukan dengan pemeriksaan
langsung dengan metode pewarnaan tahan asam. Data hasil penelitian, dianalisis dengan
menggunakan teknik stastistik deskriptif (analisis prosentase).
Dari hasil penelitian dan analisis data diperoleh bahwa dari ketiga sampel sputum
penderita yang diperiksa, temyata semuanya (100%) terdapat bakteri Mycobakterium
tuberculosis. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa dari ketiga sampel sputum
yang dikwnpukan darj_ penderita yang diduga menderita penyakit tuberculosis ini, ditemukan
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Namun demikian perlu adanya usaha pemeriksaan yang
berulang-ulang untuk memastikan adanya bakteri Mycobacterium tuberculosis di dalam suatu
sampel dahak penderita.

Kata Kunci: Kuman Mycobacterium tuberculosis, Sputum, penderita tuberkulosis paru.


A. Pendahuluan adalah dilakukan perbagai cara pewarnaan
Ada banyak cara pendeteksian khusus untutuk tujuan tertentu pula.
mikroorganime yang menjadi penyebab Seorang pemeriksa bahan sampel
penyakit teretntu melalu sampel yang (analis) untuk memastikan
diambil dari seorang penderita. Ada cara mikroorganirnse, yang diduga menjadi
yang dilakukan dengen melihat atau penyebab penyakit tertentu, perlu
mengamti langsung maikroba penyebab mengetahui berbagai cara pemeriksaan
penyakit tertentu tersebut di bawah laboratorium dengan baik dan benar. Hal
mikrosokop, namun ada juga cara dengan ini dimaksudkan agar di dalam melakukan
terlebih dahulu menanam organisme atau pemeriksaan bahan sampel ini dapat
mikroorganisme penyebeb penyakit dilakuakn dengan baik dan benar. Dengan

tersebut. Untuk analisis mikroorganimse demikian maka hasil yang diperoleh dalam
penyebab penyakit tertentu dengan terlebih pemeriksaan tersebut benar-benar oyektif
dahulu ditanam, langkah selanjutnya dan menggambarkan dengan sesungguhnya
tentang keadaan sampel tersebut.
Didimus Tanah Boleng /Jurnal Pembelajaran Sains Vol. 9 No.2, April 2011, 176-183

Bakteri dari genus Myconacterium, dalam pemerikasaan beriktunya dapat


terutama dari spesies Mycobacterium memastikan adanya bakteri Mycobacterium
tuberculosis, dapat menimbulkan kelainan tuberculosis penyebab penyakit TBC paru-
para paru-paru manusia. Penyakit yang paru m1.
ditimbulkannya biasa disebut dengan Penyakit tuberkulosis, merupakan
penyakit tuberulosais (TBC) paru-paru. suatu penyakit menular. Bakteri
Untuk memastikan bakteri Mycobacterium tubercolosis yang menjadi
Mycobacterium tuberculosis ini sebagai penyebab penyakit ini, sifatnya sangat
penyebab penyakit TBC paru-paru yang infeksius (sangat menular). Dengan
sedang diderita seorang pasien, maka demikian, maka jika seorang yang tengah
dilakukan pemeriksaan sampel dari mengidap pengakit 1m, diperlukan
penderita tersebut. Sampel penderita TBC pengobatan segera, agar tidak menular ke
paru-paru ini, yang sering dipakai adalah orang lain yang ada disekitarnya. Salah
berupa sputum (dahak) penderita. Dari satu faktor yang mendukung agar peroses
dahak (sputum) penderita, kemudian pengobatannya cepat dan tepat, adalah
dianalisis atau diperiksa untuk menemukan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap
adanya bakteri Mycobacterium sampel yang berupa dahak atau sputum
tuberculosis ini. Dengan demikian maka yang diambil dari pebderita dengan keluha-
seorang nalsis perlu memeriksa sampel keluah yang mengahar kepada perkiraan
(sputum) ini dengan teliti dan bebnar serta bahwa orang atau pasien tersebut
memakai prosedur yang baik dan benar, kemungkinan menderita penyakit
sehingga hasil yang diperoleh pun dapat tuberkulosis paru-paru.
menggambarkan keadaan sputum Sampai saat ini, beium adanya data
sesungguhnya. yang secara terinci tentang keberadaan
Pada suatu sampel tertentu (sputum bakteri Mycobacterium tuberculosis pada
atau dahak) mungkin saja tidak ditemukan setiap jenis sampel sputum (dahak)
bakteri pattogenik penyebab TBC paru ini. penderita yang diduga menidap penyakit
Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa tuberculosis paru.
faktor antara lain, jumlah sel bakteri Permasalahan di dalam penelitian
patogenik ini sangat seidikit di dalam ini dapat dirumuskan sebagai benkut:
dahak atau sputum tersebut, atau bahkan bagaimanakah keberadaan bakteri
dahak atau sputum yang teramil tidak sama Mycobacterium tuberculosis pada setiap
sekali mengandung bakteri Mycobacterium jenis sampel sputum (dahak) penderita
tuberculosis ini, atau kesalahan di dalam yang diduga menderita penyakit
melak:ukan pemeriksaan. Khusus faktor tuberkolosis paru yang dirawat di rumah
kedua ini, dapat meliputi antara lain: Sakit Islam Samarinda ?
kurang homogennya dahak atau sputum Penelitian yang dilakukan m1
pada saat dilakuakn pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui keberaradaan
(pewarnaan tahan asam), sangat sedikit bakteri Mycobacterium tuberculosis dari
sampel yang diambil pada saat meletakan setiap jenis sampel sputum (dahak) dari
sampel tersebut ke gelas obyek untuk penderita yang diduga menderita penyakit
pewarnaan tahan asam, dan lain tuberkulosis paru, yang dirawat di Rumah
sebagainya. sakit Islam samarinda.
Dengan demikian, mak:a sangat
disarankan, agar perlu dilakukan B. Tinjauan Pustaka
pengulangan pemeriksaan untuk meastikan Mikroba yang termasuk kelompok
bakteri Mycobacterium tuberculosis, ini bersifat tahan asam, benrbentuk batang
penyebab penyakit TBC paru-paru atau halus, tidak bergerak:, tidak membentuk
orang yang dicurigai mengidap penyakit spora dan bersifat aerobik. Penguraian
TBC paru-paru. Hal dimaksudkan agar

177
Didimus Tanah Boleng /Jurnal Pembelajaran Sains Vol. 9 No.2, April 2011, 176-183

pat karbonidrat dilaksanakan melalalui proses perbenihan diperkaya dengan albumin telur
um oksidasi, (Bibiana, W. Lay, dkk., 1992). misalnya perbenihan Lowenstein Jensen,
ru- Selanjutnya dikatakan bahwa (Satish Gupte, 1987).
pemilihan genus ini dilakukan sebagai Mycobacteria adalah kuman erob,
:an berikut: tidak membentuk spora, berbentuk batang
eri 1. Spesies klasik: M bovis, M avium, M yang tidak mudah diwarnai, tetapi jika
1di tubercolosis, M para tuberculosis, M telah diwarnai tahan dekolorisasi oleh
~at leprae. asam atau aklohol dan karena itu
:an Kelompok Runyon, dahulu sering dinamakan basil "tahan asam". Selain
~ disebut sebagai Nycobacteria atipical, banyak bentuk-bentuk saprofit, terdapat
Wl mencakup spesies yang terdapa di alam juga golongan organisme patogen
ke dan di tinja (misalnya Mycobacterium tuberculosis,
ah 3. Spesies lainnya. M. microti- "vole Mycobacterium leprae) yang menyebabkan
les bacillus", tuberculosis pada ''voles penyakit menahun dengan menimbulkan
ah (hewan pengerat). Spesies 1m lesijenis granuloma infejsiosa.
ap merupakan bentuk antara M bovis dan Ciri-ciri khas Mycobacterium
rm M tuberculosis. M lepraemurium- tubercuolois adalah dalam jaringan
ta- menyebabkan lepra pada tikus. binatang, basil tuberkel, merupakan batang
an Mikroba ini belum dapat dibiakan. ramping lurus berukuran kira-kira 0,4 X 3
lu t Diduga dapat menyebabkan lepra pada mikrometer. Pada perbenihan buatan,
cit kucing. terlihat bentuk kokus, dan filamen.
Bakteri-bakteri dari genus Mikobakteria tidak dapat dikalsifikasikan
!ta Mycobacterium dan spesies-spesiesn sebagai gram positif atau gram negatif.
an tertentu dari genus Nocardia, mengandung Sekali diwarnai dengan zat warna basa,
da sejumlah besar zat lipoid (berlemak) di warna tersebut tidak dapat dihilangkan
k) dalam dinding-dinding selnya. Hal ini dengan alkohol, meskipun telah diberikan
cit menyebabkan dinding sel tersebut relatif yodium. Basil tuberkel yang sebenarnya,
tidak permeabel terhadap zat-zat warna ditanadai oleh sifat "tahan asam",
lil ~ ang umum sehingga sel-sel bakteri miasalnya, 95% etil alkohol yang
rt: tersebut tidak terwarnai oleh metode- mengandung 3% asam hidroklorida (asam
:n metode--metode pewamaan biasa. Kedu.a alkohol), dengan cepat menghilangkan
lp genus tersebut mengandung spesies-spesies warna semua kecuali mikobakteria. Sifat
ta yang patogenik pada manusia. Yang paling tahan asam ini tergantung kepa integritas
jt dikenal di antaranya ialah M tuberculosis, struktur selubung berliiinn. Teknik
lh penyebab penyakit tuberkulosis, dan M pewarnaan Ziehl Neelsen, dipergunakan
leprae, penyebab penyakit lepra. Untuk untuk identifikasi kuman tahan asam. Pada
01 menunjang diagnosis penyakit-penyakit dahak atau potongan jaringan,
lil tersebut, bakteri-bakteri penyebabnya mikobakteria dapat diperlihatkan dengan
n hasrus dapat diisolasi dari spesimen di fuoresensi k:uning-jingga setelah diwarnai
n rumah sakit dan dibuat tampak serta dengan zat warna fluorokhrom (misalnya
it mudah dibedakan dari bakteri-bakteri auramin, rodamin), (E. Jawetz, et al.,
h lainnya. Karena sifat dinding selnya yang 1986).
demikian itu, maka untuk memenuhi Mycobacterium dan Nocardia
tujuan tersebut hams digunakan pewarna memiliki keistimewaan, karena dinidng
khusus, (Ratna Siri Hadioetomo, I 990). selnya mengandung lipida yang terlihat
k Sifat-sifat umum dari mycobacteria sebagai lapisan lilin. Kandungan lipida ini
g adalah batang langsing tahan asam, tak sangat tinggi, pada beberapa spesies lipda
k bergerak, tak bersimpai dan tidak berspora. ini dapat mencapai sampai 6% dari dinding
n Biasanya tumbuh lambat. Tidak tumbuh selnya. Kandungan lipida yang tinggi ini,
pada media biasa, tetapi memerlukan menyebabkan sel bakteri sulit diwarnai,

178
Didimus Tanah Boleng /Jurnal Pembelajaran Sains Vol. 9 No.2, April 2011, 176-183

karena zat warna tidak dapat menembus Populasi di dalam penelitian adalah
lapisan lilin ini. Jika bakteri tahan-asam semua dahak (sputum) yang dihasilkan
diwarnai dengan karbol-fuksin, maka zat oleh pasien yang dahaknya digunaan
warna ini tidak mudah dilunturkan oleh sebagai bahan pemeriksaan dalam
lam.tan pemucat, (Bibiana W. Lay, 1994). penelitian ini.
Hal-hal yang perlu diperhatikan Sedangkan yang menjadi sampel di
dalam penularan infeksi Mycobacterium dalam penelitian ini adalah dahak (sputum)
tuberculosis meliputi infeksi yang yang dikupulkan selama 24 jam (satu hari).
termasuk di dalmnnya adalah reservoar, Pengambilan sampel penelitian rm
sumber dan rute panularan, masa inkubasi, dilakukan scara pupossive sampling.
masa dapat menular, dan imunitas Dalam pengambilan data penelitian
individu, pengendalian infeksi aktif, dan ini, smuanya dilakukan di laboratorium
pencegahan. Biologi FKIP Universitas Mulawarman
Samarinda.
C. Metode Penelitian 1. Alat:
Penelitian yang dilakukan 1m a. Gelas onjek
mencakup pemeriksaan keberadaan b. Ose
(pemeriksan kualitatif) bakteri c. Bunsen burner
Mycobacterium tuberculosis pada sampel d. Mikroskop
dahak (sputum). Sampel dahak (sputum) e. Pipet tetes
lill diambil dari penderita yang 2. Bahan:
menunjukan gejala-gejala yang meajurus a. Dahak (sputum)
kepada dugaan bahwa orang tersebut b. Air aquades dalam botol pijit (atau
mengidap penyakit tuberkulosis paru-paru air kran) ·
yang disebabkan oleh Mycobacterium c. Larutan Kinyon~Gabett (Ziehl
tuberculosis. Neelsen)
Di dalam jenis penelitian deskriptif 3. Cara Kerja:
ini, tidak dilakukan manipulasi obyek a Sediakan gelas objek bersih, zat
peneltian. Dengan demikian maka di sini, warna Kinyon-Gabett atau Ziehl
tidak ada yariabel bebas dan variabel Neelsen.
terikat. Yang ada hanya satu faktor yaitu b. Buat sediaan dahak denga menaruh
keberadaan bakteri Mycobacterium sedikit dahak antara 2 gelas obyek
tuberculosis pada sampel dahak (sputum) dan gosoklah satu pada yang lain
yang diambil dari pasien yang diduga hingga dahak merata dan keringkan
mengidap penyakit tuberkulosis paru-paru, si atas nyala api, dinginkan.
yang disebabkan oleh bakteri c. Tuangi larutan Kinyon dan
Mycobacterium tuberculosis. diamkan selama 3 manit.
Pelaksanaan penelitian ini dimulai d. Cuci dengan ajr kran 0,5 menit.
pada bulan Maret 2010 dan berakhir pada e. Tuangi larutan Gebett selama 1
bulan Juni 2010. menit
Pengarhbilan sampel yang hem.pa f. Cuci dengan air kran dan keringkan
dahak (sputum) ini dilakukan di ruang g. Amati hasilnya: kuman tahan asam
perawatan Dewasa rumah sakit Islam berwarna berah; dan kuman yang
Samarinda. tidak tahan asam berwarna biru
Pemeriksaan bakteriologiknya, muda, (W. Sunarto, I 989).
yaitu untuk menentukan keberadaan Untuk memperoleh gambaran
bakteri Mycobacterium tuberculosis pada mengena1 keberadaan bakteri
sampel dahak (sputum) ini, dilakukan di Mycobacterium tuberculosis pada sampel
laboratorium Biologi FKIP Universitas dahak (sputum) yang diambil dari
Mulawarman Samarinda. penderita yang diduga pengidap penyakit

179
Didimus Tanah Boleng /Jurnal Pembelajaran Sains Vol. 9 No.2, April 2011, 176-183 .

l tuberculosis paru-paru adalah dengan penderita yang diduga mengidap penyakit


l menggunakan teknik analisis statistik tuberkulosis paru-paru, yang dirawat di
l deskriptif (analisis perosentase). ruang perawatan dewasa Rum.ah Sakit
Islam Samarinda, dapat dilihat pada tabel
D. Hasil Peneltian Dan Pembahasan berikut ini (pengambilan sampel dilakukan
1. Penyajian data sebanyak 3 kali).
Data mengenai keadaan fisik dari
sampel dahak (sputum) yang diambil dari

Tabel 1: Keadaan fisik sampel dahak (sputum)


No. Nomorsampel Warna Konsistensi Keterangan
1. 1 Putih Kekuning-kunin·e:an A2akkental 24.iam I
2. 2 Putih kekuning-kuningan Agakkental 24jam II
3. 3 Putih Kekunin~-kuningan Kental 24 jam III
Sumber: Hasil penelitian

Dalam pemeriksaan bakteriologik terhadap tuberculosis yang cukup sadikit di dalm


sampel dahak (sputum) ini, pada beberapa sampel dahal tersebut.
sampel dahak memerlukan beberpa kali Data yang lebih terinci tentang
pengulanagn untuk mendapatkan bakteri pengualnagn cara kerja untuk mendapatkan
Mycobacterium tuberculosis. Hal ini natara bakteri Mycobacterium di dalam sampel
lain disebabkan oleh kurangnya dahak utnuk ketiga nomor sampel, dapat
homogenisasi contoh dahak, atau mungkin dilihat pada tabel berikut ini.
juga jumlah sela Mycobacterium

Tabel 2: Jumlah cara kerja untuk menemukan kuman Mycobacterium tuberculosis di dalam
sampel dahak (sptutum)
No. Nomor sampeI Pengulangan ke ... Keterangan
1. 1 4 Ditemukan
2. 2 2 Ditemukan
3. 3 2 Diemukan
Sumber: Hasil penelitian

Dengan melakukan pemeriksaan terhadap tidaknya atau ditemukan atau tidak


ketiga sampel dahak (sputum) ini, maka ditemukannya bakteri Mycobacterium
akhimya di dalam penelitian ini peneliti tuberculosis di dalam pemeriksaan
dapat mengambil keputusan sebagai hasil terhadap keriaga sampel ini, dapat dilihat
pemeriksaan sampel dahak ini. Data hasil pada tabel berikut ini.
pene1itian yang mencakup tentang positif

Tabel 3: Keberadaan bakteri Mycobacterium tuberculosis di dalam ketiga sampel dahak


(sputum)
No. Nmorsampel Hasil Keterangan
1. 1 + Ditemukan M. tuberculosis
2. 2 + Ditemukan M. tuberculosis
3. 3 + Ditemukan M. tuberkulosis
Sumber: Hasil peneltian

180
Didimus Tanah Boleng /Jurnal Pembelajaran Sains Vol. 9 No.2, April 2011, 176-183

Untuk mengetahui hasil atau bertambahdalam kecepatan yang cukup


keberadaan bakteri Mycobacterium rendah.
tuberculosis pada ketiga sampel tersebut, Kadar oksigen juga sangat
perlu dilakukan analisis (prosentase) untuk berpengaruh terhadap pertumbuhan
ketiga hasil pemeriksaan tersebut. bakteri. Untuk bakteri aerob, sangat
Dari data hasil penelitian di atas, tersajikan membutuhkan oksigen sebagai akseptor
bahwa: hidrogen. Dengan demikian, maka jika
Jumlah sampel yang positif = 3 dplam suatu media perumbuhan bakteri
Jumlah sampel yang negatif= 0 aerob, terdapat sedikit sekali oksigen maka
Maka, prosentase sampel yang proses metabolisme bakteri kelompok ini
positif mengandung bakteri pun menjadi terganggu.
Mycobacterium tuberculosa adalah sebesar Derajat keasaman (pH) juga ikut
I 00 %. Sedangkan prosentase sampel yang berpengaruh dalam proses pertumbuhan
negatif mengandung bakteri bakteri. Ada bakteri yang menyukai
Mycobacterium tuberculosis adalah O %. kondisi asam untuk proses metabolismenya
(pertumbuhan selnya). Bakteri jenis ini
2. Pembahasan biasanya disebut sebagai bakteri acidofilik.
Semua jenis bakteri dalam Bakteri acidofilik ini,
pertumbuhannya dipengaruhi oleh berbagai Beberapa jenis sel bakteri yang di
faktor. faktor-faktor pertumbuhannya ini dalam media pertumbuhannya, selalu
akan selalu mempengaruhi pertumbuhan membutuhkan kadar garam yang tinggi
selnya. Jika faktor-faktor ini berada dalam (bakteri halofilik). Jenis bakteri ini bisanya
kondidi yang optimal, maka kecepatan dijumpai hidup di perairan Iaut. Dengan
pertumbuhan selnya akan meningkat. demikian maka di dalam menumbuhkan
Dengan demikian, maka dalam satuan bakteri dari kelompok IIll, perlu
waktu yang singkat, terj adi peningkatan diperhatikan kondisi atau kadar garam di
dalam duplikasi sel bakteri sehingga akan dalam media tersebut.
dihasilkan populasi yang cukup banyak. Pemeriksan langsung terhadap
Bebarapa faktor yang sampel memerlukan beberapa ketelitian
mempengaruhi pertumbuhan bakteri ini antara lain yaitu antara lain: banyaknya
antara lain, adalah faktor suhu cuplikan yang diambil atau dipakai,
(temperatur). Suhu ini sngat berpengaruh prosedur pemerikasaan yang baik clan
terhadap keaktifan enzim metaboliknya. tepat, berbagai peralatan yang dibuthkan,
Jika enzim-enzim metaboliknya erganggu serta berbagai faktor lainnya. Di dalam
oleh karena perubahan suhu yang sangat pemeriksaan langsung ini, kita perlu
ekstrim, maka terjadi penurunan aktivitas berhati-hati, sabar, teliti, untuk memastikan
ensim tersebut. Dengan demikian maka penemuan mikroorganime yang dicurgai
kecepatan reaksi metabolisme di dalam sel yang berada di diam suatu sampel tersbut.
bakteri ini akan menurun juga, dan pada Mungkin saja karena di dalam suatu
akhimya akan munrunkan berbagai sampel jumlah bakterinya sangat sdikit,
keaktifan sintesis berbagai senywa organik maka kita ak:an mendapatkan kesulitan
di dalam sel bak.teri iru sendiri. untuk menemukan bakteri yang dicurigai
Faktor pertumbuhan lain adalah pada beberapa kali pengulangan cara kerja.
tersedianya nutrisi. Jika di dalam suatu Hal ini harus kita lakukan berulang kali
media pertumbuhan bakteri tertentu, tidak untuk memastikan apakah ada atau ditdak
tersedia nutrisi dalam jenis dan jumlah bakteri yang dimasud di dalam sampel
yang cukup maka akan mengakhibatkan tersebut.
penurunan frekuensi pembelahanselnya. Khsusunya di dalam pemeriksaan
Dengan demikian maka dalam satuan bakteri Mycobacterium yang dilakuakn di
waktu tertentu, j umlah selnya dalatn peneltian ini, penelti menggunakan

181
Didimus Tanah Boleng /Jurnal Pembelajaran Sains Vol. 9 No.2, April 2011, 176-183

tlmp cara pemeriksaan Iangsung. Cara yang tahan terhadap pengeringan dan
dipakai adalah memeriksa bakteri tersebut desinfektan kimia. Dapat dibunuh dengan
ngat dengan cara diwarnai. Macam pewarnaan menggunakan suhu 60°C selama 20 menit.
.man yang dilakukan adaklah pewarnaan talian Dapat pula segera mati pada pemanasan
ngat asam. basah pada suhu 100°C. Jika kena sinar
1p tor Di dalam pewarnaan tahan asam mataliari, biakan kuman akan mati dalam
jika ini, beberapa hal yang perlu diperhatikan waktu 2 jam. Pada dahak, kuman ini, dapat
tleri adalah: ketelitihan mebuat pemucat bertahan 20 sampai 30 jam walaupun
1aka alkohol asam (perbandingan alkohol disinari matahari.
: ini dengan asani chlorida perlu dibuat dengan Satish Gupte, (1990), mengatakan
tepat), pengeringan perparat, pengambilan bahwa dasar sifat virulensi kuman ini
ikut uplikan dari sampel yang sudah belum diketaui. Kuman ini tidak membuat
than mengalami homogenisasi, keptrampilan toksin. Mungkin beraneka ragam
ukai melakukan setiap tahapan pewarnaan tahan komponen dari kuman ini merniliki
mya asam, ketrampilan menggunakan keaktifan biologis yang berbeda-beda dan
lill mikroskop, serta kemampuan membedakan hail akan mempemgaruhi patogenesis,
ilik. sel bakteri Mycobacterium tuberculosis alergi dan kekebalan pada penyakit ini.
dari kuman lainnya yang berada di dalam
g di reparat yang dibuat, dan lain sebagainya. Bibiana W. Lay, dkk., (1992)
falu Faktor-faktor mi jika kita tidak mengatakan bahwa mikroba ini tidak
Llggi memperhatikan dengan baik dan benar, menghasilkan eksotoksin). Mekanisme
mya maka hasil yang kita peroleh akan kurang penyakitnya belum diketahui dengan jelas.
tgan memuaskan dan kurang menggambarkan Susunan kimiawi mikroba ini sangat
ikan ondisi obyektif dari sampel kita. komplkes. Knadungan lipidanya sangat
erlu Hal ini jelas bahwa bakteri tinggi (20-40%) dari berat kering); bahan
l di patogenik seperti Mycobacterium ini diduga sebagai penyebab resistensi
tuberculosis ini, walaupun jumlah sel pertahanan humoral, desinfektans, larutan
!Clap edikit dalam menginfeksi tubuh manusia, asam dan basa.
tian nanmn sudah mampu menimbulkan
nya elainan-kelaiana di dalam tubuh manusia E. Kesimpulan dan Saran
kai, itu. Oleh karena itu, penemuan bakteri Berdasarkan hasil analisis data dan
dan Wycobacterium tuberculosis, harus segera pembahasan yang telah dilakukan, maka
ran, dilakukan pengobatan terhadap pasien dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
lam yang mengidap gejala-gejala penyakit berikut:
erlu tuberkulosis ini. Hal ini dimaksudkan agar, 1. Pada ketiga sampel dahak (sputum)
kan el-sel bakteri M tuberculosis ini tidak lagi pasien yang diambil dari ruang
rgai bennultiplikasi di dalm tubuh manusia. perawatan dewasa Rumah Sakit Islam
but. pengoabatan yang dilakukan pun perlu samarinda, yang diduga menderita
iatu menggunakan obta-obat dengan dosis yang penyakit tuberculosis, terdapat bak:teri
kit, rasional, sehingga tidak terjadi efek Mycobacterium tuberculosis.
itan samping yaitu terjadinya resistensi dari 2. Pemeriksaan sampel untuk menemukan
igai bakteri ini. bakteri Mycobacterium tuberculosis,
rja. Bakteri Mycobacterium diperlukan ketelitian, kesabaran dan
bili tubercolosis juga termasuk ke dalam harus mengikuti langkah-langkah
dak kelompok bakteri patogenik. Bakteri ini pemeriksaan yang benar.
tp el dapat menimbulkan kelainan-kelainan pada 3. Jumlah sel bakteri patogenik yang kecil
saluran pemapasan manusia. Penyakit yang akan lebih berbahaya jika dibandingkan
aan ditimbulkannya biasanya disebut dengan dibandingkan dengan jumlah sel
Idi penyak:t tuberkulosis paru-paru. bak:teri saprofitik yang besar di dalam
bin Kuman M tuberkulosis ini lebih tubuh manusia.

182
Didimus Tanah Boleng /Jurnal Pembelajaran Sains Vol. 9 No.2, April 2011, 176-183

4. Bakteri patogenik mampu membuat Pelczar, M.J., et al., I 988. Dasar-Dasar


toksin dan mengadakan invasi ke Mikrobiologi 1. Alih Bahasa: Ratna
dalam berbagai jaringan tubuh. Siri Hadioetomo dkk., UI Press,
Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian ini,
disarank:an:
1. Untuk: analis di laboratorium
Ristiati, N.P., 2000. Pengantar
Mikrobiologi Umum. Direktorat
bakteriologi klinik, agar perlu sekali
Pendidikan Tinggi, Departemen
meningkatkan ketrampilan
Penedidikan Nasional, Jakarta.
pemeriksaan bakteri patogenik,
terutama dalam proses pewarnaan
Sunarto, W., 1991. Praktikum
tahan asam untuk menemukan bakteri
Bakteriologi. Sekolah Menegah
Mycobacterium tuberculosis.
Analis Kesehatan, Surabaya.
2. Untuk para perawat atau keluarga
pasien yang diduga menderita panyakit
Tambayong, J., 2000. Mikrobiologi Untuk
tuberkulosis, agar lebih berhati-hati
Keperawatan. Widya Medica,
terhadap kemungkinan tertularnya
Jakarta.
bakteri Mycobacterium tuberculosis ini
melalui inhalasi. Hal ini sebabkan
bakteri Mycobacterium tuberculosis ini
cukup infeksius.
3. Jika dipandang perlu, pasien dengan
penyakit tuberkulosis perlu diisolasi
untuk menghidari terjadinya infeksi
nosokomial di dalam suatu bangsal
perawatan di rumah-rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Davis, B.D., et al., 1990. Microbiology.


Harper & Row Publisher, Singapore.

Gupte, S., 1990. Mikrobiologi. Alih


Bahasa: Julius E.S., Bina Rupa
Aksara, Jakarta.

Hadioetomo, R.S., 1990. Mikrobiologi


Dalam Praktek. PT. Gramedia,
Jakarta.

Jawetz, E., et al., 1986. Mikrobiologi


Untuk Profesi Kesehatan. Alih
Bahasa: H. Tonang, ECG, Jakarta.

Lay, B.W., 1994. Analisis Mikroba di


Laboratorium. PT. Radja Grafmdo,
Jakarta.

Lay, B.W., 1992. Mikrobiologi. PAU


Bioteknologi IPB, Bogor.

183

Anda mungkin juga menyukai