Anda di halaman 1dari 4

BAB Xlll

PENDERITAAN DAN PENYEBABNYA


A. Penderitaan dan Perjuangan
1. Konsep Penderitaan
Penderitaan adalah ungkapan perasaan sakit yang dialami manusia dalam Kehidupan.
Penderitaan bersumber pada unsur “rasa” dalam diri manusia. Menurut asal katanya,
penderitaan berasal dari kata “derita”, artinya perasaan tidak enak, perasaan tidak
menyenangkan, perasaan sakit. Penderitaan dapat mengenai fisik, dapat pula mengenai
mental, atau ke-dua-duanya fisik dan mental. Karena penderitaan bersifat subjektif, maka
sulit untuk mengukur berat ringan penderitaan seseorang. Berat ringan penderitaan dapat di
lihat pada kenyataan yang di alami seseorang, yaitu akibat yang timbul pada badan atau jiwa
penderita.
Penderitaan fisik adalah penderitaan yang di alami badan seseorang, misalnya
penyiksaan (karena perbuatan orang lain), muntaber (karena penyakit menular), korban
gempa (karenabencanaalam), ataupunsiksaanTuhan (karenaazab). Penderitaan mental
adalahpenderitaan yang di alami jiwa seseorang, misalnya stress berat (karena pekerjaan
tidak sesuai dengan kemampuan); goncang mental (karena kegagalan cinta, dimadu, dan
kawin paksa); dan sakit jiwa (karena ancaman berat dan pihak lain atau perasaan takut yang
berlebihan). Penderitaan fisik dan penderitaan mental kedua-duanya harus bersifat unik,
yaitu menyentuh nilai-nilai kemanusiaan yang menentukan perjalanan hidup seseorang.
Penderitaan fisik dan penderitaan mental kedua-duanya saling mempengaruhi.
Walaupun seseorang hanya mengalami penderitaan fisik, pasti ada pengaruhnya terhadap
jiwanya. Sebaliknya, walaupun seseorang hanya mengalami penderitaan mental, pasti ada
pengaruhnya terhadap badan. Oleh karena itu, jika terjadi penderitaan fisik atau mental,
pengal-run itu sedapat mungkin di kurangi atau dihilangkan supaya tidak terjadi penderitaan
kedua-duanya. Contohnya, pengaruh penderitaan mental, badan menjadi kurus; pengaruh
penderitaan fisik, daya tidak punya inisiatif.
2. Perjuangan Mengatasi Penderitaan
Penderitaan adalah bagian dari kehidupan manusia yang bersifat kodrat. Setiap
Manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat maupun ringan. Oleh karena itu, terserah
kepada manusia sendiri untuk berusaha menghindari atau mengurangi bahkan
menghapuskan penderitaan. Manusia adalah makhluk budaya, dengan budayanya itu dia
berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau di alaminya. Usaha mendorong
manusia menjadi kreaktif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat
atau mengamati penderitaan untuk mengatasinya.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, Bagian dari kehidupan artinya sudah
menjadi konsekuensi manusia hidup, Tidak hanya ditakdirkan untuk bahagia, Tetapi juga
untuk menderita. Namun, Manusia hidup tidak boleh pesimis,yang menganggap kehidupan

Page | 1
adalah rangkaian penderitaan, Tetapi harus optimis berusaha mengatasi kesulitan hidup
Tuhan telah berfirman dalam Al-Quran surah Arra’du ayat 11 :
“Tuhan tidak akan mengubah nasib seseorang atau suatu kaum, Kecuali dia sendiri yang
berusaha mengubahnya”
Pembebasan dari Penderitaan pada hakikatnya meneruskan kelangsungan hidup.
Caranya adalah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam masyarakat dan alam
lingkungan dengan waspada dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya
dan malapetaka. Manusia hanya merencanakan dan Tuhan yang menentukan. Kelalaian
manusia merupakan sumber malapetaka yang menimbulkan penderitaan.
Penderitaan mungkin dialami sendiri oleh yang bersangkutan mungkin juga dialami
orang lain. Bahkan,mungkin terjadi akibat perbuatan atau kelalaian seseorang, atau orang
lain atau masyarakat menderita.

B. Penyebab Penderitaan
1. Perbuatan Buruk Manusia
Penderitaan yang menimpa manusia terjadi karena perbuatan dalam hubungan
sesama manusia dan perbuatan dalam hubungan manusia dengan alam lingkungannya.
Penderitaan ini dapat juga disebut “ nasih buruk” Karena perbuatan manusia. Penderitaan
manusia karena nasib buruk dapat diperbaiki agar menjadi nasib baik. Dengan kata lain,
Manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Jadi, Nasib buruk itu penyebab nya adalah
manusia dan manusia juga yang memperbaiki nya, Nasib buruk dibedakan dengan takdir
yang penyebab nya adalah Tuhan dan Tuhan juga yang menetapkan takdir.

2. Perbuatan buruk kepada orang lain


Perbuatan buruk manusia merupakan salah satu penyebab manusia lain menderita.
Penderitaan yang mereka alami sangat berat,bahkan kematian. Penderitaan berat akibat
perbuatan buruk manusia akan meninggalkan nokta hitam yang tidak mungkin dihapus
dalam perjalanan hidup penderitanya.

3. Perbuatan buruk kepada alam lingkungan


Perbuatan buruk manusia pada alam lingkungan juga menjadi penyebab penderitaan
manusia, Tetapi sayang manusia tidak mau menyadari perbuatanya itu. Mungkin kesadaran
itu baru akan timbul setelah terjadi musibah yang mengakibatkan penderitaan manusia.

Page | 2
C. Pengaruh Penderitaan
1. Pengaruh Negatif
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-
macam sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap negatif, Misalnya
Penyesalan karena tidak bahagia, Sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri. Sikap ini
diukur ungkapkan dalam berbagai peribahasa yang bernada negatif,antara lain:
a. Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna.
b. Nasi sudah menjadi bubur.
c. Seandainya aku tahu, tidak akan ku berbuat demikian.
d. Lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup bercermin bangkai.
e. Bagai kerangka tumbuh di batu,hidup enggan mati tak mau.
f. Kehidupan adalah penderitaan berkepanjangan.
Sebagai kelanjutan dari sikap negatif dapat timbuh sikap anti, yang bersifat reaktif
dan perlawanan, misalnya :
a. Antikawin(Tidak mau kawin), Pengalaman yang diperoleh seseorang tentang
perkawinan lebih banyak kecewa nya daripada bahagianya,sehingga dalam dirinya
tumbuh sikap benci pada perkawinan.
b. Antikawin paksa, pengalaman yang diperoleh seseorang tentang kawin paksa tidak
lebih dari pemasungan nilai kasih sayang, sehingga dalam dirinya tunggu sikap
menentang untuk membebaskan diri.
c. Antilawan jenis, pengalaman yang diperoleh seorang wanita lebih banyak pria yang
berkhianat kepada wanita pasangannya, sehinggakan dirinya tumbuh sikap anti pria
yang mau enak sendiri dan puas sendiri.
d. Anti-ibu tiri, pengalaman yang diperoleh seseorang dari kasus nyata hampir setiap
ibu tiri tidak ada yang ikhlas masuk anak dirinya sebagai anak kandungnya sendiri
hal ini menumbuhkan sikap apriori menentang ibu tiri.
e. Anti peperangan, anti kedzaliman, menurut pengalaman sejarah pada manusia
beradab tidak ada peperangan dan kezaliman itu yang menyejahterakan masyarakat
kecuali Kebencian dan kehancuran.

2. Pegaruh positif
Orang yang mengalami penderitaan mungkin juga akan memperoleh sikap positif
dalam dirinya. Sikap positif adalah sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup
bukan hanya rangkaian penderitaan, melainkan juga perjuangan membebaskan diri dari
penderitaan. Penderitaan hanyalah bagian dari kehidupan yang dapat memberi pengalaman
memecahkan masalah untuk mencapai hari esok yang lebih sejahtera. Hidup tanpa
penderitaan samalah dengan gelombang datar ditengah lautan. Sikap positif atau optimis
biasanyan kreatif dan produktif, tidak mudah menyerah pada keadaan .

Page | 3
3. Penilaian masyarakat
Apabila sikap negatif dan positif dari penderitaan dikomunikasikan kepada
masyarakat, masyarakat akan memberikan penilaiannya. Penilain itu dapat berupa kemauan
atau kesedihan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat
dengan tujuan perbaikan keadaan. Nilai-nilai kemanusiaan yang sudah tidak sesuai
ditinggalkan dan diganti dengan nilai-nilai kemanusiaan yang lebih kondusif dengan kondisi
masyarakat. Nilai-nilai kemanusiaan yang berupa hambatan harus disingkirkan berdasarkan
uraian dalam pembahasan diatas, dapat diinventarisasikan nilai-nilai kemanusiaan yang
dirasakan sebagai hal yang sudah usang. Antara lain kawin paksa, ketidakseimbangan status,
fungsi, serta peran suami dan istri dalam keluarga, pembedaan perlakuan kepada anak tiri
yang cenderumg tidak manusiawi.

Berdasarkan hasil pengkajian terhadap beberapa kasus penderitaan manusia, maka


dapat ditemukan berbagai sikap kemanusiaan, nilai kemanusiaan, serta sifat kemanusiaan
yang sangat bermanfaat untuk memperdalam dan memperluaskan persepsi, tanggapan,
wawasan, dan penalaran terhadap masalah-masalah kemanusiaan. Berbagai sikap itu antara
lain:
a. Penghargaan kepada sesama manusia,
b. Keseimbangan status, fungsi, serta peran suami dan istri dalam keluarga,
c. Perlakuan yang sama kepada anak kandung dan anak tiri dan
d. Penyesalan, kecewa, putus asa, dan optimis.

Selain sikap kemanusiaaan ,dapat pula diiventarisasi berbagai nilai kemanusiaan.


Dalam kehidupan masyarakat,berbagai nilai kemanusiaan tersebut,antara lain adalah:

a. Harga diri,nama baik,martabat,kehormatan,dan perlindungan diri.


b. Status,fungsi,dan peran dalam keluarga serta masyarakat.
c. Perlakuan yang sama,perjuangan,dan kebebasan;serta
d. Diangkat sebagai anak sendiri dan memberi pendidikan;

Berbagai sifat kemanusiaan yang dapat diinventarisasi,antara lain adalah


kepedulian kepada korban musibah,kasih sayang kepada anak yatim,ataupun belas kasihan
kepada anak tiri. Melalui pengkajian dan penghayatan kasus nyata dan karya cipta, dapat di
perhalus budi nurani manusia.

Page | 4

Anda mungkin juga menyukai