Anda di halaman 1dari 12

ILMU BUDAYA DASAR

MANUSIA DAN PENDERITAAN

OLEH:

LUMONGGA AZMA CHADISYA

150100144

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kebudayaan

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2015
PEMBAHASAN

1. Pengertian Penderitaan

Penderitaan adalah bahasa yang sering kita dengar. Penderitaan berasal dari kata

derita.Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung.

Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. penderitaan

bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap manusia memiliki penderitaan yang berbeda –

beda. Manusia dikatakan menderita apa bila dia memiliki masalah, depresi karena tekanan

hidup, dan lain lain.

Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia

bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Akibat penderitaan yang

bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang

menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak

bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi

kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.

Menurut agama penderitaan itu adalah teguran dari tuhan. Penderitaan ada yang ringan

dan berat contoh penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang mengalami kegagalan

dalam menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat adalah ketika

seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia merasa tertekan

jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya.

Penderitaan adalah termasuk realitas manusia di dunia. Namun peranan individu juga

menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan.Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan


oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan adalah

bagian dari kehidupan.

Penderitaan adalah sebuah kata yang sangat dijauhi dan paling tidak disenangi oleh siapapun.

Penderitaan itu ternyata berasal dari dalam dan luar diri manusia itu sendiri. Atau disebut

juga dengan faktor internal dan eksternal.

Dalam diri manusia ada cipta, rasa dan karsa. Karsa adalah sumber yang menjadi penggerak

segala aktifitas manusia. Cipta adalah realisasi dari adanya karsa dan rasa. Baik rasa maupun

karsa selalu ingin dipuaskan. Apabila telah dipenuhi barulah manusia akan merasa senang

atau bahagia. Dan jika tidak terpenuhi maka akan menderita.

Rasa kurang mengakibatkan munculnya wujud penderitaan, bahkan lebih dari itu yaitu rasa

takut. Rasa takut setiap saaat dan setiap tempat dapat muncul. Maka hal itu merupakan musuh

utama manusia (Dr. Orison Sweet Marden)

Sekarang yang paling penting upaya kita untuk meniadakan rasa takut dan rasa kurang itu

Karena keduanya itu termasuk penyakit batin manusia maka usaha terbaik adalah

menyehatkan batin itu.

Kita mengetahui bahwa faktor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah faktor internal dan

eksternal. Faktor ini dapat dibedakan dua macam yaitu:

1. Eksternal murni, yaitu penyebab yang benar-benar berasal dari luar diri manusia yang

bersangkutan.

2. Eksternal tak murni, yaitu penyebabnya tampak dari luar diri manusia, tetapi

sebenarnya dari dalam diri manusia yang bersangkutan.


Bila kita mengalami penderitaan maka sikap kita yang paling jitu adalah "mawas diri".

Dengan jalan itu dapat memperoleh jawaban penderitaan sebagai ujian Allah, sehingga kita

menjadi orang yang sabar dan tawakkal sambil berikhtiar menyingkirkan penderitaan.

2. Siksaan

Penderitaan biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau

penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit

untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan

penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap

seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi, atau

mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai

penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan

pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk

mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah.Arti

siksaan, siksaan berupa jasmani dan rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian, ketakutan.

Siksaan Yang Sifatnya Psikis :

Kebimbangan.

memiliki arti tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan dipilih.

Kesepian.

merupakan rasa sepi yang dia alami pada dirinya sendiri / jiwanya walaupun ia dalam

lingkungan orang ramai.

Ketakutan.
adalah sebuah sesuatu yang tidak dinginkan yang dapat menyebabkan seseorang mengalami

siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar – besarkan tidak pada tempatnya, maka disebut

sebagai phobia.

Apa yang membuat seseorang menjadi phobia ?

Ahli-ahli medis mempunyai pendapat yang berbeda-beda dan banyak penderita yang

mempunyai teori tentang asal mula dati ketakutan mereka. Kebanyakan phobianya dimulai

dengan suatu schock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan

baru, kematian dalam keluarga, suatu operasi atau sakit yang serius. Beberapa penderita

mengatakan bahwa mereka memang merasa gelisah dan tertekan sejak masih kanan-kanak,

tetapi phobia juga dapat berkembang dalam diri orang-orang yang kelihatannya tenang dan

mantap.

Untuk mengatasi phobia yaitu dengan hipnoterapi. mengkondisikan gelombang otak klien

pada gelombang alfa atau theta dan menjaganya pada gelombang tersebut. Ketika klien

berada pada gelombang alfa atu theta, maka semua memori yang pernah terjadi pada diri

klien mulai dari janin sampai dia dewasa dapat diakses atau diingat kembali. Betul, itulah

kehebatan pikiran bawah sadar kita yang mampu merekam semua kejadian/peristiwa yang

pernah kita alami. Dengan begitu kita dapat mengetahui kapan pertama kali klien mengalami

kejadian yang membuatnya phobia. Dengan mengetahui pemicu pertama kalinya klien

mengalami phobia, maka hal ini dapat diatasi dengan mudah.

3. Pengaruh Penderitaan Terhadap Kelangsungan Hidup Manusia

Penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam

dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative

misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap
positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian

penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu

adalah hanya bagian dari kehidupan.

Orang yang merasa dirinya menderita akan mendapat tekanan dari dalam jiwanya dan rasa

malu. Tak jarang banyak manusia yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat

menopang siksaan dalam hidupnya. Ini terjadi di karenakan kekalutan mental. Kekalutan

mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacuan dan

kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya.

Gejala- gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental sebagai berikut :

a) Fisiknya sering merasa pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.

b) Jiwanya sering menunjukkan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis (kurangnya emosi,

motivasi, atau antusiasme).

Terkadang kekalutan mental bisa berujung pada gangguan jiwa dikarenakan kepribadiaan

yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna sehingga orang

tersebut merasa rendah diri.

4. Contoh–contoh Penderitaan dan Penyebabnya

Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat

dibagi menjadi 2 bagian sebagai berikut :

o Nasib buruk penderitaan ini karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat

terjadi dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasib

buruk dan takdir adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib
buruk penyebabnya Karena ulah manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan

yang timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran

dan tawakal dan optimise merupakan usaha manusia untuk mengatasi

penderitaan tersebut.

o Kehilangan orang tua, setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan

memiliki hubungan yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang

paling sering kita jumpa dan sangat sedih tentunya .tapi kesedihan Karena

penderitaan diharapkan tidak berlarut larut karena semua manusia yang hidup

pasti akan kembali kepada tuhannya.

o Kemiskinan , banyak orang yang mederita karena kemiskinan , merasa tidak

pernah cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan

seseorang merasa menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia

inginkan. Ini di karena kan kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah

di berikan oleh tuhan.

Bencana, tidak ada seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan berikan.

Bencana bisa kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan

kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga sulit di

sembuhkan.

Setiap penderitaan yang dialami oleh seseorang membawa pengaruh baik positif maupun

negatif. Sikap positif yaitu sikap optimis dalam menghadapi penderitaan hidup, bahwa hidup

bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan,

menyadari apa yang telah diperbuat selama hidup, dan penderitaan itu hanya bagian dari

kehidupan. Sedangkan sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, kecewa,

putus asa, ingin bunuh diri, dan bahkan selalu menyalahkan Tuhan.
Ada Pula Contoh Siksaan:

o Rasa Sakit

Rasa sakit adalah rasa yang penderita akibat menderita suatu penyakit. Rasa sakit ini

dapat menimpa setiap manusia. Kaya-miskin, besar-kecil, tua-muda, berpangkat atau

rendahan tak dapat menghindarkan diri darinya. Orang bodoh atau pintar, bahkan dokter.

Penderitaan, rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian peristiwa yang satu dan lainnya tak

dapat dipisahkan merupakan rentetan sebab akibat. Karena siksaan, orang merasa sakit; dan

karena merasa sakit, orang menderita. Atau sebaliknya, karena penyakitnya tak sembuh-

sembuh, ia merasa tersiksa hidupnya, dan mengalami penderitaan.

o Neraka

Berbicara tentang neraka, kita selalu ingat kepada dosa. Juga terbayang dalam

ingatan kita, siksaan yang luar biasa, rasa sakit dan penderitaan yang hebat. Jelaslah bahwa

antara neraka, siksaan, rasa sakit, dan penderitaan terdapat hubungan yang tak dapat

dipisahkan satu sama lain. Empat hal itu merupakan rangkaian sebab-akibat.

Manusia masuk neraka karena dosanya. Oleh karena itu, bila kita berbicara tentang neraka

tentu berkaitan dengan dosa. Berbicara tentang dosa juga berbicara tentang kesalahan.

Dalam Al Qur’an banyak ayat yang berisi tentang siksaan di neraka atau ancaman siksaan.

Surat-surat itu antara lain surat Al-Fath ayat 6 yang artinya:

Dan supaya mereka menyiksa orang-orang yang munafik laki-laki dan perempuan, oang-

orang yang musyik laiki-laki dan perempuan yang mempunyai persangkaan jahat terhadap

Allah. Mereka mendapat giliran buruk. Allah memurkai mereka

dan menyediakan neraka Jahanam baginya. Dan neraka Jahanam itu adalah seburuk-

buruknya tempat kembali. (Q.S. Al-Fath : 60)


Penderitaan dan sebab-sebabnya

o Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia

Penderitaan ini menyangkut tentang manusia dan lingkungan sekitarnya.

Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki

manusia hingga menjadi nasib baik. Dengan kata lain manusialah yang dapat

memperbaiki nasibnya. Tetapi kalau takdir Allah yang menentukan kita hanya

bisa menerima, sedangkan nasib buruk itu manusia sebagai penyebabnya. Maka

dari itu manusia dituntut untuk berusaha untuk mendapatkan kehidupan sebaik

baiknya dengan cara yang baik pula.

o Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan

Ini merupakan kehendak allah, tapi dalam hal inipun manusia masih dapat

berusaha yaitu dengan kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat berupa usaha

manusia mengatasi penderitaan itu.

Pengaruh penderitaan

o Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan dapat pengaruh yang berbeda

dari dalam dan luar dirinya.

Diantaranya adalah sikap positif dan negatif:

o Sikap positif : sikap optimis mengatasi penderitaan hidup bahwa hidup bukan

sebuah penderitaan yang panjang untuk dia dan disekitarnya sendiri.

o Sikap negatif : penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin

bunuh diri
5. Penderitaan Sebuah Fenomena Universal

Sebenarnya penderitaan terjadi tidak hanya lantaran perang atau karena tingkah manusia

agresif lainnya. Banyak hal yang menyebabkan penderitaan manusia, seperti; bencana alam,

musibah atau kecelakan, penindasan, perbudakan, kemiskinan dan sebagainya. Penderitaan

bisa dikatakan sebagai fenomena yang universal. Penderitaan tidak mengenal ruang dan

waktu. Ini berarti bahwa penderitaan tidak hanya dialami oleh manusia zaman sekarang,

dimana kebutuhan dan tuntutan hidup semakin meningkat yang mana akan menimbulkan

penderitaan bagi yang tidak mampu untuk memenuhinya. Akan tetapi penderitaan itu telah

ada sejak kelahiran manusia pertama yaitu nabi Adam. Betapa menderitanya nabi Adam dan

Hawa ketika ia harus meninggalkan surga lantaran tindakannya yang tidak mengikuti

perintah Tuhan dan lebih mengikuti nafsunya dan bujukan syaitan.

Selain itu penderitaan sebagai fenomena universal tidak mengenal perbedaaan manusia.

Maksudnya, penderitaan juga bisa dialami oleh manusia-manusia suci atau nabi dan rasul.

Begitu universalnya fenomena penderitaan maka tidak mengherankan kalau banyak para

seniman dan filsuf mengangkat penderitaan dalam karya-karya seni dan ajaran filsafatnya.

Bahkan bisa dikatakan hampir semua karya seni lahir dari imajinasi penderitaan.
PENUTUP

KESIMPULAN

Pada hakekatnya penderitaan dan manusia itu berdampingan bahkan penderitaan itu selalu

ada pada setiap manusia karena penderitaan merupakain rangkaian dari kehidupan. Setiap

orang pasti pernah mengalami penderitaan. Penderitaan itu dapat teratasi tergantung

bagaiaman seseorang menyikapi penderitaan tersebut. Banyak hikmah dan pelajaran yang

dapat diambil dari penderitaan. Tidak semua penderitaan yang dialami oleh seseorang

membawa pengaruh buruk bagi orang yang mengalaminya. Melainkan dengan penderitaan

kita dapat mengetahui kesalahan apa yang telah kita perbuat atau sebagai media untuk

menginstropeksi diri. Karena penderitaan tidak akan muncul jika tidak ada penyebabnya.

Agar manusia tidak mengalami penderitaan yang berat untuk itu manusia harus bisa menjaga

sikap dan perilaku baik kepada sesama manusia, alam sekitar, maupun kepada Tuhan Yang

Maha Esa. Karena dengan kita menjaga sikap dan perilaku antar sesama manusia, alam

sekitar, dan Tuhan Yang Maha Esa, kita akan hidup dengan nyaman dan tentram tidak ada

gangguan dari siapapun. Selain itu kita harus yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak akan

memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya.


DAFTAR PUSTAKA

 Widyo Nugroho, Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta :

Universitas Gunadarma

 Ali, M. Daud. 1998. Pendidikan Agama Islam. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.

 Prof. Abdulkadir Muhammad, S.H., 2011. Ilmu Sosial Dasar Umum. Bandung: Citra

Aditya Bakti

 Widyo Nugroho, Achmad Muchji. 1994. Seri diktat kuliah Ilmu Budaya Dasar.

Jakarta: Gunadarma.

 Hakim, M Arifin. 2001. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta:Pustaka Satya

 Drs. Djoko Widagdho, dkk. 2008. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai