Oleh
NIM : 17232070
Setiap manusia pasti pernah merasakan yang namanya penderitaan. Penderitaan di ciptakan oleh
Tuhan guna menguji kekuatan hati nurani Manusia agar senantiasa menjadi manusia yang lebih kuat
di kemudian hari. Hidup di dunia pun tidak selalu menderita, sedih, ataupun susah. Penderitaan
diciptakan juga guna untuk menyadarkan manusia yang terlalu terbuai dengan urusan duniawi
hingga lupa pada sang pencipta. Maka dari itu penderitaan dinamakan sebagai cobaan. Penderitaan
datang tak kenal waktu dan tempat. Dimana pun dan kapan pun penderitaan bisa saja menghampiri
kita.
Penderitaan berasal dari kata derita yang berarti menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan baik itu lahir maupun batin.
Penderitaan setiap manusia itu berbeda – beda. Penderitaan memiliki intensitas yang berbeda –
beda. Ada yang besar dan ada pula yang kecil. Penderitaan itu adalah suatu realitas yang tidak bisa
dihindari manusia. Setiap manusia pasti pernah dan akan mengalami. Akibat penderitaan juga
bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang
Penderitaan ada yang ringan dan berat. contoh penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang
mengalami kegagalan dalam menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat
adalah ketika seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia merasa tertekan
jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya. Penderitaan juga dapat menular dari manusia
satu ke manusia lainnya. Itulah sistem kerja dari empati dan nurani. Yang termasuk penderitaan itu
ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain-lain. Manusia harus
bekerja keras untuk dapat melangsungkan hidupnya. Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus
menghadap di alam. Kalau kita baca buku riwayat hidup orang-orang besar, semuanya dimulai
media massa. Berita sebab-sebab manusia menjadi menderita seperti kelaparan kebakaran musibah
dan lain-lain silih berganti mengisi lembaran koran, televisi dan lain-lain. Ini semua agar kita
merasakan dan menyaksikan penderitaan itu dari kejauhan. Mendobrak hati nurani dan empati kita.
Penderitaan merupakan bagian terpenting dan menarik perhatian media massa di mana pun. Empati
yang dirasakan itu menari Kita sebagai manusia yang memiliki hati nurani dan empati untuk
melakukan sesuatu setidaknya Untuk meringankan penderitaan seseorang atau orang lain. Dengan
mempelajari berbagai kasus penderitaan manusia berarti banyak mempelajari sikap nilai harga diri,
ketamakan, kesombongan orang, dan sebagainya. Semua itu bermanfaat untuk memperdalam dan
Banyak hal yang sebenarnya yang bisa menjadi penyebab penderitaan manusia seperti bencana
alam, musibah, kecelakaan, penindasan, perbudakan, kemiskinan dan lain-lain. Penderitaan tidak
hanya dialami oleh manusia di zaman sekarang, akan tetapi penderitaan telah dikenal sejak
kelahiran manusia pertama. Arti penderitaan Adam dan Hawa harus keluar dari surga lantaran
tindakannya sendiri yang mengesampingkan perintah Tuhan dan lebih menuruti nafsu dan bujukan
setan. Pemberitaan juga bisa dialami oleh manusia yang dianggap suci bahkan Rasul atau nabi
sekalipun. Seperti Nabi Muhammad SAW, sejak kecil beliau sudah harus menerima nasib sebagai
anak yatim piatu dan dibesarkan oleh kakek dan Pamannya. Mencari sesuap nasi dengan bekerja
sebagai buruh dan pengembala ternak dan bahkan masa dewasanya pun diisi dengan berbagai
perjuangan menentang kaum kafir. Tidak jarang juga penderitaan datang disebabkan oleh unsur
manusia itu sendiri. Banyak bukti menunjukkan bahwa faktor-faktor yang telah disebut diatas
mampu menjadi penyebab timbulnya penderitaan lewat sentuhan tangan manusia itu sendiri. Siapa
yang menyulut perang? Mengapa ada bencana alam? Dan Kenapa banyak Kecelakaan terjadi.
manusia yang satu tidak bisa dilepaskan dari ulah manusia lainnya. Ini semua sudah terbantahkan
Siksaan itu berupa penyakit, siksaan hati, siksaan badan oleh orang lain dan sebagainya. Begitu pula
rasa sakit. Rasa sakit adalah rasa tidak enak bagi penderita. Bermacam-macam sebabnya bisa karena
menderita penyakit, perasaan yang sakit atau yang sebagainya. Rasa sakit dapat menimpa setiap
manusia tidak mengenal waktu dan tempat. Kaya atau miskin besar atau kecil tua atau muda
semuanya bisa disinggahi rasa sakit. Menderita sakit tak dapat direncanakan manusia hanya dapat
Penderitaan rasa sakit merupakan Rangkaian peristiwa yang terdapat dipisahkan dari rentetan sebab
akibatnya. Karena Siksaan orang merasa sakit dan karena merasa sakit orang itu menderita.
Kali ini kita akan berbicara tentang neraka. Jika mendengar kata neraka kita tentu akan terbayang
suatu rasa sakit dan penderitaan hebat. Sangat jelas bahwa di neraka, siksaan, rasa sakit dan
penderitaan tidak dapat dipisahkan dan menjadi suatu kesatuan di sana. Banyak penderitaan yang
dialami oleh orang-orang di dunia. Hebatnya penderitaan itu membuat seseorang merasa seperti di
neraka. Penderitaan sangat dijauhi oleh siapapun. penderitaan dapat berasal dari dalam atau luar
diri manusia. Karsa dan rasa bisa juga menjadi penyebab penderitaan manusia. Merasa kurang
mengakibatkan munculnya wujud penderitaan bahkan lebih dari itu yakni rasa takut. Rasa takut
hadir karena rasa kurang. Rasa kurang tuh bisa disebut juga rasa kurang bersyukur. Muncul
dikarenakan adanya anggapan lebih dari pihak lain. Merasa lebih kurang dari orang lain.
Penderitaan merupakan siksa, rasanya tidak ada jalan lain kecuali menyesali perbuatan perbuatan
yang tidak baik yang pernah kita lakukan dengan janji tidak akan pernah mengulanginya lagi. Bila kita
mengalami suatu penderitaan sikap kita yang paling jitu adalah mawas diri. Dengan jalan itu kita
dapat memperoleh jawaban penderitaan sebagai ujian Allah, sehingga kita akan bersabar dan
manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan
menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan
budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini
membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau
hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat
sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan
malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah yang
menentukan hasilnya. Orang yang merasa dirinya menderita akan mendapat tekanan dari dalam
jiwanya dan rasa malu. Tak jarang banyak manusia yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat
menopang siksaan dalam hidupnya. Ini terjadi di karena kan kekalutan mental. Kekalutan mental
merupakan suatu keadaan Dimana jiwa seseorang mengalami kekacauan dan kebingungan dalam
dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya. Contoh nyata dalam kehidupan ketika seseorang
Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan lika – liku kehidupan manusia. Penderitaan fisik
yang dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau
Apabila kita kelompokan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka
dengan antar sesama manusia ataupun dengan alam. Penderitaan ini dapat muncul karena ketidak
harmonisan antara elemen satu dengan yang lainnya. contohnya pada hubungan dalam
bermasyarakat, ada kalanya di dalam bermasyarakat terdapat perbedaan pendapat yang dapat
menimbulkan perselisihan diantara satu dengan yang lainnya, hal ini bisa saja mengakibatkan
timbulnya rasa dengki, marah, bahkan saling menuduh atau menjelek-jelekkan. dari sinilah
penderitaan muncul karena perbuatan saling tidak menyukai tersebut. dalam hal ini, penderitaan
yang dialami adalah penderitaan secara batin karena terdapat rasa sakit hati apabila ada seseorang
yang menjelek-jelekkan bahkan rasa itu bisa saja semakin sakit apabila sudah terjadi pertengkaran
yang membuat hubungan didalam masyarakat sudah tidak ada rasa nyaman dan aman. Selain
karena ketidak harmonisan dengan sesama, ketidak harmonisan dengan alam juga dapat membawa
penderitaan. contohnya apa yang sedang terjadi saat ini yaitu bencana alam terjadi dimana-mana.
karena kesalahan manusia terhadap alam lah yang membuat alam menjadi tidak bersahabat lagi
dengan manusia maka muncul lah penderitaan pada setiap orang yang terkena bencana alam.
penderitaan yang dialami adalah penderitaan secara fisik dan batin, karena mereka yang terkena
bencana alam harus rela kehilangan harta benda bahkan keluarga mereka.
Banyak yang salah kaprah dalam menyikapi penderitaan. Ada yang menganggap sebagai menikmati
rasa sakit sehingga tidak beranjak dari kesesatan. Sangat terlihat penderitaan memiliki kaitan
dengan kehidupan manusia berupa siksaan, kemudian rasa sakit, yang terkadang membuat manusia
mengalami kekalutan mental. Apa bila manusia tidak mampu melewati proses tersebut dengan
ketabahan, di akhirat kelak dapat menggiring manusia pada penyiksaan yang pedih di dalam neraka.
Manusia di dunia ini tidak ada yang sepenuhnya bahagia. Semua memiliki kelebihan dan
kekurangannya tersendiri. Kadang kita melihat orang bahagia tetapi dibalik topeng kebahagiaan itu
mungkin dia memiliki penderitaan atau kesedihan tersendiri. Sifat marah, cemburu, kesal itu
manusiawi yang dirasakan oleh manusia saat mereka merasakan penderitaan. Setiap manusia diuji
dengan dua cobaan, baik itu menggembirakan maupun menyusahkan. Apabila mampu menyelesaikan
dengan baik akan mendapatkan pahala dan bila mengingkari ketentuan yang ada akan tenggelam
Terkadang manusia terbuai akan kegembiraan, padahal kegembiraan itu pun merupakan cobaan.
Manusia sering Kali jatuh pada kegembiraan sendiri akibat keterlenaan dan berlebihan yang
melampaui batas dan berujung pada penderitaan. Ada pula manusia yang mendapat cobaan tetapi
tidak mampu menghadapi cobaan itu. Orang tersebut menjadi frustrasi dan meluapkan emosi tanpa
kontrol. Sikap seperti itu malah semakin menambah penderitaan. Ada juga yang merasa kesabaran
sudah habis dan berhenti melakukan perjuangan padahal keinginan yang diharapkan selangkah lagi
tercapai sehingga tetap pada penderitaan dan menyesal ketika harapan yang dicitakan disia – siakan.
Ada pula yang mencoba menjauh dari masalah dan hanya mengincar kebahagiaan dunia namun di
Manusia didunia ini tidak akan lepas dari masalah baik itu yang menyusahkan atau yang
menggembirakan. Susah maupun senang merupakan dua ikatan yang silih berganti terjadi dalam
kehidupan manusia. Habis susah ada senang dan habis senang ada susah. Setiap manusia pasti
berusaha menjadi lebih baik. Manusia perlu menjalani proses kehidupan di dunia ini untuk mencari
bekal untuk akhirat dengan menjalani cobaan suka duka yang dihadapinya di dunia. Manusia juga
dituntut untuk keimanan Terhadap Tuhannya baik duka maupun duka untuk semakin mendekatkan
diri. Manusia sepatutnya bukan mengeluh dan meratapi penderitaan. Namun harus bangkit mengolah
penderitaan menjadi sesuatu yang bernilai lebih berharga. Dan terus belajar menelusuri kehidupan
dapat timbul karena adanya intensitas komposisi yang mengalami kekurangan atau berlebihan,
seperti akibat kekurangan pangan menjadi kelaparan, atau akibat makan terlalu banyak menjadi
kekenyangan, tidak dapat dipungkiri keduanya dapat menimbulkan penderitaan. Ada pula kondisi
alam yang ekstrem, seperti ketika terik matahari membuat kepanasan, atau saat kehujanan
membuat kedinginan.
Ada pula penderitaan yang secara lahiriah seperti sakit hati karena dihina, sedih karena kerabat
meninggal, putus asa karena tidak lulus ujian. Atau penyesalan karena tidak melakukan yang
diharapkan. Sementara yang lahir-batin dapat muncul dikarenakan penderitaan pada sisi yang satu
berdampak pada sisi yang lain atau dengan kata lain penderitaan lahiriah memicu penderitaan
batiniah atau sebaliknya. Misal akibat kehujanan badan menjadi kedinginan namun tidak ada tempat
berteduh akibatnya mendongkol, risau atau menangis. Ada pula karena putus asa tidak lulus ujian
Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, dari yang terberat hingga ringan. Persepsi pada setiap
orang juga berpengaruh menentukan intensitas penderitaan. Suatu kejadian dianggap penderitaan
oleh seseorang belum tentu dianggap penderitaan bagi orang lain. Dalam artian suatu permasalahan
sederhana yang dibesar-besarkan akan menjadi penderitaan mendalam apabila disikapi secara
reaksioner oleh individu. Ada pula masalah yang sangat urgen disepelekan juga dapat berakibat fatal
Mahluk bernyawa memiliki sifat ingin terpenuhi segala hasrat dan keinginannya. Perlu di pahami
makhluk hidup selalu membutuhkan pembaharuan dalam diri, seperti memerlukan bahan pangan
untuk kelangsungan hidup, membutuh air dan udara. Dan membutuhkan penyegaran rohani berupa
ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi manusia akan mengalami penderitaan. Dan bila sengaja tidak
di penuhi manusia telah melakukan penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi patokan untuk selalu
di penuhi akan membawa pada kesesatan yang berujung pada penderitaan kekal di akhirat.
Manusia didunia melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa pada penderitaan dan rasa
sakit. Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul dari penyakit rohani. Manusia mendapat
penyiksaan di dunia agar kembali pada jalan Allah dan menyadari kesalahannya. Namun bila
manusia tidak menyadari malah semakin menjauhkan diri maka akan membawa pada penderitaan di
akhirat.
Banyak yang salah kaprah dalam menyikapi penderitaan. Ada yang menganggap sebagai menikmati
rasa sakit sehingga tidak beranjak dari kesesatan. Sangat terlihat penderitaan memiliki kaitan
dengan kehidupan manusia berupa siksaan, kemudian rasa sakit, yang terkadang membuat manusia
mengalami kekalutan mental. Apa bila manusia tidak mampu melewati proses tersebut dengan
ketabahan, di akhirat kelak dapat menggiring manusia pada penyiksaan yang pedih di dalam neraka.
Penderitaan merupakan salah satu risiko dalam kehidupan yang telah digariskan oleh Yang
Mahakuasa, di samping kesenangan atau kebahagiaan yang diberikan kepada umatnya. Tetapi,
semua itu diberikan bukan tanpa rencana. Tuhan menciptakan keduanya, terutama penderitaan
atau kesedihan dengan maksud agar manusia dalam keadaan bahagia atau sedih, senang atau
menderita, selalu ingat kepada-Nya. Hal itu lebih bersifat ujian. Tetapi, Tuhan tidak pernah
memberikan ujian yang melebihi batas kemampuan manusia. Itulah sebabnya, sebelum memberikan
penderitaan, Tuhan memberikan tanda. Hanya saja, mampukah manusia menangkap atau tanggap
Penderitaan batin adalah perasaan yang tidak menyenangkan yang di hanya di rasakan di dalam hati
atau perasaan yang mengganggu pemikiran dan jiwa seseorang. Penderitaan batin bisa muncul
Memang harus diakui, di antara kita dan dalam masyarakat masih terdapat banyak orang yang
sungguh-sungguh berkehendak baik, yaitu manusia yang merasa prihatin atas aneka tindakan kejam
yang ditujukan kepada sesama manusia yang tidak saja prihatin, melainkan berperan serta
mengurangi penderitaan sesamanya, bahkan juga berusaha untuk mencegah penderitaan atau
paling tidak menguranginya, serta manusia yang berusaha keras tanpa pamrih untuk melindungi,
memelihara dan mengembangkan lingkungan alam ciptaan secara berkelanjutan. Ada keinginan
alamiah manusia untuk menghindari penderitaan. Tetapi justru penderitaan itu merupakan bagian
Manusia sebagai makhluk yang berakal dan berpikir, tidak hanya menggunakan insting namun juga
Manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling mulia namun manusia tidak dapat berdiri sendiri
secara mutlak. Manusia perlu menjaga dirinya dan selalu mengharapkan perlindungan kepada
penciptanya. Manusia kadang kala mengalami kesusahan dalam penghidupannya, dan terkadang
Manusia memerlukan rasa aman agar dirinya terhindar dari penyiksaan. Karena bila tidak dapat
memenuhi rasa aman manusia akan mengalami rasa sakit. Manusia selalu berusaha memahami
kehendak Allah, karena bila hanya memenuhi kehendak untuk mencapai hasrat, walau tidak
menderita didunia, namun sikap memenuhi kehendak hanya akan membawa pada pintu-pintu
Manusia didunia melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa pada penderitaan dan rasa
sakit. Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul dari penyakit rohani. Manusia mendapat
penyiksaan di dunia agar kembali pada jalan Allah dan menyadari kesalahannya.
Contoh lain ialah penderitaan yang menimpa pemimpin besar umat Islam, yang terjadi pada diri Nabi
Muhammad SAW. Ayahnya wafat sejak Muhammad dua bulan di dalam kandungan ibunya.
Kemudian, pada usia 6 tahun, ibunya wafat. Dari peristiwa ini dapat dibayangkan penderitaan yang
menimpa Muhammad, sekaligus menjadi saksi sejarah sebelum ia menjadi pemimpin yang paling
hebat pada masa kecil, hingga ia hanya mengecap sekolah kelas II. Namun ia mampu menjadi orang
besar pada zamannya, berkat perjuangan hidup melawan penderitaan. Contoh lain adalah Bung
Hatta yang beberapa kali mengalami pembuangan namun pada akhirnya ia dapat menjadi pemimpin
bangsanya. Ketika membaca kisah tokoh-tokoh besar tersebut, kita dihadapkan pada jiwa besar,
berani karena benar, rasa tanggung-jawab, dan sebagainya. Dan tidak ditemui jiwa munafik, plin-
Penderitaan adalah ungkapan perasaan sakit yang dialami manusia dalam kehidupan. Penderitaan
bersumber pada unsure”rasa” dalam diri manusia. Menurut asal katanya, penderitaan berasal dari
kata “derita” artinya perasaan tidak enak, perasaan tidak menyenangkan, perasaan sakit.
Penderitaan artinya menanggung perasaan tidak enak, menanggung perasaan tidak menyenangkan,
menanggung perasaan sakit. Penderitaan dapat mengenai fisik dan mental. Karena penderitaan
seseorang. Berat ringan penderitaan dapat dilihat pada kenyataan yang dialami seseorang, yaitu
Penderitaan fisik adalah penderitaan yang dialami badan seseorang, misalnya penyiksaan karena
perbuatan orang lain, muntaber karena penyakit menular, korban gempa karena bencana alam,
ataupun siksa Tuhan karena azab. Penderitaan mental adalah penderitaan yang dialami jiwa
seseorang misalnya, stres berat karena pekerjaan, guncang cinta karena kegagalan cinta, dan sakit
jiwa karena ancaman berat. Penderitaan fisik dan mental kedua-duanya harus bersifat unik, yaitu
menyentuh nilai-nilai kemanusiaan yang menentukan perjalanan hidup seseorang. Penderitaan fisik
dan mental keduanya saling mempengaruhi. Walaupun seseorang hanya mengalami penderitaan
fisik, pasti ada pengaruhnya terhadap jiwanya. Walaupun seseorang hanya mengalami penderitaan
yang dinyatakan “manusia ialah makhluk yang hidupnya perjuangan”. Ayat tersebut diartikan,
bahwa manusia bekerja keras untuk dapat melangsungkan hidupnya. Untuk kelangsungan hidup ini
manusia harus menghadapi alam, menghadapi masyarakat sekelilingnya, dan tidak boleh lupa takwa
kepada Tuhan. Apabila manusia melalaikan salah satu tersebut atau tidak sungguh menghadapinya,
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada
yang berat dan juga ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat tidaknya
intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu
penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi
seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Berbagai Kasus penderitaan dalam kehidupan. Misalnya, Bila orang malas bekerja tentu ia akan
menderita hidupnya, Dan jika orang itu malas melakukan ibadah atau melakukan perbuatan yang
dilarang oleh Tuhannya maka hidupnya pun akan menderita , dan tidaknya menderita didunia maka
Penderitaan tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Karena setiap orang akan pernah
mengalami penderitaan. Nasib malang atau penderitaan datang dan tidak dapat ditolak, harus
wayang, seni drama, seni music, dan sebagainya. Penderitaan orang dahulu tidak kalah hebat
Dalam jaman perkembangan teknologi modern ini kasus penderitaan seperti kelaparan, gempa,
menjalarnya penyakit, gunung meletus dan sebagainya, dalam waktu singkat tersebar luas ke
seluruh dunia, sehingga dalam waktu singkat pula rasa simpati dari berbagai penjuru mengalir dalam
Dengan mempelajari berbagai kasus penderitaan manusia berarti telah mempelajari nilai, sikap,
harga diri, ketaatan, kesombongan dan sebagainya. Semua itu sangat bermanfaat untuk
Penderitaan yang menimpa manusia terjadi karena perbuatan dalam hubungan sesama manusia dan
perbuatan dalam hubungan manusia dengan alam lingkungannya. Penderitaan ini dapat juga disebut
Nasib Buruk karena perbuatan manusia. Penderitaan manusia karena nasib buruk dapat diperbaiki
agar menjadi nasib baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Jadi, nasib
buruk itu penyebabnya adalah manusia dan manusia juga yang memperbaikinya. Nasib buruk
dibedakan atas takdir yang penyebabnya adalah Tuhan dan Tuhan juga yang menetapkan takdir.
Perbuatan buruk manusia merupakan salah satu penyebab manusia lain menderita. Penderitaan
yang mereka alami sangat berat, bahkan kematian. Penderitaan berat akibat perbuatan buruk
manusia akan meninggalkan noktah hitam yang tidak mungkin dihapus dalam perjalanan hidup
penderitanya.
Perbuatan buruk manusia pada lingkungan juga menjadi penyebab penderitaan manusia, tetapi
sayang manusia tidak mau menyadari perbuatannya itu. Mungkin kesadaran itu baru akan timbul
setelah terjadi musibah yang mengakibatkan penderitaan manusia. Contoh: banjir, longsor, dan
sebagainya.
Manusia hendaknya percaya dengan mutlak kepada Tuhan yang Maha Esa. Hanya Tuhan lah yang
menentukan kehidupan manusia, yang mampu menciptakan keajaiban diluar pikiran manusia, hanya
Tuhan lah yang maha kuasa, Maha pengasih dan Maha penyayang.
Manusia hendaknya dalam perjuangan hidup selalu teguh dalam pikiran dan pendirian, waspada
dalam membela cita-cita, dan penuh dengan kesadaran lahir dan batin. Orang hendaknya selalu
Manusia hendaknya giat bekerja untuk mencapai kebahagiaan baik untuk dirinya sendiri,
masyarakat, keluarga, negara dan bangsa. Jadi walaupun diakui bahwa takdir itu ada, manusia harus
tetap berikhtiar. Hal ini sesuai pula dengan ajaran agama Islam yang mengatakan bahwa
“sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum, sehingga mereka sendiri
mengubah keadaannya.
Manusia hendaknya selalu mengukur kekuatan diri sendiri dalam upaya memenuhi kebutuhan
hidupnya. Orang yang dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup tidak mau mengukur atau tidak
mau menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki, maka orang itu akan menjadi budak ”hawa
nafsunya” sendiri. Orang yang dalam kondisi semacam ini, pikirannya, kehendaknya, dan
perasaannya sudah tidak mampu memberi pertimbangan. Orang seperti ini senantiasa akan terus –
menerus mengikuti hawa nafsu tersebut, ia tidak pernah merasa puas, dan ia akan menderita.