Anda di halaman 1dari 15

Ujian Akhir Semester

ILMU BUDAYA DASAR

Oleh

Nama : Laura Dwi Syafira

NIM : 17232070

Program Studi : Pendidikan Musik


MANUSIA DAN PENDERITAAN

Setiap manusia pasti pernah merasakan yang namanya penderitaan. Penderitaan di ciptakan oleh

Tuhan guna menguji kekuatan hati nurani Manusia agar senantiasa menjadi manusia yang lebih kuat

di kemudian hari. Hidup di dunia pun tidak selalu menderita, sedih, ataupun susah. Penderitaan

diciptakan juga guna untuk menyadarkan manusia yang terlalu terbuai dengan urusan duniawi

hingga lupa pada sang pencipta. Maka dari itu penderitaan dinamakan sebagai cobaan. Penderitaan

datang tak kenal waktu dan tempat. Dimana pun dan kapan pun penderitaan bisa saja menghampiri

kita.

Penderitaan berasal dari kata derita yang berarti menahan atau menanggung. Derita artinya

menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan baik itu lahir maupun batin.

Penderitaan setiap manusia itu berbeda – beda. Penderitaan memiliki intensitas yang berbeda –

beda. Ada yang besar dan ada pula yang kecil. Penderitaan itu adalah suatu realitas yang tidak bisa

dihindari manusia. Setiap manusia pasti pernah dan akan mengalami. Akibat penderitaan juga

bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang

menyebabkan kegelapan dalam hidupnya.

Penderitaan ada yang ringan dan berat. contoh penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang

mengalami kegagalan dalam menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat

adalah ketika seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia merasa tertekan

jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya. Penderitaan juga dapat menular dari manusia

satu ke manusia lainnya. Itulah sistem kerja dari empati dan nurani. Yang termasuk penderitaan itu

ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain-lain. Manusia harus

bekerja keras untuk dapat melangsungkan hidupnya. Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus

menghadap di alam. Kalau kita baca buku riwayat hidup orang-orang besar, semuanya dimulai

dengan penderitaan. jarang ada orang besar langsung menjadi besar.


Teknologi modern menyebabkan berita penderitaan menyebar luas dengan cepat lewat berbagai

media massa. Berita sebab-sebab manusia menjadi menderita seperti kelaparan kebakaran musibah

dan lain-lain silih berganti mengisi lembaran koran, televisi dan lain-lain. Ini semua agar kita

merasakan dan menyaksikan penderitaan itu dari kejauhan. Mendobrak hati nurani dan empati kita.

Penderitaan merupakan bagian terpenting dan menarik perhatian media massa di mana pun. Empati

yang dirasakan itu menari Kita sebagai manusia yang memiliki hati nurani dan empati untuk

melakukan sesuatu setidaknya Untuk meringankan penderitaan seseorang atau orang lain. Dengan

mempelajari berbagai kasus penderitaan manusia berarti banyak mempelajari sikap nilai harga diri,

ketamakan, kesombongan orang, dan sebagainya. Semua itu bermanfaat untuk memperdalam dan

memperluas persepsi, tanggapan, wawasan dan penalaran bagi yang mempelajarinya.

Banyak hal yang sebenarnya yang bisa menjadi penyebab penderitaan manusia seperti bencana

alam, musibah, kecelakaan, penindasan, perbudakan, kemiskinan dan lain-lain. Penderitaan tidak

hanya dialami oleh manusia di zaman sekarang, akan tetapi penderitaan telah dikenal sejak

kelahiran manusia pertama. Arti penderitaan Adam dan Hawa harus keluar dari surga lantaran

tindakannya sendiri yang mengesampingkan perintah Tuhan dan lebih menuruti nafsu dan bujukan

setan. Pemberitaan juga bisa dialami oleh manusia yang dianggap suci bahkan Rasul atau nabi

sekalipun. Seperti Nabi Muhammad SAW, sejak kecil beliau sudah harus menerima nasib sebagai

anak yatim piatu dan dibesarkan oleh kakek dan Pamannya. Mencari sesuap nasi dengan bekerja

sebagai buruh dan pengembala ternak dan bahkan masa dewasanya pun diisi dengan berbagai

perjuangan menentang kaum kafir. Tidak jarang juga penderitaan datang disebabkan oleh unsur

manusia itu sendiri. Banyak bukti menunjukkan bahwa faktor-faktor yang telah disebut diatas

mampu menjadi penyebab timbulnya penderitaan lewat sentuhan tangan manusia itu sendiri. Siapa

yang menyulut perang? Mengapa ada bencana alam? Dan Kenapa banyak Kecelakaan terjadi.

Semuanya kembali kepada Allah manusia itu sendiri.


Manusia sebagai faktor utama penyebab penderitaan memang sudah dari dulu disadari. Penderitaan

manusia yang satu tidak bisa dilepaskan dari ulah manusia lainnya. Ini semua sudah terbantahkan

mengingat penderitaan itu pada dasarnya merupakan anak dari penguasaan.

Siksaan itu berupa penyakit, siksaan hati, siksaan badan oleh orang lain dan sebagainya. Begitu pula

rasa sakit. Rasa sakit adalah rasa tidak enak bagi penderita. Bermacam-macam sebabnya bisa karena

menderita penyakit, perasaan yang sakit atau yang sebagainya. Rasa sakit dapat menimpa setiap

manusia tidak mengenal waktu dan tempat. Kaya atau miskin besar atau kecil tua atau muda

semuanya bisa disinggahi rasa sakit. Menderita sakit tak dapat direncanakan manusia hanya dapat

berikhtiar menyembuhkan atau sekurang-kurangnya mengurangi rasa sakit.

Penderitaan rasa sakit merupakan Rangkaian peristiwa yang terdapat dipisahkan dari rentetan sebab

akibatnya. Karena Siksaan orang merasa sakit dan karena merasa sakit orang itu menderita.

Kali ini kita akan berbicara tentang neraka. Jika mendengar kata neraka kita tentu akan terbayang

suatu rasa sakit dan penderitaan hebat. Sangat jelas bahwa di neraka, siksaan, rasa sakit dan

penderitaan tidak dapat dipisahkan dan menjadi suatu kesatuan di sana. Banyak penderitaan yang

dialami oleh orang-orang di dunia. Hebatnya penderitaan itu membuat seseorang merasa seperti di

neraka. Penderitaan sangat dijauhi oleh siapapun. penderitaan dapat berasal dari dalam atau luar

diri manusia. Karsa dan rasa bisa juga menjadi penyebab penderitaan manusia. Merasa kurang

mengakibatkan munculnya wujud penderitaan bahkan lebih dari itu yakni rasa takut. Rasa takut

hadir karena rasa kurang. Rasa kurang tuh bisa disebut juga rasa kurang bersyukur. Muncul

dikarenakan adanya anggapan lebih dari pihak lain. Merasa lebih kurang dari orang lain.

Penderitaan merupakan siksa, rasanya tidak ada jalan lain kecuali menyesali perbuatan perbuatan

yang tidak baik yang pernah kita lakukan dengan janji tidak akan pernah mengulanginya lagi. Bila kita

mengalami suatu penderitaan sikap kita yang paling jitu adalah mawas diri. Dengan jalan itu kita

dapat memperoleh jawaban penderitaan sebagai ujian Allah, sehingga kita akan bersabar dan

tawakal sambil berikhtiar menyingkirkan penderitaan itu.


Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada

manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan

menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan

budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini

membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau

mengamati penderitaan. Pembebasan dari penderitaan pada hakikatnya meneruskan kelangsungan

hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat

sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan

malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah yang

menentukan hasilnya. Orang yang merasa dirinya menderita akan mendapat tekanan dari dalam

jiwanya dan rasa malu. Tak jarang banyak manusia yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat

menopang siksaan dalam hidupnya. Ini terjadi di karena kan kekalutan mental. Kekalutan mental

merupakan suatu keadaan Dimana jiwa seseorang mengalami kekacauan dan kebingungan dalam

dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya. Contoh nyata dalam kehidupan ketika seseorang

mengalami siksaan dalam penderitaan seperti banyaknya kasus bunuh diri.

Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan lika – liku kehidupan manusia. Penderitaan fisik

yang dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau

menyembuhkannya, sedangkan penderitaan psikis, penyembuhan nya terletak pada kemampuan si

penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya.

Apabila kita kelompokan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka

penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :

1. 1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.

2. 2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan


penderitaan ini muncul disebabkan hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya baik

dengan antar sesama manusia ataupun dengan alam. Penderitaan ini dapat muncul karena ketidak

harmonisan antara elemen satu dengan yang lainnya. contohnya pada hubungan dalam

bermasyarakat, ada kalanya di dalam bermasyarakat terdapat perbedaan pendapat yang dapat

menimbulkan perselisihan diantara satu dengan yang lainnya, hal ini bisa saja mengakibatkan

timbulnya rasa dengki, marah, bahkan saling menuduh atau menjelek-jelekkan. dari sinilah

penderitaan muncul karena perbuatan saling tidak menyukai tersebut. dalam hal ini, penderitaan

yang dialami adalah penderitaan secara batin karena terdapat rasa sakit hati apabila ada seseorang

yang menjelek-jelekkan bahkan rasa itu bisa saja semakin sakit apabila sudah terjadi pertengkaran

yang membuat hubungan didalam masyarakat sudah tidak ada rasa nyaman dan aman. Selain

karena ketidak harmonisan dengan sesama, ketidak harmonisan dengan alam juga dapat membawa

penderitaan. contohnya apa yang sedang terjadi saat ini yaitu bencana alam terjadi dimana-mana.

karena kesalahan manusia terhadap alam lah yang membuat alam menjadi tidak bersahabat lagi

dengan manusia maka muncul lah penderitaan pada setiap orang yang terkena bencana alam.

penderitaan yang dialami adalah penderitaan secara fisik dan batin, karena mereka yang terkena

bencana alam harus rela kehilangan harta benda bahkan keluarga mereka.

Banyak yang salah kaprah dalam menyikapi penderitaan. Ada yang menganggap sebagai menikmati

rasa sakit sehingga tidak beranjak dari kesesatan. Sangat terlihat penderitaan memiliki kaitan

dengan kehidupan manusia berupa siksaan, kemudian rasa sakit, yang terkadang membuat manusia

mengalami kekalutan mental. Apa bila manusia tidak mampu melewati proses tersebut dengan

ketabahan, di akhirat kelak dapat menggiring manusia pada penyiksaan yang pedih di dalam neraka.
Manusia di dunia ini tidak ada yang sepenuhnya bahagia. Semua memiliki kelebihan dan

kekurangannya tersendiri. Kadang kita melihat orang bahagia tetapi dibalik topeng kebahagiaan itu

mungkin dia memiliki penderitaan atau kesedihan tersendiri. Sifat marah, cemburu, kesal itu

manusiawi yang dirasakan oleh manusia saat mereka merasakan penderitaan. Setiap manusia diuji

dengan dua cobaan, baik itu menggembirakan maupun menyusahkan. Apabila mampu menyelesaikan

dengan baik akan mendapatkan pahala dan bila mengingkari ketentuan yang ada akan tenggelam

dalam penderitaan di akhirat nanti.

Terkadang manusia terbuai akan kegembiraan, padahal kegembiraan itu pun merupakan cobaan.

Manusia sering Kali jatuh pada kegembiraan sendiri akibat keterlenaan dan berlebihan yang

melampaui batas dan berujung pada penderitaan. Ada pula manusia yang mendapat cobaan tetapi

tidak mampu menghadapi cobaan itu. Orang tersebut menjadi frustrasi dan meluapkan emosi tanpa

kontrol. Sikap seperti itu malah semakin menambah penderitaan. Ada juga yang merasa kesabaran

sudah habis dan berhenti melakukan perjuangan padahal keinginan yang diharapkan selangkah lagi

tercapai sehingga tetap pada penderitaan dan menyesal ketika harapan yang dicitakan disia – siakan.

Ada pula yang mencoba menjauh dari masalah dan hanya mengincar kebahagiaan dunia namun di

akhirat berujung pada penderitaan.

Manusia didunia ini tidak akan lepas dari masalah baik itu yang menyusahkan atau yang

menggembirakan. Susah maupun senang merupakan dua ikatan yang silih berganti terjadi dalam

kehidupan manusia. Habis susah ada senang dan habis senang ada susah. Setiap manusia pasti

berusaha menjadi lebih baik. Manusia perlu menjalani proses kehidupan di dunia ini untuk mencari

bekal untuk akhirat dengan menjalani cobaan suka duka yang dihadapinya di dunia. Manusia juga

dituntut untuk keimanan Terhadap Tuhannya baik duka maupun duka untuk semakin mendekatkan

diri. Manusia sepatutnya bukan mengeluh dan meratapi penderitaan. Namun harus bangkit mengolah

penderitaan menjadi sesuatu yang bernilai lebih berharga. Dan terus belajar menelusuri kehidupan

karena ada hikmah dibalik penderitaan.


Penderitaan dapat muncul secara lahiriah, batiniah atau lahir-batin. Penderitaan secara lahiriah

dapat timbul karena adanya intensitas komposisi yang mengalami kekurangan atau berlebihan,

seperti akibat kekurangan pangan menjadi kelaparan, atau akibat makan terlalu banyak menjadi

kekenyangan, tidak dapat dipungkiri keduanya dapat menimbulkan penderitaan. Ada pula kondisi

alam yang ekstrem, seperti ketika terik matahari membuat kepanasan, atau saat kehujanan

membuat kedinginan.

Ada pula penderitaan yang secara lahiriah seperti sakit hati karena dihina, sedih karena kerabat

meninggal, putus asa karena tidak lulus ujian. Atau penyesalan karena tidak melakukan yang

diharapkan. Sementara yang lahir-batin dapat muncul dikarenakan penderitaan pada sisi yang satu

berdampak pada sisi yang lain atau dengan kata lain penderitaan lahiriah memicu penderitaan

batiniah atau sebaliknya. Misal akibat kehujanan badan menjadi kedinginan namun tidak ada tempat

berteduh akibatnya mendongkol, risau atau menangis. Ada pula karena putus asa tidak lulus ujian

menjadi tidak mau makan dan menimbulkan perut sakit.

Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, dari yang terberat hingga ringan. Persepsi pada setiap

orang juga berpengaruh menentukan intensitas penderitaan. Suatu kejadian dianggap penderitaan

oleh seseorang belum tentu dianggap penderitaan bagi orang lain. Dalam artian suatu permasalahan

sederhana yang dibesar-besarkan akan menjadi penderitaan mendalam apabila disikapi secara

reaksioner oleh individu. Ada pula masalah yang sangat urgen disepelekan juga dapat berakibat fatal

dan menimbulkan kekacauan kemudian terjadi penderitaan.

Mahluk bernyawa memiliki sifat ingin terpenuhi segala hasrat dan keinginannya. Perlu di pahami

makhluk hidup selalu membutuhkan pembaharuan dalam diri, seperti memerlukan bahan pangan

untuk kelangsungan hidup, membutuh air dan udara. Dan membutuhkan penyegaran rohani berupa

ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi manusia akan mengalami penderitaan. Dan bila sengaja tidak

di penuhi manusia telah melakukan penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi patokan untuk selalu

di penuhi akan membawa pada kesesatan yang berujung pada penderitaan kekal di akhirat.
Manusia didunia melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa pada penderitaan dan rasa

sakit. Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul dari penyakit rohani. Manusia mendapat

penyiksaan di dunia agar kembali pada jalan Allah dan menyadari kesalahannya. Namun bila

manusia tidak menyadari malah semakin menjauhkan diri maka akan membawa pada penderitaan di

akhirat.

Banyak yang salah kaprah dalam menyikapi penderitaan. Ada yang menganggap sebagai menikmati

rasa sakit sehingga tidak beranjak dari kesesatan. Sangat terlihat penderitaan memiliki kaitan

dengan kehidupan manusia berupa siksaan, kemudian rasa sakit, yang terkadang membuat manusia

mengalami kekalutan mental. Apa bila manusia tidak mampu melewati proses tersebut dengan

ketabahan, di akhirat kelak dapat menggiring manusia pada penyiksaan yang pedih di dalam neraka.

Penderitaan merupakan salah satu risiko dalam kehidupan yang telah digariskan oleh Yang

Mahakuasa, di samping kesenangan atau kebahagiaan yang diberikan kepada umatnya. Tetapi,

semua itu diberikan bukan tanpa rencana. Tuhan menciptakan keduanya, terutama penderitaan

atau kesedihan dengan maksud agar manusia dalam keadaan bahagia atau sedih, senang atau

menderita, selalu ingat kepada-Nya. Hal itu lebih bersifat ujian. Tetapi, Tuhan tidak pernah

memberikan ujian yang melebihi batas kemampuan manusia. Itulah sebabnya, sebelum memberikan

penderitaan, Tuhan memberikan tanda. Hanya saja, mampukah manusia menangkap atau tanggap

terhadap peringatan yang di berikan-Nya.

Penderitaan batin adalah perasaan yang tidak menyenangkan yang di hanya di rasakan di dalam hati

atau perasaan yang mengganggu pemikiran dan jiwa seseorang. Penderitaan batin bisa muncul

dikarenakan kehidupan sosial yang di alami oleh penderita.

Memang harus diakui, di antara kita dan dalam masyarakat masih terdapat banyak orang yang

sungguh-sungguh berkehendak baik, yaitu manusia yang merasa prihatin atas aneka tindakan kejam

yang ditujukan kepada sesama manusia yang tidak saja prihatin, melainkan berperan serta

mengurangi penderitaan sesamanya, bahkan juga berusaha untuk mencegah penderitaan atau
paling tidak menguranginya, serta manusia yang berusaha keras tanpa pamrih untuk melindungi,

memelihara dan mengembangkan lingkungan alam ciptaan secara berkelanjutan. Ada keinginan

alamiah manusia untuk menghindari penderitaan. Tetapi justru penderitaan itu merupakan bagian

yang terkandung dalam kemanusiaannya.

Manusia sebagai makhluk yang berakal dan berpikir, tidak hanya menggunakan insting namun juga

pemikirannya dan perasaannya. Tidak hanya naluri namun juga nurani.

Manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling mulia namun manusia tidak dapat berdiri sendiri

secara mutlak. Manusia perlu menjaga dirinya dan selalu mengharapkan perlindungan kepada

penciptanya. Manusia kadang kala mengalami kesusahan dalam penghidupannya, dan terkadang

sakit jasmaninya akibat tidak dapat memenuhi penghidupannya.

Manusia memerlukan rasa aman agar dirinya terhindar dari penyiksaan. Karena bila tidak dapat

memenuhi rasa aman manusia akan mengalami rasa sakit. Manusia selalu berusaha memahami

kehendak Allah, karena bila hanya memenuhi kehendak untuk mencapai hasrat, walau tidak

menderita didunia, namun sikap memenuhi kehendak hanya akan membawa pada pintu-pintu

kesesatan dan membawa pada penyiksaan didalam neraka.

Manusia didunia melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa pada penderitaan dan rasa

sakit. Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul dari penyakit rohani. Manusia mendapat

penyiksaan di dunia agar kembali pada jalan Allah dan menyadari kesalahannya.

Contoh lain ialah penderitaan yang menimpa pemimpin besar umat Islam, yang terjadi pada diri Nabi

Muhammad SAW. Ayahnya wafat sejak Muhammad dua bulan di dalam kandungan ibunya.

Kemudian, pada usia 6 tahun, ibunya wafat. Dari peristiwa ini dapat dibayangkan penderitaan yang

menimpa Muhammad, sekaligus menjadi saksi sejarah sebelum ia menjadi pemimpin yang paling

berhasil memimpin umatnya


Riwayat tokoh besar di Indonesia pun dengan penderitaan. Buya Hamka mengalami penderitaan

hebat pada masa kecil, hingga ia hanya mengecap sekolah kelas II. Namun ia mampu menjadi orang

besar pada zamannya, berkat perjuangan hidup melawan penderitaan. Contoh lain adalah Bung

Hatta yang beberapa kali mengalami pembuangan namun pada akhirnya ia dapat menjadi pemimpin

bangsanya. Ketika membaca kisah tokoh-tokoh besar tersebut, kita dihadapkan pada jiwa besar,

berani karena benar, rasa tanggung-jawab, dan sebagainya. Dan tidak ditemui jiwa munafik, plin-

plan, dengki, iri dan sebagainya.

Penderitaan adalah ungkapan perasaan sakit yang dialami manusia dalam kehidupan. Penderitaan

bersumber pada unsure”rasa” dalam diri manusia. Menurut asal katanya, penderitaan berasal dari

kata “derita” artinya perasaan tidak enak, perasaan tidak menyenangkan, perasaan sakit.

Penderitaan artinya menanggung perasaan tidak enak, menanggung perasaan tidak menyenangkan,

menanggung perasaan sakit. Penderitaan dapat mengenai fisik dan mental. Karena penderitaan

seseorang. Berat ringan penderitaan dapat dilihat pada kenyataan yang dialami seseorang, yaitu

akibat yang timbul pada badan atau jiwa penderita.

Penderitaan fisik adalah penderitaan yang dialami badan seseorang, misalnya penyiksaan karena

perbuatan orang lain, muntaber karena penyakit menular, korban gempa karena bencana alam,

ataupun siksa Tuhan karena azab. Penderitaan mental adalah penderitaan yang dialami jiwa

seseorang misalnya, stres berat karena pekerjaan, guncang cinta karena kegagalan cinta, dan sakit

jiwa karena ancaman berat. Penderitaan fisik dan mental kedua-duanya harus bersifat unik, yaitu

menyentuh nilai-nilai kemanusiaan yang menentukan perjalanan hidup seseorang. Penderitaan fisik

dan mental keduanya saling mempengaruhi. Walaupun seseorang hanya mengalami penderitaan

fisik, pasti ada pengaruhnya terhadap jiwanya. Walaupun seseorang hanya mengalami penderitaan

mental, pasti ada pengaruhnya terhadap badan.


Penderitaan dapat diuraikan dalam kitab suci Al-Quran. Hal itu misalnya dalam surat Al-Balad ayat 4

yang dinyatakan “manusia ialah makhluk yang hidupnya perjuangan”. Ayat tersebut diartikan,

bahwa manusia bekerja keras untuk dapat melangsungkan hidupnya. Untuk kelangsungan hidup ini

manusia harus menghadapi alam, menghadapi masyarakat sekelilingnya, dan tidak boleh lupa takwa

kepada Tuhan. Apabila manusia melalaikan salah satu tersebut atau tidak sungguh menghadapinya,

maka akibatnya manusia akan menderita.

Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada

yang berat dan juga ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat tidaknya

intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu

penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi

seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.

Berbagai Kasus penderitaan dalam kehidupan. Misalnya, Bila orang malas bekerja tentu ia akan

menderita hidupnya, Dan jika orang itu malas melakukan ibadah atau melakukan perbuatan yang

dilarang oleh Tuhannya maka hidupnya pun akan menderita , dan tidaknya menderita didunia maka

akan menderita di akhirat (kehidupan setelah mati) kelak.

Penderitaan tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Karena setiap orang akan pernah

mengalami penderitaan. Nasib malang atau penderitaan datang dan tidak dapat ditolak, harus

menerima apa adanya, kita pasrah kepada Tuhan.


Sejak jaman dahulu kasus penderitaan dituangkan dalam bentuk seni, misalnya seni sastra, seni

wayang, seni drama, seni music, dan sebagainya. Penderitaan orang dahulu tidak kalah hebat

dibandingkan pada zaman teknologi modern.

Dalam jaman perkembangan teknologi modern ini kasus penderitaan seperti kelaparan, gempa,

menjalarnya penyakit, gunung meletus dan sebagainya, dalam waktu singkat tersebar luas ke

seluruh dunia, sehingga dalam waktu singkat pula rasa simpati dari berbagai penjuru mengalir dalam

bentuk berbagai macam sumbangan.

Dengan mempelajari berbagai kasus penderitaan manusia berarti telah mempelajari nilai, sikap,

harga diri, ketaatan, kesombongan dan sebagainya. Semua itu sangat bermanfaat untuk

memperdalam dan memperluas wawasan, tanggapan bagi yang mempelajarinya.

Penderitaan yang menimpa manusia terjadi karena perbuatan dalam hubungan sesama manusia dan

perbuatan dalam hubungan manusia dengan alam lingkungannya. Penderitaan ini dapat juga disebut

Nasib Buruk karena perbuatan manusia. Penderitaan manusia karena nasib buruk dapat diperbaiki

agar menjadi nasib baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Jadi, nasib

buruk itu penyebabnya adalah manusia dan manusia juga yang memperbaikinya. Nasib buruk

dibedakan atas takdir yang penyebabnya adalah Tuhan dan Tuhan juga yang menetapkan takdir.

1. Perbuatan Buruk Kepada Orang Lain

Perbuatan buruk manusia merupakan salah satu penyebab manusia lain menderita. Penderitaan

yang mereka alami sangat berat, bahkan kematian. Penderitaan berat akibat perbuatan buruk
manusia akan meninggalkan noktah hitam yang tidak mungkin dihapus dalam perjalanan hidup

penderitanya.

2. Perbuatan Buruk kepada Alam Lingkungan

Perbuatan buruk manusia pada lingkungan juga menjadi penyebab penderitaan manusia, tetapi

sayang manusia tidak mau menyadari perbuatannya itu. Mungkin kesadaran itu baru akan timbul

setelah terjadi musibah yang mengakibatkan penderitaan manusia. Contoh: banjir, longsor, dan

sebagainya.

Manusia hendaknya percaya dengan mutlak kepada Tuhan yang Maha Esa. Hanya Tuhan lah yang

menentukan kehidupan manusia, yang mampu menciptakan keajaiban diluar pikiran manusia, hanya

Tuhan lah yang maha kuasa, Maha pengasih dan Maha penyayang.

Manusia hendaknya dalam perjuangan hidup selalu teguh dalam pikiran dan pendirian, waspada

dalam membela cita-cita, dan penuh dengan kesadaran lahir dan batin. Orang hendaknya selalu

tidak mudah terpengaruh oleh kondisi lingkungan yang tidak sehat.

Manusia hendaknya giat bekerja untuk mencapai kebahagiaan baik untuk dirinya sendiri,

masyarakat, keluarga, negara dan bangsa. Jadi walaupun diakui bahwa takdir itu ada, manusia harus

tetap berikhtiar. Hal ini sesuai pula dengan ajaran agama Islam yang mengatakan bahwa

“sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum, sehingga mereka sendiri

mengubah keadaannya.
Manusia hendaknya selalu mengukur kekuatan diri sendiri dalam upaya memenuhi kebutuhan

hidupnya. Orang yang dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup tidak mau mengukur atau tidak

mau menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki, maka orang itu akan menjadi budak ”hawa

nafsunya” sendiri. Orang yang dalam kondisi semacam ini, pikirannya, kehendaknya, dan

perasaannya sudah tidak mampu memberi pertimbangan. Orang seperti ini senantiasa akan terus –

menerus mengikuti hawa nafsu tersebut, ia tidak pernah merasa puas, dan ia akan menderita.

Anda mungkin juga menyukai