Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN UNSUR INTRINSIK CERPEN DAN

ANALISIS

Nama :Tissar Abhiraya Hazieq


No : 32
Kelas : 9G
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya serta karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan
Unsur Intrinsik Dan Analisis Cerpen.
Laporan Unsur Intrinsik Dan Analisis Cerpen berisi tentang penjelasan materi cerpen yang
diajarkan pada BAB 3 kelas IX.
Terselesainya laporan ini tentunya tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu
saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :
1. Narasumber terpercaya dalam pegerjaan ini yang sudah banyak membantu.
2. Bapak FX. Juhartono, S.Pd

Laporan ini disusun untuk melengkapi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia. Selain
itu, saya berharap semoga Laporan Unsur Intrinsik Dan Analisis Cerpen ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak dan menjadi refrensi untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
Oleh karena itu, saya mengharap segala kritik dan saran yang membangun dan dapat
menjadikan laporan ini jauh lebih baik lagi. Saya mohon maaf setulus-tulusnya atas
kesalahan maupun kekurangan dalam penyusunan laporan ini.
Semoga dengan saya membuat Laporan Unsur Intrinsik Dan Analisis Cerpenini dapat
bermanfaat bagi para pembacanya. Khususnya bagi saya dan bagi para generasi muda yang
akan datang.

Penyusun.
I. Teori Cerpen
Cerpen atau cerita pendek merupakan prosa fiksi yang menceritakan tentang suatu
peristiwa yang dialami oleh tokoh utama.
Cerpen terdiri dari :
1. Tema
a. Tema adalah gagasan utama yang ingin disampaikan pengarang dalam cerpen. Bisa
dikatakan, tema ini adalah nyawa dari sebuah cerita. Kenapa? Karena tema akan
menentukan latar belakang cerita tersebut.
b. Jenis-jenis tema :
1) Tema utama (mayor) adalah ide yang diulang-ulang oleh seorang penulis dalam
karya sastranya dan menjadikannya sebagai yang paling signifikan dalam karya
tersebut.
2) Tema tambahan (minor) adalah ide lain yang mengacu pada ide utama sebuah
karya, ide ini dapat menggantikan tema minor lainnya.
2. Tokoh dan penokohan
a. Tokoh
Tokoh merupakan pelaku dalam sebuah cerita. Tokoh terbagi atas tokoh utama dan
tokoh tambahan.
1) Tokoh utama merupakan tokoh yang melakukan interaksi secara langsung atau
terlibat dalam konflik.
2) Tokoh tambahan merupakan tokoh yang hanya diungkapkan dalam cerpen tanpa
adanya interaksi yang dilakukan tokoh atau tokoh yang tidak terlibat dalam
konflik.

b. Penokohan
Sementara itu, penokohan merupakan watak atau karakter tokoh yang terdapat
dalam sebuah cerita. Contohnya, tokoh Bandung Bondowoso dalam cerita Roro
Jonggrang yang memiliki watak gigih.

Ada dua jenis penokohan, yaitu secara langsung atau deskriptif/analitik, dan Teknik
dramatik. Secara langsung atau deskriftif/analitik adalah dimana pengarang langsung
melukiskan atau menyebutkan secara terperinci bagaimana watak sang tokoh,
bagaimana ciri-ciri fisiknya, apa pekerjaannya, dan sebagainya. Sedangkan, Secara
tidak langsung/dramatik adalah dimana pengarang melukiskan sifat dan ciri fisik sang
tokoh melalui reaksi tokoh lain terhadap tokoh sentral, melalui gambaran lingkungan
sekitar tokoh sentral, serta dapat diungkapkan melalui percakapan antar tokoh dalam
cerita tersebut.
Jenis Jenis karakter tokoh:
1) Protagonis
Protagonis adalah jenis-jenis karakter tokoh yang paling disoroti di dalam jalannya
atau alur cerita. Biasanya tokoh protagonis ini digambarkan memiliki watak dan sifat
yang baik dan juga bersifat positif. Sehingga tokoh protagonis ini banyak disukai oleh
penonton atau pembaca karya sastra.
Selain itu, tokoh protagonis juga biasanya digambarkan memiliki sifat yang rendah
hati, sabar, tidak sombong, jujur, setia, suka menolong, dan sifat baik lainnya.
Biasanya, tokoh protagonis ini menjadi tokoh utama sehingga menjadi perhatian di
dalam jalannya cerita tersebut.

2) Antagonis
Selain tokoh protagonis, jenis-jenis karakter tokoh yang selanjutnya adalah karakter
antagonis. Tokoh antagonis ini adalah tokoh yang kontras dengan tokoh protagonis.
Di mana tokoh antagonis ini digambarkan sebagai tokoh yang memiliki watak atau
sifat yang buruk dan biasanya menjadi musuh atau memusuhi tokoh protagonis.
Tokoh antagonis juga bisa disebut sebagai tokoh yang menentang cerita karena
tokoh antagonis ini sering digambarkan sebagai sosok tokoh yang memiliki sifat
negatif, yaitu memiliki dendam, pembohong, jahat, sombong, penipu, kasar, tidak
bersahabat, suka membuat masalah, dan berbagai sikap buruk lainnya.

3) Tritagonis
Tokoh selanjutnya yang biasa muncul di dalam karakter tokoh atau penokohan
adalah tokoh tritagonis. Tokoh tritagonis ini biasanya muncul di dalam cerita sebagai
tokoh yang mampu menjadi penengah antara pertikaian atau konflik yang hadir di
antara tokoh antagonis dan tokoh protagonis.
Karena tokoh tritagonis ini diciptakan sebagai tokoh penengah, maka watak yang
dimiliki tokoh tritagonis biasanya bijak dan berwibawa. Hal ini karena tokoh
tritagonis digambarkan harus mampu menjadi pendamai atau jembatan atas
penyelesaian konflik yang muncul di dalam jalannya cerita.

4) Skeptic
Secara umum, pembagian jenis-jenis karakter tokoh yang terkenal memang hanya
ada tiga yang dijelaskan di atas yakni tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh
tritagonis. Namun ada pula jenis-jenis karakter tokoh lain yang mewarnai jalannya
alur di dalam sebuah cerita.
Salah satunya adalah tokoh skeptic. Tokoh skeptic ini biasa dikenal sebagai tokoh
yang memusuhi karakter baik. Artinya, tokoh skeptic ini merupakan tokoh yang
mendukung tokoh antagonis dalam cerita. Berbeda dengan tokoh antagonis, tokoh
skeptic ini merupakan tokoh pendukung yang tidak terlalu sering muncul di dalam
cerita.

5) Sidekick
Selain tokoh skeptic, karakter tokoh yang juga mendukung jalannya cerita selain
tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis adalah tokoh sidekick.
Tokoh sidekick ini biasanya tokoh yang muncul atau dimunculkan sebagai
penyeimbang munculnya tokoh skeptic.
Konsep tokoh sidekick yang menyeimbangkan tokoh skeptic ini hampir sama dengan
peran tokoh protagonis dan tokoh antagonis, namun bedanya tokoh sidekick ini
merupakan tokoh pendukung. Tokoh sidekick ini tokoh yang menjadi pendukung
tokoh protagonis atau pendukung tokoh yang berperilaku baik.

6) Contagonist
Selanjutnya adalah tokoh contagonist. Meski tidak terlalu familiar dibandingkan
tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis, tokoh contagonist ini juga
berperan baik dalam mengembangkan atau mendukung jalannya cerita atau alur di
dalam cerita dan mendukung para pemeran di dalamnya.
Tokoh contagonist ini adalah tokoh yang mendukung atau tokoh pendukung dengan
karakter yang berseberangan dengan tokoh protagonis.

7) Guardian
Selanjutnya, muncul tokoh guardian. Sama dengan peran seperti namanya, tokoh
guardian ini muncul sebagai pelindung dari peran utama. Tokoh guardian ini
biasanya muncul setelah hadirnya tokoh contagonist. Tokoh guardian akan muncul
sebagai penyeimbang para tokoh yang muncul sebelumnya.
Karena tokoh guardian ini berperan sebagai pelindung pemeran utama, tokoh
guardian ini biasanya digambarkan sebagai seorang tokoh yang memiliki sifat yang
bijak dan baik hati sehingga mampu menjadi pelindung bagi pemeran utama di
dalam cerita yang berlangsung.

8) Reason
Selain itu, jenis-jenis karakter tokoh yang muncul lainnya adalah tokoh reason. Tokoh
reason ini juga merupakan tokoh pendukung. Yang mana meskipun tidak berperan
sebagai pemeran utama, namun perannya akan menjadi penentu dan menjadi warna
bagi alur cerita yang berlangsung.
Tokoh reason ini digambarkan sebagai tokoh yang memiliki karakter yang tenang dan
selalu berpikiran logis serta sabar. Oleh sebab itu, tokoh reason ini akan membantu
menyelesaikan masalah dengan cara membantu tokoh utama dalam penyelesaian
masalah atau konflik yang dihadapi.

9) Emotion
Selanjutnya muncul juga tokoh pendukung lain yakni tokoh emotion. Meski
merupakan tokoh pendukung, namun tokoh emotion ini juga memiliki peran yang
cukup penting dalam jalannya sebuah alur cerita, yang mana tokoh ini akan mampu
jadi tokoh yang memicu konflik di dalam sebuah cerita sehingga jalan cerita jadi
semakin menarik.
Tokoh emotion ini memiliki sikap atau sifat yakni tidak bisa berpikir tenang. Tokoh
emotion ini digambarkan sebagai tokoh yang tidak bisa mengendalikan perasaannya
dan tidak bisa berpikir tenang. Oleh sebab itu, kehadiran tokoh emotion ini
menambah bumbu di dalam jalannya sebuah cerita.

10) Deutragonis
Selanjutnya, ada jenis-jenis karakter tokoh lain yakni tokoh deutragonis. Sama
dengan tokoh sidekick, tokoh pendukung yakni tokoh deutragonis ini menjadi teman
setia bagi tokoh protagonis yang akan selalu menemani dan mendukung para tokoh
utama, yakni tokoh protagonis.
Tokoh deutragonis ini digambarkan sebagai sosok tokoh yang menjadi teman, baik
tempat curhat atau sosok yang selalu ada bagi tokoh protagonis dan membantu
tokoh protagonis menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

11) Foil
Selanjutnya adalah tokoh pendukung yang sama dengan tokoh pendukung skeptic.
Tokoh pendukung foil yang memiliki peran sama dengan tokoh skeptic ini
merupakan tokoh yang akan selalu menemani dan mendukung peran dari tokoh
utama dalam hal ini adalah tokoh antagonis.
Tokoh foil ini nanti akan berperan sebagai tokoh yang membantu tokoh antagonis
dalam menyelesaikan masalah atau memenangkan konflik di dalam cerita atau alur
cerita yang disajikan.

12) Figuran
Jenis-jenis karakteristik tokoh yang selanjutnya adalah tokoh figuran. Seperti yang
kita ketahui bersama, tokoh figuran yang ada di dalam jalannya cerita adalah sebagai
karakter yang melengkapi jalannya sebuah cerita. Tokoh figuran di dalam cerita ini
tidak terlalu sering muncul seperti pemeran utama.
Namun meski demikian, peran dari tokoh figuran ini tidak kalah penting dari tokoh
utama. Tokoh figuran ini bahkan biasanya menjadi pemanis dan membuat jalan
cerita akan lebih menarik. Hal ini karena tokoh figuran biasanya digambarkan
sebagai sosok yang memiliki sifat unik sehingga menjadi warna dalam jalannya
cerita.

c. Teknik pengarang dalam menggambarkan tokoh


1) Analitik
Teknik analitik merupakan pelukisan tokoh cerita yang dilakukan oleh
pengarang dalam karyanya dengan cara memberikan deskripsi, uraian, atau
penjelasan secara langsung.
2) Dramatik
Teknik penokohan dramatik adalah cara penampilan tokoh secara tidak
langsung. Pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan serta
tingkah laku tokoh. Untuk mengetahui watak tokoh pembaca harus
menafsirkan sendiri ucapan, pikiran, perbuatan, bentuk fisik, reaksi, ucapan
dan pendapat karakter tersebut.
3. Latar
Latar merupakan gambaran tempat, waktu, dan suasana cerpen.

a. Latar tempat menjelaskan di mana kejadian atau peristiwa dalam cerpen terjadi.
b. Latar waktu menjelaskan kapan kejadian atau peristiwa dalam cerpen terjadi.
c. Latar suasana menjelaskan gambaran suasana dalam sebuah cerpen.
4. Alur

Alur adalah rangkaian kronologi peristiwa dalam cerita pendek. Kemudian, alur dibedakan
menjadi alur maju, alur mundur, dan alur campuran.

a. Alur maju/ progresif adalah cerpen dengan peristiwa yang disajikan secara kronologis
atau sesuai dengan urutan waktu dari awal ke akhir.
1) Orientasi
Orientasi adalah pengenalan awal cerita dalam cerpen.
2) Komplikasi
Komplikasi adalah bagian dari unsur-unsur pembangun cerpen yang termasuk ke
dalam alur. 
3) Klimaks
Tahap puncak dari ketegangan yang terjadi mulai dari awal cerita.
4) Resolusi
Resolusi adalah pengungkapan solusi terhadap konflik yang dialami tokoh dalam
cerpen.

b. Alur mundur/ Alur sorot balik adalah cerpen dengan peristiwa yang dimulai dari akhir
cerita ke awal cerita. Alur mundur disebut juga dengan istilah kilas balik.
1) Resolusi
Resolusi adalah pengungkapan solusi terhadap konflik yang dialami tokoh dalam
cerpen.
2) Komplikasi
Komplikasi adalah bagian dari unsur-unsur pembangun cerpen yang termasuk ke
dalam alur. rhadapks
Tahap puncak dari ketegangan yang terjadi mulai dari awal cerita.
3) Klimaks
Tahap puncak dari ketegangan yang terjadi mulai dari awal cerita.
4) Orientasi
Orientasi adalah pengenalan awal cerita dalam cerpen.

c. Alur campuran adalah alur cerpen yang merupakan gabungan antara alur maju dan alur
mundur. Jadi, rangkaian peristiwanya melompat-lompat antara peristiwa masa lalu
dengan masa kini.
1) Orientasi
Orientasi adalah pengenalan awal cerita dalam cerpen. Orientasi merupakan
bagian yang berisi pengenalan tokoh serta latar atau setting cerpen.
2) Resolusi
Resolusi adalah pengungkapan solusi terhadap konflik yang dialami tokoh dalam
cerpen.
3) Rangkaian peristiwa
Rangkaian peristiwa, yaitu bagian yang berisi pengenalan peristiwa yang
menyebabkan terjadinya konflik.
4) Komplikasi
Komplikasi adalah bagian dari unsur-unsur pembangun cerpen yang termasuk ke
dalam alur. Terhadap tahap puncak dari ketegangan yang terjadi mulai dari awal
cerita.

5. Sudut pandang

Sudut pandang berisi pandangan pengarang terhadap cerpen, bisa aja pengarang menjadi
orang pertama atau orang ketiga.
a. Sudut pandang orang pertama adalah pengarang terlibat langsung atau orang pertama
dalam cerita yang ditandai dengan penggunaan kata ganti orang aku, saya, dan
sebagainya.
b. Sudut pandang orang ketiga adalah pengarang tidak terlibat langsung dalam cerita yang
ditandai dengan penggunaan kata ganti orang seperti dia, mereka, dan sebagainya atau
menggunakan nama tokoh. Sudut pandang orang ketiga terbagi atas orang ketiga
terarah dan orang ketiga serba tahu.
c. Orang ketiga pengamat
Dalam sudut pandang ini, penulis menempatkan dirinya sebagai seseorang yang melihat
apa yang dilakukan tokoh serta mendengar apa yang dikatakan tokoh.
d. Orang ketiga serba tahu
Dalam sudut pandang ini, penulis selain sebagai seseorang yang melihat apa yang
dikatakan tokoh. Dia juga mengetahui isi hati tokoh. Oleh karena itu disebut serba tahu.

6. Gaya bahasa
Merupakan pemakaian ragam bahasa yang berfungsi untuk memberikan kesan yang lebih
menarik dengan menggunakan majas.
Majas adalah salah satu bentuk gaya bahasa untuk mendapatkan suasana dalam sebuah
kalimat agar semakin hidup.
Jenis Jenis majas :
a. Majas perbandingan
Majas perbandingan adalah majas yang gaya bahasanya diungkapan
dengan cara menyandingkan atau membandingkan suatu objek dengan
objek lainnya, bisa berupa penyamaan, pelebihan, atau penggantian.
1) Majas simile
Majas simile atau perumpamaan merupakan majas yang memiliki makna ‘seperti”
atau “bagai (kan)”. Majas ini mengandung perbandingan yang bersifat eksplisit.
Artinya langsung menyatakan sesuatu yang bermakna sama dengan hal yang lain,
agar lawan bicara dapat langsung menangkap maksud yang diucapkan tanpa
memikirkannya terlebih dahulu. Biasanya dijelaskan secara eksplisit menggunakan
kata, seperti bak, bagai (kan), laksana, ibarat, dan umpama.

Contoh :
Kulitnya seputih salju
Berlari kencang bagaikan angin.
Kulit bayi selembut sutera.

2) Majas Metafora
Majas metafora merupakan majas yang menggunakan analogi atau
perumpamaan terhadap dua hal yang memiliki sifat yang sama, tetapi dalam bentuk
yang berbeda. Jadi, kata yang digunakan pada majas ini bukan arti yang sebenarnya,
melainkan sebagai lukisan yang berdasar persamaan atau perbandingan. 
Majas metafora mengungkapkan sesuatu secara langsung berupa analogi dengan
menghilangkan kata, seperti layaknya, bagai (kan), dan sebagainya. Contohnya Ayah
adalah tulang punggung keluarga. Kata tulang punggung memiliki makna seseorang
atau suatu hal yang menjadi satu-satunya harapan keluarga dalam berbagai hal
termasuk ekonomi.

Contoh :
Pria itu seorang hidung belang.
Ada banyak tikus berdasi di kota ini.
Bocah itu berotak udang.

3) Majas Alegori
Alegori  berasal dari bahasa Yunani, yaitu allegorein yang artinya berbicara secara
kias. Majas alegori adalah gaya bahasa yang menyandingkan sebuah
objek dengan menggunakan beberapa kiasan. Satu kiasan dengan kiasan lainnya ini
saling berhubungan, sehingga mengandung sebuah kesatuan makna. Majas alegori
ini biasanya berisi nilai moral untuk tujuan mendidik.

Contoh :
Bayi yang baru lahir seperti salju putih yang tidak ada nodanya.
Hidup ini bagaikan roda yang berputar. Terkadang kita berada di bawah, kadang
berada di atas.
Otak manusia layaknya sebuah pisau, semakin diasah, maka akan semakin tajam
pula.

b. Majas pertentangan
Majas yang diguakan untuk mengekspresikan hal apapun dengan cara
mempertentangkan antara hal yang satu dengan hal lainnya.

1) Majas Antitesis
Majas antitesis adalah gaya bahasa yang menunjukkan antara dua kata yaitu dengan
membandingkan dua kata yang berlawanan dalam suatu pernyataan.

Contoh :
Peningkatan ekonomi ditandai oleh naiknya proses jual beli yang ada pada
masyarakat.
Susah senang bukan menjadi penghambat untuk percaya kepada Allah.
Baik dan buruknya seseorang tidak dinilai dari fisik maupun hartanya.
Cepat atau lambat aku akan berhasil mengalahkanmu dalam pertandingan sepak
Bola. Lihat saja nanti.

2) Majas Pertentangan Litotes


Majas litotes adalah gaya bahasa yang berisi pernyataan yang berlawanan dengan
kata yang tidak dimaksudkan untuk diri sendiri.
Majas litotes biasanya digunakan untuk bertindak sopan kepada orang lain agar tidak
sombong atau angkuh dengan merendahkan diri.

Contoh :
Maaf jika seadanya, silahkan masuk di gubukku yang kecil.
Saya yang pemula ini, jika Anda ingin mencoba menjawab pertanyaan saudara.
Saya hanya ingin memberikan baju yang sangat sederhana ini untuk anak-anak,
Kiranya saya berharap mohon diterima.
Aku yang lemah ini ingin berusaha lebih keras untuk bisa menyenangkan orang tua.

3) Majas Hiperbola
Jenis majas selanjutnya adalah majas hiperbola. Majas hiperbola sudah sangat sering
dijelaskan dan dipakai pada sebuah karya sastra. Dari asal katanya “hiper” dimaknai
sebagai sesuatu yang berlebihan. Oleh sebab itu majas hiperbola adalah gaya bahasa
yang menyatakan sesuatu dengan berlebihan.

Berlebihan yang dimaksud dapat dari segi sifat, bentuk, ataupun


ukurannya. Penggunaan majas ini umumnya dipakai untuk mengekpresikan
kekaguman, ketertarikan, maupun sesuatu perasaan yang negatif.

Contoh :
Hari ini aku lelah sekali, seharian bekerja ditambah jam lembur jika ingin meninggal.
Kau pasti adalah malaikat yang turun ke bumi untuk menebar kebaikan, kau sangat
Baik.
Cantikmu seperti cahaya yang saat bayangan, Bulan saja merasa malu
Aku tak bisa berpaling darimu kemanapun aku pergi, aku pikir wajahmu duniaku .

4) Majas Paradoks
Majas paradoks adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berlawanan
atau bertentangan.

Jadi, majas paradoks merupakan dua hal yang kontradiktif tapi keduanya adalah
sebuah kebenaran.

Contoh :
Semarah-marahnya ibu terhadap anaknya. Ibu akan selalu menyayangi anaknya.
Orang yang tidak mengenalnya pasti menganggap dia adalah orang yang cuek tapi di
Dalam hatinya sebenarnya dia perhatian terhadap orang lain.
Saat sedang berbicara dengan teman dia bermulut manis, namun jika di belakang
menjadi bermulut pahit
Doni seolah-olah-olah dia bodoh, padahal ketika menjawab soal dia adalah anak
yang pintar.

c. Majas penegasan
Majas yang digunakan untuk menyatakan suatu hal atau keadaan secara tegas untuk
Meningkatkan pemahaman kesan bagi para pembaca dan pendengar.

1) Majas Pleonasme
Majas Pleonasme adalah majas yang digunakan dengan menyatakan suatu hal yang
sudah jelas tetapi tetap diberi tambahan kata lain untuk mempertegas maksudnya.

Contoh:
Lekas turun ke bawah, jika kau masih ingin mendapatkan jatah makan (turun ke
bawah).
Para pelajar yang tengah melakukan tawuran langsung mundur kebelakang ketika
Polisi datang (mundur ke belakang).

2) Majas Repetisi
Majas Repetisi adalah majas pengulangan suatu kata dalam beberapa frasa dengan
tujuan menegaskan suatu maksud.
Contoh :
Dialah satu-satunya yang ku nanti, satu-satunya yang ku tunggu, satu-satunya yang
Kuharap datang untuk menghiburku.
Cinta itu seru, cinta itu asik, cinta itu rumit tapi cinta juga bisa memabukkan jadi
berhati
Hatilah jika sudah mengenal cinta.

3) Majas Tautologi
Majas Tautologi adalah gaya bahasa dengan mengulang kata dalam sebuah kalimat
untuk beberapa kali dengan tujuan sebagai penegasan maksud.
Contoh :
Betapa sepi malam ini, betapa sunyi pengharapan ini..
Tetap bersamamu di dalam suka di dalam duka, waktu bahagia, waktu merana, masa
tertawa masa kecewa.

d. Sindiran
Majas yang digunakan untuk menyatakan sesuatu dengan maksud menyindir.

1) Majas Ironi
Majas ironi merupakan salah satu jenis majas sindiran yang sifatnya paling halus
dibanding dengan majas sindiran lainnya. Majas ini menggunakan kata-kata
yang bertentangan dengan makna sesungguhnya, dan biasanya di awalan
menyebutkan kata-kata yang maknanya meninggikan lawan bicara, tapi di akhir
majas mengandung kata–kata yang menjatuhkan lawan bicara.
 
Contoh :
Kamu cepat sekali datang, sampai acaranya sudah keburu selesai.
Sepertinya kamu masih kurang makan, soalnya kamu makan 5 kali sehari.
Rapormu bagus ya, nilainya merah semua.

2) Majas Sinisme
Majas sinisme merupakan jenis majas sindiran  yang digunakan untuk menyindir
seseorang secara terang-terangan. Majas sinisme biasanya diungkapkan dengan
sindiran secara kasar. Umumnya, majas ini digunakan untuk mengkritik atau
mencemooh sesuatu seperti ide dan gagasan.
Contoh :
Dia muak melihat kakaknya terus menerus di sebelahnya.
Belum berkata saja, dia sudah bosan mendengarmu.
Aku ingin menyandungmu agar tidak berlari terus.

3) Majas Sarkasme 
Majas sarkasme merupakan jenis majas sindiran yang penyampaiannya dilakukan
menggunakan kata-kata kasar dan keras. Biasanya, orang-orang akan
menggunakan majas sarkasme ketika sedang marah besar.
 
Contoh :
Mulutmu memang setajam pisau dari dulu.
Kamu harus tahan dengan mulutnya yang berbisa seperti ular itu.
Dia bekerja sangat lambat seperti siput.

7. Amanat

Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada
pembacanya melalui sebuah cerita atau karya fiksi lainnya.
Jenis amanat terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Amanat Tersurat

Amanat tersurat adalah pesan yang disampaikan secara langsung dan jelas oleh
pengarang dalam suatu karya sastra. Biasanya, ciri amanat tersirat berupa kalimat
deskriptif (jika berupa tulisan). Sehingga, amanat tersurat akan lebih mudah
dimengerti oleh audiensnya.

b. Amanat Tersirat

Amanat tersirat adalah pesan moral yang bisa diambil dalam cerita, baik secara
keseluruhan maupun di bagian tertentu saja. Maksud dari amanat tersirat yaitu
amanat yang disampaikan secara tidak langsung. Artinya, pengarang akan secara
sembunyi (implisit) menyampaikan amanatnya. Meskipun demikian, amanat tersirat
bisa diketahui pembaca melalui alur cerita yang ada.

II. Contoh cerpen


Persahabatan Sejati
Saat ini aku berada di kelas 3 SMP, setiap hari kujalani bersama dengan ketiga sahabatku
yaitu Aris, Andri, dan Ana. Kita berempat sudah bersahabat sejak kecil.
Suatu saat kami menulis surat perjanjian persahabatan di sobekan kertas yang dimasukkan
ke dalam sebuah botol, kemudian botol tersebut dikubur di bawah pohon yang nantinya
surat tersebut akan kami buka saat kami menerima hasil ujian kelulusan.
Hari yang kami berempat tunggu akhirnya tiba, kami pun menerima hasil ujian dan hasilnya
kita berempat lulus semua.
Kami serentak langsung pergi berlari ke bawah pohon yang pernah kami datangi dan
menggali tepat di mana botol yang dahulu dikubur berada.
Kemudian, kami berempat membuka botol tersebut dan membaca tulisan yang dulu pernah
kami tulis. Kertas tersebut bertuliskan “Kami berjanji akan selalu bersama untuk
selamanya.”
Keesokan hari, aris berencana untuk merayakan kelulusan kami berempat. Malamnya kami
berempat pergi bersama ke suatu tempat dan di situlah saat-saat yang tidak bisa aku
lupakan karena aris berencana untuk menyatakan perasannya kepadaku. Akhirnya aku dan
aris berpacaran.
Begitu juga dengan Andri, dia pun berpacaran dengan Ana. Malam itu sungguh malam yang
istimewa untuk kami berempat. Kami pun bergegas untuk pulang.
Ketika perjalanan pulang, entah mengapa perasaanku tidak enak.
“Perasaanku ngga enak banget ya?” Ucapku penuh cemas.
“Udahlah ndi, santai aja, kita ngga bakalan kenapa-kenapa” jawab andri dengan santai.
Tidak lama setelah itu, hal yang dikhawatirkan Nindi terjadi.
“Arissss awasss! Di depan ada jurang!” Teriak Nindi.
“Aaaaaaaaaa!!!”
Bruuukkk. Mobil yang kami kendarai masuk ke dalam jurang. Aku tak kuasa menahan air
mata yang terus mengalir sampai aku tidak sadarkan diri.
Perlahan aku buka mataku sedikit demi sedikit dan aku melihat ibu berada di sampingku.
“Nindi.. kamu sudah sadar, Nak?” Tanya ibuku.
“Ibu.. aku di mana? Di mana Ana, Andri, dan Aris?” tanyaku.
“Kamu di rumah sakit Nak, kamu yang sabar ya, Andri dan aris tidak tertolong di lokasi
kecelakaan” Jawab ibu sambil menitikkan air mata.
Aku terdiam mendengar ucapan ibu dan air mataku menetes, tangisku tiada henti
mendengar pernyataan ibu.
“Aris, mengapa kamu tinggalkan aku, padahal aku sayang banget ke kamu, aku cinta kamu,
tapi kamu ninggalin aku begitu cepat, semua pergi ninggalin aku.” Batinku berkata.
Lantas, 2 hari berlalu dan aku berkunjung ke makam mereka, aku berharap kami bisa
menghabiskan waktu bersama sampai tua. Tetapi sekarang semua itu hanya angan-angan.
Aku berjanji akan selalu mengenang kalian.

A. Identitas cerpen
1) Judul : Persahabatan Sejati
2) Sumber :
https://www.99.co/blog/indonesia/contoh-cerpen-singkat/#:~:text=Persahabatan
%20Sejati,selalu%20mengenang%20kalian.
B. Sinopsis : Cerpen berjudulkan ``Persahabatan Sejati” menceritakan tentang 4 orang
sahabat yang sudah memulai persahabatanya sejak kecil hingga mereka kelas 3 SMP. Pada
suatu hari mereka merayakan kelulusan mereka di suatu tempat, lalu saat pulang mereka
mengalami kecelakaan yang mengakibatkan 2 orang diantara mereka meninggal.

III. Analisis
1. Tema : tema dari cerpen diatas adalah persahabatan, karena dalam cerita tersebut
menceritakan tentang 4 orang sahabat yaitu aku, Aris, Andri, dan Ana yang
persahabatannya sangat awet dengan bukti kalimat ``Saat ini aku berada di kelas 3 SMP,
setiap hari kujalani bersama dengan ketiga sahabatku yaitu Aris, Andri, dan Ana. Kita
berempat sudah bersahabat sejak kecil.”
2. Tokoh
a. Tokoh utama dari cerpen diatas adalah Aku. Karena tokoh Aku sering muncul dalam
cerita dan terlibat langsung dalam konflik. Dengan bukti kalimat :
1) Saat ini aku berada di kelas 3 SMP, setiap hari kujalani bersama dengan ketiga
sahabatku yaitu Aris, Andri, dan Ana. Kita berempat sudah bersahabat sejak kecil.
2) Malamnya kami berempat pergi bersama ke suatu tempat dan di situlah saat-
saat yang tidak bisa aku lupakan karena aris berencana untuk menyatakan
perasannya kepadaku.
3) Akhirnya aku dan aris berpacaran.

b. Tokoh tambahan dari cerpen diatas adalah Ibu. Karena Ibu tidak terlibat langsung ke
dalam konflik dan ibu hanya menjadi pendukung tokoh utama.
3. Penokohan
a. Karakter tokoh Aku dan Ibu adalah Protagonis karena tokoh aku memiliki sifat sabar
dan tokoh ibu menjadi penenang tokoh aku ditunjukkan oleh kalimat :
1) Tokoh Aku : Lantas, 2 hari berlalu dan aku berkunjung ke makam mereka, aku
berharap kami bisa menghabiskan waktu bersama sampai tua. Tetapi sekarang
semua itu hanya angan-angan. Aku berjanji akan selalu mengenang kalian.
2) Tokoh Ibu : “Kamu di rumah sakit Nak, kamu yang sabar ya, Andri dan aris tidak
tertolong di lokasi kecelakaan” Jawab ibu sambil menitikkan air mata.

b. Karakter tokoh Aris,Andri,Anna adalah Figuran karena tokoh Aris,Andri,Anna hanya


menjadi pelengkap cerpen diatas. Dengan bukti kalimat :
1) Aris :
Keesokan hari, aris berencana untuk merayakan kelulusan kami berempat.
Malamnya kami berempat pergi bersama ke suatu tempat dan di situlah saat-
saat yang tidak bisa aku lupakan karena aris berencana untuk menyatakan
perasannya kepadaku. Akhirnya aku dan aris berpacaran.

2) Andri :
[1] Begitu juga dengan Andri, dia pun berpacaran dengan Ana.
[2] “Udahlah ndi, santai aja, kita ngga bakalan kenapa-kenapa” jawab andri
dengan santai.
3) Anna :
Begitu juga dengan Andri, dia pun berpacaran dengan Ana.

c. Teknik penokohannya adalah teknik dramatik Teknik penokohan dramatik adalah cara
penampilan tokoh secara tidak langsung. Pengarang tidak mendeskripsikan secara
eksplisit sifat dan serta tingkah laku tokoh. Untuk mengetahui watak tokoh pembaca
harus menafsirkan sendiri ucapan, pikiran, perbuatan, bentuk fisik, reaksi, ucapan dan
pendapat karakter tersebut. Dengan bukti kalimat :
1) “Kamu di rumah sakit Nak, kamu yang sabar ya, Andri dan aris tidak tertolong
di lokasi kecelakaan” Jawab ibu sambil menitikkan air mata.

4. Latar
a. Latar tempat
1) Di bawah pohon dengan bukti kalimat : Kami serentak langsung pergi berlari ke
bawah pohon yang pernah kami datangi dan menggali tepat di mana botol yang
dahulu dikubur berada.
2) DI mobil dengan bukti kalimat : Mobil yang kami kendarai masuk ke dalam jurang.
3) Di rumah sakit dengan bukti kalimat : “Kamu di rumah sakit Nak, kamu yang sabar
ya, Andri dan aris tidak tertolong di lokasi kecelakaan” Jawab ibu sambil
menitikkan air mata.

b. Latar waktunya pada saat malam hari dengan bukti kalimat : Malam itu sungguh
malam yang istimewa untuk kami berempat. Kami pun bergegas untuk pulang.
c. Latar suasananya senang, menegangkan, dan sedih.
1) Di dalam awal cerita tokoh aku menceritakan tentang kelulusannya dan ke 3
sahabat lainnya dan bertahannya persahabatan mereka dengan waktu lama yang
menandakan jika suasananya senang. Dengan bukti kalimat :
a) Saat ini aku berada di kelas 3 SMP, setiap hari kujalani bersama dengan
ketiga sahabatku yaitu Aris, Andri, dan Ana. Kita berempat sudah bersahabat
sejak kecil.
b) Hari yang kami berempat tunggu akhirnya tiba, kami pun menerima hasil
ujian dan hasilnya kita berempat lulus semua.

2) Di tengah cerita menceritakan detik detik jatuhnya mobil ke dalam jurang yang
menandakan jika suasananya menegangkan. Dengan bukti kalimat :
a) Ketika perjalanan pulang, entah mengapa perasaanku tidak enak.

“Perasaanku ngga enak banget ya?” Ucapku penuh cemas.

“Udahlah ndi, santai aja, kita ngga bakalan kenapa-kenapa” jawab andri
dengan santai.

Tidak lama setelah itu, hal yang dikhawatirkan Nindi terjadi.“Arissss awasss!
Di depan ada jurang!” Teriak Nindi.

“Aaaaaaaaaa!!!”

Bruuukkk. Mobil yang kami kendarai masuk ke dalam jurang. Aku tak kuasa
menahan air mata yang terus mengalir sampai aku tidak sadarkan diri.

3) Di akhir menceritakan jika Aris dan Andri telah meninggal karena kecelakaan
mobil yang menandakan jika suasananya sedih. Dengan bukti kalimat :
a) “Kamu di rumah sakit Nak, kamu yang sabar ya, Andri dan aris tidak
tertolong di lokasi kecelakaan” Jawab ibu sambil menitikkan air mata.

5. Alur
Alur yang dipakai pada cerpen diatas adalah alur maju karena diceritakan secara urut dari
awal hingga akhir.
a. Orientasi adalah pengenalan tokoh, alur, latar tempat, latar waktu. Mengapa disebut
Orientasi karena teks tersebut menjelaskan tentang pengenalan tokoh,alur. Orientasi
dengan bukti di teks :
Saat ini aku berada di kelas 3 SMP, setiap hari kujalani bersama dengan ketiga sahabatku
yaitu Aris, Andri, dan Ana. Kita berempat sudah bersahabat sejak kecil.

Suatu saat kami menulis surat perjanjian persahabatan di sobekan kertas yang
dimasukkan ke dalam sebuah botol, kemudian botol tersebut dikubur di bawah pohon
yang nantinya surat tersebut akan kami buka saat kami menerima hasil ujian kelulusan.

b. Komplikasi adalah urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Disebut
komplikasi karena menceritakan tentang konflik yang terjadi. Komplikasi dengan bukti di
teks : ``Mobil yang kami kendarai masuk ke dalam jurang. Aku tak kuasa menahan air
mata yang terus mengalir sampai aku tidak sadarkan diri.”

c. Resolusi adalah bagian yang berisi penyelesaian masalah dari konflik yang terjadi dan
timbulnya kesadaran tokoh. Disebut resolusi karena menceritakan penyelesaian masalah
dari konflik. Resolusi dengan bukti teks :
Perlahan aku buka mataku sedikit demi sedikit dan aku melihat ibu berada di sampingku.

“Nindi.. kamu sudah sadar, Nak?” Tanya ibuku.

“Ibu.. aku di mana? Di mana Ana, Andri, dan Aris?” tanyaku.

“Kamu di rumah sakit Nak, kamu yang sabar ya, Andri dan

aris tidak tertolong di lokasi kecelakaan” Jawab ibu sambil menitikkan air mata.
Aku terdiam mendengar ucapan ibu dan air mataku menetes, tangisku tiada henti
mendengar pernyataan ibu.

“Aris, mengapa kamu tinggalkan aku, padahal aku sayang banget ke kamu, aku cinta
kamu, tapi kamu ninggalin aku begitu cepat, semua pergi ninggalin aku.” Batinku
berkata.

Lantas, 2 hari berlalu dan aku berkunjung ke makam mereka, aku berharap kami bisa
menghabiskan waktu bersama sampai tua. Tetapi sekarang semua itu hanya angan-
angan. Aku berjanji akan selalu mengenang kalian.

6. Sudut pandang
Sudut pandang yang dipakai adalah sudut pandang orang pertama karena penulis
menceritakan kisahnya sendiri dengan ditandai pada tokohnya yaitu aku. Dengan bukti
kalimat:
1) Saat ini aku berada di kelas 3 SMP
2) Malamnya kami berempat pergi bersama ke suatu tempat dan di situlah saat-saat yang
tidak bisa aku lupakan karena aris berencana untuk menyatakan perasannya kepadaku.
3) Akhirnya aku dan Aris berpacaran.

7. Gaya Bahasa :
a. Repetisi, Repetisi merupakan majas perulangan kata, frase, dan klausa yang sama
dalam suatu kalimat. Majas repetisi ialah majas perulangan yang cara melukiskan
suatu hal dengan mengulang-ulang kelompok kata atau frasa yang sama. Disebut
menggunakan majas repetisi karena pada salah satu kalimatnya terdapat
pengulangan kata secara berturut-turut. Bukti kalimat :
1) “Aris, mengapa kamu tinggalkan aku, padahal aku sayang banget ke kamu, aku
cinta kamu, tapi kamu ninggalin aku begitu cepat, semua pergi ninggalin aku.”
2) “Ibu.. aku di mana? Di mana Ana, Andri, dan Aris?”
b. Pleonasme,Pleonasme adalah jenis majas penegasan yang berfungsi untuk
menegaskan suatu hal. Pada majas pleonasme, terdapat penambahan kata,
keterangan, atau gagasan terhadap sebuah pernyataan yang maksud dan tujuannya
sudah jelas. Disebut menggunakan gaya Bahasa Pleonasme karena ada kalimat yang
terdapat penambahan kata keterangan terhadap sebuah pertanyaan yang dimaksud
dan tujuannya sudah jelas. Bukti kalimat :

1) “Udahlah ndi, santai aja, kita ngga bakalan kenapa-kenapa”

8. Amanat
Jenis amanat yang dipakai pada cerpen berjudulkan ‘’Persahabatan Sejati” adalah jenis
amanat tersirat yang dimana amanatnya tidak ditunjukkan secara langsung di dalam cerpen.
Amanat yang dapat diambil dari cerpen diatas adalah jangan menggunakan kendaraan
bermesin jika masih dibawah umur. Amanat dari cerpen yang disajikan bisa diambil pada
saat tokoh Aris mengendarai mobil dan pada saat kecelakaan terjadi. Dengan bukti kalimat :
“Arissss awasss! Di depan ada jurang!” Teriak Nindi.
“Aaaaaaaaaa!!!”

Bruuukkk. Mobil yang kami kendarai masuk ke dalam jurang. Aku tak kuasa menahan air
mata yang terus mengalir sampai aku tidak sadarkan diri.

Anda mungkin juga menyukai