Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM 3

FLUIDA STATIS

NAMA : SURYANI
KELAS : XI MIPA 2

A. TUJUAN
1. Menganalisis terjadinya peristiwa benda tenggelam, melayang dan
mengapung dalam fluida
2. Membuktikan peristiwa tenggelam, melayang dan mengapungnya suatu
benda dan apa pengaruh garam yang dicampurkan dalam air terhadap
keadaan benda tersebut
B. DASAR TEORI
Fluida
Fluida adalah zat yang bisa mengalir dan memberikan hambatan saat
diberi tekanan. Zat yang tergolong sebagai fluida adalah zat cair dan gas.
Adapun sifat-sifat fluida adalah sebagai berikut.
 Bisa mengalami perubahan bentuk.
 Bisa mengalir.
 Memiliki kemampuan untuk menempati suatu wadah atau ruang.
Massa Jenis
Massa jenis adalah ukuran kerapatan suatu benda. Semakin rapat susunan
partikel di dalamnya, semakin besar massa jenisnya. Secara matematis,
dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
ρ = massa jenis (kg/m3);
V = volume (m3); dan
m = massa benda (kg).
Secara kasar, massa jenis dapat digunakan untuk mengetahui apakah benda
dapat mengapung di permukaan air. Benda/objek yang memiliki massa
jenis lebih kecil akan selalu berada di atas massa jenis yang lebih besar.
Contohnya, minyak akan selalu mengapung diatas permukaan air karena
massa jenis minyak lebih kecil dari massa jenis air.

Semua benda/objek yang memiliki massa jenis lebih besar dari massa jenis
air akan selalu tenggelam. Prinsip inilah yang dipakai oleh insinyur kapal
dalam merancang kapal. Perhatikan gambar dibawah ini, prinsip inilah
yang dipakai sehingga kapal selam dapat menyelam dan mengapung

kembali ke permukaan laut.


Tekanan
Tekanan merupakan perbandingan antara gaya dan luas bidang sentuh.
Secara matematis dapat dirumuskan
F
P=
A
Keterangan
F = gaya (N)
A = luas permukaan (m2)
P = tekanan (N/m2=Pa)
Hukum Archimedes
Hukum Archimedes adalah hukum yang menyatakan bahwa setiap benda
yang tercelup baik keseluruhan maupun sebagian dalam fluida, maka
benda tersebut akan menerima dorongan gaya ke atas (atau gaya apung).
Besarnya gaya apung yang diterima, nilainya sama dengan berat air yang
dipindahkan oleh benda tersebut (berat = massa benda x percepatan
gravitasi) dan memiliki arah gaya yang bertolak belakang (arah gaya berat
kebawah, arah gaya apung ke atas).

Jika benda memiliki berat kurang dari berat air yang dipindahkannya,
maka benda tersebut akan mengapung (berat benda < gaya apung atau
rho_{benda} < rho_{air}). Jika benda memiliki berat lebih dari berat air
yang dipindahkannya, maka benda tersebut akan tenggelam (berat benda >
gaya apung atau rho_{benda} > rho_{air}). Dan benda akan melayang,
jika beratnya sama dengan berat air yang dipindahkan (berat benda = gaya
apung), yang berarti massa jenis benda sama dengan massa jenis air
(rho_{benda} = rho_{air}).
Rumus hukum archimedes
 gaya Archimedes bisa dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
FA = gaya angkat ke atas atau gaya Archimedes (N);
ρf = massa jenis fluida (kg/m3);
g = percepatan gravitasi Bumi (m/s2); dan
Vbf = volume benda tercelup (m3).
Ternyata, konsep gaya angkat ke atas ini menyebabkan tiga kemungkinan
posisi benda di dalam zat cair, yaitu terapung, melayang, dan tenggelam.
Perhatikan gambar berikut.

Jika diperhatikan, gaya Archimedes menyebabkan berat benda di dalam


zat cair seolah berbeda dengan beratnya di udara. Saat ditimbang, berat
benda di dalam zat cair lebih kecil dibandingkan di udara. Oleh karena itu,
berat benda di dalam zat cair disebut sebagai berat semu. Secara

matematis, berat semu dirumuskan sebagai berikut.


Keterangan:
wbf = berat benda di dalam fluida (N);
wu = berat benda di udara (N);
FA = gaya Archimedes (N);
ρb = massa jenis benda (kg/m3);
ρf= massa jenis fluida (kg/m3);
Vbf = volume benda tercelup (m3); dan
g = percepatan gravitasi (m/s2).

C. Alat dan Bahan


Alat :
(1)   Gelas,
(2)   Sendok,
(3)   Tissue.
Bahan :
(1)   Telur,
(2)   Air,
(3)   Garam.
D. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan percobaan.
2. Gelas diberi air, jangan sampai penuh agar pada saat memasukkan
telur airnya tidak tumpah dan dialasi dengan tissue agar tidak basah
lantainya.
3. Pertama-tama telur dimasukkan dalam gelas yang berisi air tanpa
campuran garam kemudian amati yang terjadi.
4. Setelah itu dalam gelas dimasukkan satu sendok garam dan aduk
perlahan-lahan sampai merata. Amati keadaan yang terjadi pada telur
tersebut.
5. Masukkan lagi satu sendok garam dan aduk secara perlahan-lahan
sampai merata. Amati keadaan yang terjadi pada telur tersebut.
6. Lakukan seterusnya sampai mendapatkan keadaan telur mulai dari
tenggelam, melayang, hingga terapung
7. Catatlah hasil pengamatan yang telah dilakukan dan buatlah tabel
pengamatan untuk mempermudah untuk memahaminya.
E. Hasil Percobaan
No Banyak Garam Peristiwa yang terjadi Foto
(sendok)
1. 0 Tenggelam

2. 1 sendok ( 1 Tenggelam
sendok )

3. 1 sendok (2 Tenggelam
sendok)
4. 1 sendok (3 Tenggelam
sendok)

5. 1 sendok (4 Melayang
sendok)

6. 1 sendok (5 Melayang
sendok)
7. 1 sendok (6 Mengapung
sendok)

F. Pembahasan
Hasil praktikum yang telah diperoleh dapat dikemukakan data sebagai berikut

Garam 0 sendok = tenggelam

Garam 1 sendok = tenggelam

Garam 1 sendok (2 sendok) = tenggelam

Garam 1 sendok (3 sendok) = tenggelam

Garam 1 sendok (4 sendok) = melayang

Garam 1 sendok (5 sendok) = melayang

Garam 1 sendok (6 sendok) = mengapung

Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan sebuah benda yang dicelupkan


ke dalam zat cair akan tenggelam jika berat benda (W) lebih besar dari gaya ke
atas (FA).

W > FA

pb Vb g > pf Vf g

pb > pf
Pada saat telur dimasukkan dalam air tak terisi garam maka telur tersebut akan
tenggelam karena massa jenis telur lebih besar daripada massa jenis air.
Kemudian air diberi garam 1-3 sendok dan diaduk secara perlahan-lahan, telur
masih juga tenggelam karena massa jenis telur masih lebih besar daripada massa
jenis air. Kemudian, jika sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan
melayang jika berat benda (W) sama dengan gaya ke atas (FA) atau benda
tersebut dalam keadaan setimbang.

W = FA

pb Vb g = pf Vf g

pb = pf

Pada saat air diberi 4 sendok garam dan diaduk secara perlahan-lahan maka telur
akan berada pada keadaan melayang. Hal ini terjadi karena massa jenis air sama
dengan massa jenis telur. Garam disini berfungsi untuk memperbesar massa jenis
air.

Kemudian keadaan terapung, jika sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair
akan terapung jika berat benda (W) lebih kecil dari gaya ke atas (FA).

W > FA

pb Vb g > pf Vf g

pb > pf

Pada saat air diberi 6 sendok garam dan diaduk secara perlahan-lahan maka telur
itu akan terapung karena massa jenis air lebih besar daripada massa jenis telur.
Hal ini terjadi karena semakin banyak garam yang diberikan maka semakin besar
pula massa jenis zat cairnya atau air.

Dari hasil yang telah di peroleh sesuai dengan dasar teori yang ada yaitu
ketika sebuah benda dimasukkan sebagian atau seluruhnya ke dalam air, maka
benda tersebut akan mengalami gaya tekan yang mengarah ke atas yang besarnya
sama dengan berat air yang dipindahkan oleh bagian benda yang terbenam
tersebut. semakin banyak garam (semakin besar massa jenis benda) yang
dicampurkan maka semakin besar gaya tekanan nya.

Air biasa memiliki massa jenis 1000 kg/m3. Ketika ditambahkan dengan
telur saja maka telur akan tenggelam. Dengan begitu fluida statisnya tidak
bertambah. Sedangkan ketika air ditambahkan dengan garam, maka keadaan telur
akan melayang bahkan tenggelam. Dengan begitu fluida statis dan massa jenis
benda nya pun bertambah. Peran garam memang sangat penting, karena garam
disini berperan untuk menambah massa jenis (kerapatan) air-nya.

Selain garam, hal-hal yang mempengaruhi percobaan ini adalah percepatan


gravitasi (m/s2).

G. Kesimpulan
1). Benda tenggelam karena massa jenis telur > massa jenis air.
Benda melayang karena massa jenis telur = massa jenis air.
Benda terapung karena massa jenis telur < massa jenis air.
2) a. Setiap benda yang dimasukkan ke dalam fluida selalu ada gaya ke
atas
b. Garam berfungsi untuk memperbesar massa jenis air dengan begitu
semakin banyak garam yang diberikan maka semakin besar pula
massa jenis airnya sehingga semakin besar gaya dorong ke atas yang
diterima oleh benda.

H. Evaluasi
1. Sulit dalam membuat pembahasan
2. Sulit dalam menyusun kalimat bahasa indonesia yang benar

Anda mungkin juga menyukai