Anda di halaman 1dari 4

RESUME

HUKUM PIDANA MILITER

Gilang Jaya Kusuma


2102010158
Fakultas Hukum
2022
Kitab Undang – undang Hukum Pidana Militer

A. Pengeterapan Hukum Pidana Umum : pasal 1, Pasal 2, dan pasal 3 KUHPM


Pasal 1 :(Diubah dengan UU NO.9 Tahun 1947) Untuk penerapan kitab undang-undang
ini berlaku ketentuan-ketentuan hukum pidana umum, termasuk bab kesembilan dari
buku pertama Kitab Undang-undang Hukum Pidana, kecuali ada penyimpangan –
penyimpangan yang ditetapkan dengan undang – undang

Pasal tersebut menjelaskan tentang penerapan ketentuan-ketentuan pasal KUHPM


dalam kehidupan anggota militer sesuai dengan Hukum Pidana Umum jika seorang
anggota militer melakukan tindak pidana

Pasal 2 : (Diubah dengan UU no. 39 tahun 1947) Terhadap tindak pidana yang tidak
tercantum dalam kitab undang-undang ini, yang dilakukan oleh orang – orang yang
tunduk pada kekuasaan badan-badan peradilan militer, diterapkan hukum pidana
umum, kecuali ada penyimpangan-penyimpangan yang ditetapkan dengan Undang-
undang.

Dapat diuraikan bahwa, pasal tersebut sudah diubah dan untuk melakukan proses
hukum terhadap orang orang yang tunduk pada kekuasaan badan badan peradilan
militer atau secara sederhana bisa disebut anggota militer, dapat menggunakan
ketentuan yang telah diatur dalam hukum pidana umum.

Pasal 3 : ( Diubah dengan UU no. 39 Tahun 1947) Ketentuan-ketentuan mengenai


tindakan tindakan yang tercantum dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana, yang
dilakukan di atas kapal (schip) Indonesia atau yang berhubungan dengan itu, diterapkan
juga bagi tindakan-tindakan yang dilakukan di atas perahu ( vaartuig) Angkatan Perang
atau yang berhubungan dengan itu, kecuali jika isi ketentuan –ketentuan tersebut
meniadakan penerapan ini, atau tindakan tindakan tersebut termasuk dalam suatu
ketentuan pidana yang lebih berat

Pasal ini menjelaskan tentang ketentuan – ketentuan mengenai tindak pidana yang
dilakukan oleh anggota Militer saat dia berada di atas Kapal ataupun perahu angkatan
perang

B. Lingkungan Berlakunya Ketentuan Pidana dalam Perundang-undangan : Pasal 4 dan


Pasal 5 KUHPM

Pasal 4 : ( Diubah dengan UU No. 39 Tahun 1957) Ketentuan- ketentuan pidana dalam
perundang-undangan Indonesia, selain daripada yang dirumuskan dalam Kitab Undang
– undang Hukum Pidana, diterapkan kepada militer :
Ke-1 : yang sedang dalam hubungan dinas berada diluar Indonesia, melakukan suatu
tindak pidana di tempat itu.
Ke-2 : Yang sedang di luar hubungan dinas berada di luar Indonesia, melakukan salah
satu kejahatan yang dirumuskan dalam kitab Undang – undang ini, atau suatu kejahatan
jabatan yang berhubungan dengan pekerjaannya untuk angkatan perang, suatu
pelanggaran sedemikian itu, atau suatu tindak pidana dalam keadaan-keadaan
sebagaimana disebutkan dalam pasal 52 Kitab Undang-undang Hukum Pidana

Pasal ini menjelaskan tentang ketentuan pidana lanjutan dari KUHP untuk diterapkan
kepada anggota militer saat dia melakukan tindak pidana dalam hubungan dinas
maupun diluar hubungan dinas diluar negara Indonesia yang behubungan dengan
angkatan perang.

Pasal 5 : (Diubah dengan UU no. 39 Tahun 1947) Ketentuan pidana dalam perundang-
undangan Indonesia diterapkan bagi setiap orang, yang dalam keadaan perang, diluar
Indonesia melakukan suatu tindak pidana, yang dalam keadaan-keadaan tersebut
termasuk dalam kekuasaan badan badan peradilan militer.

Pasal ini menjelaskan tentang aturan menganai pidana yang diterapkan secara khusus
terhadapa rakyat Indonesia yang sedang berada didalam keadaan perang diluar
Indonesia, dan terbukti melakukan suatu tindak pidana, Maka dia termasuk dalam
kekuasaan badan badan peradilan Militer.

C. Ketentuan tentang pidana dalam KUHPM : Pasal 6

Pasal 6 : Pidana – pidana yang ditentukan dalam kitab undang-undang ini adalah :
a. Pidana-pidana Utama:
Ke-1: Pidana mati
Ke-2: Pidana penjara
Ke-3: Pidana kurungan
Ke-4: Pidana tutupan (UU No. 20 Tahun 1946)

b. Pidana-pidana Tambahan:
Ke-1: Pemecatan dari dinas militer dengan atau tanpa pencabutan haknya untuk
memasuki Angkatan Bersenjata
Ke-2: Penurunan Pangkat
Ke-3: Pencabutan hak-hak yang disebutkan pada pasal 35 ayat pertama pada
nomor-nomor ke-1,ke-2,ke-3 Kitab Undang Undang Hukum Pidana.

Pasal ini menjelaskan tentang pembagian pidana – pidana yang dijatuhkan ke anggota
militer, apabila terbukti melakukan tindak pidana .
Pelaksanaan pada pidana utama :
1. Pidana Mati
Pelaksanaan pidana mati merupakan perampasan nyawa secara paksa yang
Dilakukan oleh pihak berwenang (Regu Militer) terhadap anggota militer yang
terpidana. Pidana mati dapat ditunda apabila yang bersangkutan sedang hamil atau
mengalami gangguan kejiwaan dikarenakan sifat prikemanusiaan yang harus ada
sebagaimana tercantum pada UU nomor 48 tahun 2009 tentang kekuasaan
kehakiman.
2. Pidana Penjara
Penjara pada kalangan Militer ditempatkan di MASMIL apabila tidak disertai pidana
tambahan berupa pemecatan dinas, dan bisa juga ditempatkan di LAPAS apabila
militer tersebut disertai dengan pidana tambahan berupa pemecatan dinas.
3. Pidana Kurungan
Pelaksanaan pidana kurungan kepada anggota militer yaitu apabila seorang militer
dinyatakan bersalah karena melakukan suatu kejahatan yang dirumuskan dalam UU
ini dan kepadanya akan dijatuhkan pidana penjara sebagai pidana utama yang tidak
melebihi 3 bulan, Hakim berhak menentukan dengan putusan bahwa pidana
tersebut dijalankan sebagai pidana kurungan
4. Pidana tutupan
Pada pelaksanaannya Hukum tutupan baru sekali diberlakukan dikalangan militer
Yaitu pada peristiwa 3 juli 1946. Pidana tutupan ini merupakan pengganti hukuman
penjara karena terdorong dengan maksud yang dihormati.

Anda mungkin juga menyukai