Anda di halaman 1dari 8

SISTEMATIKA KITAB

UNDANG-UNDANG
HUKUM PIDANA MILITER
Kelompok IV :
Myco Obaja Halomoan 2020330050095
Nabila Dini Oktavya 2020330050084
Nur Putri 2020330050099
Yoswandi 2020330050096
Anbiya Beltian Muttaqin 2020330050098
PENDAHULUAN
 Hukum pidana militer yang sekarang berlaku di Indonesia diatur dan dimuat dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer (KUHPM). KUHPM tersebut sebenarnya
berasal dari “Wetboek van Militaire Strafrecht voor Nederlandsch Indie” (Staaisblad.
1934 No. 167) .
 Berdasarkan Undang-Undang No. 39 Tahun 1947 tentang Perubahan Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana Tentara, nama “Wetboek van Militaire Strafecht voor
Nederlandsch Indie” diubah menjadi “Wetboek van Militaire Strafecht” atau “Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana Militer” (KUHPM). Undang-Undang No. 39 Tahun 1947
juga melakukan beberapa perubahan terhadap KUHPM (WvMS) yang dimaksudkan untuk
menyesuaikan KUHPM dengan situasi dan kondisi Negara Republik Indonesia yang telah
merdeka.
 Undang-Undang No. 39 Tahun 1947 memuat perubahan-perubahan yang pada umumnya
dirumuskan dalam bahasa Belanda, kecuali beberapa peristilahan khas Indonesia. Hal
ini berarti bahwa hukum pidana militer yang sekarang berlaku di Indonesia tidak lain
adalah WvMS yang masih dalam bahasa Belanda dan dikenal dengan KUHPM.
Sistematika KUHPM

 Berbeda dengan KUHP yang terdiri dari 3 (tiga) buku (aturan umum,
kejahatan dan pelanggaran), KUHPM terdiri dari 2 (dua) buku yaitu:

1. Buku I tentang Ketentuan Umum; dan


2. Buku II tentang Kejahatan
Buku I KUHPM - Ketentuan Umum
1. Pendahuluan tentang Berlakunya Hukum Pidana Umum Bagi Militer (Pasal 1 – Pasal 3).

2. BAB I tentang Batas-Batas Berlakunya Ketentuan Pidana dalam Perundang-Undangan (Pasal 4 – Pasal 5).

3. BAB II tentang Pidana (Pasal 6 – Pasal 31).

4. BAB III tentang Peniadaan, Pengurangan dan Penambahan Pidana (Pasal 32 – Pasal 38).

5. BAB IV tentang Gabungan Tindak Pidana (Pasal 39).

6. BAB V tentang Tindak Pidana Aduan dalam Hukum Pidana Umum (Pasal 40).

7. BAB VI tentang Hapusnya Hak Penuntutan dan Pidana (Pasal 41 – Pasal 44).

8. BAB VII tentang Pengertian-Pengertian dan Perluasan Pengertian Beberapa Ketentuan (Pasal 45 – Pasal 63).
Buku II KUHPM – Kejahatan
1. BAB I tentang Kejahatan Terhadap Keamanan Negara (Pasal 64 – Pasal 72).

2. BAB II tentang Kejahatan dalam Melaksanakan Kewajiban Perang, tanpa Bermaksud untuk memberi
Bantuan Kepada Musuh atau Merugikan Negara untuk Kepentingan Musuh (Pasal 73 – Pasal 84).

3. BAB III tentang Kejahatan yang Merupakan Suatu Cara bagi Seseorang Militer untuk Menarik Diri dari
Pelaksanaan Kewajiban-Kewajiban Dinas (Pasal 85 – Pasal 96).

4. BAB IV tentang Kejahatan terhadap Pengabdian (Pasal 97 – Pasal 117).

5. BAB V tentang Kejahatan-Kejahatan terhadap Pelbagai Keharusan Dinas (Pasal 118 – Pasal 139).

6. BAB VI tentang Pencurian dan Penadahan (Pasal 140 – Pasal 146).

7. BAB VII tentang Merusakkan, Membinasakan atau Menghilangkan Barang-Barang Keperluan Angkatan Perang
(Pasal 147 – Pasal 149).

8. Ketentuan Umum Penutup (Pasal 150).


Hubungan Hukum Pidana Militer dan
Hukum Pidana Umum
 Dengan berlakunya hukum pidana militer sebagaimana diatur dan dimuat di dalam KUHPM
tidak berarti bahwa hukum pidana umum sebagaimana terkodifikasi dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (KUHP) tidak dapat diberlakukan terhadap anggota militer.

 Hukum pidana umum (KUHP) sebagai induk dari hukum pidana dapat diberlakukan terhadap
anggota militer di samping berlakunya hukum pidana militer (KUHPM). Hal tersebut
sebagaimana dinyatakan dalam Bab Pendahuluan Pasal 1-3 KUHPM yang memuat ketentuan
tentang berlakunya hukum pidana umum bagi anggota militer.

 Dengan demikian, meskipun KUHPM berlaku khusus bagi anggota militer dan orang-orang
yang tunduk pada yurisdiksi peradilan militer, terhadap orang-orang tersebut juga berlaku
juga berlaku KUHP, selama tidak ada ketentuan-ketentuan lain yang mengecualikan
 Pasal 1 KUHPM menyatakan bahwa untuk penerapan kitab undang-undang ini
berlaku ketentuan-ketentuan hukum pidana umum, termasuk bab kesembilan
dari buku pertama Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, kecuali ada
penyimpangan-penyimpangan yang ditetapkan dengan undang-undang.

 Pasal 2 KUHPM menyatakan bahwa terhadap tindak pidana yang tidak


tercantum dalam kitab undang-undang ini, yang dilakukan oleh orang yang
tunduk pada kekuasaan badan-badan peradilan militer, diterapkan hukum
pidana umum (KUHP), kecuali ada penyimpangan-penyimpangan yang
ditetapkan dengan undang-undang.

 Pasal 3 KUHPM menyatakan bahwa ketentuan-ketentuan mengenai tindakan-


tindakan yang tercantum dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, yang
dilakukan di atas kapal Indonesia atau yang berhubungan dengan itu,
diterapkan juga bagi tindakan-tindakan yang dilakukan di atas perahu
Angkatan Perang atau yang berhubungan dengan itu, terkecuali jika isi
ketentuan-ketentuan tersebut meniadakan penerapan ini, atau tindakan-
tindakan tersebut termasuk dalam suatu ketentuan pidana yang lebih berat.
Perbandingan KUHPM dan KUHP

 KUHP terdiri dari 3 (tiga) buku (aturan umum, kejahatan dan pelanggaran),
KUHPM terdiri dari 2 (dua) buku (ketentuan umum dan kejahatan).
 Adanya penggunaan rumusan dan istilah-istilah yang bersamaan antara judul
dari bab-bab buku I KUHP dengan KUHPM, kecuali bab judul PERCOBAAN dan
PENYERTAAN yang tak terdapat pada KUHPM
 Penggunaan istilah-istilah “permufakatan jahat” (samenspanning) pada pasal-
pasal 66, 79, 88, 94, 116, 125 dan 144 KUHPM penafsirannya sama dengan
pasal 88 KUHP

Anda mungkin juga menyukai