Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH PENYIMPANGAN PASAL

YANG ADA DI KUHPM TERHADAP KUHP

TUGAS

HUKUM PIDANA MILITER

Disusun Oleh:

Mahdi Kurniawan, S.Kom. Nosis. 2411

SEKOLAH TINGGI HUKUM MILITER


ANGKATAN XXVIII
2024
BUKU PERTAMA
BAB PENDAHULUAN

a. Pasal 1 KUHPM dan penyimpangannya adalah Pasal 103 KUHP yang mengatur : “
Ketentuan - ketentuan dalam Bab I s.d. Bab VIII buku ini, juga berlaku bagi tindakan -
tindakan yang oleh ketentuan perundang - undangan lainnya diancam dengan pidana,
kecuali jika oleh undang - undang ditentukan lain”. Termasuk didalamnya terdapat
interpretasi pemberlakuan Bab IX Buku I KUHP.
b. Pasal 2 KUHPM berisi tentang terhadap TP yang tidak tercantum dalam KUHPM
yang tunduk pada justisiabel badan peradilan militer diterapkan hukum pidana umum,
kecuali ada penyimpangan - penyimpangan yang ditetapkan oleh undang - undang. Maka
penyimpangannya adalah Pasal 63 ayat (2) yang menganut asas lex specialis derogate
lex generalis.
c. Pasal 3 KUHPM dan penyimpangannya adalah Pasal 3 KUHP yaitu tentang TP
yang dilakukan diatas kapal Indonesia termasuk ketentuan 95 KUHP yang menjelaskan
pengertian dari apa yang disebut kapal Indonesia.

BAB I BATAS - BATAS BERLAKUNYA KETENTUAN PIDANA DALAM PERUNDANG -


UNDANGAN
a. Pasal 4 KUHPM berisi tentang asas personalitas bagi militer di luar RI dan
penyimpangannya adalah Pasal 5 ayat (1) ke - 2 KUHP.
b. Pasal 5 KUHPM berisi tentang kekuasaan peradilan militer di luar negeri dan
merupakan perluasan dari asas nasional pasif atau asas perlindungan ditinjau dari sudut
kepentingan negara yang harus dilindungi sehingga penyimpangannya adalah Pasal 4 ke-
1, ke-2 bagian akhir dan ke-3 KUHP.

BAB II PIDANA
a. Pasal 6 dan Pasal 7 KUHPM berisi tentang jenis - jenis pidana yang
penyimpangannya adalah Pasal 10 KUHP, dimana yang berbeda adalah jenis pidana
utama / pokok dalam militer tidak dikenal jenis pidana denda.
b. Pasal 8 dan Pasal 9 KUHPM berisi tentang pelaksanaan pidana mati dimana
dilaksanakan dengan cara ditembak atau dilaksanakan di perahu laut dan jauh dari
pantai, jenazah terpidana diterjunkan ke laut sedangkan penyimpangannya adalah Pasal
2

11 KUHP dimana pelaksanaannya adalah dengan dijeratkan tali yang terikat ditiang
gantungan pada leher terpidana.
c. Pasal 10 s.d. Pasal 25 KUHPM berisi tentang pidana penjara atau kurungan
beserta pelaksanaannya yang disimpangi dengan Pasal 13 s.d. Pasal 14 serta Pasal 14a
- 14f tentang ketentuan pelaksanaan pidana penjara atau kurungan.
d. Pasal 26, Pasal 27 dan Pasal 29 KUHPM yang berisi ketentuan pidana tambahan
berupa pemecatan dari dinas militer tidak terdapat penyimpangan di ketentuan KUHP
e. Pasal 28 KUHPM yang berisi ketentuan pidana tambahan berupa penurunan
pangkat di lingkungan militer tidak terdapat penumpangan di ketentuan KUHP
f. Pasal 30 dan Pasal 31 KUHPM yang berisi ketentuan pidana tambahan
pencabutan hak - hak tertentu dapat disimpangi terhadap ketentuan Pasal 35 ayat (1)
KUHP tentang pencabutan hak - hak terpidana.

BAB III PENIADAAN, PENGURANGAN DAN PENAMBAHAN PIDANA


a. Pasal 32 KUHPM yang berisi tentang ketentuan terhadap peniadaan pidana dapat
disimpangi dengan Pasal 44 KUHP tentang perbuatan yang tidak dapat dipertanggungkan
karena jiwanya cacat atau terganggu karena penyakit
b. Pasal 33 dan Pasal 34 KUHPM tentang pelaksanaan pidana yang diserahkan
kepada Pemerintah atau walinya yang dapat disimpangi dengan ketentuan pada Pasal 45
dan Pasal 46 KUHP tentang pelaksanaan pidana bagi terpidana yang belum dewasa
diserahkan kepada Pemerintah atau walinya.
c. Pasal 35 s.d. Pasal 38 KUHPM tentang pemberatan pidana dapat disimpangi
dengan pasal 52 dan Pasal 52a yang terdapat pada KUHP

BAB IV PERBARENGAN TINDAK PIDANA


a. Pasal 39 KUHPM dapat disimpangi dengan ketentuan pada Pasal 67 KUHP yaitu
jika terpidana dijatuhi pidana mati atau pidana penjara seumur hidup tidak boleh dijatuhi
pidana lain

BAB V TP KARENA PENGADUAN


a. Pasal 40 KUHPM bahwa kejahatan yang dirumuskan dalam pasal 287, 293 dan
332 KUHP yang dilakukan dalam waktu perang oleh orang yang tunduk pada justisiabel
peradilan militer maka penuntutannya dapat dilakukan karena jabatan dapat disimpangi
dengan yang terdapat pada Pasal 72 KUHP dimana yang berhak melakukan pengaduan
3

adalah orang yang terkena kejahatan atau wakilnya yang sah dalam pandangan undang -
undang.

BAB VI HAPUSNYA HAK MENUNTUT DAN MENJALANKAN PIDANA


a. Pasal 41 KUHPM tentang hak menuntut terhadap perkara kejahatan yang terdapat
pada pasal 87 KUHP dan pasal 139 KUHP adalah 12 tahun tidak terjadi penyimpangan
karena ketentuannya sama dengan yang terdapat pada ketentuan pasal 78 ayat (1) ke-3.
b. Pasal 42 KUHPM tentang hak menuntut pelaku kejahatan yang belum mencapai
umur 18 tahun dikurangi menjadi sepertiga tidak terjadi penyimpangan karena
ketentuannya sama dengan yang terdapat pada ketentuan pasal 78 ayat (2)
c. Pasal 43 KUHPM tentang jangka waktu penuntutan pidana dalam ketidakhadiran
tanpa ijin, desersi dan kejahatan yang dirumuskan dalam pasal 139 tidak diatur dalam
ketentuan yang terdapat pada KUHP.
d. Pasal 44 KUHPM tentang penyelesaian perkara diluar persidangan dimana diatur
dalam ketentuan KUHP Pasal 82, dimana pejabat yang dimaksud dalam ketentuan Pasal
44 KUHP adalah Papera.

BAB VII PENGERTIAN BEBERAPA ISTILAH DAN PERLUASAN PENERAPAN


KETENTUAN DALAM KUHPM
a. Pasal 45 s.d. Pasal 63 KUHPM tidak terdapat penyimpangan dalam KUHP

Anda mungkin juga menyukai