Anda di halaman 1dari 13

Tanjungpinang adalah ibu kota Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia terletak dikoordinat 0º5'

Lintang Utara dan 104º27' Bujur Timur, pada awalnya adalah ibukota Provinsi Riau meliputi
Riau daratan dan kepulauan. Suku dan budaya asli Tanjungpinang adalah Melayu, Badan pusat
statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau telah mencatat, jumlah wisatawan yang berkunjung ke
Kota Tanjungpinang pada bulan Desember 2017 mencapai 14.378 pengunjung, mengalami
peningkatan 36.89 persen dibandingkan jumlah wisatawan pada bulan November yang mencapai
10.503 pengunjung. diatas timbul gagasan untuk merencanakan suatu hotel resort yang
mendukung perkembangan sektor pariwisata di Tanjungpinang. Salah satu pendekatan yang
mendukung gagasan tersebut adalah konsep arsitektur neo-vernakular, yang berarti bahasa
setempat diucapkan dengan cara baru, arsitektur neo-vernacular adalah suatu penerapan elemen
arsitektur yang telah ada, baik fisik (bentuk, konstruksi) maupun non fisik (konsep, filosopi, tata
ruang) dengan tujuan melestarikan unsur – unsur lokal yang telah terbentuk secara empiris oleh
sebuah tradisi yang kemudian sedikit atau banyaknya mangalami pembaruan menuju suatu karya
yang lebih modern atau maju tanpa mengesampingkan nilai – nilai tradisi setempat.
a. Menurut SK Menparpostel Nomor: KM 34/ HK 103/ MPPT 1987
Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh
bangunan, untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya
bagi umum, yang dikelola secara komersial.
b. Menurut Buku Managing Front Office Operations dari AMHA (American Hotel & Motel
Association)
Hotel dapat didefinisikan sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara
komersial dengan fasilitas penginapan untuk umum dan fasilitas pelayanan kamar,
pelayanan barang bawaan, pencucian pakaian serta dapat menggunakan fasilitas
perabotan dan menikmati hiasan – hiasan yang ada didalamnya.
Dari penjelasan beberapa definisi hotel diatas, dapat disimpulkan bahwa hotel merupakan salah
satu jenis akomodasi yang dikelola komersial sebagai penyedia jasa penginapan dengan
memberikan berbagai fasilitas pendukung.

Menurut Tarmoezi & Manurung (2000), Berdasarkan lokasinya, hotel dapat


dikelompokkan sebagai City Hotel, Residential Hotel, Resort Hotel(Hotel yang berlokasi di
daerah pegunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi
aliran sungai. Hotel seperti ini terutama diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada
hari – hari libur atau bagi mereka yang ingin berekreasi), Motel (Motor Hotel).

Secara umum terdapat banyak kajian mengenai pengertian resort sebagai berikut:

a. Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seorang di luar
tempat tinggalnya dengan tujuan atara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga.
Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah raga,
kesehatan, konferensi, keagamaan serta keperluan usaha lainnya (Dirjen Pariwisata,
Pariwisata Tanah Air Indonesia, hal. 13, November 1988).
b. Resort adalah sebuah kawasan yang terencana, yang tidak hanya sekedar untuk menginap
tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi. (Chuck Y. Gee, Resort Development and
Management, Watson – Guptil Publication, 1988)
Dari beberapa pengertian yang telah diuraikan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa hotel
resort merupakan sebuah akomodasi penginapan terencana yang terletak di dekat obyek wisata,
biasanya berada di pegunungan atau tepi pantai, dimana pengunjung tidak hanya dapat menginap
tapi juga untuk beristirahat dan berekreasi.

a. Berdasarkan letak dan fasilitasnya (Lowson, 1995), resort dapat diklasifikasikan sebagai
berikut: Mountain Resort Hotel, Health Resort and Spas, Beach Resort Hotel (didaerah
pantai, mengutamakan potensi alam dan pemandangan khas pantai dan laut sebagai daya
tarik utamanya. Pemandangan lepas menuju ke arah lautan, keindahan pantai, dan
fasilitas olah raga air seringkali dimanfaatkan sebagai pertimbangan utama perancangan
bangunan), Marina Resort Hotel, Rural Resort and Country Hotels.
Menurut (Kurniasih, 2009) terdapat karakteristik khusus yang dimiliki oleh jenis resort hotel
dengan hotel yang lainnya, yaitu:

1. Lokasi
Hotel resort berlokasi diarea wisata, tempat yang memiliki pemandangan indah,
pegunungan, tepi pantai dan sebagainya. Lokasi memegang peranan penting sebuah
resort hotel, karena kegiatan rekreasi merupakan tuntutan utama pasar dan berpengaruh
pada harganya. Oleh karena letak tersebut, maka pemanfaatan potensi – potensi alam dan
kondisi lingkungan khas dapat lebih dioptimalkan pada rancangan.
2. Fasilitas
Pengunjung yang datang untuk kegiatan rekreasi dan mengisi waktu libur
menuntut ketersediannya fasilitas indoor dan outdoor. Fasilitas pokok utama adalah
ruang tidur sebagai area privasi dan outdoor yang meliputi kolam renang dan fasilitas
olahraga dan penataan landscape.
Secara umum, fasilitas yang disediakan pada resort hotel terdiri dari dua kategori
utama, yaitu:
a. Fasilitas umum, yaitu penyediaan kebutuhan umum seperti akomodasi, pelayanan,
hiburan, relaksasi. Semua tipe resort menyediakan fasilitas ini.
b. Fasilitas tambahan, yang disediakan pada lokasi khusus dengan memanfaatkan
kekayaan alam yang ada pada area sekitar untuk kegiatan rekreasi yang lebih spesifik
dari resort. Contoh fasilitas ini adalah kondisi fisik di tepi laut, yaitu pasir pantai dan
sinar matahari. Kondisi tersebut dimanfaatkan untuk kegiatan berenang, selancar,
menyelam, dan berjemur.
3. Arsitektur dan Suasana
Wisatawan yang berkunjung ke resort cenderung mencari akomodasi dengan
arsitektur dan suasana khusus, yang berbeda dengan jenis hotel yang lainnya. Arsitektur
dan suasana alami merupakan pilihan mereka. Wisatawan pengunjung resort hotel lebih
cenderung memilih penampilan bangunan dengan tema alam atau tradisional dengan
motif dekorasi interior yang bersifat etnik atau luar ruangan yang bersifat etnik.
Rancangan bangunan lebih disukai yang mengutamakan pembentukan suasana khusus
dari pada efisiensi.
4. Segmen Pasar
Hotel resort merupakan suatu fasilitas akomodasi yang terletak di daerah wisata,
pengunjung resort hotel adalah wisatawan yang bertujuan unutk berlibur, bersenang –
senang, mengisi waktu luang, dan melupakan rutinitas kerja sehari – hari yang
membosankan. Untuk tujuan tersebut mereka membutuhkan hotel dengan fasilitas yang
dilengkap dengan hal – hal yang bersifat rekreatif dan memberikan pola pelayanan yang
baik. Sebuah resort yang baik pada dasarnya harus bisa memiliki respon kebutuhan
seperti ini. Sehingga rancangan sebuah resort perlu dilengkapi dengan berbagai fasilitas
yang memungkinkan untuk bersenang – senang, refreshing, dan mendapatkan hiburan
yang dibutuhkan.
Berdasarkan kutipan dalam Direktorat Jendral Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi
No-22/U/VI/1978 menyatakan bahwa hotel resort berdasarkan tingkatannya dibedakan menjadi:

1. Klasifikasi hotel atau hotel resort menurut jumlah bintang


Tabel 2.1 Persyaratan dan Tingkatan Hotel resort

Kelas Hotel Resort Persyaratan Hotel Resort


Hotel Bintang Satu (*) - Jumlah kamar standar minimal 15 kamar
- Kamar mandi berada di dalam kamar
- Luas kamar standar minimal 20 m²
Hotel Bintang Dua (**) - Jumlah kamar standar minimal 20 kamar
- Kamar mandi berada di dalam kamar
- Luas kamar standar 22 m²
- Memiliki kamar suite minimal satu kamar
- Luas kamar suite minimal 44 m²
Hotel Bintang Tiga (***) - Jumlah kamar standar minimal 30 kamar
- Kamar mandi berada di dalam kamar
- Luas kamar standar minimal 24 m²
- Memiliki kamar suite minimal dua kamar
- Luas kamar suite minimal 48m²
Hotel Bintang Empat (****) - Jumlah kamar standar minimal 50 kamar
- Kamar mandi berada di dalam kamar
- Luas kamar standar minimal 24 m²
- Memiliki kamar suite minimal tiga kamar
- Luas kamar suite minimal 48 m²
Hotel Bintang Lima (*****) - Jumlah kamar standar minimal 100 kamar
- Kamar mandi berada di dalam kamar
- Luas kamar standar minimal 26 m²
- Memiliki kamar suite minimal empat kamar
- Luas kamar suite minimal 52 m²
Sumber : Direktorat Jendral Pariwisata Pos, dan Telekomunikasi No-22/U/VI/1978

2. Fasilitas hotel atau hotel resort bintang 5 (*****)


Tabel 2.2 Fasilitas hotel atau hotel resort
No Nama Fasilitas Keterangan
1 Umum
- Mudah dicapai, dalam arti akses ke lokasi
tersebut mudah
- Unsur dekorasi Indonesia tercermin di Lobby.
- Bebas polusi
- Bangunan terawat rapi dan bersih
- Sirkulasi di dalam bangunan mudah
- Adanya restoran
- Adanya ruang serba guna.
2 Bedroom (Kamar tidur) - Mempunyai minimum 100 kamar standar
dengan luasan 26 m2/kamar.
- Mempunyai 4 kamar suite dengan luasan 52
m2/kamar
- Tinggi minimum 2.6 m tiap lantai
- Kamar dilengkapi pengatur suhu.
3 Dining room (Ruang - Mempunyai minimum 3 buah dining room,
makan) salah satunya adalah dengan spesialisasi
masakan (Japanese/Chinese/European food)

4 Bar - Apabila berupa ruang tertutup maka harus


dilengkapi dengan pengatur udara mekanik
(AC) dengan suhu 24ºC
- Lebar ruang kerja bartender setidaknya 1m

5 Ruang fungsional - Minimum terdapat 1 buah pintu masuk yang


terpisah dari lobby dengan kapasitas minimum
2,5 kali jumlah kamar
- Dilengkapi dengan toilet apabila tidak satu
lantai dengan lobby
- Terdapat pre function room

6 Lobby - Mempunyai luasan minimum 100 m²


- Terdapat 2 toilet umum untuk pria dan 3 toilet
umum untuk wanita dengan perlengkapannya

7 Drug store (Toko obat) - Minimum terdapat drug store, bank, money
charger, biro perjalanan, airline agent,
souvenir shop, perkantoran, butik dan salon
- Tersedia poliklinik dan paramedis

8 Sarana rekreasi dan olah - Minimum 1 buah dengan pilihan : tennis,


raga bowling, golf, fitness, sauna, billiard, jogging
atau taman bermain anak
- Terdapat kolam berenang dewasa yang
terpisah dengan kolam renang anak
- Sarana rekreasi untuk hotel di pantai dapat
dipilih dari alternatif berperahu, menyelam,
selancar atau ski air
- Sarana rekreasi untuk hotel di gunung dapat
dipilih dari alternatif hiking, berkuda atau
berburu
- area bermain anak minimum ayunan atau
ungkit (children playground)

9 Utilitas penunjang - Terdapat transportasi vertikal mekanis


- Ketersediaan air bersih minimum 700
liter/orang/hari
- Dilengkapi dengan air panas/dingin
- Dilengkapi dengan telepon lokal dan
interlokal
- Tersedia PABX (Private Automatic Branch
eXchange)
- Dilengkapi dengan sentral video, musik,
teleks, radio, carcall

10 Business center (Bisnis  Tersedia staf yang dapat membantu bertindak


center) sebagai co-secretary para tamu untuk
berkomunikasi dengan relasi bisnis
 Dilengkapi faksimili, teleks, dan mecanograf
 Dilengkapi dengan akses internet melalui
kamar untuk reservasi dan promosi usaha
11 Restoran  Main dinning room atau ruang makan utama
yang menyediakan makanan Perancis atau
internasional
 Coffee shop, restoran yang menyediakan dan
menyajikan makan pagi dengan menu dan
jenis pelayanannya lebih sederhana atau ibiasa
disebut ready on plate
 Restoran yang spesifik seperti grill-room,
pizzarea, Japanese, oriental
 Room service, restoran yang melayani dan
menyediakan hidangan makanan dan
minuman kepada tamu hotel yang enggan
keluar kamar
 Take out service dan out side catering, untuk
melayani pesanan makanan dan minuman bagi
penyelenggaraan perjamuan di luar hotel
Sumber : Direktorat Jendral Pariwisata Pos, dan Telekomunikasi No-22/U/VI/1978

Arsitektur Neo – Vernakular

Arsitektur neo-vernakular adalah paham atau aliran yang berkembang pada era post modern
yaitu aliran arsitektur yang muncul pada pertengahan tahun 1960-an, Post Modern lahir
disebabakan pada era modern timbul protes dari para arsitek terhadap pola-pola yang berkesan
monoton (bangunan berbentuk kotak-kotak). Menurut Charles A. Jenck ada 6 aliran yang muncul
pada era post modern, diantaranya, Historiscism, Straight Revivalism, Neo Vernacular,
Contextualism, Methapor dan Post Modern Space. Dimana menurut Budi A Sukada, 1988 dari
semua aliran yang berkembang pada era post modern ini memiliki 10 (sepuluh) ciri – ciri
arsitektur sebagai berikut:

1. Mengandung unsur komunikatif yang bersifat lokal atau popular.


2. Membangkitkan kembali kenangan historik.
3. Berkonteks urban.
4. Menerapkan kembali teknik ornamentasi.
5. Bersifat representasional (mewakili keseluruhan).
6. Berwujud metaforik.
7. Dihasilkan dari partisipasi.
8. Mencerminkan aspirasi umum.
9. Bersifat plural.
10. Bersifat eklektik.
Sebuah karya arsitektur yang memiliki enam atau tujuh ciri – ciri diatas sudah dapat
dikategorikan kedalam arsitektur Post Modern.

Secara etimologi, kata neo-vernakular berasal dua kata yang berasal dari bahasa Yunani.
Vernakular merupakan perubahan dari kata Vernacullus yang memiliki arti lokal pribumi.
Sedangkan Neo berarti baru Arsitektur neo-vernakular merupakan suatu paham dari aliran
Arsitektur Post-Modern yang lahir sebagai respon dan kritik atas modernisme yang
mengutamakan nilai rasionalisme dan fungsionalisme yang dipengaruhi perkembangan teknologi
industri.

Menurut Sumalyo (1997), vernakular memiliki arti bahasa setempat, dalam arsitektur istilah ini
untuk menyebut bentuk – bentuk yang menerapkan unsur-unsur budaya, lingkungan termasuk
iklim setempat yang diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak, struktur, detail-
detail bagian, ornamen dan lain-lain). Menurut Gideon.S (1969), neo-vernakular adalah
interpretasi kontemporer dari bahasa sehari-hari bangunan yang terinspirasi oleh unsur-unsur
warisan budaya vernakular dan mengekspresikan teknologi dan bahasa estetika pada masanya.
Sedangkan menurut Suha.O (1986) neo-vernakular biasanya didasarkan hanya pada dua
pendekatan interpretatif dan konservatif. Pendekatan konservatif menyajikan pemanfaatan
bentuk tradisional yang sesuai untuk waktu baru. Sedangkan interpretatifnya perluasan fisik dari
struktur yang ada dan dalam konsepsi arsitektural persyaratan fungsional baru.

Kesimpulan sederhana dari pengertian arsitektur neo-vernakular adalah suatu penerapan elemen
arsitektur yang telah ada baik fisik (bentuk, konstruksi) maupun non fisik (konsep, filosofi, tata
ruang) dengan tujuan melestarikan unsur lokal yang kemudian sedikit banyak mengalami
pembaruan menuju suatu karya yang lebih modern tanpa mengesampingkan nilai – nilai tradisi
setempat.

Menurut Charles Jencks (1990), arsitektur neo-vernakular memiliki ciri – ciri sebagai
berikut :

 Selalu menggunakan atap bumbungan.


 Batu bata.
 Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan dengan proporsi yang
lebih vertikal.
 Kesatuan antara interior yang terbuka melalui elemen yang modern dengan ruang terbuka
diluar bangunan.
 Warna-warna yang kuat dan kontras.
Dari ciri-ciri di atas dapat dilihat bahwa arsitektur neo-vernakular tidak ditujukan pada
arsitektur modern atau arsitektur tradisional tetapi lebih pada keduanya. Hubungan antara kedua
bentuk arsitektur diatas ditunjukkan dengan jelas dan tepat oleh neo-vernakular melalui tren
akan rehabilitasi dan pemakaian kembali elemen – elemen lokal.
Beberapa prinsip desain arsitektur neo-vernakular secara terperinci sebagai berikut:

a. Hubungan langsung, merupakan pembangunan yang kreatif dan adaptif terhadap


arsitektur setempat disesuaikan dengan nilai-nilai atau fungsi dari banguan sekarang.
b. Hubungan abstrak, meliputi intreprestasi ke dalam bentuk bangunan yang dapat dipakai
melalui analisa tradisi budaya dan peninggalan arsitektur.
c. Hubungan lansekap, mencerminkan dan menginterpretasikan lingkungan seperti kondisi
fisik termasuk topografi dan iklim.
d. Hubungan kontemporer, meliputi pemilihan penggunaan teknologi, bentuk ide yang
relevan dan program konsep arsitektur.
e. Hubungan masa depan, merupakan pertimbangan mengantisipasi kondisi yang akan
datang.
Nama Tanjungpinang diambil dari posisinya yang mengarah ke laut dan banyak tumbuh pohon
pinang. Pohon yang berada di Tanjung tersebut yang merupakan petunjuk bagi pelayar yang
akan masuk ke Sungai Bintan. Tanjungpinang merupakan pintu masuk ke Sungai Bintan, dimana
terdapat kerajaan Bentan yang berpusat di Bukit Batu.
No
Adat Arti (makna)

1 Adat yang teradat merupakan respon terhadap dimensi ruang dan waktu
yang dijalani manusia di dunia ini. Manusia, alam, dan
seisinya, pastilah berubah menurut waktu dan
zamannya. Sifat terbuka terhadap suatu perubahan
namun tetap disertai dengan kesinambungan yang
berasal dari era-era dan keadaan sebelumnya.

2 Adat istiadat kumpulan dari berbagai kebiasaan, diartikan tertuju


kepada upacara khusus yang bermakna ucapan rasa
syukur atas rezeki yang diberikan oleh sang pencipta.

No Nilai adat Arti (makna)

1 Nilai keterbukaan kebudayaan yang sifatnya terbuka. Melalui keterbukaan


inilah masyarakatnya menjadi mejemuk demikian pula
budayanya menjadi ikut heterogen juga. Pembauran
lintas suku, umat, dan lintas negara, selama ratusan
tahun telah melahirkan masyarakat Melayu yang
heterogen.

2 Nilai keturunan bersama mengajarkan orang untuk merasa seasal dan


seketurunan, yaitu sama-sama keturunan Adam dan
Hawa. Dalam ruang lingkup yang lebih kecil,
menyadarkan seseorang akan nenek moyangnya yang
sama, yakni berasal dari rumpun Melayu yang satu.

Rumah Belah Bubung adalah rumah tradisional Melayu Kepulauan Riau, pengaruh alam sekitar
terlihat dari bentuk rumah Belah Bubung, berbentuk panggung yang berdiri diatas tiang tinggi
sekitar 1.5 meter sampai 2.4 meter, penggunaan bahan – bahan rumah, pemberian ragam hias dan
warna – warna untuk menghias rumah merupakan bentuk adaptasi terhadap lingkungan dan
bentuk dari nilai keagamaan dan nilai budaya. Rumah Belah Bubung juga dikenal dengan
sebutan Rabung atau rumah Bumbung Melayu, nama rumah Belah Bubung diberikan karena
bentuk atapnya yang terbelah, dan disebut rumah Rabung karena atapnya menggunakan
perabung.

Ukuran besar kecilnya rumah Belah Bubung ditentukan oleh kemampuan pemiliknya,
semakin kaya pemilik semakin besar rumahnya dan semakin banyak ragam hiasnya, tetapi
kekayaan bukan faktor utama yang mutlak, pertimbangan yang paling utama dalam mendirikan
rumah adalah keserasian dengan pemiliknya, untuk menetukan serasi atau tidak sebuah rumah
Belah Bubung, pemilik akan menghitung ukuran rumahnya dengan hitungan hasta dari 1 (satu)
sampai 5 (lima), urutan hitungannya adalah : ular berenang, meniti riak, riak meniti kumbang
berteduh, habis hutang berganti hutang, dan hutang lima belum berimbuh.

Gambar 2.11 Rumah Belah Bubung

Sumber : www. Kamerabudyariau.com/gallery_rumahbelahbubung.com

No Nama Ukiran Gambar Keterangan


1 Selembayung Terdapat pada puncak atap
(sulobayung) Makna :
 sebagai penyeri atau
cahaya rumah
 lambang keserasian
dalam kehidupan
rumah tangga
 melambangkan sikap
hidup yang tahu diri

2 Sayap layang- Terdapat pada keempat


layang (sayok sudut cucuran. Makna :
layangan)  kesuburan, harapan
dan kegigihan dalam
berusaha.

3 Lebah Terdapat pada bagian


Bergantung bawah cucuran atap atau
listplank. Makna :
 melambangkan
manisnya kehidupan
rumah tangga, rela
berkorban dan tidak
mementingkan diri
sendiri.

4 Kalok Pakis Ukiran penghias ornamen,


penempatan bebas.
Makna :
 melambangkan
kesuburan.
5 Pucuk Rebung Ukiran penghias ornamen,
penempatan bebas.
Makna :
 melambangkan
kesuburan.

6 Semut Ukiran penghias ornamen,


Beriring penempatan bebas.
Makna :
 melambangkan sikap
gotong royong,
keberanian dan
kebebasan.
7 Itik Pulang Ukiran penghias ornamen,
Petang penempatan bebas.
Makna :
 melambangkan sikap
gotong royong,
keberanian dan
kebebasan.

Anda mungkin juga menyukai