Anda di halaman 1dari 44

GAMBARAN PENGGUNAAN HERBAL OLEH PENDERITA DEWASA

COVID-19 DI KOTA PADANG PANJANG PADA MASA PANDEMI

PROPOSAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Kedokteran dari Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran

NURUL HIDAYATUL PUTRI


130110190108

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
BANDUNG
2022
GAMBARAN PENGGUNAAN HERBAL OLEH PENDERITA DEWASA
COVID-19 DI KOTA PADANG PANJANG PADA MASA PANDEMI

PROPOSAL

NURUL HIDAYATUL PUTRI


130110190108
Lembar ini untuk menyatakan bahwa kami telah memeriksa salinan proposal hasil
karya penulis dengan nama di atas dan menyatakan telah layak untuk diajukan
dalam ujian Usulan Penelitian.
Kami merekomendasikan nama berikut sebagai penguji:
Nama Penguji I : Dr. Vycke Yunivita Kusumah Dewi,dr.,M.Kes.
NIP 198006172010122001
Nama Penguji II : Dr. Lulu Eva Rakhmilla, dr.,M.KM
NIP 197608072002122002
dan telah berkomunikasi dengan nama-nama di atas dan menyepakati untuk
dilakukan ujian usulan penelitian terhadap mahasiswa tersebut dengan cara
(sidang/desk evaluation)* pada tanggal 14 Oktober 2022.
Bandung, 11 Oktober 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Enny Rohmawaty, dr., M.Kes Dr. Kuswandewi Mutyara, dr., M.Sc

NIP. 197304042001122002 NIP. 197310051999032002

)* coret salah satu

i
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nurul Hidayatul Putri

NPM : 130110190108

Judul proposal : “GAMBARAN PENGGUNAAN HERBAL OLEH PENDERITA


DEWASA COVID-19 DI KOTA PADANG PANJANG PADA MASA
PANDEMI”
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa usulan penelitian ini murni gagasan,

rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan dari pihak lain kecuali arahan

dari pembimbing. Usulan penelitian ini belum pernah diajukan untuk mendapatkan

gelar akademik baik di Universitas Padjadjaran maupun di perguruan tinggi lain.

Dalam usulan penelitian ini tidak terdapat karya atau pendapat orang lain yang telah

dipublikasikan kecuali dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah

dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar Pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian

hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh

karena karya tulis ini dan sanksi lain sesuai dengan peraturan yang berlaku di

Universitas Padjadjaran.

Bandung, Oktober 2022


Yang membuat pernyataan,

Nurul Hidayatul Putri


130110190108

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat dan karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian

yang berjudul Gambaran Penggunaan Herbal Oleh Penderita Dewasa Covid-19 Di

Kota Padang Panjang pada Masa Pandemi sebagai salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Universitas Padjadjaran. Peneliti berharap

penggunaan herbal oleh masyarakat Kota Padang Panjang terutama di masa

pandemi dapat terjaga keamanan dan efektifitasnya. Peneliti bersyukur dapat

menyelesaikan proposal ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Hal ini

tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan nasihat dari berbagai pihak. Penulis juga

dapat melalui kesulitan dan hambatan dalam menyusun proposal ini berkat bantuan

pihak tersebut. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof Dr. Yudi Mulyana Hidayat, dr., SpOG(K)-Onk, DMAS selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi.

2. Dr. Mohammad Ghozali, dr., MSc selaku Kaprodi S1 Kedokteran Fakultas

Kedokteran Universitas Padjadjaran yang telah memberikan kesempatan untuk

menyelesaikan proposal penelitian ini.

3. Dr. Enny Rohmawaty, dr., M.Kes selaku Dosen Pembimbing pertama yang telah

memberikan bimbingan serta semangat kepada penulis dalam penyusunan

proposal penelitian ini.

iii
4. Dr. Kuswandewi Mutyara, dr., M.Sc selaku Dosen Pembimbing kedua yang

telah memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan proposal penelitian

ini.

5. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah memberikan dukungan dan semangat

kepada penulis.

Peneliti menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan.

Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

proposal ini. Semoga proposal penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi

pembaca dan penulis sendiri.

Bandung, Oktober 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... i


LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan/Identifikasi Masalah ............................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................ 4
1.3.2 Tujuan Khusus ....................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 4
1.4.1 Manfaat Ilmiah/Teoritis .......................................... 4
1.4.2 Manfaat Praktis ...................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 6
2.1 COVID-19 ........................................................................... 6
2.1.1 Definisi ...................................................................... 6
2.1.2 Etiologi ...................................................................... 6
2.1.3 Epidemiologi .............................................................. 7
2.1.4 Patogenesis dan Patofiosiologi ................................... 8
2.1.6 Manifestasi Klinis ...................................................... 10
2.1.6 Tatalaksana ................................................................ 12
2.2 Obat Tradisional ..................................................................... 12
2.2.1 Obat Herbal................................................................ 13
2.2.2 Jamu .......................................................................... 13
2.2.3 Obat Herbal Tersandar ............................................... 14
2.2.4 Fitofarmaka ................................................................ 14
2.3 Pemanfaatan Herbal di Masa Pandemi COVID-19 ................. 14
2.3.1 Kunyit (Curcuma longa L.) .................................... 15
2.3.2 Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)............ 15

v
2.3.3 Jahe (Zingiber officinale Roscoe) ........................... 15
2.3.4 Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.) ................... 16
2.3.5 Daun Jambu Biji (Psidium guajava L) .................... 16
2.3.6 Meniran (Phyllanthus niruri L.) ............................. 16
2.3.7 Sambiloto (Andrographis paniculata)..................... 17
2.4 Profil Kota Padang Panjang .................................................... 17
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 19
3.1 Rancangan Penelitian ............................................................. 19
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 19
3.3 Populasi/Subjek Penelitian ..................................................... 20
3.3.1 Populasi ................................................................. 20
3.3.2 Subjek Peneliltian................................................... 20
3.4 Seleksi ................................................................................... 20
3.4.1 Kriteria Inklusi ....................................................... 20
3.4.2 Kriteria Eksklusi .................................................... 21
3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel .................................. 21
3.5 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional ....................... 21
3.5.1 Variabel Penelitian ..................................................... 21
3.5.2 Definisi Operasional ................................................... 22
3.6 Instrumen Penelitian ............................................................... 24
3.7 Prosedur/Alur Penelitian ........................................................ 25
3.7.1 Pengumpulan Data ..................................................... 25
3.7.2 Pengolahan Data ........................................................ 26
3.8 Etika Penelitian ...................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 29
Lampiran 1 .................................................................................................. 32

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

COVID-19 merupakan sakit pernapasan akut dengan penyebaran yang luas

dan cepat. Penyakit ini ditemukan pertama kali di Kota Wuhan, Cina. COVID-19

menyebar dengan cepat ke banyak negara di dunia. Telah dilaporkan lebih dari 210

negara yang terkena dampak COVID-19 per 13 Mei 2020. WHO mengumumkan

kasus COVID-19 sebagai pandemi pada 11 Maret 2020(1). Jumlah kasus

terkonfirmasi COVID-19 di dunia per tanggal 10 Oktober 2022 mencapai

618.521.620 kasus dengan mortality rate 0,01%. Indonesia menduduki urutan ke-

20 kasus terbanyak COVID-19 di dunia(2)

Total kasus terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia sebanyak 6.446.143,

dengan kasus aktif 15.871, kasus sembuh 6.272.053, dan kasus meninggal 158.219.

Data ini diambil dari website kementerian kesehatan Republik Indonesia pada

tanggal 10 Oktober 2022. Mortality rate COVID-19 di Indonesia sendiri mencapai

0,02%(3). Data ini menunjukkan bahwa mortality rate di Indonesia lebih tinggi

dibandingkan mortality rate kasus COVID-19 di dunia.

Mortality rate yang tinggi dipengaruhi salah satunya dari penularan

COVID-19 yang cepat yaitu melalui paparan droplet pernapasan dari pasien

presimptomatik, asimtomatik, atau simtomatik yang menyimpan virus(4). Upaya

mengatasi penularan COVID-19, salah satunya dengan pengembangan terapi baru

serta vaksin untuk COVID-19. Pilihan terapi mencakup obat antivirus, antibodi

monoklonal anti-SARS-CoV-2, obat antiinflamasi dan agen imunomodulator(4).

1
2

Pilihan terapi alternatif lain yang marak dikalangan masyarakat Indonesia adalah

obat tradisional dengan jumlah pengguna mencapai 98,5%(5) Badan POM telah

mengeluarkan buku Pedoman Penggunaan Herbal dan Suplemen dalam

Menghadapi COVID-19 di Indonesia. Pedoman ini diterbitkan agar penggunaan

produk herbal di kalangan masyarakat terjaga efektifitas dan keamanannya.

Banyaknya penggunaan terapi alternatif seperti obat herbal juga

dilatarbelakangi pembatasan sosial berskala besar berdasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pembatasan

Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penangan COVID-19(6).

Pembatasan sosial ini menyebabkan masyarakat kesulitan mencapai fasilitas

kesehatan untuk berobat ataupun melakukan konsultasi kesehatan. Herbal yang

menjadi pilihan terapi alternatif dapat dengan mudah ditemui di pekarangan sekitar.

Indonesia merupakan megacenter keanekaragaman hayati terbanyak kedua di

dunia. Keanekaragaman hayati ini yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk

pengobatan sehari-hari. Data Badan Pusat Statistik memperlihatkan jumlah

produksi tanaman biofarmaka yang dimanfaatkan untuk obat-obatan dan kosmetik

di kalangan masyarakat. Tanaman tersebut terdiri dari jahe, lengkuas, kencur,

kunyit, lempuyang, dan temulawak(7).

Sumatera Barat merupakan salah satu dari sepuluh penghasil tanaman

biofarmaka terbanyak di Indonesia(7). Selain itu, Sumatera Barat juga memiliki

pengobatan tradisional yang merupakan kekayaan budaya suku Minangkabau.

Pengobatan tradisional ini banyak dilakukan menggunakan ramuan yang berasal

dari jenis daun, umbi, bunga dan akar kayu(8). Hal ini menunjukkan tingkat
3

kepercayaan yang tinggi terhadap khasiat obat herbal di masyarakat Sumatera

Barat.

Penggunaan herbal di Sumatera Barat juga menjadi perhatian selama masa

pandemi COVID-19. Sumatera Barat memiliki kasus terkonfirmasi COVID-19

sebanyak 104.644, kasus meninggal sebanyak 2.372, dengan mortality rate 0.02%.

Prevalensi COVID-19 di Sumatera Barat sebesar 0,02%(9). Kota Padang Panjang

yang merupakan kota terkecil di Sumatera Barat menyumbang 3.066 kasus dengan

prevalensi 0.05%. Data yang diperoleh dari sosial media resmi Dinas Kominfo Kota

Padang Panjang ini menunjukkan penyebaran COVID-19 di Kota Padang Panjang

cukup tinggi.

Kota Padang Panjang terkenal dengan tanaman TOGA (Tanaman Obat

Keluarga). Data dari dinas pertanian Kota Padang Panjang menyebutkan luas lahan

pekarangan 210 hektar yang sebagian dimanfaatkan untuk menanam TOGA. Setiap

RT yang terdiri dari beberapa dasawisma memiliki TOGA sendiri. TOGA ini

merupakan salah satu bentuk pemanfaatan herbal untuk pengobatan. Berdasarkan

data tersebut peneliti ingin mengetahui gambaran penggunaan herbal pada

penderita dewasa COVID-19 di Kota Padang Panjang. Penelitian ini dilakukan

karena belum ada penelitian mengenai gambaran penggunaan obat herbal di Kota

Padang Panjang serta untuk mencapai tujuan penggunaan herbal yang aman dan

efektif. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

gambaran penggunaan herbal pada penderita dewasa COVID-19 di Kota Padang

Panjang pada masa pandemi.


4

1.2 Rumusan/Identifikasi Masalah

Bagaimana gambaran penggunaan herbal pada penderita dewasa COVID-19

di Kota Padang Panjang pada Masa Pandemi.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran penggunaan herbal pada penderita dewasa COVID-19

di Kota Padang Panjang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik umum penderita dewasa COVID-19

yang menggunakan herbal

2. Untuk mengetahui perilaku penggunakan herbal pada penderita dewasa

COVID-19

3. Untuk mengetahui pola penggunaan herbal (jenis, dosis, cara

pengolahan, dan waktu penggunaan)

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini dapat diambil manfaat sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Ilmiah/Teoritis

Untuk ilmu pengetahuan, diharapkan penelitian ini dapat memberikan

informasi kepada klinisi, mahasiswa Fakultas Kedokteran, dan masyarakat

mengenai gambaran penggunaan herbal oleh penderita dewasa COVID-19 di Kota

Padang Panjang.
5

1.4.2 Manfaat Praktis

Untuk praktik di bidang kesehatan, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan

referensi data dalam memberikan edukasi kepada masyarakat Kota Padang Panjang

mengenai penggunaan herbal terutama pada masa pandemi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 COVID-19

2.1.1 Definisi

Pada 12 Desember 2019, telah diidentifikasi COVID-19 (awalnya bernama

2019-nCoV) yang menyebabkan wabah penyakit di banyak negara dan

menimbulkan ancaman tinggi bagi kesehatan masyarakat global. Virus ini pertama

kali diidentifikasi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China yang kemudian

diumumkan sebagai SARS-CoV-2 oleh WHO (World Health Orgaznization) pada

11 Februari 2020. Nama penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 ini disebut

sebagai COVID-19(1).

2.1.2 Etiologi

Agen penyebab COVID-19 adalah SARS-CoV-2 yang termasuk dalam

anggota subfamili Coronavirinae, famili Coronaviridae dan ordo Nidovirales(10).

SARS-CoV-2 merupakan betaCoV baru termasuk dalam subgenus yang sama

dengan Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus (SARS-CoV) dan Middle

East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). Sebelumnya SARS-CoV

dan MERS-CoV telah menyebabkan epidemi dengan tingkat kematian masing-

masing hingga 10% dan 35%(11). Virus ini memiliki karakteristik elips dan

seringkali pleomorfik dan berdiameter 60-140 nm. Virus ini juga sensitif terhadap

sinar ultraviolet dan panas(11).

SARS-CoV-2 memiliki sejumlah varian, beberapa di antaranya

dikelompokkan menjadi variants of concern (VOC). Latar belakang

6
7

pengelompokan ini karena potensinya untuk meningkatkan penularan atau

virulensi, mengurangi netralisasi oleh antibodi yang diperoleh melalui infeksi alami

atau vaksinasi, menghindari deteksi, atau mengurangi efektivitas terapi atau

vaksinasi. CDC dan WHO telah mengembangkan sistem klasifikasi mereka sendiri

untuk memisahkan varian SARS-CoV-2 yang sedang berkembang menjadi variants

of concern (VOC) dan variants of interest (VOI)(11).

Variants of concern (VOC) yaitu Omicron BA.4 dan BA.5 telah terdeteksi di

Indonesia. Empat kasus pertama dilaporkan pada 6 Juni 2022. Kondisi klinis

penderita diantaranya tidak bergejala dan gejala ringan dengan sakit tenggorokan

dan badan pegal. Penderita varian ini diketahui sudah melakukan vaksin hingga

vaksin booster(12).

2.1.3 Epidemiologi

COVID-19 ditemukan pertama kali di Wuhan, Cina. Pada 31 Januari 2020,

WHO menetapkan status darurat Kesehatan masyarakat untuk COVID-19(13).

Lebih dari 210 negara di dunia terkena dampak COVID-19 per 13 Mei 2020. Cina

yang menjadi episentrum pandemi COVID-19 melaporkan sejumlah besar

kematian terkait COVID-19, dengan 84.458 kasus yang dikonfirmasi laboratorium

dan 4.644 kematian per 13 Mei 2020. Selain benua Antartika, sejumlah benua

lainnya dilaporkan terdampak pandemi COVID-19(1).

Per Maret 2022, COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 telah

menyebar ke 223 negara dengan lebih dari 472 kasus, dan lebih dari 6 juta kematian

yang dilaporkan. Varian COVID-19 yang menjadi perhatian di antaranya Omicron,

telah dilaporkan oleh 76 negara sejauh ini sejak pertama kali dilaporkan pada
8

November 2021(11). Jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 di dunia per tanggal

10 Oktober 2022 mencapai 618.521.620 kasus dengan mortality rate 0,01%.

Indonesia menduduki urutan ke-20 kasus terbanyak COVID-19 di dunia(2)

Total kasus terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia sebanyak 6.446.143,

dengan kasus aktif 15.871, kasus sembuh 6.272.053, dan kasus meninggal 158.219.

Data ini diambil dari website kementerian kesehatan Republik Indonesia pada

tanggal 10 Oktober 2022. Mortality rate COVID-19 di Indonesia sendiri mencapai

0,02%(3). Sumatera Barat salah satu provinsi yang terdampak penyebaran

COVID-19 memiliki kasus terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 104.644, kasus

meninggal sebanyak 2.372(9), dengan mortality rate 0.02%. Kota Padang Panjang

yang merupakan kota terkecil di Sumatera Barat menyumbang 3.066 kasus dengan

prevalensi 0.05%.

2.1.4 Patogenesis dan Patofiosiologi

Terbukti dengan jumlah kasus COVID-19 yang meningkat pesat, COVID-19

memiliki patogenesis yang lebih ringan tetapi memiliki kemampuan penularan yang

lebih unggul dibandingkan dengan SARS-CoV. Rerata masa inkubasi COVID-19

ditemukan 6,4 hari. Kelompok usia di atas 50 tahun memiliki tingkat keparahan

COVID-19 yang lebih tinggi(1).

Agen penyebab COVID-19 adalah SARS-CoV-2 yang menginfeksi sel-sel

saluran napas dan alveoli pada manusia. Masa inkubasinya yaitu waktu antara

pertama kali terpapar virus hingga pertama kali gejala muncul sekitar 1-14 hari dan

biasanya gejala muncul pada hari ke-5. Gejala yang muncul bisa berupa demam,

batuk kering, sesak napas, mialgia atau nyeri otot dan lemas(14).
9

SARS-CoV-2 akan berikatan dengan reseptor-reseptor dan membuat jalan

masuk ke dalam sel. Glikoprotein yang terdapat pada envelope spike virus akan

berikatan dengan reseptor selular berupa ACE2 pada SARS-CoV-2(15). Reseptor

ACE2 ditemukan pada mukosa oral dan nasal, nasofaring, paru, lambung, usus

halus, usus besar, kulit, timus, sumsum tulang, limpa, hati, ginjal, otak, sel epitel

alveolar paru, sel enterosit usus halus, sel endotel arteri vena dan sel otot polos(14).

Efek sitopatik virus dan kemampuannya mengalahkan respons imun menjadi

penentu keparahan infeksi pada penderita COVID-19(14). Disregulasi sistem imun

kemudian berperan dalam kerusakan jaringan pada infeksi SARS-CoV-2. Respons

imun yang tidak adekuat menyebabkan replikasi virus dan kerusakan jaringan. Di

sisi lain, respons imun yang berlebihan juga dapat menyebabkan kerusakan

jaringan(16).

Hasil CT dada pada pasien COVID-19 menunjukkan gambaran pneumonia

berupa specific patchy infiltration yang kemudian berkembang menjadi ground-

glass opacities. Temuan ini menggambarkan peradangan interstisial yang parah

pada paru-paru disebabkan oleh agen infeksi COVID-19 yang menyerang

paru-paru(1). Patogenesis pneumonia yang disebabkan oleh COVID-19 dijabarkan

dalam dua tahap berikut. Replikasi virus yang menjadi penanda awal fase

pneumonia ini mengakibatkan kerusakan jaringan yang dimediasi langsung oleh

virus. Fase akhir ditandai dengan perekrutan sel imun oleh sel inang yang terinfeksi

diantaranya limfosit T, monosit, dan perekrutan neutrophil yang melepaskan sitokin

seperti TNF-α, GM-SCF, IL-1, IL-6, IL-1β, IL-8 , IL-12 dan interferon (IFN)-γ(11).

Reseptor ACE2 yang tersebar diberbagai jaringan tubuh lainnya menyebabkan


10

kemungkinan infeksi di luar paru seperti kardiovaskular, hematologi, sistem saraf

pusat, saluran pencernaan, cedera hati dan ginjal(11).

2.1.5 Transmisi

Penularan COVID-19 utamanya melalui paparan droplet pernapasan yang

membawa virus menular dari kontak dekat atau penularan droplet dari pasien

presimptomatik, asimtomatik, atau simtomatik yang menyimpan virus. Cara

penularan lain yaitu transmisi fomite dari kontaminasi permukaan mati, transmisi

nosokomial dan transmisi vertikal dari ibu ke bayi juga telah diidentifikasi.

Penularan melalui udara dengan prosedur yang menghasilkan aerosol belum diakui

secara universal(11).

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pasien COVID-19 yang bersin dan

batuk menghasilkan droplet dengan ukuran mulai dari 0.6 – 100 µm dan jumlah

droplet meningkat secara proporsional dengan tingkat batuk. Pasien pra atau

asimtomatik juga dapat menghasilkan dan melepaskan droplet dalam jumlah yang

signifikan yang berukuran lebih kecil dari 1 µm melalui pernapasan dan ucapan

biasa. Diduga droplet yang lebih besar dari pasien membawa patogen yang

mengendap di permukaan dan kemudian ditransfer ke inang oleh debu yang naik

dari droplet kering(4).

2.1.6 Manifestasi Klinis

Gambaran klinis COVID-19 dapat dibagi berdasarkan derajat keparahannya

sebagai berikut(17):
11

1. Tanpa Gejala

Pasien tidak memiliki gejala apapun, namun hasil SWAB PCR positif.

Kondisi ini merupakan derajat paling ringan.

2. Ringan

Pasien memiliki gejala berupa demam, batuk, kelelahan, anoreksia, napas

pendek, mialgia. Gejala tidak spesifik lain seperti sakit tenggorokan, hidung

tersumbat, sakit kepala, diare, mual dan muntah, hilang penciuman

(anosmia) atau hilang pengecapan (ageusia). Pada pasien kondisi ringan

tidak ditemukan bukti pneumonia atau hipoksia.

3. Sedang

Pasien remaja dan dewasa COVID-19 dengan derajat sedang memiliki

gejala berupa tanda klinis pneumonia yaitu demam, batuk, sesak napas, dan

napas cepat, tetapi tidak ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak gejala

berupa batuk, sulit bernapas, napas cepat dan tarikan dinding dada.

4. Berat

Gejala pada pasien remaja atau dewasa COVID-19 dengan derajat berat

berupa tanda klinis pneumonia yaitu demam, batuk, sesak napas, dan napas

cepat, ditambah salah satu dari frekuensi napas >30x/menit, distres

pernapasan berat, atau SpO2 <93%. Sedangkan gejala pada anak-anak

berupa tanda klinis pneumonia yaitu batuk atau kesulitan bernapas,

ditambah salah satu dari gejala berikut: sianosis sentral (SpO2 <93%);

distress pernapasan berat; tidak mampu menyusu atau minum; letargi atau

penurunan kesadaran; kejang; napas cepat atau takipnea.


12

5. Kritis

Pasien COVID-19 dengan derajat kritis memiliki gejala berupa Acute

Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok sepsis.

2.1.6 Tatalaksana

Dalam buku Panduan Tatalaksana COVID-19 edisi 4 yang dikeluarkan oleh

PDPI, tatalaksana COVID-19 dibedakan berdasarkan gambaran klinisnya serta

terapinya terdiri dari farmakologis dan non farmakologis. Terapi farmakologis

pasien tanpa gejala berupa vitamin C, vitamin D, dan obat-obatan suportif. Pasien

derajat ringan diberikan tambahan terapi berupa antivirus dan pengobatan

simtomatis seperti parasetamol. Penambahan antikoagulan diberikan kepada pasien

derajat sedang, sedangkan pasien derajat berat atau kritis akan dirawat di ICU atau

HCU rumah sakit rujukan. Terapi non farmakologis untuk pasien derajat sedang

berupa pemenuhan asupan kalori, kontrol elektrolit, terapi cairan, oksigen, serta

pemantauan laboratorium darah perifer lengkap. Pasien yang memiliki riwayat

penyakit komorbid sebelumnya, tetap diberikan pengobatan rutin untuk

penyakitnya(17).

2.2 Obat Tradisional

Obat tradisional merupakan bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan,

bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenic) atau campuran dari bahan

tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat

diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat(18). Berdasarkan data

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, proporsi pemanfaatan pelayanan


13

kesehatan tradisional di Provinsi Sumatera Barat sebesar 37%. Proporsi

pemanfaatan TOGA di Sumatera Barat sebesar 50,43%(19).

2.2.1 Obat Herbal

Obat herbal adalah obat yang dibuat dari bahan alam, baik tumbuhan, hewan

atau mineral. Berdasarkan tingkat pembuktian serta cara pembuatan dan jenis klaim

penggunaan, obat herbal dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu jamu, obat herbal

terstandar (OHT), dan fitofarmaka, hal ini sesuai dengan Keputusan Kepala BPOM

RI No.00.05.41.1384 Tahun 2005

2.2.2 Jamu

Jamu adalah tanaman yang secara turun temurun digunakan sebagai obat-

obatan di masyarakat yang disajikan secara tradisional, misalnya dalam bentuk

serbuk seduhan, pil, dan cairan yang terbuat dari bahan baku jamu tersebut. Jamu

cukup dengan bukti empiris tanpa memerlukan pembuktian ilimiah sampai dengan

klinis, sehingga jamu tidak terstandarisasi dalam penggunaannya dan hanya

digunakan untuk pengobatan diri sendiri(18). Jamu merupakan kekayaan budaya

bangsa Indonesia, memiliki peran penting untuk menjaga kesehatan, membantu

menyembuhkan penaykit, serta memiliki konsep holistik dan menyuluruh(20).

Riskesdas 2010 menunjukkan 60% penduduk Indonesia diatas usia 15 tahun

menyatakan pernah minum jamu, dan 90% diantaranya menyatakan terdapat

manfaat minum jamu. Penelitian berskala nasional lain yang dikerjakan Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan adalah Riset

Tumbuhan Obat dan Jamu I (Ristoja) tahun 2012. Diperoleh data 1.889 spesies
14

tumbuhan obat, 15.671 ramuan untuk kesehtan, dan 1.183 obat tradisional dari 20%

etnis (209 dari total 1.128 etnis) Indonesia non Jawa dan Bali(20).

2.2.3 Obat Herbal Tersandar

Obat Herbal Terstandar (OHT) adalah obat tradisional yang telah dibuktikan

khasiat dan keamanannya secara pra-klinis (terhadap hewan percobaan) dan lolos

uji toksisitas akut maupun kronis. OHT dibuat dari bahan yang terstandar seperti

ekstrak yang memenuhi parameter mutu serta dibuat dengan cara higienis.

Contohnya: Tolak angin, Diapet, Fitolac dan Lelap(21).

2.2.4 Fitofarmaka

Fitofarmaka adalah produk yang mengandung bahan atau ramuan bahan yang

berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau

campuran dari bahan tersebut yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya

secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik serta bahan baku dan produk

jadinya telah distandardisasi. Fitofarmaka dapat disetarakan dengan obat modern

yang merupakan jenis obat herbal dari bahan alami yang telah mengalami proses

pengujian, sehingga telah terbukti berkhasiat serta keamanannya. Tahapan herbal

untuk menjadi fitofarmaka dimulai dari pembuatan ekstrak, kemudian dilakukan

pengujian praklinik untuk melihat farmakodinamik dan uji toksisitas, selanjutnya

dilakukan standardisasi, setelah itu dibuat sediaan dan dilakukan uji klinik(18).

2.3 Pemanfaatan Herbal di Masa Pandemi COVID-19

Menurut buku pedoman penggunaan herbal yang diterbitkan BPOM, terdapat

tumbuhan obat yang dikonsumsi berkaitan dengan bukti aktivitas ke arah

memelihara daya tahan tubuh yaitu:


15

2.3.1 Kunyit (Curcuma longa L.)

Kunyit memiliki kandungan kimia yaitu karbohidrat, kurkuminoid dan

minyak atsiri. Berdasarkan bukti empiris, kunyit memiliki khasiat meredakan

berbagai radang, rematik, perut nyeri, penyakit hati, batu ginjal dan membersihkan

haid. Bukti ilmiah menggunakan uji terhadap mencit menunjukkan kunyit memiliki

aktivitas meningkatkan respon imun, menghambat inflamasi dan merupakan agen

antioksidan yang potensial terhadap hepatotoksisitas akut. Kunyit bersifat

nonmutagenik dan tidak ditemukan efek samping mayor berdasarkan studi klinik

penggunaan ekstrak kunyit. Penggunaan kunyit bersamaan dengan obat golongan

NSAID, antiplatelet dan antihiperlipidemia tidak dibolehkan.

2.3.2 Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)

. Temulawak mengandung kurkuminoid dan minyak atsiri. Berdasarkan bukti

empiris, temulawak telah digunakan secara turun temurun di Indonesia untuk

mengobati keluhan perut dan gangguan hati serta beberapa gangguan lainnya. Uji

klinis terhadap tikus menunjukkan temulawak memiliki aktivitas imunostimulan,

antioksidan dan antiinflamasi. Tidak ditemukan efek samping serius dari

penggunaan temulawak berdasarkan laporan European Medicine Agency, tetapi

tidak dianjurkan dikonsumsi oleh wanita hamil dan menyusui karena senyawa

kimia pada temulawak dapat ditransfer melalui laktasi.

2.3.3 Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Kandungan kimia dari jahe terdiri dari minyak atsiri dan beberapa komponen

zat pedas. Banyak bukti empiris dari berbagai masyarakat yang menunjukkan

manfaat jahe untuk pengobatan. Jahe dimanfaatkan dalam bentuk obat oles maupun
16

seduhan untuk berbagai macam keluhan. Bukti ilmiah menggunakan uji klinis

terhadap mencit menunjukkan jahe memiliki aktivitas imunomodulator dan

antiinflamasi. Terdapat beberapa efek samping penggunaan jahe yang dilaporkan,

diantaranya keluhan gastrointestinal ringan-sedang dan memicu timbulnya tukak

lambung dengan pemberian 6g jahe kering atau lebih. Penggunaan jahe memiliki

kontraindikasi terhadap penderita hipersensitif.

2.3.4 Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.)

Buah jambu biji mengandung vitamin C, vitamin A, besi, fosfor, kalsium,

flavonoid, tarpenoid, tanin dan kelompok polifenol. Khasiat buah jambu biji

berdasarkan bukti empiris untuk meningkatkan platelet pada demam berdarah dan

juga untuk diabetes oleh masyarakat China. Berdasarkan bukti ilmiah, jambu biji

memiliki efek antioksidan dan antiinflamasi. Efek yang dapat timbul dari

pengonsumsian jambu biji adalah konstipasi.

2.3.5 Daun Jambu Biji (Psidium guajava L)

Daun jambu biji di Indonesia digunakan untuk antidiare, antivirus, dengue,

disentri, mencret, radang lambung dan beberapa keluhan lainnya. Berdasarkan

bukti ilmiah, ekstrak daun jambu biji memiliki aktivitas imustimulan, antivirus,

antinflamasi dan antipiretik. Hanya saja daun jambu biji dapat menyebabkan

konstipasi dan tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak, wanita

hamil dan menyusui.

2.3.6 Meniran (Phyllanthus niruri L.)

Meniran atau yang juga diketahui sebagai daun gendong anak memiliki

kandungan kimia berupa tanin, damar, kalium, flavonoid, dan lignan. Semua bagian
17

tumbuhan ini dapat digunakan untuk berbagai macam keluhan berdasarkan bukti

empiris. Berdasarkan uji klinis, tumbuhan meniran ini menunjukkan aktivitas

imunomodulator, antivirus, antiinflamasi dan antioksidan. Efek tidak diinginkan

yang dapat terjadi dari tanaman ini berupa hipoglikemi, hipotensi,

ketidakseimbangan elektrolit dan mineral. Meniran juga bisa meningkatkan efek

insulin dan obat-obat diabetes. Penggunaan meniran pada wanita hamil, pasien

dengan alergi meniran dan pasien penderita autoimun tidak diperbolehkan.

2.3.7 Sambiloto (Andrographis paniculata)

Sambiloto memiliki senyawa identitas andrografolida. Kandungan senyawa

kimia lainnya yaitu alkaloid, karbohidrat, resin, saponin, flavonoid, steroid,

glikosida dan tannin. Berdasarkan bukti empiris, sambiloto digunakan untuk batuk,

bronkitis dan beberapa keluhan kesehatan lainnya. Aktivitas imunomodulator,

antivirus, antioksidan dan antiinflamasi ditemukan pada pemnggunaan sambiloto

berdasarkan uji klinis. Penggunaan sambiloto dengan dosis tinggi bisa

menyebabkan perut tidak enak, muntah-muntah, mual dan kehilangan selera

makan. Selain itu, sambiloto dapat meningkatkan efek obat-obat antihipertensi dan

antiplatelet.

2.4 Profil Kota Padang Panjang

Kota Padang Panjang merupakan kota terkecil di Provinsi Sumatera Barat.

Kota ini memiliki luas ±23,00 km2 yang mencakup 2 kecamatan yaitu Kecamatan

Padang Panjang Barat dan Kecamatan Padang Panjang Timur di mana masing-

masing terdiri dari 8 (delapan) kelurahan. Kota Padang Panjang diapit gunung-

gunung tinggi dari bagian Utara ke arah Barat yaitu Gunung Merapi, Gunung
18

Singgalang dan Gunung Tandikat. Kota ini berada di daerah ketinggian yang

terletak antara 650 sampai 850 meter di atas permukaan laut, sehingga memiliki

udara yang sejuk. Selain itu, curah hujan di kota ini juga cukup tinggi dengan rata-

rata 3.295 mm/tahun.

Jumlah penduduk Kota Padang Panjang berdasarkan hasil sensus penduduk

September 2020 adalah 56.311 jiwa. Tingkat partisipasi angkatan kerja penduduk

Kota Padang Panjang sebesar 69,81%, dengan tingkat pengangguran terbuka 7,22%

berdasarkan data statistik 2020. Pendapatan per kapita penduduk Kota Padang

Panjang mencapai 61,68 juta rupiah.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif non eksperimental, dengan

melakukan survei menggunakan kuesioner. Kuesioner memuat beberapa

pertanyaan bentuk semi terbuka yaitu berupa pilihan ganda yang bisa dipilih oleh

responden sesuai dengan keinginan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di Kota Padang Panjang.

2. Waktu penelitian

Pengambilan data dilaksanakan pada bulan November - Desember 2022.

Tabel 3.1 Rincian waktu penelitian

2022 2023
MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES JAN
Penyusunan
Proposal
Studi
Kepustakaan
Pengumpulan
Data
Analisis Data
Penyusunan
Laporan

19
20

3.3 Populasi/Subjek Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah penderita COVID-19 di Kota Padang

Panjang, yang terdiri dari 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Padang Panjang Timur

dan Kecamatan Padang Panjang Barat yang berjumlah 3.064 jiwa dari jumlah

penduduk keseluruhan sebanyak 56.311 jiwa.

3.3.2 Subjek Peneliltian

Subjek dalam penelitian ini adalah orang yang pernah terkonfirmasi

COVID-19 dan mengalami gejala terkait COVID-19 di 2 kecamatan di Kota

Padang Panjang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini belum

pernah dilakukan sebelumnya, sehingga belum ada evidence base terkait penelitian

mengenai gambaran pengguna herbal di Kota Padang Panjang. Besarnya sampel

dalam penelitian ini ditentukan menggunakan nonprobability sampling, karena

tidak cukupnya data untuk menentukan sampling frame pada penelitian ini. Cara

pengambilan sampel yaitu metode survei dengan mengambil semua subjek yang

pernah terkonfirmasi COVID-19 di Kota Padang Panjang.

3.4 Seleksi

3.4.1 Kriteria Inklusi

Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Setuju berpartisipasi dalam penelitian dengan mengisi google form

2. Sudah berusia minimal 18 tahun pada saat pengambilan data


21

3.4.2 Kriteria Eksklusi

Adapun kriteria eksklusi pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Pengisian google form tidak lengkap

3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

dengan metode survei menggunakan google form. Pengambilan sampel dilakukan

dengan menyebarkan google form ke grup-grup RT atau dasawisma setiap

kelurahan di tiap-tiap kecamatan dengan bantuan kader RT. Penyebaran google

form juga dilakukan ke grup-grup lainnya yang bersifat komunitas di Kota Padang

Panjang.

3.5 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel Penelitian

Variabel merupakan hal-hal yang menjadi objek penelitian. Dalam penelitian

ini variabelnya yaitu gambaran penggunaan herbal pada penderita COVID-19 di

Kota Padang Panjang.


22

3.5.2 Definisi Operasional

Variabel Definisi Indikator Parameter Skala


Usia Usia responden Jawaban Umur responden Ordinal
dari awal responden diukur dalam tahun
kelahiran hingga terhadap usia
pada saat
penelitian
dilakukan
Jenis Kelamin Ciri fisik Jawaban a) Laki-laki Nominal
seseorang yang responden b) Perempuan
membedakan terhadap jenis
laki-laki dan kelamin
perempuan
Pekerjaan Pencaharian; Jawaban 1) Pegawai Nominal
yang dijadikan responden negeri sipil
pokok terhadap jenis 2) Pegawai
penghidupan; kelamin swasta
sesuatu yang 3) Petani
dilakukan untuk 4) Peternak
mendapat nafkah 5) Ibu rumah
serta masih tangga
dilakukan pada 6) Pelajar
saat wawancara 7) Wiraswasta
8) Pekerja pabrik
9) Pensiunan
10) Tidak bekerja
11) Lainnya
Pendidikan Jenjang Jawaban 1) Tidak tamat Ordinal
terakhir pendidikan responden sekolah
formal terakhir terhadap 2) SD
yang ditempuh pendidikan 3) SMP
hingga selesai terakhir yang 4) SMA
ditempuh 5) Perguruan
Tinggi
(DIII/S1/S2/S3)
23

Variabel Definisi Indikator Parameter Skala


Pendapatan Pendapatan baik Jawaban a) <Rp2.512.539 Ordinal
tetap maupun responden b) >Rp2.512.539
tidak tetap yang terhadap
diperoleh pendapatan
seseorang setiap
bulan
Terkonfirmasi Hasil Jawaban a) Positif Nominal
COVID-19 pemeriksaan RT- responden b) Negatif
PCR dengan terhadap hasil
gejala atau tanpa swab
gejala
Gejala Gejala COVID- Jawaban a) Suspek, apabila Nominal
COVID 19 dinyatakan responden hasil antigen
dalam bentuk terhadap hasil reaktif
hasil antigen antigen b) Bukan suspek,
reaktif apabila hasil
antigen
nonreaktif
Jenis herbal Bentuk-bentuk Jawaban a) Jamu Nominal
sediaan herbal responden b) Obat Herbal
yang umum terhadap jenis Terstandar
ditemukan di herbal yang c) Fitofarmaka
masyarakat digunakan
Bagian Menyebutkan Jawaban a) Daun Nominal
tumbuhan bagian tumbuhan responden b) Buah
herbal yang yang diolah terhadap c) Rimpang
digunakan untuk bagian d) Umbi
dikonsumsi tumbuhan yang e) Batang
apabila herbal digunakan f) Semua bagian
yang digunakan g) Biji
dalam bentuk
tumbuhan
Bentuk Bentuk Jawaban a) Racikan Nominal
sediaan herbal pengolahan responden b) Rebusan
herbal sebelum terhadap c) Kapsul / Pil /
dikonsumsi bentuk sediaan Tablet
herbal d) Lainnya
24

Variabel Definisi Indikator Parameter Skala


Alasan Dasar pemikiran Jawaban a) Harga lebih Nominal
penggunaan yang responden murah
herbal membenarkan terhadap alasan b) Lebih aman
penggunaan menggunakan c) Mudah
herbal herbal didapatkan
d) Penggunaan
darurat
e) Akses ke
fasilitas
kesehatan sulit
Tujuan Maksud yang Jawaban a) Meningkatkan Nominal
penggunaan ingin dicapai responden daya tahan
herbal dengan terhadap tujuan tubuh
penggunaan menggunakan b) Menyembuhkan
herbal herbal sakit
c) lainnya
Efek samping Reaksi tidak Jawaban a) Ya Nominal
diinginkan yang responden b) Tidak
timbul setelah terhadap efek
pengonsumsian samping
herbal dalam
jangka waktu
tertentu

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah gform yang terdiri dari

serangkaian pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Di dalam gform nanti akan

terdapat 3 kategori pertanyaan, yaitu : identitas responden, kelompok pertanyaan

mengenai gejala COVID-19 yang dialami, kelompok pertanyaan mengenai

pengobatan menggunakan herbal.


25

3.7 Prosedur/Alur Penelitian

Alur penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada Bagan

3.7.1 Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini

adalah metode survei. Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui

penyebaran gform kepada masyarakat di Kota Padang Panjang. Untuk mendapatkan


26

informasi dari responden, diberikan serangkaian pertanyaan yang terdiri dari

beberapa pertanyaan berupa pilihan ganda dan isian singkat. Intrumen penelitian

berupa google from akan disebarkan ke grup RT di tiap-tiap kelurahan yang ada di

Kota Padang Panjang melalui bantuan kader. Peneliti akan menghubungi ketua RT

atau kader di setiap RT untuk membantu menyebarkan google form penelitian.

Penyebaran google form juga akan dilakukan ke setiap komunitas lainnya di Kota

Padang Panjang. Responden yang memiliki keterbatasan dalam pengisian google

form boleh dibantu oleh pendamping. Selanjutnya akan dipilih responden yang

memenuhi kriteria inklusi yang telah ditetapkan.

3.7.2 Pengolahan Data

1. Pengolahan Data

Data primer yang telah terkumpul akan diolah melalui beberapa tahapan, yaitu

sebagai berikut :

a. Seleksi data

Kegiatan memeriksa data dari google form yang telah diisi oleh responden,

meliputi nama dan kelengkapan identitas pengisi, memeriksa dan

memastikan bahwa semua pertanyaan telah diisi oleh responden.

b. Entry data

Membuat table untuk masing-masing bagian yang ada pada gform, table

tersebut berisi nama responden yang diisi pada bagian baris serta nomor urut

pertanyaan yang diisi pada bagian kolom. Setiap jawaban yang dipilih

responden dimasukkan kedalam tabel yang telah dibuat. Mengelompokkan

dan menghitung jawaban responden yang sama pada setiap pertanyaan yang
27

ada didalam google form. Dari jumlah tersebut kemudian akan dihitung

presentasenya.

c. Interpretasi hasil

Data diolah dan disajikan dalam bentuk presentase dalam table distribusi

dengan menggunakan Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) versi

24 atau Microsoft Excell dan hasil tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel,

kemudian mendeskripsikan hasil tersebut dalam bentuk kalimat untuk

memperjelas hasil yang diperoleh.

2. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dengan

menggunakan alat yaitu Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) versi 24

atau Microsoft Excell.

3.8 Etika Penelitian

Beberapa etika penelitian yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:

1. Informed Consent

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden

penelitian dengan memberikan pernyataan persetujuan pada google form

sebelum mengisi data penelitian.

2. Confidentiality (Kerahasiaan)

Semua informasi yang dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti,

hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.
28

3. Autonomy

Pada aspek ini peneliti akan memperkenalkan diri terlebih dahulu dan

menjelaskan tujuan serta prosedur penelitian sejelas mungkin, kemudian peneliti

akan menanyakan kesediaan subjek dalam mengikuti penelitian, apabila subjek

tidak bersedia maka peneliti akan menghargai keputusan subjek tersebut.

Peneliti juga akan bersikap secara sopan kepada subjek penelitian.

4. Beneficence

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan baik kepada

responden maupun tenaga kesehatan mengenai gambaran penggunaan herbal di

Kota Padang Panjang. Penelitian ini juga diharapkan dapat mendorong

responden serta tenaga kesehatan untuk memaksimalkan pemanfaatan herbal

dalam mencapai kualitas hidup sehat.

5. Non-maleficence

Penelitian ini akan menyita waktu selama kurang lebih 15 menit, sehingga

pelaksanaannya dapat diselingi dengan jeda waktu apabila subjek penelitian

merasa Lelah. Peneliti juga akan memberikan kompensasi atas waktu yang telah

diberikan subjek dalam mengikuti penelitian ini.

6. Justice

Dalam aspek ini, peneliti akan memberi perlakuan yang sama kepada

semua responden karena setiap subjek memiliki hak yang sama untuk menjadi

responden.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kuldeep D, Khan S, Tiwari R, Sircar S, Bhat S, Malik YS, et al. Coronavirus

Disease 2019–COVID-19. Clin Microbiol Rev. 2020;33(4):1–48.

2. WHO Coronavirus (COVID-19) Dashboard [Internet]. WHO. [cited 2022

Oct 19]. Available from: https://covid19.who.int/table

3. Indonesia KKR. Infeksi Emerging [Internet]. [cited 2022 Oct 10]. Available

from: https://covid19.kemkes.go.id/dashboard/covid-19

4. Salian VS, Wright JA, Vedell PT, Nair S, Li C, Kandimalla M, et al. COVID-

19 Transmission, Current Treatment, and Future Therapeutic Strategies. Mol

Pharm. 2021;18(3):754–71.

5. Kurniasih TR. Potensi Obat Herbal Selama Masa Pandemi Covid-19.

2021;3(2):7–12.

6. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN

2020. 2020. p. 9–19.

7. Badan Pusat Statistik [Internet]. Produksi Tanaman Biofarmaka (Obat)

2019-2021. [cited 2022 Oct 18]. Available from:

https://www.bps.go.id/indicator/55/63/1/produksi-tanaman-biofarmaka-

obat-.html

8. Masfalinda, Fitri WY, Wilis W, Hidayat AT. Pengobatan Tradisional Di

Minangkabau. Tabuah. 2022;25(2):83–8.

9. WEBSITE CORONA SUMBAR [Internet]. [cited 2022 Oct 18]. Available

from: https://corona.sumbarprov.go.id/web

29
30

10. Chen Y, Liu Q, Guo D. Emerging coronaviruses: Genome structure,

replication, and pathogenesis. J Med Virol. 2020;92(4):418–23.

11. Cascella M, Rajnik M, Cuomo A, Dulebohn SC, Di Napoli R. Features,

Evaluation, and Treatment of Coronavirus (COVID-19). StatPearls

Publishing; 2022.

12. Rokom. Subvarian Baru Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di Indonesia,

Tingkat Kesakitan Rendah – Sehat Negeriku [Internet]. Sehat Negeriku

Kementerian Kesehatan. 2022 [cited 2022 Oct 18]. Available from:

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20220610/2440100/subvari

an-baru-omicron-ba-4-dan-ba-5-terdeteksi-di-indonesia-tingkat-kesakitan-

rendah/

13. Liu J, Liu S. The management of coronavirus disease 2019 (COVID-19). J

Med Virol. 2020;92(9):1484–90.

14. Li X, Geng M, Peng Y, Meng L, Lu S. Molecular immune pathogenesis and

diagnosis of COVID-19. J Pharm Anal [Internet]. 2020;10(2):102–8.

Available from: https://doi.org/10.1016/j.jpha.2020.03.001

15. Zhang H, Penninger JM, Li Y, Zhong N, Slutsky AS. Angiotensin-

converting enzyme 2 (ACE2) as a SARS-CoV-2 receptor: molecular

mechanisms and potential therapeutic target. Intensive Care Med [Internet].

2020;46(4):586–90. Available from: https://doi.org/10.1007/s00134-020-

05985-9

16. Qin C, Zhou L, Hu Z, Zhang S, Yang S, Tao Y, et al. Dysregulation of

Immune Response in Patients with COVID-19 in Wuhan, China. SSRN


31

Electron J. 2020;

17. Burhan E, Susanto AD, Nasution SA, Eka G, Pitoyo ceva W, Susilo A, et

al. Pedoman Tatalaksana COVID-19. 4th ed. Burhan E, Susanto AD,

Isbaniah F, Nasution SA, Eka G, Pitoyo ceva W, et al., editors. Pedoman

tatalaksana COVID-19 edisi 4. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

(PDPI) Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI)

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI)

Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia

(PERDATIN) Ikatan Dokter An; 2022.

18. Badan POM. Pedoman Penggunaan Herbal dan Suplemen Kesehatan dalam

Menghadapi COVID-19 di Indonesia. 1st ed. Jakarta: Badan Pengawas Obat

dan Makanan Republik Indonesia; 2020.

19. Tim Riskesdas 2018. Riset Kesehatan Dasar Provinsi Sumatera Barat Tahun

2018. Laporan Riskesdas Nasional 2018. 2019. 1–478 p.

20. Aditama TY. Jamu dan Kesehatan. 1st ed. Jakarta: Lembaga Penerbit

Balitbangkes (LPB); 2014. 28 p.

21. Hartanti D, Dhiani BA, Charisma SL, Wahyuningrum R. The Potential Roles

of Jamu for COVID-19: A Learn from the Traditional Chinese Medicine.

2020;7:12–22.
Lampiran 1

Kuesioner Studi Gambaran Penggunaan Herbal pada Penderita COVID-19


di Kota Padang Panjang Periode Tahun 2020-2022

Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan gambaran penggunaan herbal oleh

penderita COVID-19 di masa pandemi. Terimakasih telah meluangkan waktu untuk

mengisi kuesioner ini.

A. Data Responden

Nama/Inisial :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Usia :

Pekerjaan : a) Tidak bekerja

b) Pelajar/mahasiswa

c) Petani

d) Guru/dosen

e) Wiraswasta/pengusaha

d) Pegawai Negeri Sipil

e) Lainnya………..

Pendidikan terakhir : a) Tidak tamat sekolah

b) SD

c) SMP/SLTP

d) SMA/SLTA

e) Perguruan Tinggi (D3/D4/S1/S2/S3)

32
33

Penghasilan perbulan : a) <Rp2.512.539

b) >Rp2.512.539

B. Pertanyaan

Berilah tanda silang (X) serta isilah titik-titik pada pilihan jawaban yang

tersedia !

1. Apakah Anda pernah mengikuti Antigen/SWAB PCR?

a. Pernah

b. Tidak pernah

2. Bagaimana hasil tes Antigen/SWAB PCR Anda?

a. Reaktif / Positif

b. Non-reaktif / Negatif

c. Tidak pernah tes Antigen/SWAB PCR

3. Kapan terakhir kali Anda melakukan tes Antigen/SWAB PCR dengan hasil

positif? (Contoh: Januari 2020)

Jawab : __________________

4. Tandai gejala berikut yang pernah Anda alami selama terkonfirmasi

COVID-19? (hasil tes Antigen PCR reaktif atau SWAB PCR positif)

□ Demam

□ Batuk kering

□ Kelelahan

□ Anosmia (kehilangan indra penciuman)

□ Hidung tersumbat

□ Sakit tenggorokan
34

□ Nyeri otot atau sendi

□ Sakit kepala

□ Mual/muntah

□ Diare

□ Sesak napas

□ Tidak mengalami gejala apapun

5. Tandai pilihan pengobatan yang Anda gunakan ketika terkonfirmasi

COVID-19

□ Herbal/obat tradisional

□ Obat dokter

□ Obat warung

□ Tidak minum obat

6. Apakah Anda pernah mengkonsumsi herbal ketika terkonfirmasi COVID-

19? (hasil tes Antigen PCR reaktif atau SWAB PCR positif)

a. Pernah

b. Tidak pernah
35

C. Penggunaan Herbal di Masa Pandemi COVID-19

Isilah jawaban dari pertanyaan berikut dengan menuliskan jawaban,

menghitamkan bulatan () atau memberi tanda silang (X) pada kolom

jawaban yang tersedia !

No. Pertanyaan Herbal 1 Herbal 2 Herbal 3


1. Sebutkan
herbal/nama
tanaman yang
Anda gunakan
selama pandemi
COVID-19 (bisa
berupa nama
tanaman atau
sediaan yang
sudah berbentuk
obat siap minum)
2. Jika berbentuko Daun o Daun o Daun
tanaman, bagian o Buah o Buah o Buah
apa yango Rimpang o Rimpang o Rimpang
digunakan untuk o Umbi o Umbi o Umbi
dikonsumsi? o Batang o Batang o Batang
o Semua bagian o Semua bagian o Semua bagian
o Biji o Biji o Biji
3. Bagaimana bentuk o Racikan o Racikan o Racikan
sediaan herbal o Rebusan o Rebusan o Rebusan
yang Anda o Kapsul / Pil / o Kapsul / Pil / o Kapsul / Pil /
gunakan? Tablet Tablet Tablet
o Lainnnya o Lainnnya o Lainnnya
________ ________ ________
4. Berapa lama Anda o 1 hari o 1 hari o 1 hari
menggunakan o 2-3 hari o 2-3 hari o 2-3 hari
herbal tersebut? o 1 minggu o 1 minggu o 1 minggu
o >1 minggu o >1 minggu o >1 minggu
o Sampai sembuh o Sampai sembuh o Sampai sembuh
5. Apa alasan anda □ Harga lebih □ Harga lebih □ Harga lebih
menggunakan murah murah murah
herbal di masa □ Lebih aman □ Lebih aman □ Lebih aman
pandemi □ Mudah □ Mudah □ Mudah
COVID-19? didapatkan didapatkan didapatkan
36

□ Penggunaan □ Penggunaan □ Penggunaan


darurat darurat darurat
□ Akses ke □ Akses ke □ Akses ke
fasilitas fasilitas fasilitas
kesehatan sulit kesehatan sulit kesehatan sulit
□ Lainnya □ Lainnya □ Lainnya
_________ _________ _________
6. Apa tujuan Anda o Meningkatkan o Meningkatkan o Meningkatkan
menggunakan daya tahan daya tahan daya tahan
herbal di masa tubuh tubuh tubuh
pandemi COVID- o Menyembuhkan o Menyembuhkan o Menyembuhkan
19? sakit sakit sakit
o Lainnya o Lainnya o Lainnya
_________ o _________ o _________
7. Apakah Anda o Ya o Ya o Ya
merasakan efek o Tidak o Tidak o Tidak
samping setelah
menggunakan
herbal tersebut?
8. Apa efek samping
yang Anda rasakan
setelah
menggunakan
herbal tersebut?
(kosongkan jika
tidak ada efek
samping)

D. Pernyataan

Berilah tanda centang () pada kolom jawaban sesuai dengan pilihan Anda!

Keterangan:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

KR : Kurang Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju


37

No Pernyataan Jawaban
SS S KR TS STS
1. Saya rutin menggunakan herbal
dimasa pandemi COVID-19
2. Menurut saya ramuan herbal
bermanfaat untuk kesehatan
3. Menurut saya menggunakan herbal
dapat meningkatkan daya tahan tubuh
(sistem imun)
4. Menurut saya menggunakan herbal
dapat menyembuhkan COVID-19
5. Saya menggunakan herbal sebagai
pertolongan pertama ketika menderita
COVID-19
6. Menurut saya herbal lebih aman
dibandingkan dengan obat modern
7. Menurut saya herbal memiliki khasiat
yang setara dengan obat modern
8. Menurut saya herbal susah digunakan
(tidak praktis/tidak nyaman dalam
menggunakannya)
9. Menurut saya herbal mudah
diracik/disiapkan
10. Menurut saya herbal lebih ekonomis
(murah) jika dibandingkan dengan
obat modern
11. Menurut saya herbal mudah
didapatkan
12. Sekitar rumah saya banyak terdapat
tanaman obat
13. Menurut saya tanaman obat masih
sangat diperlukan terutama di masa
pandemi COVID-19
14. Saya menggunakan herbal sesuai
dengan penelitian atau ilmu
pengetahuan yang sudah ada
15. Saya mengetahui khasiat herbal yang
saya gunakan

Anda mungkin juga menyukai