Buku PraktikKerjaProfesiApotekerBidangRumahSakitMasaPandemiCovid 19cetak
Buku PraktikKerjaProfesiApotekerBidangRumahSakitMasaPandemiCovid 19cetak
net/publication/355695218
Buku Ajar
CITATIONS READS
0 802
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Analysis of BPJS Kesehatan Outpatients Satisfaction with Pharmacy Practice At Puskesmas X in Yogyakarta View project
COST ANALYSIS OF CHRONIC KIDNEY DISEASE JKN INPATIENTS AT THE PROVINCIAL GENERAL HOSPITAL (RSUP) DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN View project
All content following this page was uploaded by Suci Hanifah on 28 October 2021.
Penulis:
Penerbit:
2020
PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER BIDANG
RUMAH SAKIT MASA PANDEMI COVID-19
©2020 Penulis
Ukuran : 16 x 23 cm
Jumlah Halaman : xiv + 132 halaman
Cetakan I
Febuari 2021 M / Jumadil Akhirah 1442 H
ISBN : 978-602-450-570-7
E-ISBN : 978-602-450-571-4 (PDF)
Penerbit:
Assalamualaikum wr.wb.
Buku Ajar PKPA Bidang Rumah Sakit dengan Metode Daring ini
disusun dalam rangka memberikan panduan kepada mahasiswa
Program Studi Profesi Apoteker yang terdampak dengan adanya
pandemic Covid-19 yang menyebabkan diterbitkannya Surat Edaran
Rektor Nomor 1050/Rek/10/SP/III/2020 tentang Kerja dari Rumah
untuk Mitigasi Penyebaran Covid-19 dan Surat dari Ketua Prodi
Profesi Apoteker kepada Direktur Rumah Sakit Nomor 106/Ka.Prog.
Apt./20/Prog.Apt./III/2020 mengenai Penarikan Mahasiswa PKPA,
tidak memungkinkan bagi mahasiswa untuk melakukan PKPA
Bidang Rumah Sakit di Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Di lain pihak,
ketercapaian CPMK (Capaian Pembelajaran Mata Kuliah) yang telah
tertuang dalam RPS (Rencana Pembelajaran Semester) harus tetap
dicapai oleh setiap mahasiswa walaupun dalam kondisi pandemi.
Hal tersebut disebabkan ketercapaian CPMK mempengaruhi pada
kelulusan mahasiswa dan masa studi mahasiswa di PSPA (Program
Studi Profesi Apoteker) UII, sehingga PSPA UII memiliki kebijakan
untuk membuat PKPA Bidang Rumah Sakit dengan Metode Daring
(Dalam Jaringan).
v
Buku Ajar ini masih jauh dari sempurna, sehingga evaluasi dan
masukan dari berbagai pihak diperlukan agar dapat menyempur-
nakan buku ini. Saran dapat disampaikan kepada penulis; bagian
CPMK 1, 2 dan 3 disusun oleh penulis kedua, sementara bagian CPMK
4, 5, dan 6 disusun oleh penulis pertama. Demikian yang bisa kami
sampaikan, semoga buku ajar ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa
PSPA khususnya dan PSPA seluruh Indonesia pada umumnya.
Wassalamualaikum wr.wb.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................v
Daftar Isi.......................................................................................vii
Daftar Tabel..................................................................................xi
Daftar Gambar.............................................................................xiii
1.1 Rekonsiliasi.................................................................................1
1.1.1 Definisi, tujuan, ruang lingkup, strategi...................1
1.1.2 Metode dan penugasan selama Pandemi...............4
1.1.3 Contoh penugasan kasus dan penyelesaiannya;...5
1.2 Pemantauan Terapi Obat (PTO).............................................8
1.2.1 Definisi, tujuan, ruang lingkup, strategi...................8
1.2.2 Contoh kasus PTO dan gambaran
penyelesaiannya.............................................................15
1.3 Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat.............................16
1.3.1 Definisi, ruang lingkup, tujuan, dan strategi: ........16
1.3.2 Metode dan penugasan selama pandemi...............19
1.3.3 Contoh kasus dan penyelesaiannya: ........................19
1.4 Monitoring Efek Samping Obat ............................................27
1.4.1 Definisi, tujuan, ruang linkup dan strategi.............27
1.4.1 Metode dan penugasan kepada mahasiswa............28
vii
2.1.4 Melakukan pengecekan akhir.....................................39
2.1.5 Mendokumentasikan.....................................................39
2.1.6 Memberikan obat dengan informasi yang tepat
dan jelas. ..........................................................................40
2.2 Metode pembelajaran dan instruksi penugasan..............41
2.3 Contoh kasus penugasan dan penyelesaian......................41
4.1 Seleksi/Pemilihan......................................................................67
4.1.1 Definisi, tujuan, ruang lingkup, strategi...................68
4.1.2 Metode Pembelajaran Selama Pandemi...................70
4.1.3 Kasus Seleksi dan Penyelesaiannya..........................70
4.2 Procurement...............................................................................78
4.2.1 Definisi, Tujuan, Ruang Lingkup, Strategi...............79
4.2.1 Perencanaan....................................................................79
4.2.1 Pengadaan........................................................................79
4.2.1 Metode Pembelajaran Selama Pandemi...................80
4.2.1 Kasus Procurement dan Penyelesaiannya...............81
4.3 Distribusi.....................................................................................102
4.3.1 Definisi, Ruang Lingkup dan Strategi.......................103
4.3.1 Metode Pembelajaran Selama Pandemi...................104
4.4 Pemusnahan...............................................................................116
4.4.1 Kasus dan Penyelesaiannya.........................................117
viii
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) 5..........................119
Referensi.......................................................................................125
Glosari...........................................................................................129
Indeks............................................................................................131
ix
DAFTAR TABEL
xi
Tabel 1.21. Rubrik Penilaian Pengadaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan BMHP..................................................102
Tabel 1.22.Rubrik Penilaian Penerimaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan BMHP..................................................107
Tabel 1.23. Daftar Obat yang Harus Disimpan di Gudang
Farmasi Rumah Sakit............................................................108
Tabel 1.24.Lembar Kerja 1 Penyimpanan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan BMHP..................................................109
Tabel 1.25. Rubrik Penilaian Penyimpanan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan BMHP..................................................112
Tabel 1.26. Gambaran Rak Penyimpanan Obat Reguler
(sebagai contoh saja untuk FEFO dan penempatan
obat LASA.................................................................................113
Tabel 1.27. Data Sediaan Farmasi yang Didistribusikan pada
Unit Farmasi Rawat Jalan....................................................113
Tabel 1.28. Rubrik Penilaian Distribusi Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan BMHP..................................................116
Tabel 1.29. Daftar Obat yang Dimusnahkan........................................117
Tabel 1.30.Lembar Kerja 1 Pemusnahan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan BMHP..................................................118
Tabel 1.31. Rubrik Penilaian Pemusnahan Sediaan Farmasi dan
alat Kesehatan dan BMHP...................................................118
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
1
Capaian Pembelajaran
Mata Kuliah (CPMK) 1
Capaian Pembelajaran
1.1 Rekonsiliasi
2 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
Tahapan sebelum rekonsiliasi
1. Membaca riwayat masuk rumah sakit pasien (catat alasan pasien
masuk rumah sakit dan riwayat pengobatannya)
2. Mengkaji kemungkinan pasien masuk rumah sakit karena obat
(alergi, reaksi tidak dikehendaki atau Adverse Drug Reaction
(ADR), dan penyakit akibat obat atau drug induced-disease
3. Membaca semua data pengobatan pasien (di rekam medis, di
papan tempat tidur, atau di catatan farmasi maupun perawat)
4 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
1.1.3 Contoh penugasan kasus dan penyelesaiannya;
Pasien a.n Ny. TM usia 43 thn, MRS di RS X tanggal 7 Mei 2019 dengan
keluhan nyeri perut kanan bawah, sumer – sumer, lemah,nyeri ulu hati
sejak 2 minggu yang lalu. Riwayat penyakit gastritis, riwayat alergi obat
sulfa. Tanda-tanda vital meliputi Tekanan Darah 120/90 mmHg, frekuensi
nadi 90x/menit, kecepatan pernapasan 22 x/mnt, suhu 37,5 ºC. Data labora-
torium menunjukkan Hemoglobin 11,5 g/dL, Angka Leukosit 13.500/mm3,
Angka Trombosit 155.000/mm3. Pasien didiagnosis appendisitis akut, dan
dilakukan operasi apendiktomi tgl 7 Mei 2019. Setelah operasi, pasien
mendapat terapi injeksi Seftriakson 2 x 1g, Ringer Laktat 2000 cc/24 jam,
injeksi ranitidin 2 x 1, injeksi ketorolak 3 x 30 mg. Suhu pasien 38ºC,
terdapat pus pada bekas operasi, dan angka leukosit 14.000/mmº
Komponen penilaian
Mahasiswa dapat menggali dan menyusun dokumentasi rekonsiliasi,
meliputi
1. Obat yang dibawa dari rumah
2. Obat yang diperoleh dari rumah sakit
3. Obat yang digunakan saat ini
4. Rekomendasi obat yang perlu dihentikan
5. Rekomendasi obat yang perlu dilanjutkan
6
RS.X NO.RM.
Rekomendasi
dokter dilan-
Penggunaan jutkan atau tidak
Dosis/ Rute Terakhir Tanggal/
Tgl Nama Obat Cara Pemberian Ya Tidak Tindak Lanjutb
Frekuensi Jam
Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
Seftriakson 2 x 1 g IV Diberikan melalui 7/5/14 Ya Dilanjutkan
inj intra vena 1 g setiap dengan
12 jam antibiotik oral
yaitu sefiksim
100mg, 2 x 2
tablet dalam
sehari dengan
durasi 5-7 hari
Ranitidin inj 2x1 IV Diberikan melalui 7/5/14 Ya Dilanjutkan
intravena setiap 12 dengan
jam ranitidin oral
2 x 150 mg
7
1.2 Pemantauan Terapi Obat (PTO)
8 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
Tabel 1.1. Klasifikasi Dasar Drug Related Problem (DRP) menurut Pharmaceu-
tical Care Network Europe Foundation (PCNE) (PCNE, 2019)
Kode V5.01 Domain Utama
Permasalahan Reaksi yang tidak dikehendaki
P1 Pasien mengalami reaksi obat yang tidak dikehendaki
Permasalahan pilihan obat
P2 Pasien menerima atau akan menerima obat yang salah
(tidak sesuai dengan keluhan atau penyakit pasien.
Permasalahan dosis
P3 Pasien menerima dosis lebih atau kurang dari yang
sebenarnya dibutuhkan
Permasalahan penggunaan obat
P4 Obat digunakan atau diberikan dengan cara yang salah
Interaksi
Ada manifestasi atau potensial interaksi obat dengan
P5
obat atau obat dengan suplemen/makanan, atau obat
dengan herbal
P6 Lain-lain
Penyebab Pilihan obat/dosis
Penyebab DRP dapat disebabkan oleh kesalahan
C1 pemilihan obat atau kesalahan dosis atau jadwal
penggunaan obat
Proses penggunaan obat
Penyebab DRP dapat disebabkan oleh cara pasien
C2 menggunakan obat, meskipun instruksi obat sudah tepat.
Informasi
C3 Penyebab DRP dapat disebabkan oleh interpretasi yang
salah.
Pasien/Psikologis
C4 Penyebab DRP dapat disebabkan oleh perilaku atau
persoalan pasien
Farmasi/logistic
C5 Penyebab DRP dapat disebabkan oleh perencanaan /
pengadaan atau proses dispensing yang salah
C6 Other
Intervensi I0 Tidak ada intervensi
I4 Lain-lain
1. Reaksi obat yang tidak P1.1 Terjadi efek samping yang non alergi
dikehendaki
Pasien menderita reaksi obat P1.2 Terjadi efek samping berupa alergi
yang tidak dikehendaki Terjadi efek toksik
P1.3
10 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
6. Lain-lain Pasien tidak puas dengan terapi meskipun
P6.1
sudah menggunakan obat secara benar.
Kesadaran pada kesehatan dan penyakitnya
P6.2
kurang memenuhi
Komplain tidak jelas. Sehingga perlu klari-
P6.3
fikasi lebih lanjut
(PCNE, 2019)
Domain utama Kode Penyebab
V5.01
12 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
3. Level obat I3.1 Obat diganti…….
14 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
P: Planning R: Recommendation Monitoring
yaitu rencana atau yaitu rencana atau yaitu monitoring efektivitas
rekomendasi yang rekomendasi yang terapi dan monitoring efek
disarankan atas permas- disarankan atas permas- samping obat
alahan pengobatan (DRP) alahan pengobatan (DRP)
yang ditemukan. Selain yang ditemukan
itu juga berisi tentang
monitoring pengobatan M: Monitoring
meliputi: monitoring efekti- yaitu monitoring efektivitas
vitas terapi dan monitoring terapi dan monitoring efek
efek samping obat samping obat
16 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
b. melakukan verifikasi riwayat penggunaan obat yang diberikan
oleh tenaga kesehatan lain dan memberikan informasi tambahan
jika diperlukan;
c. mendokumentasikan adanya alergi dan Reaksi Obat yang Tidak
Dikehendaki (ROTD);
d. mengidentifikasi potensi terjadinya interaksi obat;
e. melakukan penilaian terhadap kepatuhan pasien dalam
menggunakan obat;
f. melakukan penilaian rasionalitas obat yang diresepkan;
g. melakukan penilaian terhadap pemahaman pasien terhadap obat
yang digunakan;
h. melakukan penilaian adanya bukti penyalahgunaan obat;
i. melakukan penilaian terhadap teknik penggunaan obat;
j. memeriksa adanya kebutuhan pasien terhadap obat dan alat
bantu kepatuhan minum Obat (concordance aids);
k. mendokumentasikan obat yang digunakan pasien sendiri tanpa
sepengetahuan dokter; dan
l. mengidentifikasi terapi lain, misalnya suplemen dan pengobatan
alternatif yang mungkin digunakan oleh pasien.
Waktu yang tepat untuk dilakukan review pengobatan. Review pengobatan
dapat dilakukan kapan pun, terutama pada kondisi terjadi efek samping,
terjadi perubahan gejala yang dirasakan pasien, saat memulai obat lain
(oabt tambahan). Dalam kondisi seperti ini, apoteker akan memberikan
saran terhadap obat yang paling tepat untuk pasien.
Strategi dan langkah-langkah melakukan review pengobatan terdiri dari
tujuh langkah yaitu
Langkah 1. (Aim/Tujuan) Apa yang terjadi pada pasien
Identifikasi tujuan terapi dengan bertanya kepada pasien? Bagaimana
keadaanmu?
Menananyakan informasi kunci misalnya parameter laboratorium
Menetapkan tujuan terapi bersama dengan pasien melalui proses diskusi
bersama
Langkah 2: (Need/Kebutuhan) identifikasi manfaat terapi
Menuliskan daftar obat yang digunakan pasien
Memastikan pasien memhami pentingnya menggunakan obat
Semua obat yang digunakan baik herbal, maupun obat yang diresepkan
harus diikutkan
Bagian 1: Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) 1 17
Langkah 3: (Need/Kebutuhan) Apakah pasien menggunakan oabt yang
tidak perlu?
Perlu diverifikasi apakah obat yang digunakan memang bermanfaat
mencapai tujuan terapi pasien?
Pastikan bahwa pasien mampu melanjutkan penggunaan untuk mencapai
efikasi obat
Apakah gaya hidup mampu mengubah terapi obat yang tidak diperlukan?
Langkah 4: (Efektvitas) apakah tujuan terapi dapat dicapai?
Evaluasi pilihan terapinya, apakah paling efektif atau tidak?
Jika sudah menggunakan terapi yang terbaik, namun berdampak positif,
perlu dievaluasi kemungkinan ketidakpatuhan pasien. Berdasarkan
penelitian, separuh lebih pasien yang menggunakan obat lebih dari empat,
tidak mematuhi pengobatannya.
Langkah 5: (Keamanan) apakah pasien memiliki risiko efek samping
atau mengalami efek samping?
Keberadaan ADR kadang-kadang dapat diidentifikasi dari data labora-
torium (misalnya hipokalemia akibat penggunaan diuretic
Pasien mungkin melaporkan gejala-gejala akibat interaksi obat yang
diresepkan atau obat yang dibeli sendiri oleh pasien
Tanyakan kepada pasien secara spesifik (misalnya dengan menggunakan
Form MESO
Langkah 6: (Efikasi) apakah obatnya cost efektif?
Lakukan penilaian cost minimisation, penggantian obat untuk alasan biaya
dilakukan jika efektivtias, keamanan dan kepatuhan tidak dapat dicapai.
Jamin bahwa peresepan sinergis dengan bentuk sediaan atau formularium
yang direkomendasikan
Langkah 7: (Patient-Centred) Apakah pasien menghendaki dan mampu
menggunakan obat yang diresepkan?
Apakah pasien memahami hasil dari review pengobatan ini?
Pastikan terapi obat didasarkan atas pilihan pasien
Komunikasikan dan minta persetujuan dengan pasien
Bahkan jika pasien memang memiliki kemampuan pemahaman yang
kurang, maka tetap perlu dibuat dokumentasi yang spesifik menyatakan
“Adult with low capacity”
18 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
Informasi obat yang diperoleh dari hasil penelusuran riwayat pengobatan
meliputi nama obat, indikasi, bentuk sediaan, dosis frekuenasi pengo-
batan, dan lama pengobatan, monitoring efektivitas obat (MESO), reaksi
obat yang tidak dikehendaki (ROTD), dan kepatuhan terapi
Skala nyeri - -
Pus - +
Demam + ++
RR 22 kali/menit
Leukosit 13.500/mm3
Trombosit 155.000/mm2
Terapi
RL 2000cc/24 jam √
Seftriakson 2 X 1 √
Ranitidin 2 X1 √
Ketorolak 3 X 30 √
20 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
Tanggal: 7/Mei/2019
21
b. RL2000 cc/24 jam, diberikan Plan Monitoring :
22
mengembalikan keseimbangan
a. Efektivitas :
elektrolit tubuh pasien
• Ceftriaxone 2 x 1g dan metro-
nidazole 500 mg diharapkan
Tidak terdapat DRP
mampu menyembuhkan
infeksi pasca operasi yang
c. Injeksi ketorolac 3 x 30 mg
dialami pasien. Ceftriaxone
diberikan untuk mengatasi
bekerja pada spektrum bakteri
nyeri pasca operasi pada pasien.
aerob negative dan metro-
Ketorolac efektif untuk menyem-
nidazole memiliki aktivitas
buhkan nyeri pasian yaitu dengan
terhadap bakteri anerob.
tingkat nyeri ringan-sedang) dan
Dimana sesuai dengan bakteri
(Imelda, 2007). Karena skala nyeri
penyebab infeksi pasca operasi.
yang dialami pasien tidak dihitung,
Pemberian antibiotik secara
maka nyeri yang dialami pasien
parenteral dapat diganti
diindikasikan termasuk dalam
menjadi oral apabila setelah
nyeri ringan-sedang, sehingga
24-48 jam kondisi pasien sudah
pemberian ketorolac diharapkan
membaik, tidak terdapat
dapat efektif untuk pasien
gangguan fungsi pencernaan,
(maksimal 5 hari)
tidak demam (suhu >36Oc dan
<38Oc) disertai tidak lebih dari
satu kriteria berikut :
Nadi >90x/menit,
RR >20x/menit,
Tekanan darah tidak stabil
Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
Tidak terdapat DRP leukosit <4000 sel/dl atau
>12.000 sel/ (tidak ada
d. Injeksi ranitidine 2 x 1,
neutropeni) (Kemenkes, 2011).
diberikan untuk mengatasi atau
kemudian selanjutnya dapat
meringankan nyeri GI akibat
diganti dengan bentuk sediaan
efek dari penggunaan natrium
oral yang satu golongan yaitu
diklofenak dan juga karena adanya
Cefixime 100mg, 2x 2 tablet
riwayat gastritis pasien sehingga
dalam sehari dengan durasi
untuk mencegah kekambuhan
sekitar 5-7 hari (DIH, 17th
pasien
Edition)
23
• Injeksi ranitidine 2 x 1
24
diharapkan mampu mengatasi
nyeri GI akibat efek dari
penggunaan obat NSAID yaitu
ketorolac dan menghindari
kekambuhan riwayat gastritis
pasien
• Ceftriaxone 2 x 1 g, memiliki
efek samping ruam kulit (2%),
diare (3%), anemia, demam
Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
Jika pasien mengalami ESO
maka disarnakan untuk segera
menghubungi dokter.
c. Interaksi obat :
Obat-obat yang digunakan tidak
memiliki interaksi satu sama
lain (DIH, 17th Edition)
25
hanya saja perlu dilakukan
26
pemantauan terkait efek yang
dirasakan pasien setelah
diberikan obat tersebut.
Plan Konseling :
Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
1.4 Monitoring Efek Samping Obat
28 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
Nama : Ny. TM (43 Tahun)
Obat : Ketorolak Injeksi
Kejadian ES: Terjadi Efek Nyeri Perut
Komponen Penilaian
30 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
Tabel 1.6. Hasil telaah literatur
32 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
center.htm#consumer heart burn, nyeri perut, mual, muntah, ketorolak dengan
dll. Ketorolak tidak boleh digunakan memperhatikan gejala
lebih dari 5 hari. Harus dilakukan adanya nyeri perut,
monitoring pada pasien yang memiliki atau adanya penda-
luka di lambung, penyakit kardiova- rahan pada gastroin-
skular, dan penyakit ginjal. testinal/ area operasi.
Apabila terdapat tanda
Apabila pasien mengeluhkan adanya atau gejala tersebut
nyeri di perut, tanda-tanda pendarahan bertambah parah,
pada lambung, maka terapi ketorolak pemberian ketorolak
dihentikan. segera dihentikan.
Penderita
Penyakit lain
Disfungsi ginjal
Disfungsi hepar
Alergi
Faktor Industri
Lain-lain
34 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
ALGORITMA NARANJO
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak
Tahu
Capaian Pembelajaran
Mata Kuliah (CPMK) 2
1. Apakah resepnya sah untuk dilayani (contoh resep yang tidak bisa
dilayani adalah kopi resep dengan tanda ne det, resep narkotika dari
luar daerah)
2. Untuk siapakah resep tersebut
3. Apakah resep baru atau ulangan
38 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
Memastikan kesesuaian dan kualitas obat
Pengambilan bahan perlu melihat kualitas dan kesesuaiannya. Hati-hati
dengan obat yang memiliki nama yang mirip (Look Alike Sound Alike/
LASA). Kualitas bahan dapat dilihat secara visual atau masa kadaluawar-
sanya. Selain itu, perlu dilihat juga wadahnya.
2.1.5 Mendokumentasikan
40 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
Permasalahan yang paling sering timbul terkait pencampuran intrevana
adalah inkompatibilitas obat. Meskipun bukti signifikansi dari dampak
inkompatibilitas obat belum tersedia, namun angka kejadian secara in vitro
tinggi menjadi range 10-25% dari kombinasi obat yang sering digunakan di
unit perawatan intensif (Hanifah, 2020).
42 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
Ketepatan dosis 1. Glukosa yang diberikan pada resep adalah
78,6 kkal sedangkan glukosa yang dibutuhkan
oleh tubuh melalui perhitungan adalah 126,9
kkal. Akan tetapi hal ini tidak bisa menun-
jukkan bahwa dosis yang diberikan kurang
karena perhitungan dosis glukosa juga
harus mempertimbangkan kondisi pasien.
Sehingga dosis dianggap sudah tepat.
2. NaCl yang diberikan dalam resep adalah
10,8 mL sehingga dosis sudah tepat karena
masih berada dalam rentang terapi.
3. KCl yang diberikan pada resep adalah 2,7 mL
sehingga dosis yang diberikan sudah tepat
karena masih berada dalam rentang terapi.
4. Ca glukonat yang diberikan pada resep
adalah 5.4 mL sehingga dosis sudah tepat
karena masih berada dalam rentang terapi.
5. Asam amino yang diberikan pada resep
adalah 108 mL sudah tepat karena masih
berada pada rentang terapi.
6. Vitamin yang dibutuhkan adalah 1 mL/kg/
hari. 1 mL/kg/hari x 2.7 kg = 2.7 mL/hari
Vitamin yang diberikan dalam resep adalah
2.7 mL sehingga dosis sudah tepat.
7. Lipid yang dibutuhkan adalah 0.5 – 1 g/kg/
hari. Maksimal 3 – 4 g/kg/hari sehingga dosis
yang diberikan sudah tepat karena masih
masuk dalam rentang.
8. Heparin yang dibutuhkan adalah 0,5 unit/kg/
hari. Dosis yang diberikan pada resep adalah
overdose unit/kg/hari sehingga dosis yang
diberikan belum tepat karena subdose.
Ketepatan rute Rute yang dibeirkan sudah sesuai yaitu
intravena sentral.
Ketepatan pelarut Pelarut yang diberikan sudah tepat yaitu
menggunakan NaCl 3%.
44 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
Jumlah volume yang disiapkan 1. Glukosa 7,5% Kurang sesuai (Hanya
dengan dosis yang diminta terdapat glukosa dengan konsentrasi 5%,
10% dan 40% dengan volume 500 mL dan
40 mL. Sedangkan volume yang dibutuhkan
262 mL)
D5% 32,5%
7,5%
D40% 2,5%
Total 35%
2,5%
=D 40% = X 262mL 19mL
3,5%
32,5%
=D5% = 262mL 243m
35%
2. NaCl 3% Sesuai (Terdapat NaCl 3% volume
500 mL. Sehingga diambil sebanyak 10,8 mL)
3. KCl 7,46% Sesuai (Terdapat KCl 7,46%
volume 25 mL. Sehingga diambil sebanyak
2,7 mL)
4. Ca glukonat 10% Sesuai (Terdapat Ca
glukonat 10% volume 10 mL. Sehingga
diambil sebanyak 5,4 mL)
5. Asam amino 10% Sesuai (Terdapat
sediaan asam amino 10% volume 100 mL.
Sehingga diambil sebanyak 108 mL)
6. Vitamin Sesuai (Terdapat vitamin 10 mL.
Sehingga diambil sebanyak 2,7 mL)
7. Lipid 20% Sesuai (Terdapat lipid 20%
volume 100 mL. Sehingga diambil sebanyak
40,5 mL)
8. Heparin Sesuai (Terdapat heparin 5000
unit/mL yang dibutuhkan adalah 0,0002 mL
sediaan yang tersedia adalah 5 mL)
46 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
A. Etiket
48
NAMA MR : xxx JENIS UMUR : TGL/HARI : RUANGAN : ICU
PASIEN : KELAMIN : 10 minggu Senin
By. L Laki laki 24 April 2020
Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
IV
3 mL
Apt. X Apt. D Dikemas Dengan Aluminium Foil Pada 25 April 2020 Jam
Suhu Ruangan (250C) Atau Lemari 14.00 (250C)
Pendingin 28 April 2020
(20C – 80C) Jam 08.00 (2-80C)
Sasaran atau ruang lingkup dari penyediaan informasi obat ini adalah
masyarakat umum, pasien, keluarga pasien, tenaga kesehatan misalnya
dokter, perawat, atau dokter. Oleh karena itu, bentuk pelayanan informasi
obat yang dapat disediakan di rumah sakit adalah
52 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
3.1.2 Metode pembelajaran dan penugasan
Cara pencarian :
Membuka web www.pubmedhh.nlm.nih.gov → mencari jurnal
dengan memasukkan keyword berdasarkan PICO, yaitu P =
hypertension; I = ace inhibitor; C = -; O = COVID-19 → klik submit
→ kemudian muncul beberapa literatur berdasarkan PICO yang
diisikan → memilih jurnal dengan judul “Cardiovascular
Implications of Fatal Outcomes of Patients With Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19” → meng klik full text untuk melihat
jurnal secara utuh → masuk ke website jurnal tersebut
yaitu https://jamanetwork.com/journals/jamacardiology/
fullarticle/2763845 → klik download pdf untuk mendownload
jurnal
3. Literatur dengan judul artikel “HFSA/ACC/AHA Statement
Addresses Concerns Re: Using RAAS Antagonists in COVID-19”
Cara Pencarian :
Membuka search engine Google → memasukkan keyword “raas
antagonist in covid” → meng klik salah satu alamat web yaitu https://
www.acc.org/latest-in cardiology/articles/2020/03/17/08/59/
hfsa-acc-aha-statement-addresses-concerns-re-using-raas-antag-
onists-in-covid-19 → memperoleh artikel dari American College
dengan judul “HFSA/ACC/AHA Statement Addresses Concerns
Re: Using RAAS Antagonists in COVID-19
D. Hasil Evaluasi Literatur
Literatur 1
54 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
Aspek Hasil evaluasi Kesimpulan
Validity Dari hasil critical appraisal terkait isi pada jurnal Validitas dari jurnal
(kualitas isi berupa pendahuluan, metode, hasil, dan kesim- sudah baik ditinjau
tulisan) pulan, terdapat point-point sebagai berikut : dari isi dan penjelasan
yang diuraikan pada
a.Pendahuluan : setiap bagian.
- Peneliti menjelaskan informasi terkait latar
belakang dilakukannya penelitian
- Peneliti menuliskan tujuan penelitian dengan
jelas yaitu untuk mengevaluasi pengobatan RAS
inhibitor dalam melindungi pasien hipertensi
terhadap Covid-19.
b.Metode :
- Penelitian yang dilakukan telah mendapat
persetujuan dari komite the Shenzhen Third
People’s Hospital Ethical Committee dan menggu-
nakan verbal concent kepada pasien atau anggota
keluarga yang menjadi subjek penelitian
c. Hasil :
- Adanya uraian terkait subjek inklusi dan ekslusi
pada penelitian, yaitu untuk subjek ekslusi adalah
pasein covid-19 dengan hipertensi namun tidak
menggunakan terapi antihipertensi.
- Jumlah subjek diuraikan dengan jelas yaitu 17
pasien covid-19 yang diterapi dengan ACEI/ARB
dan 25 pasien covid-19 yang diterapi dengan non
ACEI/ARB
- Hasil digambarkan dengan persentase dan grafik
yang mudah untuk dipahami
- Hasil yang diperoleh pada penelitian diuraikan
yaitu pasien covid-19 dengan hipertensi yang
menerima obat ACEI/ARB memiliki tingkat IL6
yang lebih rendah; CRP yang tidak berbeda
signifikan; sel CD3+ dan CD+ lebih tinggi, namun
untuk sel CD4 tidak berbeda signifikan antar 2
kelompok; dan peak virus load lebih rendah,
namun penelitian ini kasus yang digunakan
masih dalam jumlah yang terbatas (hanya dalam
jumlah kecil)
- Menjekaskan bahwa mekanisme masih perlu
dikaji dan diteliti lebih lanjut.
d. Kesimpulan
- Kesimpulan tidak memiliki sub bab tersendiri
- Namun kesimpulan diberikan pada bagian akhir
disscussion
56 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
3.1 Konseling
Ruang lingkup konseling ini dapat diberikan untuk pasien rawat jalan,
rawat inap, home care, maupun pasien perawatan kronis.
58 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
U (Underlying issues): Pada saat konseling perlu dibahas juga hal-hal
yang mungkin berpengaruh pada pengobatan misalnya apakah obatnya
memiliki label khusus, apakah pasien alergi? Apakah pasien menggunakan
obat lain yang berpengaruh pada interaksi obat? Apakah ada kondisi
khusus pasien (usia lanjut, anak-anak, hamil, menyusui), apakah ada
permasalahan khusus lain dari pasien, misalnya penyakit yang berpen-
garuh pada pengobatan pasien?
Komponen penilaian
Mahasiswa dapat membuat video dengan konten dan tahapan
Pasien An. Doni berusia 8 tahun dengan BB 25kg, TB 125cm datang bersama
ibunya ke Rumah Sakit untuk berobat. Pasien mengeluh mual, muntah,
sakit leher, batuk dan disertai suara sesak. Ibunya mengatakan sudah 2
hari ini nafsu makan anaknya berkurang. Ibu pasien menceritakan bahwa
keseharian anaknya selepas pulang sekolah yaitu bermain tanah bersama
teman-temannya di halaman belakang rumah dengan kondisi tanah yang
lembap, setelah bermain anaknya langsung makan siang tanpa mencuci
tangan terlebih dahulu. Pasien sebelumnya hanya mengkonsumsi suplemen
penambah nafsu makan, namun tidak kunjung sembuh. Hasil pemer-
iksaan klinis dinyatakan positif menderita cacingan dengan prevalensi
19% (kategori rendah) dan hasil pemeriksaan mikroskopis menemukan
telur dalam tinja segar berukuran 55-75 x 35-46 (mikron), berbentuk oval
dan berwarna jernih. Dokter mendiagnosa pasien menderita infeksi cacing
tambang. Pasien bisa menelan obat.
Resep dan Permasalahan Terapi Pasien
60 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
Informasi dari literatur mengenai obat yang digunakan
PYRANTEL 125 MG
Sumber : https://e-katalog.lkpp.go.id/katalog/produk/detail/377442
Dosis 10/KgBB
BB pasien = 25kg
Dosis = 10mg x 25kg = 250mg/hari
Sediaan 125 mg, 2 tablet/hari
Waktu, cara minum/ Obat tidak dipengaruhi oleh makanan. Dapat diminum sesudah
menggunakan obat atau sebelum makan dengan susu atau jus buah, konsumsi selama
3 hari berturut-turut. Prevalensi ≥10% - < 20% dapat melakukan
pengobatan 1 kali setiap tahun.
Cara penyimpanan Kotak obat atau wadah yang tertutup rapat terhindar dari cahaya
obat matahari, jangan disimpan di kamar mandi atau tempat yang
lembap.
Efek samping obat Efek samping jarang, hanya efek samping ringan seperti mual,
dan cara penanggu- muntah dan bersifat sementara misalnya diare, demam, dan sakit
langannya kepala. Sebaiknya dikonsumsi malam hari saat mau tidur untuk
mengurangi efek samping, dan makan makanan bergizi.
Interaksi dengan Memiliki efek kerja berlawanan dengan piperazin sehingga tidak
obat/makanan dapat dikonsumsi bersamaan
Cara minum obat jika Segera minum obat saat gejala infeksi muncul.
lupa
Terapi non farma- Cuci tangan pakai sabun, menggunkan air bersih untuk keperluan
kologi rumah tangga, menjaga kebersihan dan keamanan makanan,
menggunakan jamban sehat, dan mengupayakan kondisi
lingkungan yang sehat.
Makan makanan yang berprotein seperti daging ayam, tahu, tempe
dan telur serta sayuran yang mengandung zat besi seperti bayam.
Bila mana obat Jika infeksi belum membaik lakukan pemeriksaan feses setelah
diteruskan 2 minggu pengobatan dan konsultasikan ke dokter jika hasilnya
positif untuk mendapatkan pengobatan lanjut.
A. Tahap Pembukaan
B. Tahap Verifikasi
Apoteker : Resepnya untuk anaknya ya bu, atas nama siapa ibu?
Ibu Pasien : Iya mba, anak saya. Namanya Doni
Apoteker : Umurnya ibu?
Ibu Pasien : 8 tahun, mba
Apoteker : Alamatnya, ibu?
Ibu Pasien : Di kimpulan, mba
Apoteker : Baik, ibu. Untuk resep anak ibu, apakah sudah pernah
mendapatkan sebelumnya, atau ini baru pertama kali ibu?
Ibu Pasien : Ini baru pertama, mba
62 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
ibu meminum obat ini?
Ibu Pasien : Harapannya ya bisa sembuh mba, udah gak mual, muntah,
batuk lagi mba
Apoteker : Baik, ibu. Untuk anak ibu sendiri berarti keluhan yang
dirasakan mual muntah, batuk bu?
Ibu Pasien : Iya mba, ditambah suaranya juga sesak, sama 2 hari ini
susah banget makannya, terus pas BAB keluar darah
Apoteker : Terus selama 2 hari ini, udah ada konsumsi obat belum, bu?
Ibu pasien : Hanya suplemen penambah nasu makan aja mba
Apoteker : Anaknya sebelumnya pernah mengalami gejala terus
tidak, bu?
Ibu Pasien : Belum pernah, mba
Apoteker : Anaknya ada riwayat alergi obat atau benda bu?
Ibu Pasien : Sejauh ini gak ada, mba
Apoteker : Baik ibu. Mungkin untuk kebiasaan anaknya sehari-hari,
gimana bu?
Ibu Pasien : Nah itu mba. Anaknya sering habis pulang sekolah langsung
main sama temennya dibelakang rumah, terus kondisi tanah
disana juga lembap. Habis main biasanya kalau makan selalu
lupa buat cuci tangan
Apoteker : Baik ibu. Ini berdasarkan dari data lab dokter dan terkait
informasi yang sudah ibu berikan, adik Doni ada infeksi
cacing tambang ya bu. Insyaallah bisa disembuhkan. Nanti
obatnya, ditunggu sebentar ya, bu
Ibu Pasien : Baik, mba, setelah obat sudah disiapkan, Apoteker
memanggil pasien.
64 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
mengurangi efektivitas dari obat tersebut, bisa jadi infeksi
dapat sembuh dalam waktu yang ditentukan, namun ketika
anak ibu lupa atau menghentikan minum obat, kesembuhan
anak ibu akan menjadi lebih lama. Jika anak ibu mengalami
anemia atau gizi buruk segera hubungi dokter.
F. Tahap penutup
Capaian Pembelajaran
4.1 Seleksi/Pemilihan
68 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
e. praktis dalam penggunaan dan penyerahan
f. menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien
g. memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi
ditinjau dari biaya langsung dan biaya tidak langsung
h. obat lain yang terbukti paling efektif dan aman (evidence based
medicines)
Tujuan dari proses seleksi sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP
di rumah sakit adalah:
Ruang lingkup dari proses seleksi pada kasus PKPA RS ini adalah
pembahasan pada saat rapat KFT terkait pengobatan yang direkomen-
dasikan dalam penanganan kasus pasien positif Covid-19 (Corona-
virus Disease 2019).
Kasus:
“Seorang apoteker disebuah rumah sakit milik pemerintah menjadi anggota
dari Tim KFT (Komite Farmasi dan Terapi). Di masa pandemi Covid-19 ini,
apoteker tersebut diminta untuk melakukan telaah kritis terhadap terapi
yang bisa digunakan dalam pengobatan Covid-19, sehingga KFT dapat
membuat panduan terapi tersendiri untuk rumah sakit. Berikut adalah
jurnal yang harus ditelaah oleh apoteker tersebut!”
70 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
Petunjuk Penyelesaian:
Bacalah form critical appraisal PRISMA pada setiap aspek dengan seksama
dan tuliskan halaman serta kalimat yang dimaksudkan dalam setiap aspek
PRISMA pada kolom terakhir.
Langkah pengerjaan:
1. Download artikel dan Lembar Checklist PRISMA 2009 dari Google
Classroom
2. Isikan data yang diperlukan dari Checklist tersebut langsung pada
PRISMA 2009 (lengkap dengan nomor halaman dan artikel yang
dimaksudkan dalam setiap aspek checklist)
3. Kumpulkan/upload tugas melalui Google Classroom.
TITLE
ABSTRACT
INTRODUCTION
Rationale 3 Describe the rationale for the review in the context of what
is already known.
METHODS
Study 9 State the process for selecting studies (i.e., screening, eligi-
selection bility, included in systematic review, and, if applicable,
included in the meta-analysis).
Data 11 List and define all variables for which data were sought (e.g.,
items PICOS, funding sources) and any assumptions and simplifi-
cations made.
RESULTS
76 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
Study 18 For each study, present characteristics for which data were
character- extracted (e.g., study size, PICOS, follow-up period) and
istics provide the citations.
DISCUSSION
FUNDING
From: Moher D, Liberati A, Tetzlaff J, Altman DG, The PRISMA Group (2009).
Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses:
The PRISMA Statement. PLoS Med 6(7): e1000097. doi:10.1371/journal.
pmed1000097
For more information, visit: www.prisma-statement.org.
No Kompetensi 3 2 1 0
4.2 Procurement
78 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
4.2.1 Definisi, Tujuan, Ruang Lingkup, Strategi
4.2.1 Perencanaan
Perencanaan dilakukan agar terhindar dari kekosongan obat. Peren-
canaan dilakukan dengan menggunakan metode konsumsi, morbiditas/
epidemiologi, dan kombinasi antara konsumsi dan morbiditas/epidemi-
ologi disesuaikan dengan anggaran. Pedoman perencanaan yang harus
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
4.2.1 Pengadaan
80 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
4.2.2.2. Metode Pembelajaran Perencanaan Kebutuhan Obat dengan
Metode Morbiditas/Epidemiologi
Metode pembelajaran yang digunakan selama pandemic berlangsung sama
dengan aktivitas sebelumnya, yaitu dengan memberikan data obat-obatan
dan penyakit/standar terapi dalam bentuk Microsoft Excell untuk disele-
saikan dengan pendekatan metode morbiditas/epidemiologi. Kemudian
mahasiswa diminta untuk mengupload kembali data yang sudah disele-
saikan melalui Google Classroom dan dikoreksi oleh Dosen Pembimbing
dan diberikan penilaian sesuai dengan rubric penilaian.
Tabel 1.10. Data Konsumsi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP Instalasi
Farmasi Rumah Sakit
82 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
29 Ethambutol OGB (tablet) 741600 195 12000 E
30 Extracaine (ampul) 6000 1350 155 V
31 Fargoxin (tablet 0,25 mg) 19800 200 2000 E
32 Caviplex (tablet) 6000 850 209 N
33 Farsorbid (tablet 10 mg) 12000 430 2000 E
34 Farsorbid (tablet 5mg) 18000 250 2050 E
35 Fenobarbital (ampul) 1000 201 450 E
36 Folic acid (tablet 1 mg) 4000 32 2000 N
37 Folic acid (tablet 5 mg) 7000 31.45 2500 N
38 Furosemid OGB (ampul) 1000 1032 557 E
39 Furosemid OGB (tablet) 12000 56 2200 E
40 Furosix (ampul) 330 1540 25 E
41 Furosix (tablet) 4000 715 1500 E
Glibenklamid OGB (tablet
42 19800 47 2300 E
5mg)
43 Glumin (tablet 600 mg) 39600 460 3500 E
44 Glumin (tablet 850 mg) 26400 675 3400 E
45 HCT OGB (tablet) 3000 17 270 E
46 Herbesser (tablet SR 90 mg) 6000 4985.4 500 E
47 Inderal (tablet 10 mg) 20350 3103 2000 E
48 Inderal (tablet 40 mg) 5500 4813 1500 E
49 INH OGB (tablet) 721000 73 20000 E
50 Inoxin (tablet) 216300 220 14000 E
Kaptopril OGB (tablet 12,5
51 14880 125 2300 E
mg)
52 Kaptopril OGB (tablet 25 mg) 9900 211.67 5000 E
53 Kodein (tablet 10 mg) 6000 286 1500 E
54 Kutoin (kapsul 100 mg) 3000 950 2500 E
55 Lantus (vial) 2800 491900 1000 V
56 Lasix (ampul) 4330 8360 1400 E
57 Lasix (tablet) 4000 2850 400 E
58 Libronil (kaplet 5 mg) 700 176 450 E
59 Klorokuin (tablet 200 mg) 18025 6520 1500 E
Metformin HCl (tablet 500
60 59400 111.5 2500 E
mg)
61 Vitamin C 50 mg 39600 123 1300 N
62 Matovit 9000 1000 1000 N
84 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
e. Smin
f. Smax
g. Dana yang dibutuhkan untuk pengadaan!
Langkah Pengerjaan:
1. Pindahkan data kasus di atas pada Microsoft Excel
2. Hitunglah nilai CA, SS, Qo, ROP, Smin, Smax dan dana pada data
tersebut (Data ini menjadi Lembar Kerja 1)
3. Upload lembar kerja tersebut!
86
Jumlah
penggunaan Harga
No Nama obat obat satuan (Rp) Sisa stock CA SS Qo Smin ROP Smax Nilai Qo Kategori VEN
Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
14 Cardioaspirin (tablet) 3000 720 500 V
15 Cefixime (kapsul) 154500 1328.25 1000 E
87
33 Farsorbid (tablet 10 mg) 12000 430 2000 E
88
34 Farsorbid (tablet 5mg) 18000 250 2050 E
Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
51 12,5 mg) 14880 125 2300 E
Kaptopril OGB (tablet
52 25 mg) 9900 211.67 5000 E
53 Kodein (tablet 10 mg) 6000 286 1500 E
89
70 OSTE 700 385 500 N
90
71 Rifam (botol sirup) 74160 14000 5000 E
Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
dibutuhkan
Tabel 1.12. Rubrik Penilaian Perencanaan Metode Konsumsi
No Kompetensi 3 2 1 0
1 Hidroksik- tablet 1 2 5
lorokuin 200
mg
2 Azithromycin kaplet 1 1 5
500 mg
4 P a ra s e t a m o l tablet 1 4 3
500 mg
5 Ambroksol 30 tablet 1 3 5
mg
6 Masker lembar 3 4 14
7 Handschoon pasang 2 5 14
8 Amlodipin 10 tablet 1 1 14
mg
9 Pseudoefedrin tablet 1 3 5
HCl 60 mg
10 Cetirizine 10 tablet 1 1 5
mg
Petunjuk Penyelesaian:
92 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
Tabel 1.14. Lembar Kerja I Perencanaan Metode Morbiditas
1 Hidroksik- tablet 1 2 5
60
lorokuin 200 mg
2 Azithromycin kaplet 1 1 5
20
500 mg
4 Parasetamol tablet 1 4 3
100
500 mg
5 Ambroksol 30 tablet 1 3 5
100
mg
6 Masker lembar 3 4 14 50
8 Amlodipin 10 tablet 1 1 14
100
mg
9 Pseudoefedrin tablet 1 3 5
50
HCl 60 mg
10 Cetirizine 10 mg tablet 1 1 5 50
Diketahui
C: 5030 F: 0.016
93
Au: 0.15 Pt: 100%
Tabel 1.15. Lembar Kerja II Perencanaan Metode Morbiditas
No Nama Obat Jumlah (dalam Kemasan/Box Jumlah yang
satuan terkecil, dipesan dalam
cth. tablet) satuan box
1 Hidroksiklorokuin 200 mg 60
2 Azithromycin 500 mg 20
5 Ambroksol 30 mg 100
6 Masker 50
7 Handschoon 50
8 Amlodipin 10 mg 100
9 Pseudoefedrin HCl 60 mg 50
10 Cetirizine 10 mg 50
Note: Pembulatan angka jika <0.5 dibulatkan angka di bawah, misal jumlah
yang dipesan 23,15 box berarti dibulatkan menjadi 23 box. Sedangkan jika
angka ≥0.5 dibulatkan ke atas, misalkan jumlah yang harus dipesan 18.87
box, maka dibulatkan menjadi 19 box.
94 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
Tabel 1.17. Daftar Obat Analisis Skala Prioritas
Jumlah
penggunaan Harga satuan
No Nama obat obat (Rp) Kategori VEN
1 Amoxicillin OGB (Kapsul) 34560 183.3 E
2 Amoxil (Vial) 768 9678.2 E
3 Asmacare (tablet 2 mg) 38400 660 E
4 Asmacare (tablet 4 mg) 38400 880 E
5 Aspilets (tablet 80 mg) 9000 195.83 V
6 Osteocal tablet 960 76560 N
7 Aztrin (kapsul) 34560 9716.67 E
8 Becotide (Ventoline Rotacap) 76800 825 V
9 Berotec (botol larutan inhalasi) 96 78650 V
10 Betablok (tablet 100 mg) 4320 2035 E
11 Bricasma (Botol sirup) 1440 30600 E
12 Capoten (tablet 12,5 mg) 4980 1868.3 E
13 Capoten (tablet 25 mg) 3300 2996.67 E
14 Cardioaspirin (tablet) 3000 720 V
15 Cefixime (kapsul) 154500 1328.25 E
16 Depakene (botol sirup) 40 44000 E
17 Depakote (tablet 250 mg) 5000 2560 E
18 Dexametason generik (tablet) 231000 24.3 E
19 Diazepam (ampul) 700 793.25 E
20 Digoxin OGB (tablet 0,0625 mg) 7900 78 E
21 Digoxin OGB (tablet 0,25 mg) 4000 89 E
22 Digoxin Sandos (tablet) 19800 511.5 E
23 Dilantin (kapsul 100 mg) 2000 2640.15 E
24 Dopamin HCl (ampul) 3000 9500 V
25 Dopamin Hcl (vial) 3000 22000 V
26 Becom Z (tablet) 69120 383.33 N
27 Erphatrocin (Kapsul) 13824 1375 E
28 Erphatrocin (Tablet) 13824 1237.5 E
29 Ethambutol OGB (tablet) 741600 195 E
30 Extracaine (ampul) 6000 1350 V
31 Fargoxin (tablet 0,25 mg) 19800 200 E
32 Caviplex (tablet) 6000 850 N
33 Farsorbid (tablet 10 mg) 12000 430 E
34 Farsorbid (tablet 5mg) 18000 250 E
35 Fenobarbital (ampul) 1000 201 E
36 Folic acid (tablet 1 mg) 4000 32 N
37 Folic acid (tablet 5 mg) 7000 31.45 N
38 Furosemid OGB (ampul) 1000 1032 E
39 Furosemid OGB (tablet) 12000 56 E
40 Furosix (ampul) 330 1540 E
41 Furosix (tablet) 4000 715 E
42 Glibenklamid OGB (tablet 5mg) 19800 47 E
96 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
1. Dari data yang ada di atas, maka tentukanlah kategori ABC dari
obat-obatan tersebut! Apabila titik potong golongan A adalah 80%, B
95%!
2. Apabila dana yang tersedia hanya sebesar 5.3 M, manakah obat yang
harus ditunda pengadaannya?
Petunjuk Penyelesaian:
Buka materi dari Chapter 23: Inventory Management.
Penentuan ABC:
1. Hitung nilai penggunaan!
2. Hitung % penggunaan tiap obat!
3. Hitung % kumulatif
4. Tentukan golongan A,B,C sesuai dengan titik potong yang telah
ditentukan!
Penentuan skala prioritas dengan menentukan analisis PUT terlebih
dahulu!
Google Classroom)
• Setelah semua obat dapat tergolongkan ABC, VEN, sekaligus PUT,
lakukan analisis skala prioritas pengadaan berdasarkan soal kedua
pada Lembar Kerja 2 dan upload di Google Classroom
98 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
2 Penyele- Mahasiswa dapat Mahasiswa
saian menentukan jenis Tidak dapat
masalah obat yang ditunda menentukan
pengadaannya jenis obat
dengan benar, yang ditunda
yaitu golongan NA pengadaannya
dengan benar
Petunjuk Penyelesaian:
Sebelum menggolongkan obat-obatan tersebut, pastikan kalian sudah
mengetahui kandungan zat aktif dari setiap obat. Buatlah Surat Pesanan
beserta dengan rangkap nya yang dipersyaratkan bagi setiap golongan
obat. Surat Pesanan Obat selain Narkotika yang hanya dilayani oleh PBF
Kimia Farma, boleh mencantumkan nama PBF yang lain seperti AAM, APL
dan lain sebagainya.
1. Lakukan penggolongan obat-obatan pada Lembar Kerja 1!
2. Berikan jawaban pada pertanyaan 3 dan 4 di Lembar Kerja 2!
Tabel 1.20. Daftar Pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP
No Nama obat Qo (box)
1 Amoxicillin OGB (Kapsul) 20
2 Amoxsan 500 mg 20
3 Asmacare (tablet 2 mg) 10
4 Asmacare (tablet 4 mg) 12
100 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
49 Inoxin (tablet) 20
50 Kaptopril OGB (tablet 12,5 mg) 12
51 Kaptopril OGB (tablet 25 mg) 12
52 Kodein (tablet 10 mg) 15
53 Kutoin (kapsul 100 mg) 10
54 Lantus (vial) 25
55 Lasix (ampul) 10
56 Lasix (tablet) 10
57 Libronil (kaplet 5 mg) 20
58 Klorokuin (tablet 200 mg) 20
59 Metformin HCl (tablet 500 mg) 20
60 Vitamin C 50 mg 25
61 Matovit 10
62 Neotibi (kaplet) 20
63 Nitrocin (ampul) 20
64 Phenytoin (ampul) 10
65 Phenytoin (kapsul 100 mg) 10
66 Pirazinamid OGB (tablet) 20
67 Pulmicort (turbuhaler) 8
68 OSTE 10
69 Rifam (botol sirup) 20
70 Rifampisin OGB (kapsul) 20
71 Salbutamol OGB (tablet 2 mg) 15
72 Salbutamol OGB (tablet 4 mg) 12
73 Scantensin (tablet 12,5 mg) 12
74 Scantensin (tablet 25mg) 12
75 Symbicort (Turbulaher) 10
76 Triheksifenidil (tablet 2 mg) 10
77 Tramadol (tablet 100 mg) 10
78 Tramal (tablet 100 mg) 10
79 Terasma (tablet) 12
80 Tremenza (tablet) 12
81 Tibigon (tablet) 20
82 Topcillin (Kaplet) 12
83 Topcillin (Kapsul) 12
84 Topcillin (Sirup Kering Botol) 12
85 Zithrax (kapsul) 20
Lembar Kerja
1. Surat Pesanan Obat Reguler
2. Surat Pesanan Obat Psikotropika
3. Surat Pesanan Obat Narkotika
4. Surat Pesanan Obat Prekursor
5. Surat Pesanan Obat-Obat Tertentu
4.3 Distribusi
102 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
a. port clearing (barang impor dari luar negeri)
b. penerimaan dan inspeksi
c. inventory control
d. penyimpanan
e. permintaan persediaan dari unit pelayanan
f. pengiriman
g. dispensing pada pasien
h. laporan penggunaan.
104 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
oleh Dosen Pembimbing, yang diupload baik melalui Google Classroom
maupun dengan menggunakan zoom meeting.
106 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
Petunjuk Penyelesaian:
No Kompetensi 3 2 1 0
1 Penetapan Mahasiswa dapat Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa
Masalah mengidentifikasi: dapat mengiden- dapat Tidak
Obat Captopril 12,5 tifikasi 2 perma- mengidenti- mengiden-
mg lebih 1 box salahan dalam fikasi 1 perma- tifikasi 2
1 box obat Surbex T pengiriman salahan dalam permasalahan
kurang dari 3 bulan dengan benar pengiriman dalam pengi-
sudah ED dan nomor dengan benar riman dengan
batch tidak sesuai benar
dengan faktur
Obat Bricasma yang
dikirimkan dalam
bentuk tablet, bukan
ekspektoran dengan
benar
2 Penyelesaian Mahasiswa dapat: Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa
masalah Melakukan pengem- dapat dapat tidak dapat
balian obat Captopril melakukan 2 melakukan 1 melakukan
12,5 mg pada kurir pengembalian pengembalian pengembalian
Melakukan pengem- obat dengan obat dengan obat dengan
balian Surbex T 1 box benar benar benar
Melakukan pengem-
balian Bricasma
tablet dengan benar
108 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
Petunjuk Penyelesaian:
1. Siapkan beberapa wadah sebagai dummy tempat penyimpanan
obat, bedakan menjadi beberapa golongan mulai dari obat reguler,
obat-obat tertentu, prekursor, psikotropika, dan narkotika. Khusus
utk dummy almari HAM berikan list merah dipinggirnya.
2. Print kartu stock yang ada di Google Classroom
3. Siapkan label LASA dan HAM (bisa berupa kertas kemudian dituliskan
LASA dan HAM). Pastikan List dari ISMP List of HAM dan Permenkes
73/2016
4. Print obat-obatan yang ada di Google Classroom
5. Lakukan penggolongan obat pada Lembar Kerja 1
6. Lakukan penyimpanan obat pada wadah yang telah kalian siapkan,
catat pada kartu stock yang telah diprint (Videokan dan upload di
Google Classroom)!
1 Captopril 12,5 mg
2 Captopril 25 mg
3 Cardioaspirin 100 mg
4 Berotec 0.1%
5 Bricasma ekspektoran
6 Fentanyl inj 2 ml
7 Codikaf 20 mg
8 Ericaf
9 Valisanbe 5 mg
10 Tramadol 50 mg
KARTU STOK
KARTU STOK
KARTU STOK
110 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
KARTU STOK
KARTU STOK
KARTU STOK
2 29 Gudang/IGD - 60 120
Februari
2020
112 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
Tabel 1.26. Gambaran Rak Penyimpanan Obat Reguler (sebagai contoh saja untuk
FEFO dan penempatan obat LASA
Rak Paling Atas-Be- Tablet Captopril 12,5 Tablet Cardioaspirin Tablet Captopril 25
lakang mg (ED 2023) 100 mg mg
Petunjuk Penyelesaian:
KARTU STOK
NAMA OBAT: Captopril 25 mg Satuan: Tablet
Dari/ Jumlah Jumlah
No Tanggal Sisa ED No.Batch Paraf
Kepada Pemasukan Pengeluaran
1 10 April 2020 Rawat - 200 1000 Oct 50B0037 Ԇ
Jalan 2023
2
KARTU STOK
NAMA OBAT: Cardioaspirin 100 mg Satuan: Tablet
Jumlah Jumlah
No Tanggal Dari/Kepada Sisa ED No.Batch Paraf
Pemasukan Pengeluaran
1 30 April Rawat Jalan - 50 400 Mei 50B0038 Ԇ
2020 2022
2
KARTU STOK
NAMA OBAT: Codikaf 20 mg Satuan: Tablet
Jumlah Jumlah
No Tanggal Dari/Kepada Sisa ED No.Batch Paraf
Pemasukan Pengeluaran
1 24 April Rawat Jalan - 100 200 Juli 2023 BS98523 Ԇ
2020
2
114 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
KARTU STOK
NAMA OBAT: Vaksin TT Satuan: Vial
Jumlah Jumlah
No Tanggal Dari/Kepada Sisa ED No.Batch Paraf
Pemasukan Pengeluaran
1 24 April Rawat Jalan - 20 50 Oct 2025 YV 5532 Ԇ
2020
2
Apoteker
Penerima, Gudang Farmasi,
No Kompetensi 3 2 1 0
4.4 Pemusnahan
116 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
c. Mengkoordinasikan jadwal, tempat, dan metode pada pihak terkait.
d. Menyiapkan tempat pemusnahan
e. Melakukan pemusnahan sesuai dengan jenis, aturan yang berlaku
dan bentuk sediaanya.
Setelah dilakukan stock opname pada bulan April 2020 di gudang farmasi
rumah sakit, diketahui bahwa beberapa obat mengalami kadaluarsa.
Obat-obatan tersebut adalah:
Bentuk
No Nama Obat ED Jumlah Harga satuan
Sediaan
Tabel 1.31. Rubrik Penilaian Pemusnahan Sediaan Farmasi dan alat Kesehatan
dan BMHP
No Kompetensi 3 2 1 0
118 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
5
Capaian Pembelajaran
Pada PKPA Bidang Rumah Sakit di masa pandemi ini tidak memungkinkan
mahasiswa untuk dapat hadir di rumah sakit dan melakukan praktek
pekerjaan kefarmasian, sehingga sebagai upaya pengganti dalam menilai
kehadiran dan kelengkapan pengerjaan tugas dilakukan dengan melihat
kehadiran mahasiswa dalam setiap pembelajaran PKPA RS Daring, yang
diperoleh dari data zoom meeting maupun Google Classroom. Evaluasi
terhadap refernsi maupun similaritas dari tugas mahasiswa dilakukan
120 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
6
Capaian Pembelajaran
122 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Sakit Masa Pandemi Covid-19
6.2 Manajemen Pendukung
Aberg, J.A., Lacy,C.F, Amstrong, L.L, Goldman, M.P, and Lance, L.L., 2009,
Drug Information Handbook, 17th edition, Lexi-Comp for the
American Pharmacists Association
Referensi 125
BPOM, 2012, Pedoman Monitoring Efek Samping Obat (MESO) bagi Tenaga
Kesehatan, Direktorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik
dan PKRT Badan POM RI Jakarta.
Hanifah, S., Maulidani, Y., Nugroho, B. H., & Sari, C. P. (2019). All-in-one
versus lipid-free parenteral nutrition for premature infants:
Visual, ph, and particle size analyses. Nutricion Hospitalaria, 36 (6)
(6), 1237–1240. https://doi.org/10.20960/nh.02758
126 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Saki Masa Pandemi Covid -19
Guo, T., Fan, Y., Chen, M., Wu, X., Zhang, L., He, T., Wang, H., Wan, J., Wang,
X., Lu, Z., 2020. Cardiovascular Implications of Fatal Outcomes of
Patients With Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). JAMA Cardiol.
Meng, J., Xiao, G., Zhang, J., He, X., Ou, M., Bi, J., Yang, R., Di, W., Wang, Z.,
Li, Z., Gao, H., Liu, L., Zhang, G., 2020. Renin-angiotensin system
inhibitors improve the clinical outcomes of COVID-19 patients with
hypertension. Emerg. Microbes Infect. 9, 757–760.
Risqi H., Nugraheni D.A., Medisa D., 2016, Analisis Ketersediaan Obat
Publik Pada Era Jaminan Kesehatan Nasional di Dinas Kesehatan
Kabupaten Sleman Tahun 2015, Prosiding PIT IAI 2016
Referensi 127
Rxlist, 2020, diakses tanggal 16 April 2020, https://www.rxlist.com/toradol-
side-effects-drug-center.htm#consumer
Rizzoli, R., Reginster, J.-Y., Boonen, S., Bréart, G., Diez-Perez, A., Felsenberg,
D., Kaufman, J.-M., Kanis, J.A., Cooper, C., 2011. Adverse Reactions
and Drug–Drug Interactions in the Management of Women with
Postmenopausal Osteoporosis. Calcif. Tissue Int. 89, 91–104.
Sangma, B., M., Selvaraju, M., Natarajan, P., 2019. Outcome comparison
study between laparoscopic appendisectomy and conventional
open appendiktomi. International Surgery Journal: 6(5) Hal.1520-
1523
Strom, B. L., Berlin, J. A., Kinman, J. L., Spitz, P. W., Hennessy, S., Feldman, H.,
... & Carson, J. L. (1996). Parenteral ketorolac and risk of gastroin-
testinal and operative site bleeding: a postmarketing surveillance
study. Jama, 275(5), 376-382.USP. (2005).
128 Praktik Kerja Profesi Apoteker Bidang Rumah Saki Masa Pandemi Covid -19
Glosari
Glosari 129
Indeks
Dispensing, 35 Pemusnahan, 98
distribusi, 85 Penelusuran riwayat penggunaan
obat, 20
Drug Related Problem, 14
Penelusuran Riwayat Penggunaan
Efek samping obat, 28 Obat, 20
konseling, 49 Pengadaan, 65
Metode Morbiditas, 74 Perencanaan, 65
Indeks 131
View publication stats