Anda di halaman 1dari 11

Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan

Keparawatan
Oleh Muchlisin Riadi Pada Jumat, Oktober 19, 2012 Labels: keperawatan
Pengertian Perawat

Peran Perawat

Menurut Kepmenkes RI No. 1239 tahun 2001 tentang registrasi dan praktik perawat, perawat adalah

seseorang yang lulus pendidikan perawat, baik didalam maupun di luar negeri sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perawat adalah orang yang memberikan

pelayanan/asuhan keperawatan berdasarkan data hasil pengkajian sampai pada evaluasi hasil baik

medik maupun bio-psikososio-spiritual (Ali H.Z, 2002: 43).

Selama beberapa dekade terakhir, keperawatan telah mengalami perubahan-perubahan yang

mengagumkan, terutama melalui munculnya gerakan reformasi profesional pada tahun 1970-an yang

disebut “Keperawatan Baru” (Salvage, 1992). Unsur sentral dari ideologi keperawatan baru adalah

hubungan antara perawat dengan pasien. Fokus perawatan beralih dari pendekatan yang berorientasi

pada medis-penyakit ke model yang berfokus pada orang dan bersifat pribadi. Disini pasien dilihat

sebagi partisipan yang aktif dan bukan penerima perawatan yang pasif. Dalam konteks yang sama,

peran pengasuhan dari perawat tidak lagi berpusat pada fungsi-fungsi biologis pasien tetapi telah

meluas ke aspek-aspek psiko-sosial individu.

Peran Perawat

Menurut Doheny (1982) mengidentifikasikan beberapa elemen peran perawat profesional sebagai

berikut:
a. Sebagai pemberi asuhan keperawatan (Care giver)

Sebagai pelaku/pemberi asuhan keperawatan, perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan

secara langsung dan tidak langsung kepada klien, menggunakan pendekatan proses keperawatan

yang meliputi : melakukan pengkajian dalam upaya mengumpulkan data dan informasi yang benar,

menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan hasil analisis data, merencanakan intervensi

keperawatan sebagai upaya mengatasi masalah yang muncul dan membuat langkah/cara pemecahan

masalah, melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ada dan melakukan

evaluasi berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.

b. Sebagai pembela untuk melindungi klien (Client advocate)

Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim kesehatan lain

dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dank lien memahami semua

informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional

maupun profesional. Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai narasumber

dan fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani

oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advokat (pembela klien) perawat harus dapat

melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan.

c. Sebagai pemberi bimbingan/konseling klien (Counselor)

Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat-

sakitnya. Adanya pola interaksi ini merupakan dasar dalam merencanakan metode untuk

meningkatkan kemampuan adaptasinya. Memberikan konseling/bimbingan kepada klien, keluarga dan

masyarakat tentang masalah kesehatan sesuai prioritas. Konseling diberikan kepada individu/keluarga

dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu, pemecahan masalah

difokuskan pada masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup kearah perilaku hidup sehat.

d. Sebagai pendidik klien (Educator)

Sebagai pendidik klien, perawat membantu klien meningkatkan kesehatannya melalui pemberian

pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan medik yang diterima sehingga

klien/keluarga dapat menerima tanggung jawab terhadap hal-hal yang diketahuinya. Sebagai
pendidik, perawat juga dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga yang

beresiko tinggi, kader kesehatan, dan lain sebagainya.

e. Sebagai anggota tim kesehatan yang dituntut untuk dapat bekerja


sama dengan tenaga kesehatan lain (Collaborator)

Perawat bekerjasama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam menentukan rencana maupun

pelaksanaan asuhan keperawatan guna memenuhi kebutuhan kesehatan klien.

f. Sebagai koordinator agar dapat memanfaatkan sumber-sumber


potensi klien (Coordinator)

Perawat memanfaatkan semua sumber-sumber dan potensi yang ada, baik materi maupun

kemampuan klien secara terkoordinasi sehingga tidak ada intervensi yang terlewatkan maupun

tumpang tindih.

Dalam menjalankan peran sebagai koordinator, perawat dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :

 Mengkoordinasi seluruh pelayanan keperawatan


 Mengatur tenaga keperawatan yang akan bertugas
 Mengembangkan sistem pelayanan keperawatan
 Memberikan informasi tentang hal-hal yang terkait dengan pelayanan keperawatan pada
sarana kesehatan.

g. Sebagai pembaharu yang selalu dituntut untuk untuk mengadakan


perubahan-perubahan (Change agent)

Sebagai pembaharu, perawat menggadakan invasi dalam cara berfikir, bersikap, bertingkah laku dan

meningkatkan keterampilan klien/keluarga agar menjadi sehat. Elemen ini mencakup perencanaan,

kerjasama, perubahan yang sistematis dalam berhubungan dengan klien dan cara memberikan

perawatan kepada klien.

h. Sebagai sumber informasi yang dapat membantu memecahkan


masalah klien (Consultan)

Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan klien terhadap informasi tentang

tujuan keperawatan yang diberikan. Dengan peran ini dapat dikatakan perawat adalah sumber

informasi yang berkaitan dengan kondisi spesifik klien (Ali Z.H, 2002:5-9).
Menurut Lokakarya Nasional (1998), peran perawat adalah :

1. Pelaksana pelayanan keperawatan


2. Pengelola pelayanan keperawatan dan institusi pendidikan
3. Pendidik dalam keparawatan
4. Peneliti dan pengembang keperawatan

Menurut para sosiolog peran perawat adalah :

1. Peran terapeutik yaitu kegiatan yang ditujukan langsung pada pencegahan dan pengobatan
penyakit.
2. Expressive/mother substitute role yaitu kegiatan yang bersifat langsung dalam menciptakan
lingkungan dimana klien merasa aman, diterima, dilindungi, dirawat dan didukung oleh
perawat itu. Menurut Johnson dan Mortin (1989), peran ini bertujuan untuk menghilangkan
kegagalan dalam kelompok pelayanan.

Menurut Schulman (1986), peran perawat adalah hubungan perawat dan klien sama dengan

hubungan ibu dan anak, antara lain :

1. Hubungan interpersonal disertai dengan kelembutan hati dan rasa kasih sayang.
2. Melindungi dari ancaman dan bahaya
3. Memberi rasa nyaman dan aman
4. Memberi dorongan untuk mandiri (Wijono D, 2002:36).

Daftar Pustaka:

Ali H.Z., 2002, Dasar-Dasar Keperawatan Profesional, Widya Medika, Jakarta.

Alimul, Aziz H., 2003, Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Edisi 1, Salemba Medika,

Jakarta.

Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan Konsep Dan Aplikasi, Salemba Medika, Jakarta.

Potter dan Perry, 2005, Keperawatan Fundamental, Vol. 1, Edisi terjemahan, EGC, Jakarta.

Wijono D., 2000, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Air Langga University-Press, Surabaya.

http://www.kajianpustaka.com/2012/10/peran-perawat-asuhan-keperawatan.html#ixzz2Ozr73QXl
Pendahuluan
Menjadi seorang perawat merupakan suatu pilihan hidup bahkan merupakan suatu cita-cita
bagi sebagian orang. Namun, adapula orang yang menjadi perawat karena suatu keterpaksaan atau
kebetulan, bahkan menjadikan profesi perawat sebagai alternatif terakhir dalam menentukan pilihan
hidupnya. Terlepas dari semua itu, perawat merupakan suatu profesi yang mulia. Seorang perawat
mengabdikan dirinya untuk menjaga dan merawat klien tanpa membeda-bedakan mereka dari segi
apapun.
Setiap tindakan dan intervensi yang tepat yang dilakukan oleh seorang perawat, akan
sangat berharga bagi nyawa orang lain. Seorang perawat juga mengemban fungsi dan peran yang
sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistik kepada klien. Namun,
sudahkah perawat di Indonesia melakukan tugas mulianya tersebut dengan baik? Bagaimanakah
citra perawat ideal di mata masyarakat?
Perkembangan dunia kesehatan yang semakin pesat kian membuka pengetahuan
masyarakat mengenai dunia kesehatan dan keperawatan. Hal ini ditandai dengan banyaknya
masyarakat yang mulai menyoroti kinerja tenaga-tenaga kesehatan dan mengkritisi berbagai aspek
yang terdapat dalam pelayanan kesehatan. Pengetahuan masyarakat yang semakin meningkat,
berpengaruh terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan,
termasuk pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, citra seorang perawat kian menjadi sorotan. Hal
ini tentu saja merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan
profesionalisme selama memberikan pelayanan yang berkualitas agar citra perawat senantiasa baik
di mata masyarakat.
Menjadi seorang perawat ideal bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi untuk membangun
citra perawat ideal di mata masyarakat. Hal ini dikarenakan kebanyakan masyarakat telah
didekatkan dengan citra perawat yang identik dengan sombong, tidak ramah, genit, tidak pintar
seperti dokter dan sebagainya. Seperti itulah kira-kira citra perawat di mata masyarakat yang
banyak digambarkan di televisi melalui sinetron-sinetron tidak mendidik. Untuk mengubah citra
perawat seperti yang banyak digambarkan masyarakat memang tidak mudah, tapi itu merupakan
suatu keharusan bagi semua perawat, terutama seorang perawat profesional.
Seorang perawat profesional seharusnya dapat menjadi sosok perawat ideal yang
senantiasa menjadi role model bagi perawat vokasional dalam memberikan asuhan keperawatan.
Hal ini dikarenakan perawat profesional memiliki pendidikan yang lebih tinggi sehingga ia lebih
matang dari segi konsep, teori, dan aplikasi. Namun, hal itu belum menjadi jaminan bagi perawat
untuk dapat menjadi perawat yang ideal karena begitu banyak aspek yang harus dimiliki oleh
seorang perawat ideal di mata masyarakat. Oleh karena itu kami akan memaparkan sedikit tugas
dan fungsi perawat professional supaya kita sama-sama mengetahui tugas kita sebagai seorang
perawat yang professional.
2 Pembahasan
2.1 Definisi Peran Perawat
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang
sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam
maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari
seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam
praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh
pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara professional sesuai dengan
kode etik professional.
Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu system peran perawat dipengaruhi oleh keadaan
sosial baik dari dalam maupun luar profesi.
2.2 Elemen Peran
Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan
menuntut perawat kontemporer saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang.
Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan
dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. Perawat kontemporer
menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat
keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator,
komunikator dan pendidik (Potter dan Perry, 1997).
Menurut pendapat Doheny (1982) ada beberapa elemen peran perawat professional antara
lain : care giver, client advocate, conselor, educator, collaborator, coordinator change agent,
consultant dan interpersonal proses.
2.3 Peran Perawat
Ada beberapa peran perawat menurut Doheny (1982).
1) Care Giver
Pada peran ini perawat diharapkan mampu
a) Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai
diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai pada masalah
yang kompleks.
b) Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus memperhatikan klien
berdasarkan kebutuhan significan dari klien.
Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi diagnosis keperawatan
mulai dari masalah fisik sampai pada masalah psikologis.
2) Clien Advocate (Pembela Klien)
Perawat juga berperan sebagai advokat atau pelindung klien, yaitu membantu untuk
mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dan melindungi klien dari efek yang tidak diinginkan yang berasal dari
pengobatan atau tindakan diagnostik tertentu. Peran inilah yang belum tampak di kebanyakan
institusi kesehatan di Indonesia, perawat masih sebatas menerima delegasi dari profesi kesehatan
yang lain tanpa mempertimbangkan akibat dari tindakan yang akan dilakukannya apakah aman atau
tidak bagi kesehatan klien.
Manajer kasus juga merupakan salah satu peran yang dapat dilakoni oleh perawat, di sini
perawat bertugas untuk mengatur jadwal tindakan yang akan dilakukan terhadap klien oleh berbagai
profesi kesehatan yang ada di suatu rumah sakit untuk meminimalisasi tindakan penyembuhan yang
saling tumpang tindih dan memaksimalkan fungsi terapeutik dari semua tindakan yang akan
dilaksanakan terhadap klien. Tugas perawat :
a) Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai
pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil
persetujuan (inform concern) atas tindakankeperawatan yang diberikan kepadanya.
b) Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat
di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim
kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu
membela hak-hak klien.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya
peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi
hak-hak klien (Disparty, 1998 :140).
Hak-Hak Klien antara lain :
a) Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya
b) Hak atas informasi tentang penyakitnya
c) Hak atas privacy
d) Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
e) Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.
Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :
a) Hak atas informasi yang benar
b) Hak untuk bekerja sesuai standart
c) Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien
d) Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok
e) Hak atas rahasia pribadi
f) Hak atas balas jasa
3) Conselor
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan
psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk
meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan dukungan emosional dan
intelektual.
Peran perawat :
a) Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya.
b) Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan metode untuk meningkatkan
kemampuan adaptasinya.
c) Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam
mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.
d) Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan
4) Educator :
Mengajar adalah merujuk kepada aktifitas dimana seseorang guru membantu murid untuk
belajar. Belajar adalah sebuah proses interaktif antara guru dengan satu atau banyak pelajar
dimana pembelajaran obyek khusus atau keinginan untuk merubah perilaku adalah tujuannya.
(Redman, 1998 : 8 ). Inti dari perubahan perilaku selalu didapat dari pengetahuan baru atau
ketrampilan secara teknis.
5) Pemberi Perawatan
Sebagai pemberi perawatan, perawat membantu klien mendapatkan kembali kesehatannya
melalui proses penyembuhan yang lebih dari sekedar sembuh dari penyakit tertentu namun
berfokus pada kebutuhan kesehatan klien secara holistik, meliputi upaya mengembalikan kesehatan
emosi, spiritual, dan sosial. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam pengkajian
kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana tindakan
dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi tiap klien. Penetapan ini dilakukan sendiri oleh
perawat atau dapat berkolaborasi dengan keluarga klien dan dalam keadaan seperti ini perawat juga
dapat bekerja sama dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional yang lain (Keeling dan
Ramos, 1995).
6) Rahabilitator
Seperti yang telah dijelaskan di paragraf sebelumnya yaitu perawat harus mengembalikan
kondisi klien secara holistik baik fisik maupun sosial dan spiritual klien ke keadaan sebelum klien
menderita penyakitnya. Di sinilah peran perawat sebagai rehabilitator untuk mengembalikan
keadaan klien atau paling tidak seoptimal mungkin untuk mendekati keadaan seperti sebelum ia
sakit dengan berbagai asuhan keperawatan seperti latihan ROM dan latihan lain yang dapat
membantu klien untuk kembali ke kondisi kesehatannya seperti semula. Selain di bidang pelayanan
kesehatan, perawat juga memiliki peran sebagai pendidik. Ada dua konteks pendidik disini, pertama
sebagai pendidik di suatu institusi pendidikan keperawatan untuk mencetak perawat-perawat baru
yang berkualitas, dan kedua adalah sebagai tenaga pendidik yang memberikan pengetahuan
tentang kesehatan kepada masyarakat umum untuk menciptakan lingkungan yang sadar dan peduli
akan pentingnya hidup dalam taraf kesehatan tertentu.
Keperawatan terbagi menjadi beberapa fokus bidang yaitu, keperawatan jiwa, keperawatan
medikal bedah, keperawatan maternitas, keperawatan komunitas, dan keperawatan anak,
setidaknya itulah yang berkembang di keperawatan Indonesia. Pembagian ini dapat kita ambil
sebagai salah satu contoh yang menegaskan bahwa peran perawat sangatlah luas dan mencakup
seluruh daur hidup manusia dari masa fetus (janin) hingga masa terminal (menjelang kematian).
Sesuai dengan KepMenKes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang indikator Indonesia Sehat
2010,“Pada tahun 2010 itu bangsa Indonesia diharapkan akan mencapai tingkat kesehatan tertentu
yang ditandai oleh penduduknya yang (1) hidup dalam lingkungan yang sehat, (2) mempraktikkan
perilaku hidup bersih dan sehat, serta (3) mampu menyediakan dan memanfaatkan (menjangkau)
pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga (4) memilik derajat kesehatan yang tinggi.” Namun
pada kenyataannya indikator-indikator yang menggambarkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan
rakyat Indonesia hingga sekarang di tahun 2008 masih memprihatinkan.
Indikator yang pertama menyatakan bahwa pada tahun 2010 nanti diharapkan penduduk
Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat. Perawat dapat menciptakan lingkungan yang sehat
dengan cara mempromosikan perilaku sehat seperti mencuci tangan sebelum beraktifitas,
senantiasa menutup mulut ketika batuk, tidak meludah sembarangan dan kebiasaan-kebiasaan kecil
lainnya. Selain itu perawat di puskesmas juga dapat secara proaktif dalam mengadakan penyuluhan
kesehatan kepada masyarakat di wilayahnya terkait masalah kesehatan aktual yang dapat
menyebar dengan cepat seperti flu burung dan demam berdarah. Diharapkan setelah dilakukan hal-
hal tersebut, indikator yang kedua akan terpenuhi yaitu masyarakat memiliki perilaku sehat yang
pada akhirnya membentuk lingkungan yang sehat pula.
Tahun 2010 nanti juga diharapkan penduduk Indonesia tidak lagi menemukan hambatan
yang berarti dalam menjangkau pelayanan kesehatan baik itu dalam hal ekonomi atau biaya
maupun yang bersifat non-ekonomi seperti jarak pelayanan kesehatan yang semakin dekat
sehingga memudahkan klien yang membutuhkannya. Dalam hal ini perawat dapat menggunakan
metode kunjungan ke rumah-rumah klien yang membutuhkan pelayanan kesehatan ataupun dengan
menggunakan kemajuan teknologi untuk mempermudah komunikasi seperti pesawat telepon
maupun video conference yang memang belum begitu berkembang di Indonesia. Selain itu, perawat
juga harus menambah pengetahuannya dengan terus menuntut ilmu ke jenjang yang lebih tinggi
guna meningkatkan kualitas pelayanannya. Perilaku sehat dan lingkungan yang sehat serta
ditunjang dengan fasilitas kesehatan yang memadai dan kemampuan klien untuk mendapatkan
pelayanan, akan membuat derajat kesehatan juga meningkat
Kondisi di Indonesia sekarang memang sangat memprihatinkan dan sesungguhnnya
merupakan tantangan yang sangat besar sekaligus kesempatan bagi para perawat Indonesia untuk
menampilkan eksistensinya sebagai profesi kesehatan yang senantiasa memberikan pelayanan
sesuai dengan peran-peran yang telah penulis sebutkan di paragraf sebelumnya. Namun perlu
diakui bahwa untuk mencapai indikator Indonesia yang sehat di tahun 2010 nanti bukanlah suatu
pekerjaan yang mudah, apalagi kita dihadapkan dengan beberapa masalah internal di dalam tubuh
profesi perawat itu sendiri. Menjadi perdebatan yang tidak berkesudahan ialah tentang standar
pendidikan perawat yang sangat variatif yang menyebabkan kualitas lulusan perawat sangatlah
beragam di setiap daerahnya sehingga cukup sulit untuk menetapkan standar kompetensi di tingkat
nasional, adapun masalah yang sebenarnya sangat penting namun mulai mendapatkan respon
negatif di dalam tubuh profesi ini adalah tentang belum tersedianya sebuah Undang-undang
Keperawatan sebagai payung hukum untuk melindungi para perawat supaya seluruh asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat menjadi legal dan tidak rancu dengan tindakan dari
profesi kesehatan lainnya dan pada akhirnya akan meningkatkan kredibilitas profesi perawat.
2.4 Fungsi Perawat
1) Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri & tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam
melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan
tindakan untuk memenuhi KDM.
2) Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari
perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Biasanya dilakukan oleh perawat
spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3) Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara tim
satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan
kerjasama tim dalam pemebrian pelayanan. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja
melainkan juga dari dokter ataupun lainnya.
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko –
sosial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik
sehat maupun sakit yang mencakup seluruh daur kehidupan manusia.
Keperawatan merupakan ilmu terapan yang menggunakan keterampilan intelektual,
keterampilan teknikal dan keterampilan interpersonal serta menggunakan proses keperawatan
dalam membantu klien untuk mencapai tingkat kesehatan optimal.
Kiat keperawatan (nursing arts) lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk
memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti
menggunakan kiat – kiat tertentu dalam upaya memberikan kenyaman dan kepuasan pada klien.
Kiat – kiat itu adalah :
a. Caring, menurut Watson (1979) ada sepuluh faktor dalam unsur – unsur karatif yaitu : nilai – nilai
humanistic – altruistik, menanamkan semangat dan harapan, menumbuhkan kepekaan terhadap diri
dan orang lain, mengembangkan ikap saling tolong menolong, mendorong dan menerima
pengalaman ataupun perasaan baik atau buruk, mampu memecahkan masalah dan mandiri dalam
pengambilan keputusan, prinsip belajar – mengajar, mendorong melindungi dan memperbaiki
kondisi baik fisik, mental , sosiokultural dan spiritual, memenuhi kebutuhan dasr manusia, dan
tanggap dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
b. Sharing artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau berdiskusi dengan kliennya.
c. Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk meningkatkan rasa
nyaman klien.
d. Crying artinya perawat dapat menerima respon emosional diri dan kliennya.
e. Touching artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan komunikasi simpatis
yang memiliki makna (Barbara, 1994)
f. Helping artinya perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya
g. Believing the others artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan kemampuan
untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya.
h. Learning artinya perawat selalu belajar dan mengembangkan diri dan keterampilannya.
i. Respecting artinya memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang lain dengan
menjaga kerahasiaan klien kepada yang tidak berhak mengetahuinya.
j. Listening artinya mau mendengar keluhan kliennya
k. Feeling artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami perasaan duka , senang,
frustasi dan rasa puas klien.
l. Accepting artinya perawat harus dapat menerima dirinya sendiri sebelum menerima orang lain
Sebagai suatu profesi , keperawatan memiliki unsur – unsur penting yang bertujuan
mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan yaitu respon manusia sebagai fokus telaahan,
kebutuhan dasar manusia sebagai lingkup garapan keperawatan dan kurang perawatan diri
merupakan basis intervensi keperawatan baik akibat tuntutan akan kemandirian atau kurangnya
kemampuan.
Keperawatan juga merupakan serangkaian kegiatan yang bersifat terapeutik atau kegiatan
praktik keperawatan yang memiliki efek penyembuhan terhadap kesehatan (Susan, 1994 : 80).

Anda mungkin juga menyukai