Anda di halaman 1dari 8

2/22/2023

Sistem Jaminan (Produk) Halal

Teknis Penyusunan SOP


(Standard Operating Procedure)

H. Tubagus Bahtiar R, S.T.P., M.Si., Ph.D

Teknis penyusunan SOP • 7. Prosedur Tertulis


Aktivitas Kritis
• 8. Kemampuan Telusur
(Traceability)
• 9. Penanganan Produk
yang Tidak Memenuhi
Kriteria
• 10. Audit Internal
• 11. Kaji Ulang Manajemen

1
2/22/2023

Aktivitas yang dilengkapi SOP


• 7 Prosedur Tertulis Aktivitas Kritis
Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis mengenai pelaksanaan aktivitas kritis, yaitu aktivitas pada rantai
produksi yang dapat mempengaruhi status kehalalan produk. Aktivitas kritis dapat mencakup seleksi bahan baru,
pembelian bahan, pemeriksaan bahan datang, formulasi produk, produksi, pencucian fasilitas produksi dan peralatan
pembantu, penyimpanan dan penanganan bahan dan produk, transportasi, pemajangan (display), aturan pengunjung,
penentuan menu, pemingsanan, penyembelihan, disesuaikan dengan proses bisnis perusahaan (industri pengolahan,
RPH, restoran/katering/dapur). Prosedur tertulis aktivitas kritis dapat dibuat terintegrasi dengan prosedur sistem yang
lain.
• 8. Kemampuan Telusur (Traceability)
Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis untuk menjamin kemampuan telusur produk yang disertifikasi berasal
dari bahan yang memenuhi kriteria (disetujui LPPOM MUI) dan diproduksi di fasilitas produksi yang memenuhi kriteria
(bebas dari bahan babi/ turunannya).
• 9. Penanganan Produk yang Tidak Memenuhi Kriteria
Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis untuk menangani produk yang tidak memenuhi kriteria, yaitu tidak
dijual ke konsumen yang mempersyaratkan produk halal dan jika terlanjur dijual maka harus ditarik.
• 10. Audit Internal
Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis audit internal pelaksanaan SJH. Audit internal dilakukan setidaknya
enam bulan sekali dan dilaksanakan oleh auditor halal internal yang kompeten dan independen. Hasil audit internal
disampaikan ke LPPOM MUI dalam bentuk laporan berkala setiap 6 (enam) bulan sekali.
• 11. Kaji Ulang Manajemen
Manajemen Puncak atau wakilnya harus melakukan kaji ulang manajemen minimal satu kali dalam satu tahun,
dengan tujuan untuk menilai efektifitas penerapan SJH dan merumuskan perbaikan berkelanjutan.

Prosedur Tertulis Aktivitas Kritis


Perusahaan harus 1. Seleksi bahan baru,
mempunyai prosedur tertulis 2. pembelian bahan,
mengenai pelaksanaan 3. pemeriksaan bahan datang,
aktivitas kritis, yaitu aktivitas 4. formulasi produk,
pada rantai produksi yang
dapat mempengaruhi status 5. produksi,
kehalalan produk. 6. pencucian fasilitas produksi dan peralatan
pembantu,
7. penyimpanan dan penanganan bahan dan
Disesuaikan dengan proses produk,
bisnis perusahaan (industri 8. transportasi,
pengolahan, RPH, 9. pemajangan (display),
restoran/katering/dapur).
Prosedur tertulis aktivitas 10. aturan pengunjung,
kritis dapat dibuat 11. penentuan menu,
terintegrasi dengan prosedur 12. pemingsanan,
sistem yang lain. 13. penyembelihan,

2
2/22/2023

Sistem Jaminan Halal

Manual SOP Formulir


Membeli dan menggunakan
bahan dengan nama, merek,
Pembelian dan produsen sesuai dengan
yang tercantum dalam Daftar
Bahan Halal yang telah
disetujui oleh BPJPH dan LPH

Bahan yang boleh digunakan hanya


bahan yang namanya, nama produsen
dan negara produsennya sesuai dengan
Daftar Bahan Halal. Pemeriksaan label
bahan dituliskan dalam Form
Pemeriksaan Bahan seperti pada
Lampiran 8.

Memelihara Catatan Pembelian


Bahan/bukti pembelian bahan
(bon/nota/kuitansi/dll.) dan contoh
label kemasan (jika ada) selama masa Lampiran 7
berlaku sertifikat halal, kecuali untuk
bahan yang jarang dibeli maka disimpan
bukti pembelian terakhir.

Sistem Jaminan Halal

Manual SOP Formulir


Pembelian Membeli dan menggunakan
bahan dengan nama, merek,
dan produsen sesuai dengan
yang tercantum dalam Daftar
Bahan Halal yang telah
disetujui oleh BPJPH dan LPH

Bahan yang boleh digunakan hanya


bahan yang namanya, nama produsen
dan negara produsennya sesuai dengan
Daftar Bahan Halal. Pemeriksaan label
bahan dituliskan dalam Form
Pemeriksaan Bahan seperti pada
Lampiran 8.

Memelihara Catatan Pembelian


Bahan/bukti pembelian bahan
(bon/nota/kuitansi/dll.) dan contoh
label kemasan (jika ada) selama masa Lampiran 7
berlaku sertifikat halal, kecuali untuk
bahan yang jarang dibeli maka disimpan
bukti pembelian terakhir.

3
2/22/2023

Contoh...
SOP Pencucian Fasilitas Produksi
• Kumpulkan fasilitas yang telah digunakan
• Siapkan air, spon, dan larutan sabun
• Siapkan lap kering dan wadah
• Mulai mencuci fasilitas
• Bilas dengan airmengalir
• Ditiriskan di wadah bersih
• Setelah kering fasilitas dimasukkan ke dalam
gudang

Terima kasih

4
Nomor Nomor
[Nama Perusahaan] [Nama Perusahaan]
Dokumen Dokumen
Revisi Revisi
[LOGO PERUSAHAAN]
STANDARD OPERATING [LOGO PERUSAHAAN]
STANDARD OPERATING
Tanggal Tanggal
PROCEDURE Berlaku PROCEDURE Berlaku
Halaman 1 dari ........ Halaman 2 dari ........

SOP PEMBELIAN BAHAN


1. Bahan yang dibeli harus mengacu pada daftar bahan yang telah diketahui oleh
LP POM MUI.
2. Pembelian harus dapat menjamin bahwa bahan yang akan dibeli sesuai dengan
data yang tertera pada sertifikat halal atau dokumen halal (nama dan kode bahan,
nama perusahaan, nama dan lokasi pabrik).
3. Dokumen pembelian harus terdokumentasi dengan baik dan lengkap.
Standard Operating Procedures
Nomor Nomor
[Nama Perusahaan] [Nama Perusahaan]
Dokumen Dokumen
Revisi Revisi
[LOGO PERUSAHAAN]
STANDARD OPERATING [LOGO PERUSAHAAN]
STANDARD OPERATING
Tanggal Tanggal
PROCEDURE Berlaku PROCEDURE Berlaku
Halaman 3 dari ........ Halaman 4 dari ........

SOP PEMERIKSAAN DAN PENERIMAAN BAHAN SOP PENGGANTIAN DAN PENAMBAHAN PEMASOK BARU

1. Nama bahan, kode bahan, produsen, nama dan lokasi pabrik diperiksa 1. Jika bahan termasuk kategori kritis, maka diperiksa apakah pemasok baru telah
kesesuaiannya dengan daftar bahan yang telah diketahui oleh LP POM MUI. memiliki sertifikat halal dari MUI atau dari lembaga yang diakui oleh LP POM
MUI.
2. Bila sertifikat halal menghendaki logo khusus, logo tersebut harus dipastikan ada
pada kemasan bahan. 2. Bila pemasok tidak memiliki sertifikat halal maka diupayakan mencari pemasok
lain yang telah memiliki sertifikat halal dari MUI atau dari lembaga yang telah
3. Untuk bahan yang sertifikat halalnya diterbitkan per pengapalan, perlu dipastikan diketahui oleh LP POM MUI.
bahwa lot number, kuantitas, tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa sesuai
dengan yang tercantum pada dokumen halal. 3. Bila tidak ditemukan alternatif pemasok baru yang telah memiliki sertifikat halal
maka perlu dilakukan pemeriksaan spesifikasi teknis yang menjelaskan asal usul
4. Bahan yang telah diperiksa dan sesuai dengan kriteria maka diberi halal pass. bahan (source of origin) dan diagram alir proses pembuatan bahan tersebut serta
dikonsultasikan kepada LPPOM MUI melalui internal auditor.
5. Bahan yang disimpan di gudang adalah bahan yang sesuai dengan daftar bahan
yang telah diketahui oleh LP POM MUI. Apabila ada bahan di luar daftar tersebut 4. Harus ada jaminan bahwa bahan yang akan dibeli sesuai dengan data yang
maka penempatannya harus dipisah dan dipastikan tidak terjadi kontaminasi tertera pada sertifikat halal atau dokumen halal (nama dan kode bahan, nama
silang. perusahaan, nama dan lokasi pabrik).

6. Bahan yang disimpan di gudang harus terbebas dari najis dan bahan haram. 5. Pemasok diperiksa apakah merupakan produsen langsung atau penyalur. Bila
pemasok adalah penyalur, maka harus dibuat perjanjian tertulis dengan pihak
7. Setiap mutasi (pemasukan dan pengeluaran) bahan dari gudang harus dicatat serta pemasok yang menyatakan bahwa pemasok hanya memasok bahan dari
dilengkapi dengan kartu stok, nota permintaan barang dan bukti penerimaan produsen yang tertera pada dokumen halal.
barang.
6. Rencana penggunaan penggantian pemasok dilaporkan kepada LPPOM MUI
melalui internal auditor.

7. Bahan dari pemasok baru dapat digunakan setelah mendapat persetujuan oleh
LP POM MUI.

8. Data pemasok yang aktif maupun tidak harus didokumentasikan dengan baik.
Nomor Nomor
[Nama Perusahaan] [Nama Perusahaan]
Dokumen Dokumen
Revisi Revisi
[LOGO PERUSAHAAN]
STANDARD OPERATING [LOGO PERUSAHAAN]
STANDARD OPERATING
Tanggal Tanggal
PROCEDURE Berlaku PROCEDURE Berlaku
Halaman 5 dari ........ Halaman 6 dari ........

SOP PENGGUNAAN BAHAN BARU SOP PRODUKSI HALAL


1. Bahan baru diperiksa apakah bahan termasuk kategori kritis dan telah memiliki 1. Pembuatan kertas kerja produksi (work sheet) harus mengacu pada formula dan
sertifikat halal dari MUI atau dari lembaga yang diketahui oleh LP POM MUI. matriks bahan yang telah diketahui oleh LP POM MUI.

2. Bila bahan tidak memiliki sertifikat halal disarankan utuk mencari bahan 2. Bahan yang dapat digunakan dalam produksi halal hanya yang terdapat dalam
alternatif yang sama atau sejenis yang telah memiliki sertifikat halal dari MUI daftar bahan yang telah diketahui oleh LP POM MUI dan telah mendapatkan
atau dari lembaga yang telah diketahui oleh LP POM MUI. halal pass.

3. Bila bahan alternatif yang sama tidak didapatkan, maka perlu pemeriksaan 3. Bahan dipastikan terbebas dari kontaminasi najis dan bahan yang haram.
spesifikasi teknis yang menjelaskan asal usul bahan (source of origin) dan
diagram alir proses pembuatan bahan tersebut serta dikonsultasikan kepada LP 4. Lini produksi dipastikan hanya digunakan untuk bahan yang halal.
POM MUI melalui internal auditor.
5. Apabila lini produksi juga digunakan untuk bahan yang belum disertifikasi halal,
4. Rencana penggunaan bahan baru dilaporkan kepada LP POM MUI melalui maka prosedur pembersihan dipastikan dapat menghilangkan/menghindari
internal auditor. produk dari kontaminasi silang.

5. Bahan baru dapat digunakan setelah mendapat persetujuan oleh LPPOM MUI. 6. Bila ada produk yang tidak disertifikasi mengandung turunan babi, alat dan lini
produksi dipastikan benar-benar terpisah.

7. Harus dipastikan bahwa di area produksi tidak boleh ada bahan-bahan atau
barang-barang yang tidak digunakan untuk produksi.

8. Catatan produksi didokumentasikan dengan baik dan lengkap.


Nomor
[Nama Perusahaan]
Dokumen
Revisi
[LOGO PERUSAHAAN]
STANDARD OPERATING
Tanggal
PROCEDURE Berlaku
Halaman 7 dari ........

SOP PERUBAHAN FORMULA DAN PENGEMBANGAN PRODUK


BARU
1. Prinsip perubahan formula dan pengembangan produk baru adalah
mengutamakan pada daftar bahan yang telah diketahui LPPOM MUI

2. Perubahan formula yang menghasilkan produk baru harus diajukan dalam proses
sertifikasi halal baru

3. Perubahan formula yang tidak menghasilkan produk baru dan tidak menggunakn
bahan baru (reformulasi komposisi) tidak perlu dilaporkan kepada LPPOM MUI

4. Perubahan formula yang tidak menghasilkan produk baru tetapi menggunakan


bahan baru (penggunaan bahan alternatif) harus mengacu kepada SOP
penggunaan bahan baru

5. Rencana pembuatan formula baru yang tidak menghasilkan produk baru


dilaporkan kepada LP POM MUI melalui internal auditor.

6. Formula baru dapat digunakan setelah mendapat persetujuan oleh LPPOM MUI

7. Apabila formula baru tidak mendapatkan persetujuan maka formula baru tidak
dapat digunakan

Anda mungkin juga menyukai