Anda di halaman 1dari 4

MANUAL

Sistem Jaminan Halal

Perusahaan:

Alamat:

PALEMBANG 2020
1. Kebijakan halal
…………………………….. adalah industri rumah tangga pengolahan …………………………..dan
berkomitmen memproduksi …………………. yang HALAL, sehat dan higienis, sesuai aturan
yang telah ditetapkan oleh LPPOM MUI. Komitmen tersebut dalam bentuk:
1. Konsisten dalam penggunaan dan pengadaan bahan baku, bahan tambahan serta bahan
penolong yang telah disetujui oleh LPPOM MUI.
2. Memproduksi dengan menggunakan peralatan yang bebas dari bahan babi dan
turunannya serta bahan najis lainya.
3. Membentuk Tim Manajemen Halal guna melaksnakan implementasi Sistem Jaminan
Halal di perusahaan.
4. Melaksanakan dengan sungguh - sungguh semua prosedur operasional dan melakukan
perbaikan berkelanjutan Sistem Jaminan Halal.

Kebijakan halal ini sudah disosialisasikan ke karyawan, suplayer, dan pemangku


kepentingan dalam bentuk : ……………………………………..
Tujuannya : agar seluruh pemangku kepentingan memiliki kepedulian, terhadap kebijakan
halal sehingga timbul kesadaran menerapkannya di tingkat operasional.

2. Panduan Halal
Azas penetapan halal dan haram sesuai dengan al quran dan hadist
- Darah dan bangkai QS Al baqoroh : 173 dan QS Al Maidah : 3
- Khamar QS Al Maidah 90-91
- Organ manusia QS Al Bani Israil : 70
- Binatang buas (hadist)

3. Organisasi Manajemen Halal


Manajemen halal merupakan organisasi internal yang mengelola seluruh fungsi dan
aktivitas manajemen dalam menghasilkan produk halal. Untuk menjaga kehalalan produk,
……………… sebagai sebagai Owner menunjuk Penyelia halal / Auditor Halal Internal (AHI)
yang meliputi bagian produksi, gudang dan administrasi, dengan SK Nomor:
………………………………….

4. Pelatihan
IKM ……………………….. mengikuti pelatihan halal eksternal yang diselenggarakan oleh
LPPOM MUI, minimal 2 tahun sekali, dan melakukan pelatihan internal pada seluruh
karyawan yang mempengaruhi kehalalan produk yang bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman karyawan tentang pengertian halal dan haram.

5. Bahan
IKM membuat Daftar Bahan (mencantumkan semua bahan baku, bahan tambahan dan
bahan penolong) yang digunakan untuk menghasilkan produk yang disertifikasi,
ditandatangani oleh Ketua Manajemen Halal dan Owner).
Perbaikan daftar bahan dilakukan bila terjadi perubahan daftar bahan, produsen bahan
atau dokumen pendukung bahan. Revisi daftar bahan tidak perlu diminta tanda tangan ke
LPPOM MUI setiap ada perubahan, tetapi cukup diminta tanda tangan setiap enam bulan
sekali bersama dengan laporan berkala. Dalam daftar bahan yang diperbaiki, daftar bahan
yang baru diberi tanda dan dilampirkan dokumen persetujuanya.

6. Produk
IKM akan memproduksi produk halal dengan merk / nama produk / menu dan bentuk yang
tidak menggunakan nama yang mengarah pada sesuatu yang diharamkan atau ibadah yang
tidak sesuai dengan syariah Islam.
Perusahaan akan membuat Daftar Produk dan Matriks Bahan vs Produk untuk semua
produk yang disertifikasi halal. Perusahaan akan membuat diagram alir proses produksi
untuk produk yang disertifikasi halal.

7. Fasilitas Produksi
Semua fasilitas produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk, baik milik
perusahaan sendiri maupun yang disewa dari pihak lain harus didaftarkan dan menjadi
ruang lingkup implementasi Sistem Jaminan Halal.
Fasilitas ini mencakup semua fasilitas yang digunakan dalam proses produksi mulai dari
penyiapan bahan, proses utama hingga ke penyimpanan produk.
Perusahaan harus meminta persetujuan dari LPPOM MUI setiap penambahan fasilitas
produksi baru untuk produk yang sudah disertifikasi

8. Prosedur Tertulis aktivitas Kritis


1. Dalam pembuatan produk /menu baru, Tim Manajemen Halal akan memilih bahan
yang telah ada pada daftar bahan yang telah disetujui oleh LPPOM MUI.
2. Jika harus menggunakan bahan diluar daftar bahan tersebut (bahan baru/bahan lama
dengan produsen baru), maka Tim Manajemen Halal akan meminta persetujuan
tertulis dari LPPOM MUI sebelum menggunakan bahan tersebut.
3. Mencatat semua transaksi pembelian dan menyimpan bukti-bukti pembelian lengkap
dengan merk serta kodenya.
4. Setiap bahan datang sebelum digunakan produksi diperiksa kesesuaian antara
informasi pada label kemasan bahan dengan informasi yang tercantum dalam
dokumen pendukung bahan. Informasi yang diperiksa mencakup nama bahan, nama
produsen, negara produsen.
5. Setiap bahan baru (kecuali bahan tidak kritis) yang akan digunakan untuk
menghasilkan produk yang sudah disertifikasi akan dimintakan persetujuan
penggunaannya ke LPPOM MUI melalui Tim Manajemen Halal.
6. Semua bahan yang digunakan pada tahap formulasi produk harus telah disetujui oleh
LPPOM MUI.
7. Semua bahan yang digunakan pada tahap pengembangan produk baru harus telah
disetujui oleh LPPOM MUI dan untuk bahan baru harus melalui prosedur seleksi bahan
baru.
8. Formula/resep baku akan didokumentasikan dengan baik dan menjadi acuan/rujukan
untuk bagian produksi dalam memproduksi produk.
9. Produksi dilakukan di fasilitas produksi yang memenuhi kriteria fasilitas perusahaan.
10. Bahan yang digunakan dalam proses produksi hanya bahan yang telah disetujui LPPOM
MUI yang terdapat dalam daftar bahan (di perusahaan).
11. Fasilitas produksi dan peralatan pembantu yang terkena najis akan dicuci/dibersihkan
sebelum digunakan untuk proses produksi.
12. Proses pencucian harus dapat menghilangkan berbagai pengotor dan najis.
13. Penyimpanan bahan dan produk di fasilitas produksi, termasuk penyimpanan di
gudang antara, dilaksanakan dengan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi
bahan/produk oleh bahan haram/najis.
14. Bahan yang disimpan di gudang adalah bahan yang sesuai dengan Daftar Bahan yang
telah disetujui oleh LPPOM MUI.
15. Alat transportasi digunakan untuk mengangkut bahan dan produk halal saja dan selalu
dipastikan tidak terjadinya kontaminasi bahan/produk oleh bahan haram/najis.
16. Alat transportasi bersamaan atau bergantian untuk mengangkut bahan/produk yang
disertifikasi dengan bahan/produk yang tidak disertifikasi (tetapi bukan dari
babi/turunannya) namun dijaga agar tidak terjadi kontaminasi silang oleh bahan
haram/najis.

9. Kemampuan Telusur (Traceability)


Dalam rangka pelaksanaan proses produksi halal dan mengoptimalkan pelaksanaan Sistem
Jaminan Halal di perusahaan, maka kami membuat sistem administrasi pembukuan dan
dokumentasi yang rapi, sehingga akan mempermudah penelusuran kembali jika terjadi
permasalahan dalam pelaksanaan produksi halal. Administrasi pembukuan yang terutama
adalah pencatatan pembelian bahan baku, bahan tambahan dan penolong pada buku
catatan pembelian bahan.

10. Penanganan Produk yang tidak Memenuhi Kriteria


Produk yang tidak memenuhi kriteria akan ditangani secara khusus dan dimusnahkan.
Produk yang tidak memenuhi kriteria adalah produk bersertifikasi halal yang terlanjur
dibuat dari bahan yang tidak disetujui LPPOM MUI dan / atau diproduksi di fasilitasi yang
tidak bebas dari bahan babi / turunannya, harus ditarik dari peredaran

11. Audit Internal


Dalam rangka pemantauan dan evaluasi pelaksanaan SJH di perusahaan, maka kami akan
melakukan Audit Internal Halal. Audit Internal Halal bertujuan untuk menilai secara mandiri
pelaksanaan Sistem Jaminan Halal di Perusahaan sehingga diharapkan kami dapat
mengetahui kekurangan pelaksanaan SJH, yang dilakukan setiap 6 bulan sekali dan
dilaporkan ke LPPOM MUI.

12. Kaji Ulang Manajemen


Dalam rangka pemantauan dan evaluasi pelaksanaan SJH di perusahaan, maka dilakukan
Kajian Ulang Manajemen terkait dengan pelaksanaan Sistem Jaminan Halal di perusahaan.
Kaji ulang manajemen atas SJH secara menyeluruh akan dilakukan minimal 1 tahun sekali
yang akan dihadiri owner dan tim manajemen halal.

Anda mungkin juga menyukai