SHOFI
Disusun Oleh :
KALIMANTAN SELATAN
Kata Pengantar
Sistem Jaminan Halal (SJH) adalah suatu sistem manajemen yang disusun secara
terencana untuk diimplementasikan dan dipelihara oleh perusahaan, guna menjamin
bahwa dalam menjalankan kegiatan produksinya, sejak pemilihan dan penetapan bahan
baku/penolong, pembelian, sepanjang lini produksi hingga pendistribusian produk yang
dihasilkan memperhatikan kaidah kehalalan sesuai syariah Islam.
Dengan menerapkan SJH, perusahaan akan memberikan rasa aman kepada konsumen,
terutama yang beragama Islam. Oleh karena itu, Shofi berkomitmen untuk
mengimplementasikan SJH secara konsisten dan berkesinambungan sesuai dengan
ruang lingkup operasional perusahaan.
Manual SJH ini semoga dapat menjadi acuan bagi perusahaan maupun pihak-pihak yang
berkepentingan.
Disiapkan oleh :
Disahkan Oleh :
IDA FARIDA, SS
Pimpinan Perusahaan
Daftar Distribusi Manual SJH
Shofi adalah salah satu perusahaan yang memproduksi kue brownis kering dan
emping melinjo di Banjarbaru yang beralamat di JL. Bumi Berkat Komp. Villa Idaman
I B/3 Banjarbaru dengan karyawan sebanyak 7 Orang. Untuk menjamin konsistensi
mutu produk yang memenuhi persyaratan pelanggan dan meningkatkan kepuasan
pelanggan maka perusahaan menetapkan, mendokumentasikan,
mengimplementasikan, dan memelihara Pedoman Sistem Jaminan Halal secara
sistematis serta terus menerus meningkatkan keefektifannya.
Shofi menyiapkan Manual Mutu ini untuk memenuhi persyaratan standar Sistem
Jaminan Halal (SJH).
Dengan didukung sumber daya manusia yang terampil berpengalaman serta sarana
dan prasarana yang memadai, maka perusahaan selalu berupaya menerapkan
sistem jaminan halal yang mengacu pada peningkatan daya saing perusahaan
dengan sasaran akhir yang akan dicapai adalah menjamin kehalalan produk yang
dihasilkan.
Shofi berkomitmen kuat untuk memberikan produk yang halal dan pelayanan yang
terbaik. Keberlanjutan kerjasama dengan mitra kerja dan konsumen adalah tujuan
utama dan seluruhnya mendapat dukungan dari seluruh lini bisnis perusahaan.
2. Tujuan Penerapan
1. Kebijakan Halal
Shofi mempunyai komitmen untuk membuat produk halal secara konsisten dalam
rangka memenuhi kebutuhan konsumen termasuk konsumen muslim, dan akan
mencapainya melalui :
a. Menjamin seluruh produk akhir yang dibuat untuk pasar Indonesia disertifikasi
oleh LPPOM MUI
b. Menjamin seluruh bahan yang digunakan dalam pembuatan produk-produk kami
adalah halal
c. Menjamin sistem produksi adalah bersih dan bebas dari bahan yang tidak halal
dan najis
2. Panduan Halal
Panduan Halal adalah pedoman perusahaan dalam melaksanakan kegiatan untuk
menjamin produksi halal. Panduan Halal yang disusun perusahaan mencakup :
1. Pengertian halal dan haram (Lampiran 5)
2. Dasar Al Qur’an dan Fatwa MUI (Lampiran 5)
3. Pohon keputusan untuk indentifikasi titik kritis keharaman bahan dan
proses produksi (Lampiran 6 )
4. Tabel hasil identifikasi titik kritis keharaman bahan dan tindakan
pencegahannya (Lampiran 7)
5. Tabel hasil identifikasi titik kritis peluang kontaminasi proses produksi dari
bahan haram/najis dan tindakan pencegahannya (Lampiran 8)
6. Publikasi LPPOM MUI (Jurnal Halal LPPOM MUI dan website
www.halalmui.org).
Koordinator Auditor
Halal Internal
LPPOM MUI
(KAHI)
3.2. Uraian tugas dan wewenang auditor halal internal berdasarkan fungsi setiap
bagian yang terlibat dalam struktur manajemen halal :
a. Manajemen Puncak
1) Merumuskan kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan kehalalan
produk yang dihasilkan
2) Memberikan dukungan penuh bagi pelaksanaan SJH di
perusahaan.
3) Menyediakan fasilitas dan sarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
SJH.
4) Memberikan wewenang kepada Koordinator Auditor Halal Internal
untuk melakukan tindakan tertentu yang dianggap perlu yang berkaitan
dengan pelaksanaan SJH termasuk tindakan perbaikan terhadap
kesalahan sampai pada penghentian produksi atau penolakan bahan
baku, sesuai dengan aturan yang ditetapkan LPPOM MUI.
b. Riset dan Pengembangan (R&D)
1) Menyusun sistem pembuatan produk baru berdasarkan bahan
yang telah disusun oleh KAHI dan diketahui oleh LPPOM MUI
2) Menyusun sistem perubahan bahan sesuai dengan ketentuan
halal
3) Mencari alternatif bahan yang jelas kehalalannya.
4) Melakukan komunikasi dengan KAHI dalam formulasi dan
pembuatan produk baru
c. Pengendalian dan Pengawasan Mutu (Quality Assurance / Quality Control)
1) Menyusun dan melaksanakan prosedur pemantauan dan
pengendalian untuk menjamin konsistensi produksi halal.
2) Melaksanakan pemeriksaan terhadap setiap bahan yang masuk
sesuai dengan sertifikat halal, spesifikasi dan produsennya.
3) Melakukan komunikasi dengan KAHI terhadap setiap
penyimpangan dan ketidakcocokan bahan dengan dokumen kehalalan
d. Pembelian (Purchasing)
1) Menyusun prosedur dan melaksanakan pembelian yang dapat
menjamin konsistensi bahan sesuai dengan daftar bahan yang
telah disusun oleh KAHI dan diketahui oleh LPPOM MUI
2) Melakukan komunikasi dengan KAHI dalam pembelian bahan
baru dan atau pemilihan pemasok baru.
3) Melakukan evaluasi terhadap pemasok dan menyusun peringkat
pemasok berdasarkan kelengkapan dokumen halal
e. Produksi (Production)
1) Menyusun prosedur produksi yang dapat menjamin kehalalan
produk
2) Melakukan pemantauan produksi yang bersih dan bebas dari
bahan haram dan najis.
3) Menjalankan kegiatan produksi sesuai dengan matrik formulasi
bahan yang telah disusun oleh KAHI dan diketahui oleh LPPOM MUI.
4) Melakukan komunikasi dengan KAHI dalam hal proses produksi
halal.
f. Pergudangan
1) Menyusun prosedur administrasi pergudangan yang dapat menjamin
kehalalan bahan dan produk yang disimpan serta menghindari
terjadinya kontaminasi dari segala sesuatu yang haram dan najis.
2) Melaksanakan penyimpanan produk dan bahan sesuai dengan
daftar bahan dan produk yang telah disusun oleh KAHI dan
diketahui oleh LPPOM MUI.
3) Melakukan komunikasi dengan KAHI dalam sistem keluar masuknya
bahan dari dan ke dalam gudang.
6. Sistem Administrasi
Perusahaan telah mendisain suatu sistem administrasi terintegrasi yang dapat
ditelusuri (traceable) dari pembelian bahan sampai dengan distribusi produk. Secara
rinci administrasi yang terkait dengan SJH dimulai dari administrasi bagian
pembelian bahan (purchasing), penerimaan barang (Quality Control/QC),
penyimpanan bahan, Riset dan Pengembangan (R&D), Produksi/Operasi,
Penyimpanan Produk (Finish Product)) dan Distribusi.
Production Distributon
Purchasing Receiving Storage Operations
Storage
QC R&D
Gambar 1 . Rantai Sistem Administrasi SJH
7. Sistem Dokumentasi
Pelaksanaan SJH di perusahaan telah didukung oleh dokumentasi yang baik dan
mudah diakses oleh pihak yang terlibat dalam proses produksi halal termasuk
LP POM MUI sebagai lembaga sertifikasi halal. Dokumen dokumen tersebut antara
lain :
1) Pembelian bahan
2) Penerimaan bahan
3) Penyimpanan bahan
4) Riset dan pengembangan (formulasi)
5) Produksi (proses produksi dan pembersihan fasilitas produksi)
6) Penyimpanan produk
7) Distribusi produk
8) Evaluasi dan monitoring (laporan berkala)
9) Kegiatan pelatihan dan sosialisasi
10) Tindakan perbaikan atas ketidaksesuaian
11) Manajemen review
Dalam Manual SJH ini dijelaskan dokumentasi tiap fungsi operasi disertai
penanggung jawab dan lokasinya.
8. Sosialisasi
SJH yang telah dibuat dan diimplementasikan oleh perusahaan harus
disosialisasikan ke seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) perusahaan
termasuk kepada pihak ketiga (pemasok, makloon). Tujuan kegiatan ini adalah
agar seluruh pemangku kepentingan memiliki kepedulian (awareness) terhadap
kebijakan halal sehingga timbul kesadaran menerapkannya di tingkat operasional.
Metode sosialisasi yang dilakukan antara lain leaflet, audit supplier atau memo
internal perusahaan.
9. Pelatihan
Perusahaan selalu melakukan pelatihan bagi seluruh jajaran pelaksana SJH.
Untuk itu perusahaan telah mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dalam periode
waktu tertentu. Pelatihan harus melibatkan semua personal yang pekerjaannya
mungkin mempengaruhi status kehalalan produk. Pekerjaan yang mungkin
mempengaruhi status kehalalan produk harus diserahkan kepada personal yang
kompeten sesuai dengan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman (dalam hal ini di
bidang pekerjaan dan hukum Islam).
Tujuan dari pelatihan adalah :
1) Meningkatkan pemahaman karyawan tentang pengertian halal haram,
pentingnya kehalalan suatu produk, titik kritis bahan dan proses produksi.
2) Memahami SJH
Bentuk-bentuk pelatihan yang dilakukan :
1) Pelatihan eksternal
a) Pelatihan yang diselenggarakan oleh LPPOM MUI
b) Pelatihan lain yang relevan
2) Pelatihan internal
a) Pelatihan yang diselenggarakan oleh internal perusahaan
b) In-house training
Ditetapkan di : Banjarbaru
Pada tanggal : 1 Mei 2014
Pimpinan Perusahaan
(Ida farida)
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
PANDUAN HALAL
A. PENGANTAR
Sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi pangan, status bahan yang dulu
difatwakan halal, setelah ditemukan adanya hal-hal meragukan maka bisa menjadi
berubah fatwanya. Oleh karena itu dalam bab ini disampaikan kedudukan
ketetapan hukum dalam Islam agar dapat diterima mengapa hal tersebut dapat
terjadi. Untuk memberikan pemahaman tentang pengertian halal haram, dalam
bab ini disampaikan pula dasar hukum dari Al Quran serta fatwa MUI terbaru
tentang status bahan.
Kedudukan ketetapan hukum dalam Islam :
Al Qur’an : hukumnya bersifat tetap, dan sebagiannya masih bersifat umum,
sehingga memerlukan penjelasan lebih lanjut.
Al-Hadist : merupakan penjabaran aplikatif dari kaidah-kaidah Qur’aniyyah yang
bersifat tetap, sekaligus juga penjelasan lebih lanjut terhadap kaidah-kaidah
yang bersifat umum
Ijma Shahabat: merupakan kesepakatan para shabat Nabi saw dan
ulama atas permasalahan yang terjadi, karena meluasnya wilayah da’wah
serta perkembangan kehidupan sosial, dan tidak ada ketentuannya
secara khusus di dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits. Namun keputusan ijma’
itu tentu didasarkan pada pemahaman mereka atas Al-Qur’an maupun Al-
Hadits.
Qiyas: merupakan metoda penentuan hukum secara analogi, yang diambil
berdasarkan pada kasus yang telah ditentukan Al-Qur’an maupun Al- Hadits
Fatwa: adalah keputusan hukum agama yang dibuat dengan ijtihad (ulama),
atas hal-hal yang tidak terdapat di dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits,
berdasarkan pada kaidah-kaidah pengambilan dan penentuan hukum,
seperti dengan metode qiyas atau ijma’.
3. Bahan Nabati
Bahan nabati pada dasarnya halal, akan tetapi jika diproses menggunakan
bahan tambahan dan penolong yang tidak halal, maka bahan tersebut
menjadi tidak halal. Oleh karena itu perlu diketahui alur proses produksi
beserta bahan tambahan dan penolong yang digunakan dalam memproses
suatu bahan nabati. Berikut ini disampaikan beberapa contoh bahan nabati
yang mungkin menjadi titik kritis:
a. Tepung terigu dapat diperkaya dengan berbagai vitamin antara lain
B1, B2, asam folat.
b. Oleoresin (cabe, rempah-rempah dan lain-lain) dapat menggunakan
emulsifier (contoh: polysorbate/tween & glyceril monooleat yang
mungkin berasal dari hewan), supaya dalam larut air.
c. Lesitin kedelai mungkin menggunakan enzim fosfolipase dalam
proses pembuatannya untuk memperbaiki sifat fungsionalnya.
d. Hydrolyzed Vegetable Protein (HVP) perlu diperhatikan jika proses
hidrolisisnya menggunakan enzim.
4. Produk Hasil Samping Industri Minuman Beralkohol dan Turunannya
Produk/bahan hasil samping industri minuman beralkohol beserta
turunannya berstatus haram jika cara memperolehnya hanya melalui
pemisahan secara fisik dan produk masih memiliki sifat khamr. Akan
tetapi jika bahan/produk tersebut direaksikan secara kimiawi sehingga
menghasilkan senyawa baru, maka senyawa baru yang telah mengalami
perubahan kimiawi statusnya menjadi halal. Beberapa contoh produk
hasil samping industri minuman beralkohol dan turunannya yang
merupakan titik kritis :
Cognac oil (merupakan hasil samping distilasi cognac/brandy)
Fusel Oil ((merupakan hasil samping distilled beverages) dan
turunannya seperti isoamil alkohol, isobutil alkohol, propil alkohol, gliserol,
asetaldehid, 2,3 butanadiol, aseton dan diasetil dan
sebagainya).
Brewer yeast (merupakan hasil samping industri bir)
Tartaric Acid (hasil samping industri wine)
5. Produk Mikrobial
Status produk mikrobial dapat menjadi haram jika termasuk dalam kategori
berikut :
Produk mikrobial yang jelas haram, yaitu produk minuman beralkohol
(khamr) beserta produk samping dan turunannya.
Produk mikrobial yang menggunakan media dari bahan yang haram
pada media agar, propagasi dan produksi. Contoh media yg haram atau
diragukan kehalalannya diantaranya : darah, pepton (produk hasil
hidrolisis bahan berprotein seperti daging, kasein atau gelatin
menggunakan asam atau enzim).
Produk mikrobial yang dalam proses pembuatannya melibatkan enzim
dari bahan yang haram.
Produk mikrobial yang dalam proses pembuatannya menggunakan
bahan penolong yang haram. Contohnya adalah penggunaan anti
busa dalam kultivasi mikroba yang dapat berupa minyak/lemak babi,
gliserol atau bahan lainnya.
Produk mikroba rekombinan yang menggunakan gen yang berasal
dari bahan yang haram. Contohnya adalah sebagai berikut :
a. Enzim -amilase dan protease yang dihasilkan oleh Saccharomyces
cerevisae rekombinan dengan gen dari jaringan hewan.
b. Hormon insulin yang dihasilkan oleh E. coli rekombinan dengan gen
dari jaringan pankreas babi.
c. Hormon pertumbuhan (human growth hormone) yang dihasilkan oleh
E. coli rekombinan.
6. Bahan-bahan Lain
Selain kelompok bahan-bahan di atas, berikut ini adalah contoh
bahan/kelompok bahan lain yang belum sering menjadi titik kritis.
Aspartam (terbuat dari asam amino fenilalanin dan asam aspartat)
Pewarna alami
Flavor
Seasoning
Bahan pelapis vitamin
Bahan pengemulsi dan penstabil
Anti busa
Dan lain-lain
LAMPIRAN 2
Bahan Nabati
Pengolahan?
Tidak Ya
Ya Tidak
Fermentasi Bahan
Khamr? tambahan?
Tidak Ya Tidak Ya
TK Haram Non TK TK
2.2 Identifikasi Titik Kritis Bahan Hewani
Bahan Hewani
Telur
Pengolahan?
Ya Tidak
TK Non TK
Produk
Mikrobial
TK
Bahan Lain-lain
Non TK TK
Organik Non Organik
Bahan
TK
Penolong?
Tidak Ya
Non TK TK
II.5 Identifikasi Titik Kritis Penyimpanan dan Lini Produksi
Ya Tidak
Ya Tidak Ya Tidak
Tidak dapat
TK 1 Non TK Apakah ada bahan untuk
disertifikasi
produk non sertifikasi
mengandung babi atau
hasil sampingnya?
Tidak Ya
Ya Tidak
Tidak Ya
Ya Tidak
TK 2 Non TK
II.6 Identifikasi Titik Kritis Distribusi
Ya Tidak
Ya Tidak
Tidak Ya
Tidak dapat
Ada kemasan ? disertifikasi
Tidak Ya
Ya Tidak
Non TK TK 2
LAMPIRAN 3
SISTEM ADMINSTRASI
No Departemen Dokumen
Purchase Order
1 Pembelian (Purchasing)
Evaluasi Vendor / Form Kualifikasi
Vendor
Form Penerimaan Bahan
2 QA/QC
QC (Halal) Pass
Delivery Order
3 Gudang(Warehouse)
Kartu stok (Stock Card/Rayon Card)
dll
LAMPIRAN 5
SISTEM DOKUMENTASI
2. Acuan Teknis
Produksi 3. SOP
1. Record dokumen Gudang
Produksi Manajer Produksi Pabrik
2. Acuan Teknis
2. Acuan Teknis
Juni 2015 Staf dan Operator Training Internal tentang SJH oleh
Disperindag
LAMPIRAN 7
No Nama Bahan Titik Kritis Informasi Kunci Tindakan Koreksi Verifikasi Dokumentasi
1 Tepung Terigu Ditambahkan bahan aditif (vitamin Sertifikat Halal dari (a)Tolak bahan jika (a) Peringatkan pemasok, (a) Tindakan
dan mineral) utk memperkaya nilai MUI pada kemasan tidak perbaikan,
gizi. Bahan Aditif kadang diperoleh berlabel Halal dan (b) Validasi data-data
dr gelatin yg secara alami berasal nomor sertifikat di produsen dalam daftar (b) Verifikasi
Diperkaya dengan dari tulang dan kulit binatang. MUI, bahan
mineral dan vitamin, Gelatin ini perlu dilihat, apakah (b) Cari alternatif
misal vitamin A berasal dari hewan halal atau tidak bahan pengganti
atau produsen yang
telah ber-sertifikat
halal
2 Gula Pasir Arang aktif yang digunakan utk Sertifikat Halal dari (a)Tolak bahan jika (a) Peringatkan pemasok, (a) Tindakan
memutihkan gula, selain berasal MUI pada kemasan tidak perbaikan,
dari tempurung kelapa, serbuk berlabel Halal dan (b) Validasi data-data
gergajian, bisa juga berasal dari nomor sertifikat di produsen dalam daftar (b) Verifikasi
tulang hewan MUI, bahan
(b) Cari alternatif
bahan pengganti
atau produsen yang
telah ber-sertifikat
halal
No Nama Bahan Titik Kritis Informasi Kunci Tindakan Koreksi Verifikasi Dokumentasi
3 Bubuk Coklat Sertifikat Halal dari (a)Tolak bahan jika (a) Peringatkan pemasok, (a) Tindakan
Penambahan aditif dalam suatu MUI pada kemasan tidak perbaikan,
penyalut (enkapsulan) dari gelatin berlabel Halal dan (b) Validasi data-data
nomor sertifikat di produsen dalam daftar (b) Verifikasi
yg bisa berasal dari tulang hewan
MUI, bahan
4 Minyak Goreng Menggunakan bahan tambahan Sertifikat Halal dari (a)Tolak bahan jika (a) Peringatkan pemasok, (a) Tindakan
emulsifier yang berasal dari MUI pada kemasan tidak perbaikan,
berlabel Halal dan (b) Validasi data-data
hidrolisis lemak hewani atau nabati produsen dalam daftar (b) Verifikasi
nomor sertifikat di
MUI, bahan
No Nama Bahan Titik Kritis Informasi Kunci Tindakan Koreksi Verifikasi Dokumentasi
5. Vanilli Sertifikat Halal dari (a)Tolak bahan jika (a) Peringatkan pemasok, (a) Tindakan
Apabila menggunakan tambahan
MUI pada kemasan tidak perbaikan,
etanol maka haram digunakan berlabel Halal dan (b) Validasi data-data
nomor sertifikat di produsen dalam daftar (b) Verifikasi
MUI, bahan
6. Garam Non TK karena bahannya berasal Sertifikat Halal dari (a)Tolak bahan jika (a) Peringatkan pemasok, a) Tindakan
dari air laut yang diuapkan MUI pada kemasan tidak perbaikan,
berlabel Halal dan (b) Validasi data-data
nomor sertifikat di produsen dalam daftar (b) Verifikasi
MUI, bahan
1 Penerimaan bahan Kemungkinan alat (a)Trnsportasi (a)Tolak bahan jika alat transportasi (a) Purchase Order (a) Tindakan
dari suplier transportasi yg digunakan pengirim-an tdk blh yg digunakan bercampur dg (PO), koreksi
utk mengirim bahan tercampur dg pengi- pengiriman bahan lain yg tidak halal
bercampur dg pengiriman riman bahan lain yg (b) Surat jalan (DO) (b) Verifikasi
bahan lain yg tidak halal tidak halal (b) Tolak bahan jika tidak sesuai dg dari suplier
jumlah, kua-litas standar, PO dan
(b) Bahan yg diterima daftar bhn yg telah diketa-hui (c) Cek SOP
hrs sesuai dg jumlah, LPPOM MUI penerimaan bahan
kualitas standar, PO
dan tepat waktu
pengiriman
No Nama Bahan Titik Kritis Informasi Kunci Tindakan Koreksi Verifikasi Dokumentasi
2 Penyimpanan bahan Kemungkinan alat (a)Bahan yg disimpan (a)Apabila ada bhn yg disimpan di luar (a) Label QA/QC (a) Tindakan
penyimpan terkonta-minasi di gudang adalah daftar bhn yg diketahui LPPOM Pass atau Halal koreksi
dg kotoran, najis atau bhn bhn yg sesuai daftar MUI, mk penem-patannya harus Pass,
lain yg tidak halal yg diketa-hui dipisah dan di- pastikan tdk tjd (b) Verifikasi
LPPOM MUI (b) Cek SOP
(b) Alat penyimpan kontaminasi silang penyimpanan
(refrigerator, bahan
freezer) hanya (b) Ruang dan alat penyimpanan bhn
digunakan utk hanya diperguna-kan utk menyim-
menyimpan bahan pan bhn yg halal sesuai daftar bhn
yg halal yg diketa-hui LPPOM MUI
3 Pencampuran bahan Kemungkinan adanya bahan Identitas bahanyg Cek dan pastikan bhn yg diambil dr Cek kesesuaian Daftar bhn yg
tidak halal dan tdk sesuai telah diketahui gudang utk produksi halal dan dr dengan kebutuhan telah diketahui
daftar bhn yg telah diketahui LPPOM MUI produsen / pemasok yg dise-tujui dalam daftar bahan LPPOM MUI
LPPOM MUI LPPOM MUI
4 Pendinginan dan Tidak menggunakan Harus menggunakan Jaga ruangan tetap bersih dari Cek SOP (a) Tindakan
penyimpanan produk ruangan yg tidak ruangan yg kotoran & najis, pendinginan dan koreksi
direncanakan utk produksi direncana-kan utk penyimpanan produk
halal produksi halal (b) Verifikasi
No Nama Bahan Titik Kritis Informasi Kunci Tindakan Koreksi Verifikasi Dokumentasi
5 Pengemasan produk Kemungkinan bahan dan Harus menggunakan (a)Bersihkan bhn & alat pengemasan Cek SOP (a) Tindakan
perlengkapan pengemas yg bahan dan alat direncanakan utk produksi halal pengemasan produk koreksi
diambil dr gudang terkonta- pengemasan yg
minasi kotoran dan / atau direncanakan utk (b) Buang bahan pengemas yg (b) Verifikasi
najis produksi halal terkena kotoran dan atau najis
6 Pembersihan alat residu bahan dan atau Residu dari bahan dan (a)Bersihkan alat scr keseluruhan, Cek SOP (a) Tindakan
dan perlengkapan pembersihan alat dan
produksi produk produk tidak halal (b) Hindarkan alat & perlengkapan perlengkapan koreksi
produksi dari kotoran dan atau produksi
najis (b) Verifikasi
LAMPIRAN 9
MATRIKS BAHAN BAKU, BAHAN TAMBAHAN, BAHAN PENOLONG SEMUA PRODUK YANG DISERTIFIKASI
1.
LPPOM-MUI Prov. Kalsel 2. Ida Farida, SS Asep Yusup Nugraha Siliwandi, Drh
3.
LAMPIRAN 10
MATRIKS REKAPITULASI BAHAN PADA PRODUK
No Nama Bahan Brownis Kering Emping Melinjo Pedas
1 Tepung Terigu √
2 Gula Pasir √ √
3 Coklat Bubuk √
4 Garam √ √
5 Minyak Goreng √ √
Sawit
6 Vanili √
7 Kacang Tanah √
8 Telur √
9 Kertas Pembungkus √
10 Kemasan Mika √
11 Emping Melinjo √
12 Cabe merah √
13 Cabe Keriting √
14 Bawang Merah √
15 Asam Jawa √
16 Daun Jeruk √
17 Kemasan Plastik √
LAMPIRAN 11
PROSES PRODUKSI PRODUK SHOFI
1. Tepung Terigu
2. Telur
3. Gula Penimba
4. Coklat Bubuk ngan
5. Vanili Bahan
6. Garam
7. Minyak
Pengad
ukan
Pengul
enan
Adonan
Pencet
akan
Adonan
Pemang
gangan
1
Peman
ggang
an 2
Pendin
ginan
Penge
masan
Penyimp
anan
11.2. Emping Melinjo Balado
Penimba
ngan
Bahan
Emping Melinjo
mentah
1. Bawang Merah
2. Cabe merah Penggor
3. Cabe Keriting engan
Dihalus Penggor
kan engan
Penca
mpuran
1. garam
2. gula
3. daun jeruk
4. air asam
Penggor
engan
Pendin
ginan
Penge
masan
Penyimp
anan
LAMPIRAN 12
Kompor
Kompor
PENDINGINAN
MEJA UNTUK
Pemanggangan I
Kompor
TEMPAT PRODUKSI
Kompor
DAN PEYIMPANAN
PENGEMASAN
PENGA
PENCETAK
ADONAN
PRODUK
DONAN
AN
PIN
TU
LAMPIRAN 14
FORMULIR AUDIT HALAL INTERNAL
Penemu/ Penulis
1. Temuan
Laporan
Ketidaksesuaian
(Merubah atau Tidak
Fakta temuan
Merubah Status Kehalalan)
Waktu
Lokasi
Banjarbaru,
Kepada Yth :
Seluruh Kabag
Di Tempat
Hari/tanggal :
Pukul :
Tempat :
Acara :
Banjarbaru,
Wakil Manajemen
FORMULIR No. Dok : SF-FORM.01.03
DAFTAR HADIR RAPAT TINJAUAN No. Revisi : 0
Tanggal :
MANAJEMEN
1 Pimpinan Perusahaan 1
2 Wakil Manajemen 2
3 QA/QC 3
4 Kabag Produksi 4
5 Kabag Pembelian 5
6 Kabag R & D 6
7 Kabag Gudang 7
Banjarbaru,
FORMULIR No. Dok : SF-FORM.01.04
RISALAH RAPAT TINJAUAN No. Revisi : 0
Tanggal :
MANAJEMEN
1. PIMPINAN RAPAT :
2. MATERI PEMBAHASAN :
3. KESIMPULAN/HASIL
:
RAPAT
Banjarbaru,
Kepada Dari
Tanggal : Revisi Ke :
1. _______________________________________________________________________
2. _______________________________________________________________________
3. _______________________________________________________________________
4. _______________________________________________________________________
5. _______________________________________________________________________
6. _______________________________________________________________________
dst
Banjarbaru ,………………..
Wakil Manajemen
FORMULIR No. Dok : SF-FORM.01.06
DAFTAR PENERIMAAN DOKUMEN No. Revisi : 0
Tanggal :
SJH
14 Pedoman Mutu
14 Prosedur Kerja
14 Instruksi Kerja
14 Formulir
Dokumen
Internal
14 Eksternal
Banjarbaru ,
Wakil Manajemen
No. Dok : SF-FORM.01.07
FORMULIR No. Revisi : 0
LEMBAR REVISI DOKUMEN Tanggal :
Dokumen
Tanggal Keterangan
Nomor Judul Lama Baru
Ba
njarbaru ,…………………
Hari/Tanggal :
Persediaan Kebutuhan Tambahan Persediaan
No. NamaBahan Satuan
Awal Produksi Bahan Akhir
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
LAPORAN
STOK GUDANG PRODUK
Hari/Tanggal :
Persediaan Tambahan Persediaan
No. Nama Produk Jenis Penjualan
Awal Produk Akhir
1.
2
No. Dok : SF-FORM.0..
FORMULIR No. Revisi : 0
BIODATA PERSONIL Tanggal :
Nama : __________________________________________
Tempat/Tgl. Lahir : _______
__________________________________________
Alamat : _______
__________________________________________
__________________________________________
_______
Pendidikan Terakhir : __________________________________________
_______
__________________________________________
_______
Sertifikat Yg Dimiliki : __________________________________________
_______
Pelatihan Yang : __________________________________________
_______
dimiliki __________________________________________
_______
__________________________________________
_______
Pengalaman Kerja Yang __________________________________________
_______
Dimiliki :
__
: __________________________________________
__________________________________________
_______
__________________________________________
_______
__________________________________________
_______
_______
Banjarbaru, ………………………………….
Mengetahui : Dibuat Oleh :
Yang Bersangkutan
TAHUN :
Banjarbaru ,……………………….
Mengetahui, Yang Membuat,
Nama :
Jabatan :
PELATIHAN SETIFIKAT
NO TANGGA KET
JENIS TEMPAT PELAKSANA Ada Tidak
L
Banjarbaru ,……………………….
Mengetahui, Yang Membuat,