Anda di halaman 1dari 29

DOKUMEN SISTEM JAMINAN HALAL KERUPUK JANGEK CHANIAGO

Disusun Oleh :

Utami Rhamadani J1A216053

Robert Maruli Siregar J1A215013

Beben Rahmat J1A215034

Riski Silitonga J1A215045

Abraham Andalta Adipati Ginting J1A214008

Reza Aditya J1A214041

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019
Kebijakan Halal di UKM Kerupuk Jangek Chaniago :

KEBIJAKAN HALAL

UKM Kerupuk Jangek Chaniago

UKM. KERUPUK JANGEK CHANIAGO bertekad untuk menghasilkan


produk halal secara konsisten dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen serta
mengutamakan kepuasan pelanggan melalui inovasi.

Tanda tangan

MASRIATY
Struktur Organisasi Tim Manajemen Halal

MANAJEMEN PUNCAK

MASRIATY

KOORDINATOR AUDITOR HALAL INTERNAL

MASRIATY

LITBANG BELANJA QA/QC PRODUKSI GUDANG


MASRIATY MASRIATY MASRIATY YAYAK MASRIATY

1. Kebijakan Halal
a. Kebijakan halal harus disosialisasikan ke seluruh pemangku kepentingan (stake
holder) perusahaan melalui media sosialisasi.
2. Tim Manajemen Halal
a. Manajemen puncak harus berkomitmen untuk menyediakan sumberdaya yang
dibutuhkan untuk perencanaan, penerapan, evaluasi dan perbaikan berkelanjutan SJH.
3. Pelatihan dan Edukasi
a. Semua personel yang terlibat dalam aktivitas kritis harus mendapat pelatihan tentang
SJH, termasuk karyawan baru.
b. Pelatihan eksternal harus dilaksanakan secara terjadwal minimal dua tahun sekali atau
jika terdapat penggantian Tim Manajemen Halal.
c. Pelatihan internal harus dilaksanakan secara terjadwal setahun dua kali.
d. Semua personel yang terlibat dalam aktivitas kritis harus mendapat edukasi untuk
menumbuhkan kesadaran dalam menerapkan SJH.
e. Setiap peserta pelatihan harus memahami tanggung jawabnya dalam implementasi
dan perbaikan berkelanjutan SJH.
4. Bahan
a. Perusahaan harus menggunakan bahan yang sesuai dengan kriteria SJH dan disetujui
oleh LPPOM MUI untuk menghasilkan produk yang disertifikasi.
b. perusahaan harus membuat Daftar Bahan (bahan baku, bahan tambahan dan bahan
penolong) yang digunakan untuk menghasilkan produk yang disertifikasi,
c. Perbaikan Daftar bahan harus dilakukan setiap ada perubahan bahan atau produsen
bahan.
d. Perbaikan Daftar bahan harus dikirimkan ke LPPOM MUI.
e. Semua bahan yang digunakan untuk proses produksi harus dilengkapi dengan
dokumen pendukung yang valid

5. Produk

a. Perusahaan harus memproduksi produk halal dengan merk/nama produk yang tidak
menggunakan nama yang mengarah pada sesuatu yang diharamkan atau ibadah yang
tidak sesuai dengan syariah Islam.
b. Perusahaan harus mendaftarkan seluruh produk yang dihasilkan dan harus sudah
memperoleh Sertifikat halal sebelum diedarkan.

6. Fasilitas Produksi
a. Fasilitas produksi di pabrik harus milik sendiri yang digunakan khusus untuk
menghasilkan produk halal.
b. Pabrik harus menerapkan kebijakan bahwa seluruh fasilitas yang digunakan terbebas
dari hal-hal yang bersifat haram dan najis.
c. Pabrik harus menjamin tidak terjadi kontaminasi silang dengan bahan/produk yang
haram atau najis, termasuk prosedur pencucian fasilitas produksi dan prosedur
pengambilan sampel bahan/produk.
d. Setiap ada tambahan fasilitas produksi yang digunakan harus didaftarkan ke LPPOM
MUI.
7. Prosedur Tertulis Aktivitas Kritis
a. Perusahaan harus menyusun prosedur tertulis mengenai pelaksanaan aktivitas kritis
yang terintegrasi. Aktivitas kritis harus mencakup seleksi bahan baru, pembelian
bahan, formulasi produk dan pengembangan produk baru, pemeriksaan bahan datang,
produksi, pencucian fasilitas produksi dan peralatan pembantu, penyimpanan dan
penanganan bahan dan produk serta transportasi.
b. Prosedur tertulis aktivitas kritis harus disosialisasikan ke tim manajemen halal dan
semua karyawan yang terlibat dalam aktivitas kritis.
c. Prosedur tertulis aktivitas kritis harus dievaluasi efektifitasnya setidaknya setiap
setahun sekali melalui audit internal.

8. Prosedur Seleksi Bahan Baru


a. Setiap bahan baru yang akan digunakan untuk menghasilkan produk harus sudah
disertifikasi akan dimintakan persetujuan penggunaannya ke LPPOM MUI melalui
Tim Manajemen Halal.
b. Bahan baru yang digunakan dalam proses produksi harus mendapatkan persetujuan
dari LPPOM MUI.
c. Catatan seleksi bahan baru harus didokumentasikan dengan baik dan lengkap

9. Prosedur Pembelian Bahan


a. Pembelian bahan harus mengacu pada daftar bahan yang disetujui oleh LPPOM MUI.
b. Pembelian bahan untuk produk yang diproduksi harus dilakukan oleh Bagian
Purchasing.
c. Catatan pembelian bahan harus didokumentasikan dengan baik dan lengkap.

10. Prosedur Formulasi Produk dan Pengembangan Produk Baru


a. Semua bahan yang digunakan pada tahap formulasi produk harus telah disetujui oleh
LPPOM MUI.
b. Semua bahan yang digunakan pada tahap pengembangan produk baru harus telah
disetujui oleh LPPOM MUI dan untuk bahan baru harus melalui prosedur seleksi
bahan baru.
c. Formula harus didokumentasikan dengan baik dan menjadi acuan/rujukan untuk
bagian produksi dalam memproduksi produk.
d. Pengembangan produk baru yang dijual secara eceran (produk retail) harus terjamin
bahwa produk tersebut telah disertifikasi sebelum diedarkan.
e. Catatan formulasi produk dan pengembangan produk baru harus didokumentasikan
dengan baik dan lengkap.

11. Prosedur Pemeriksaan Bahan Datang


a. Pada setiap kedatangan bahan harus dilakukan pemeriksaan label kemasan bahan oleh
Bagian QC untuk memastikan kesesuaian informasi yang tercantum dalam label
dengan yang tercantum dalam dokumen pendukung bahan.
b. Pemeriksaan bahan di pabrik harus mengacu pada Acuan/referensi Daftar Bahan yang
telah dibuat perusahaan..
c. Pemeriksaan bahan datang harus dilakukan secara sampling untuk masing-masing
bahan.
d. Untuk bahan yang dikemas ulang/dilabel ulang oleh supplier, maka pemeriksaan
bahan datang harus dilakukan melalui pemeriksaan dokumen pendukung bahan atau
surat jalan untuk memastikan bahan berasal dari produsen dan supplier yang tepat.
e. Bahan yang telah memenuhi kesesuaian harus diberi tanda Pass, dan bahan dapat
digunakan. Bahan yang tidak memenuhi kesesuaian harus diberi tanda Reject, dan
bahan tidak dapat digunakan.
f. Catatan pemeriksaan bahan datang harus didokumentasikan dengan baik dan lengkap.

12. Prosedur Produksi


a. Produksi harus dilakukan di fasilitas produksi yang memenuhi kriteria fasilitas.
b. Bahan yang dapat digunakan dalam proses produksi harus bahan yang telah disetujui
LPPOM MUI yang terdapat dalam Daftar Bahan.
c. Formula produk yang digunakan pada proses produksi harus mengacu pada formula
yang baku.
d. Catatan proses produksi harus didokumentasikan dengan baik dan lengkap.

13. Prosedur Pencucian Fasilitas Produksi dan Peralatan Pembantu


a. Fasilitas produksi dan peralatan pembantu yang akan digunakan harus
dicuci/dibersihkan sebelum digunakan untuk proses produksi.
b. Proses pencucian harus dapat menghilangkan berbagai pengotor dan najis.
c. Bahan pembersih yang digunakan untuk proses pencucian haruslah bahan yang halal.
Proses pemilihan bahan pembersih harus melibatkan tim manajemen halal.
d. Proses pencucian harus dengan menggunakan air, atau bahan non air untuk produk
tertentu jika pencucian dengan air tidak dimungkinkan (tepung, dekstrin, disikat saja,
atau dihembuskan udara).
e. Proses pencucian harus diverifikasi untuk membuktikan hilangnya warna, bau dan
rasa dari pengotor.
f. Catatan proses pencucian harus didokumentasikan dengan baik dan lengkap.

14. Prosedur Penyimpanan dan Penanganan Bahan dan Produk


a. Penyimpanan bahan dan produk di fasilitas produksi, termasuk penyimpanan di
gudang antara, harus dilaksanakan dengan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi
bahan/produk oleh bahan haram/najis.
b. Bahan yang disimpan di gudang pabrik haruslah bahan yang sesuai dengan Daftar
Bahan yang telah disetujui oleh LPPOM MUI.
c. Penyimpanan bahan dan produk di pabrik harus dilakukan di lokasi yang sama
dengan bahan dan produk yang tidak disertifikasi namun dapat menjamin tidak terjadi
kotaminasi silang.
d. Setiap mutasi (pemasukan dan pengeluaran) bahan dari gudang harus dicatat serta
dilengkapi dengan kartu stok, nota permintaan barang dan bukti penerimaan barang.
e. Penanganan bahan/produk selama proses produksi di pabrik harus dilaksanakan
dengan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi silang.
f. Catatan proses penyimpanan dan penanganan bahan dan produk harus
didokumentasikan dengan baik dan lengkap.
15. Prosedur Transportasi
a. Alat transportasi pabrik harus digunakan untuk mengangkut bahan dan produk halal
saja dan selalu dipastikan tidak terjadinya kontaminasi bahan/produk oleh bahan
haram/najis.
b. Alat transportasi di pabrik harus digunakan bersamaan atau bergantian untuk
mengangkut bahan/produk yang disertifikasi dengan bahan/produk yang tidak
disertifikasi (tetapi bukan produk haram/najis) namun dijaga agar tidak terjadi
kontaminasi silang.
c. Catatan transportasi bahan/produk harus didokumentasikan dengan baik dan lengkap.

16. Kemampuan Telusur


a. Semua produk yang dihasilkan harus bisa ditelusuri berasal dari bahan yang sudah
disetujui LPPOM MUI dan diproduksi di fasilitas produksi yang bebas dari bahan
haram/najis.
b. Kemampuan telusur produk harus dilakukan melalui pengaturan pencatatan
penggunaan bahan dan fasilitas produksi dari gudang bahan baku sampai gudang
produk akhir.
c. Catatan ketertelusuran produk harus didokumentasikan dengan baik dan lengkap.

17. Penanganan Produk Yang Tidak Memenuhi Kriteria


a. Semua produk yang tidak memenuhi kriteria harus ditangani secara khusus.
b. Informasi produk yang tidak memenuhi kriteria harus diperoleh melalui audit
internal, audit supplier, pemeriksaan mutu produk rutin, analisis laboratorium, dan
informasi pihak eksternal (supplier, LPPOM MUI, pemerintah, pelanggan).
c. Penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria di area pabrik harus dipisahkan
untuk menghindari terjadi kontaminasi silang dengan bahan/produk halal dan diberi
tanda khusus, selanjutnya produk akan dimusnahkan.
d. Bila produk yang tidak memenuhi kriteria sudah terlanjur dijual, maka produk harus
ditarik dari pasaran.
e. Catatan penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria harus didokumentasikan
dengan baik dan lengkap.

18. Audit Internal


a. Waktu Pelaksanaan Audit Halal Internal harus dilakukan secara terjadwal setiap enam
bulan sekali atau lebih sering jika diperlukan .
b. Metode Pelaksanaan Audit internal harus dilakukan dengan metode wawancara,
observasi lapangan, pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan sistem.
c. Auditor halal internal haruslah pernah mengikuti pelatihan (persyaratan sertifikasi
halal) yang dilaksanakan secara internal atau eksternal.
d. Hasil audit internal harus disampaikan ke pihak yang bertanggung jawab terhadap
setiap kegiatan yang diaudit, mencakup tim manajemen halal, auditor dan
manajemen.
e. Hasil audit internal harus disampaikan ke LPPOM MUI dalam bentuk laporan berkala
setiap 6 (enam) bulan sekali.
f. Catatan pelaksanaan audit internal harus didokumentasikan dengan baik dan lengkap.

19. Kaji Ulang Manajemen


a. Kaji ulang manajemen harus dilakukan setiap akhir tahun atau lebih sering jika
diperlukan, yang dihadiri oleh manajemen puncak/wakilnya dan tim manajemen
halal.
b. Materi kaji ulang manajemen harus berasal dari hasil audit internal, audit eksternal,
tindak lanjut dari kaji ulang manajemen sebelumnya, dan perubahan kondisi SJH
(perubahan tim manajemen halal, perubahan kebijakan, dan lain-lain).
c. Hasil evaluasi kaji ulang manajemen harus disampaikan kepada pihak yang
bertanggung jawab untuk setiap aktivitas, mencakup manajemen, tim manajemen
halal dan manajer teknis.
d. Catatan pelaksanaan kaji ulang manajemen harus didokumentasikan dengan baik dan
lengkap.
MANUAL STANDAR JAMINAN HALAL UKM KERUPUK JANGEK CHANIAGO

1. Sejarah Pabrik

Pendirian usaha ini berawal dari usaha industri rumah tangga yang dikerjakandengan
azas kekeluargaan. Berkat pengalaman , usaha ini dirintis dari modal yang sangat minim.
Usaha ini berdiri pada tahun 2004 , dengan menggunakan sistem industri rumah tangga,
dimana para pekerjanya adalah anggota keluarga. Namun karena adanya dorongan untuk
memajukan usaha ini, diajukanlah surat izin perusahaan yang berguna sebagi persyaratn
untuk memasarkan produk keberbagai swalayan. Untuk memajukan usaha ini maka diajukan
surat izin usaha pada tanggal 16 februari 2012 usaha ini mendapatkan surat izin usaha dan
menambah jaringan pemasaran keseluruh pelosok kota Jambi.

Sampai saat ini usaha ini masih memanfaatkan peralatan sederhana, yakni hanya
menggunakan pisau pemotong dan peralatan pemotong manual seperti parang dan pisau
pengikis kulit biasa dan teknik pengeringan kerupuk yang sederhanan yakni dengan bantuan
sinar matahari. Pada tahun 2004 perusahaan ini mempekerjakan tenaga kerja sebayak 5
orang, dimana para pekerja adalah anggota keluarga dan masyarakat sekitar. Namun
demikian usaha ini tetao diperhatikan kelayakannya untuk tetap bersaing dipasar. Karena
produk yang dihasilkan sudah dipasarkan ke Supermarket dan swalayan, ykni dengan
mendapatkan label halal dari MUI provinsi Jambi, pada tahun 2015.

2. Struktur Organisasi
a. Struktur Organisasi Pabrik Kerupuk Jangek Chaniago

Pimpinan

Masriati

karyawan Karyawan Karyawan

yayak Haji’I Dandi

b. Tugas dan wewenang


i. Pimpinan perusahaan berwenang dalam setiap pengambilan keputusan
akhir, dan menjalankan manajemen baik produksi dan keuangan, serta
menjaga suplay bahan baku tetap tersedia sehingga pabrik tidak
kekurangan bahan baku yang dapat menghambat proses produksi, selain
itu pimpinan juga mengawasi kinerja karyawan dalam berproduksi dan
memeriksa produk sebelum didistribusikan. Selain itu pimpinan
perusahaan juga yang berwenagn dalam memberi besaran upah terhadap
setiap pekerja. Karena ini adalah industri rumahan maka yang hanya
mengolah bahan baku dengan kapasitas yang tidak banyak maka tidak
diadakan posisi manajemen, sebagaimana yang tedapat pada perusahaan
dengan skala besar.
ii. Karyawan berfungsi sebagai pekerja yang memproduksi bahan baku
hingga menjadi produk yang dihasilkan. Karyawan tidak mempunyai
wewenang dalam mengambil keputusan terkait hal sistem produksi dan
kegiatan yang akan direncanakan pabrik, namun karyawan memiliki hak
menyampaikan pendapat terkait perusahaan.
c. Struktur Organisasi Tim Manajemen Halal

MANAJEMEN PUNCAK

Masriaty

AUDITOR EKSTERNAL KOORDINATOR AUDITOR HALAL INTERNAL

PROF. DR. H R. A. MUTHALIB MAsriaty

LITBANG BELANJA QA/QC PRODUKSI GUDANG

MAsriaty Masriaty Masriaty Masriaty Masriaty

i. Persyaratan dari Tim Manajemen


 Harus pegawai tetap perusahaan.
 Ketua Tim Manajemen Halal (koordinator auditor halal internal) diharuskan
seorang muslim.
 Tim Manajemen Halal harus mencakup semua bagian yang terlibat dalam
aktivitas kritis.
 Tim Manajemen Halal harus memahami persyaratan sertifikasi halal sesuai
dengan tugas, tanggungjawab dan wewenangnya masing-masing.
 Harus diangkat melalui surat penunjukan dari manajemen puncak dan diberi
kewenangan untuk melakukan tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan
produksi halal.

ii. Tugas, tanggungjawab dan wewenang Manajemen Puncak sebagai berikut :


 Merumuskan kebijakan halal.
 Menunjuk Tim Manajemen Halal.
 Menyediakan sumberdaya (termasuk fasilitas dan sarana) yang diperlukan
untuk perencanaan, penerapan, evaluasi dan perbaikan berkelanjutan SJH.

iii. Tugas, tanggung jawab dan wewenang Ketua Tim Manajemen Halal sebagai
berikut :
 Menyusun, mengelola, dan mengevaluasi Sistem Jaminan Halal.
 Melakukan koordinasi pelaksanaan Sistem Jaminan Halal.
 Membuat Daftar Bahan.
 Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pelatihan internal halal.
 Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi audit internal halal.
 Melakukan tindakan perbaikan terhadap hasil audit internal.
 Melakukan penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria (jika ada).
 Menyusun dan mengirimkan laporan berkala pelaksanaan SJH ke LPPOM
MUI.
 Melakukan komunikasi kepada LPPOM MUI.
iv. Tugas, tanggungjawab dan wewenang bagian LITBANG sebagai berikut :
 Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi prosedur seleksi bahan baru.
 Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi prosedur formulasi produk dan
pengembangan produk baru.
 Melakukan komunikasi dengan Ketua Tim Manajemen Halal dalam formulasi
dan pembuatan produk baru.
v. Tugas, tanggungjawab dan wewenang bagian Belanja sebagai berikut:
 Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi prosedur pembelian sesuai
dengan daftar bahan yang telah disetujui LPPOM MUI.
 Melakukan komunikasi dengan Ketua Tim Manajemen Halal dalam
pembelian bahan baru dan atau pemilihan pemasok baru.
vi. Tugas, tanggungjawab dan wewenang bagian QA/QC sebagai berikut:
 Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi prosedur pemeriksaan bahan
datang yang dapat menjamin konsistensi bahan sesuai dengan daftar bahan
yang telah disetujui oleh LPPOM MUI.
 Melakukan komunikasi dengan Ketua Tim Manajemen Halal terhadap setiap
penyimpangan dan ketidakcocokan bahan dengan dokumen pendukung bahan.
 Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi prosedur kemampuan telusur.
 Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi prosedur pencucian fasilitas
produksi dan peralatan pembantu.

vii. Tugas, tanggungjawab dan wewenang bagian Produksi sebagai berikut:


 Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi prosedur perencanaan produksi
dan produksi yang dapat menjamin kehalalan produk.
 Memastikan fasilitas produksi bebas dari bahan dari babi atau turunannya.
 Melakukan pemantauan produksi yang bersih dan bebas dari bahan haram dan
najis.
 Menjalankan produksi sesuai dengan formula produk standar.
 Melakukan komunikasi dengan Ketua Tim Manajemen Halal dalam hal proses
produksi halal.

viii. Tugas, tanggungjawab dan wewenang bagian Gudang sebagai berikut:


 Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi prosedur penyimpanan dan
penanganan bahan/produk yang dapat menjamin kehalalan bahan dan produk
yang disimpan serta menghindari terjadinya kontaminasi dari segala sesuatu
yang haram dan najis.
 Melaksanakan penyimpanan bahan dan produk sesuai dengan daftar bahan
dan produk yang telah disetujui oleh LPPOM MUI.
 Melakukan komunikasi dengan Ketua Tim Manajemen Halal dalam sistem
keluar masuknya bahan dari dan ke dalam gudang.
ix. Manajemen puncak berkomitmen untuk menyediakan sumberdaya yang
dibutuhkan untuk perencanaan, penerapan, evaluasi dan perbaikan berkelanjutan
SJH. Sumberdaya yang diperlukan berupa sumberdaya manusia, sarana/fasilitas,
prosedur dan pembiayaan.
3. Core Bisnis
Kerupuk Jangek Chaniago merupakan perusahaan dagang yang bergerakdibidang
pengolahan makanan ringan berupa kerupuk kulit. Berikut kategori produk yang
dikeluarkan oleh perusahaan kerupuk jangek dengan kemasan berukuran 150gr
Proses bisnis utama UKM kerupuk Jangek Chaniago adalah berikut :
a. Inbound Sales Logistic
Yaitu proses penerimaan bahan baku dari suplyer dan serta penanganan bahan
baku sebelum diproses baik yang langsung dan yang belum diproses serta
penggudangan bahanb baku.
b. Outbound Sales Logistic
Proses mendistribusikan produk yang telah siap dipasarkan keseluruh
partner yang telah dilakukan kerja sama sebelumnya untuk memasarkan prosduk.
c. Operation
Proses operasi dimulai dari bahan baku diterima, kemudian diolah menjadi
produk, dan selanjutnya produk didisutribusikan keswalayan.
d. Marketing
Kegiatan mengajak, mempengaruhi pelanggan untuk membeli produk
kerupuk jangek chaniago oleh perusahaan.
e. Sevices
Dukungan perusahaan terhadap produk dalam meningkatkan mutu
pelayanan dengan menyertakan nomor telepon untuk layanan konsumen

4. Sistem Dokumentasi Sumberdaya


a. Kebijakan Halal
b. Tim manajemen Halal
c. Pelatihan dan Edukasi
 Pelatihan eksternal harus dilaksanakan secara terjadwal pada bulan Desember
setiap dua tahun sekali atau jika terdapat penggantian Tim Manajemen Halal
 Pelatihan internal harus dilaksanakan secara terjadwal pada bulan Juni dan
Desember setiap tahunnya
d. Bahan
 perusahaan membuat Daftar Bahan (bahan baku, bahan tambahan dan bahan
penolong) yang digunakan untuk menghasilkan produk yang disertifikasi
 Perbaikan Daftar bahan harus dilakukan setiap ada perubahan bahan atau
produsen bahan
 Perbaikan Daftar bahan dikirimkan ke LPPOM MUI
 Semua bahan yang digunakan untuk proses produksiharusdilengkapi dengan
dokumen pendukung yang valid.
e. Produk
 Perusahaan harus memproduksi produk halal dengan merk/nama produk yang
tidak menggunakan nama yang mengarah pada sesuatu yang diharamkan.
 Perusahaan harus mendaftarkan seluruh produk yang dihasilkan dan harus
sudah memperoleh Sertifikat halal sebelum diedarkan
f. Fasilitas Produksi
 Fasilitas produksi di pabrik harus milik sendiri yang digunakan khusus untuk
menghasilkan produk halal
 Pabrik harus menerapkan kebijakan bahwa seluruh fasilitas yang digunakan
terbebas dari hal-hal yang bersifat haram dan najis

g. Prosedur Tertulis Aktivitas Kritis


 Prosedur tertulis aktivitas kritisharus disosialisasikan ke tim manajemen halal
dan semua karyawan yang terlibat dalam aktivitas kritis
 Prosedur tertulis aktivitas kritisharusdievaluasi efektifitasnya setidaknya
setiap setahun sekali melalui audit internal
h. Prosedur Seleksi bahan baru
 Bahan baru yang digunakan dalam proses produksiharussudah mendapatkan
persetujuan dari LPPOM MUI
 catatan seleksi bahan baruharus didokumentasikan dengan baik dan lengkap
i. Prosedur pembelian bahan
 Pembelian bahan untuk produk yang diproduksi harus dilakukan oleh Bagian
Purchasing
 Catatan pembelian bahan harus didokumentasikan dengan baik dan lengkap
j. Prosedur Formulasi Produk dan Pengembangan Produk Baru
 Setiap bahan baru yang akan digunakan untuk menghasilkan
produkharussudah disertifikasi akan dimintakan persetujuan penggunaannya
ke LPPOM MUI melalui Tim Manajemen Halal
 Bahan baru yang digunakan dalam proses produksiharus mendapatkan
persetujuan dari LPPOM MUI
k. Prosedur Pemeriksaan Bahan Datang
 Pada setiap kedatangan bahan harus dilakukan pemeriksaan label kemasan
bahan oleh Bagian QC untuk memastikan kesesuaian informasi yang
tercantum dalam label dengan yang tercantum dalam dokumen pendukung
bahan
 Untuk bahan yang dikemas ulang/dilabel ulang oleh supplier, maka
pemeriksaan bahan datang harus dilakukan melalui pemeriksaan dokumen
pendukung bahan atau surat jalan untuk memastikan bahan berasal dari
produsen dan supplier yang tepat
 Bahan yang telah memenuhi kesesuaian harus diberi tanda Pass, dan bahan
dapat digunakan. Bahan yang tidak memenuhi kesesuaian harus diberi tanda
Reject, dan bahan tidak dapat digunakan.
l. Prosedur Produksi
 Produksi harus dilakukan di fasilitas produksi yang memenuhi kriteria fasilitas
 Formula produk yang digunakan pada proses produksi harus mengacu pada
formula yang baku.
m. Prosedur Pencucian Fasilitas Produksi dan Peralatan Pembantu
 Formula produk yang digunakan pada proses produksi harus mengacu pada
formula yang baku.
 Proses pencucian harus dapat menghilangkan berbagai pengotor dan najis
 Bahan pembersih yang digunakan untuk proses pencucian haruslah bahan
yang halal. Proses pemilihan bahan pembersih harus melibatkan tim
manajemen halal
n. Prosedur Penyimpanan dan Penanganan Bahan dan Produk
 Penyimpanan bahan dan produk di pabrik harus dilakukan di lokasi yang sama
dengan bahan dan produk yang tidak disertifikasi namun dapat menjamin
tidak terjadi kotaminasi silang
 Setiap mutasi (pemasukan dan pengeluaran) bahan dari gudang harus dicatat
serta dilengkapi dengan kartu stok, nota permintaan barang dan bukti
penerimaan barang.
 Penanganan bahan/produk selama proses produksi di pabrik harus
dilaksanakan dengan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi silang
o. Prosedur Transportasi
 Alat transportasi pabrik harus digunakan untuk mengangkut bahan dan produk
halal saja dan selalu dipastikan tidak terjadinya kontaminasi bahan/produk
oleh bahan haram/najis
p. Kemampuan Telusur
 Semua produk yang dihasilkan harus bisa ditelusuri berasal dari bahan yang
sudah disetujui LPPOM MUI dan diproduksi di fasilitas produksi yang bebas
dari bahan haram/najis
 Kemampuan telusur produk harus dilakukan melalui pengaturan pencatatan
penggunaan bahan dan fasilitas produksi dari gudang bahan baku sampai
gudang produk akhir
q. Penanganan Produk Yang Tidak Memenuhi Kriteria
 Semua produk yang tidak memenuhi kriteria harus ditangani secara khusus
 Penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria di area pabrik harus
dipisahkan untuk menghindari terjadi kontaminasi silang dengan
bahan/produk halal dan diberi tanda khusus, selanjutnya produk akan
dimusnahkan
 Bila produk yang tidak memenuhi kriteria sudah terlanjur dijual, maka produk
harus ditarik dari pasaran
r. Audit Internal
 Waktu Pelaksanaan Audit Halal Internal harus dilakukan secara terjadwal
setiap enam bulan sekali
yaitupadabulanjuniataulebihseringdilakuknjikadiperlukan.
s. Kaji Ulang Manajemen
 Kaji ulang manajemen harus dilakukan setiap akhir tahunpadabulandesember
atau lebih sering jika diperlukan, yang dihadiri oleh manajemen
puncak/wakilnya dan tim manajemen halal

5. Sistem Audit
1. Waktu Pelaksanaan Audit Halal Internal dilakukan secara terjadwal setiap
bulan Mei dan bulan November setiap tahunnya .
2. Metode Pelaksanaan Audit internal harus dilakukan dengan metode
wawancara. Wawancara diberikan kepada setiap bagian yang ikut dalam
proses produksi
3. Auditor halal internal haruslah pernah mengikuti pelatihan yang dilaksanakan
setiap bulan Juni dan Desember setiap tahunnya.
4. Pihak yang di audit mencakup semua bagian yang terlibat dalam penerapan
SJH
5. Hasil audit internal harus disampaikan ke LPPOM MUI dalam bentuk laporan
setiap bulan Juni dan Desember setiap tahunnya
IMPLEMENTASI SISTEM JAMINAN HALAL

a. Proses Bisnis

Proses bisnis yang digunakan di pabrik kerupuk jangek chaniago yaitu mulai dari pembelian
bahan baku, proses produksi/pemasakan, pengemasan dan pemasaran.

a. PembelianBahan Baku
b. Pengadaan bahan baku pada UKM kerupuk kulit chaniago berasal dari pasar daging,
dimana kulit yang digunakan merupakan kulit sapi yang telah dipesan terlebih dahulu,
kemudian bahan baku diantarkan ke pabrik untuk diolah. Namun ada kalanya bahan baku
tidak dapat diproses karena kendala sehingga bahan baku harus disimpan dengan cara
pengawetan dengan menggunakan garam. Hal ini bertujuan untuk mencegah tumbuhnya
bakteri pembusuk yang akan mersak struktur kulit, karena sifat bakteri pembusuk tidak
tahan dengan alkali tinggi, maka digunakan garam sebagai bahan pengawet, hal ini sesuai
dengan kriteria bahwa garam tidak termasuk bahan yang dilarang dan diharamkan, karena
berasal dari proses alamiah. Kulit yang digunakan tentunya harus kulit yang berasal dari
sapi yang disembelih secara syariat Islam, dalam hal ini perlu dilakukan pengawasan
terhadap kegiatan pemotongan hewan baik perusahaan dan diverifikasi oleh LPPOM
MUI.
PenyiapanProsedur
Terkait SJH
PenetapanKebija
kan Halal

Penetapan Tim Pelaksanaan


Manajemen Halal Audit

Pembuatan KajiUlangManaje
Manual SJH men

PelaksanaanPelat PenyimpananDok
ihan umen
b. MenyiapkanDokumenSertifikat Halal
 Membuat daftar produk
kerupuk jangek chaniago
 Membuatdaftarbahandandokumenbahan
kulit : berasal dari pemasok langganan dari pasar angso duo
Garam :dibeli di supermarket ( yang telahmemiliki label halal)
 Membuat diagram alir

c. Pelaksanaan Audit Internal


A. Waktu pelaksanaan
Audit halal internal dilakukan sekurang-kurangnya setiap enam bulan atau pada saat ada
perubahan yang menyangkut bahan, proses maupun produksi setiap bagian yang terkait seperti
daftar bahan, spesifikasi, sertifikat halal, formula, dokumen pembelian bahan, dokumen
penggudangan dan sebagainya.
B. Metode Pelaksanaan
Audit halal internal dilakukan dengan metode wawancara pihak terkait, yaitu pihak
perusahaan kerupuk jangek chaniago, dan melihat semua dokumen-dokumen yang berkaitan
dengan pengadaan bahanbaku, proses produksi, kondisi pabrik, serta penggudangan bahan dan
produk dan penjulan.
C. Pelaksana (Auditor)
Audit halal internal dilakukan oleh tim auditor halal internal yang telah ditetapkan secara
resmi oleh pihak manajemen perusahaan. Pada pabrik UKM kerupuk jangek chaniago, audit
dilakukan oleh tim audit dari kelompok 4 mata kuliah SIStem Jaminan Halal.
D. Pihak yang diaudit (Auditee)
Pihak yang diaudit adalah seluruh bagian yang terkait dengan proses produksi halal seperti
bagian pembelian, produksi, Quality Control (Qc), pengembangan produk dan penggudangan.
STANDARD OPERATING PROCEDURE

Standard Operating ProcedurPenggudanganProduk

No Aktivitas Pelaksana Mutu Baku Ket

QC Gudang Persyaratan Waktu Output

1 Memeriksa ATK 2 Jam Produk


expiredate yang
dari produk sesuai
standart

2 Pengangkutan Trolli dan 1 Jam Produk


produk ke papan palet siap
gudang dipasark
an

3 Tata cara Papan 1 Jam Produk


meletakkan siap
produk dipasark
an
Standard Operating ProcedurKajiUlang Tim Manajemen Halal

No Aktivitas Pelaksana Mutu Baku Ket

Audit internal Audit eksternal Perlengkapan Waktu Output

1 Membuat ATK 1 bulan Sesuai


catatan dan standart
dokumentasi

2 Membuat ATK dan 6 bulan Sesuai


kajian ulang data harian standart
setiap akhir atau bulanan
tahun kajian ulang
terhadap
manajemen
halal

3 Hasil ATK dan 1 hari Sesuai


evaluasi kaji Kemampuan standart
ulang intelektual
manajemen dari auditor
disampaikan eksternal
ke auditor
eksternal
Standard Operating ProcedurImplementasiSistemJaminan Halal

No Aktivitas Pelaksana Mutu Baku Ket

Tim Pemilik LPPOM MUI Persyarat Waktu Output


Manajemen an
Halal

1 Penetapan Sesuai 3 bulan Kebijak


kebijkan dengan an halal
halal LPPOM
MUI

2 Penetapan Sesuai 2 bulan Tim


tim dengan manaje
manajemen LPPOM men
halal MUI halal

3 Pembuatan Sesuai 3 bulan Manual


manual SJH dengan SJH
LPPOM
MUI

4 Pelaksanaan Sesuai 2 Pemaha


Pelatihan dengan minggu man
LPPOM SJH
MUI

5 Penyiapan Sesuai 1 bulan Prosedu


Prosedur dengan r
LPPOM
MUI

6 Pelaksanaan Sesuai 1 bulan Mencip


audit dengan takan
LPPOM Produk
MUI halal

7 Kaji Ulang Sesuai 2 tahun Mempe


Manajemen dengan sekali rbaiki
LPPOM manaje
MUI men
halal

8 Penyimpanan Sesuai 5 tahun Menyi


Dokumen dengan mpan
LPPOM dokume
MUI n
Standard Operating Procedur Audit Halal Internal

No Aktivitas Pelaksana Mutu Baku Ket

Auditor Internal LPPOM Persyarata Wakt Output


MUI n u

1 Waktu Harus 6 Jadwal


pelaksanaan terjadwal bulan audit
audit internal sekali

2 Metode Menyusun 6 Produk


pelaksanaan tata cara bulan halal
audit pelaksanaa sekali
n audit
sesuai
LPPOM
MUI

3 Pelatihan audit Memiliki 6 Kemam


internal sertifikat bulan puan /
pelatihan sekali pemaha
SJH nman
auditor

4 Mempresentasi Sesuai 3 jam Produk


kan hasil audit hasil audit halal
ke top
manajemen
Standard Operating ProcedurPengembanganProduk

No Aktivitas Pelaksanaan Mutu Baku Ket

LITBANG OWNER Produksi Perlengkap Waktu Output


an

1 Melakukan 1 minggu Data


observasi pengembangan
pasar Alat tulis produk

2 Disetujiolehpe
milik Alat tulis 1 hari Rencana
produksi
produk baru
3 Implementasi
pengembangan
produk Semua 1 minggu
proses Produk yang
produksi dikembangkan
Standard Operating ProcedurPembelianBahan Baku

No Aktivitas Pelaksana Mutu Baku Ket

Produksi Belanja QC Gudang Suplier Perlengkapan Waktu Output

1 Bagianpro ATK 45 Daftarkeb


duksiMe menit utuhanbah
mbuatdaft an
arbahanba
kuuntukm
embeli
kopi

2 Membelib Kendaraanda 1 Jam Bahanbak


ahanbaku n form u yang
guladanpa daftarkebutu sesuaiden
sir hanbahanbak gandaftar
u

3 Bahanbak Kendaraanda 12 Jam Bahanbak


u kopi nalamattujua u yang
sampaidig n sesuaiden
udang gankuanti
tasdankua
litas yang
dibeli

4 Pengecek Daftarbahanb 3 Jam Bahanbak


anbahanb aku yang u yang
aku telahdisetujui sesuai
standard

5 Menyimp Trollidanpap 1 Jam Bahanbak


an kopi an pallet usiapolah
kegudang
Standard Operating ProcedurPenggunaanFasilitasProduksi

No Aktivitas Pelaksana Mutu Baku Ket

produksi QC Perlengkapan/ Waktu Output


persyaratan

1 Pencucian peralatan Ember dan air 1 jam Alat yang


dan mesin bersih

2 Pemeliharaan alat dan Peralatan bengkel 3 jam Alat bisa


mesin digunakan
dalam waktu
yang lama

3 Penggunaan alat dan Harus memiliki 8 jam Menghasilkan


mesin kemampuan produk

Standard Operating ProcedurPenggudanganBahan Baku

No Aktivitas Pelaksana Mutu Baku Ket

QC Gudang Persyaratan Waktu Output

1 QC Daftarbahan 3 Jam Bahanba


melakukanPengeceka baku yang ku yang
nbahan baku telahdisetuj sesuai
ui standard

2 Tata cara Trollidanpa 1 Jam Bahanba


pengangkutan bahan pan pallet kusiapol
baku kegudang ah

3 Penyimpanan bahan Tempat 1 jam Bahan


baku penyimpana baku
n harus disimpan
bersih sesuai
dengan
tempat
dan
kegunaa
n

Anda mungkin juga menyukai