Disusun Oleh :
UNIVERSITAS JAMBI
2019
Kebijakan Halal di UKM Kerupuk Jangek Chaniago :
KEBIJAKAN HALAL
Tanda tangan
MASRIATY
Struktur Organisasi Tim Manajemen Halal
MANAJEMEN PUNCAK
MASRIATY
MASRIATY
1. Kebijakan Halal
a. Kebijakan halal harus disosialisasikan ke seluruh pemangku kepentingan (stake
holder) perusahaan melalui media sosialisasi.
2. Tim Manajemen Halal
a. Manajemen puncak harus berkomitmen untuk menyediakan sumberdaya yang
dibutuhkan untuk perencanaan, penerapan, evaluasi dan perbaikan berkelanjutan SJH.
3. Pelatihan dan Edukasi
a. Semua personel yang terlibat dalam aktivitas kritis harus mendapat pelatihan tentang
SJH, termasuk karyawan baru.
b. Pelatihan eksternal harus dilaksanakan secara terjadwal minimal dua tahun sekali atau
jika terdapat penggantian Tim Manajemen Halal.
c. Pelatihan internal harus dilaksanakan secara terjadwal setahun dua kali.
d. Semua personel yang terlibat dalam aktivitas kritis harus mendapat edukasi untuk
menumbuhkan kesadaran dalam menerapkan SJH.
e. Setiap peserta pelatihan harus memahami tanggung jawabnya dalam implementasi
dan perbaikan berkelanjutan SJH.
4. Bahan
a. Perusahaan harus menggunakan bahan yang sesuai dengan kriteria SJH dan disetujui
oleh LPPOM MUI untuk menghasilkan produk yang disertifikasi.
b. perusahaan harus membuat Daftar Bahan (bahan baku, bahan tambahan dan bahan
penolong) yang digunakan untuk menghasilkan produk yang disertifikasi,
c. Perbaikan Daftar bahan harus dilakukan setiap ada perubahan bahan atau produsen
bahan.
d. Perbaikan Daftar bahan harus dikirimkan ke LPPOM MUI.
e. Semua bahan yang digunakan untuk proses produksi harus dilengkapi dengan
dokumen pendukung yang valid
5. Produk
a. Perusahaan harus memproduksi produk halal dengan merk/nama produk yang tidak
menggunakan nama yang mengarah pada sesuatu yang diharamkan atau ibadah yang
tidak sesuai dengan syariah Islam.
b. Perusahaan harus mendaftarkan seluruh produk yang dihasilkan dan harus sudah
memperoleh Sertifikat halal sebelum diedarkan.
6. Fasilitas Produksi
a. Fasilitas produksi di pabrik harus milik sendiri yang digunakan khusus untuk
menghasilkan produk halal.
b. Pabrik harus menerapkan kebijakan bahwa seluruh fasilitas yang digunakan terbebas
dari hal-hal yang bersifat haram dan najis.
c. Pabrik harus menjamin tidak terjadi kontaminasi silang dengan bahan/produk yang
haram atau najis, termasuk prosedur pencucian fasilitas produksi dan prosedur
pengambilan sampel bahan/produk.
d. Setiap ada tambahan fasilitas produksi yang digunakan harus didaftarkan ke LPPOM
MUI.
7. Prosedur Tertulis Aktivitas Kritis
a. Perusahaan harus menyusun prosedur tertulis mengenai pelaksanaan aktivitas kritis
yang terintegrasi. Aktivitas kritis harus mencakup seleksi bahan baru, pembelian
bahan, formulasi produk dan pengembangan produk baru, pemeriksaan bahan datang,
produksi, pencucian fasilitas produksi dan peralatan pembantu, penyimpanan dan
penanganan bahan dan produk serta transportasi.
b. Prosedur tertulis aktivitas kritis harus disosialisasikan ke tim manajemen halal dan
semua karyawan yang terlibat dalam aktivitas kritis.
c. Prosedur tertulis aktivitas kritis harus dievaluasi efektifitasnya setidaknya setiap
setahun sekali melalui audit internal.
1. Sejarah Pabrik
Pendirian usaha ini berawal dari usaha industri rumah tangga yang dikerjakandengan
azas kekeluargaan. Berkat pengalaman , usaha ini dirintis dari modal yang sangat minim.
Usaha ini berdiri pada tahun 2004 , dengan menggunakan sistem industri rumah tangga,
dimana para pekerjanya adalah anggota keluarga. Namun karena adanya dorongan untuk
memajukan usaha ini, diajukanlah surat izin perusahaan yang berguna sebagi persyaratn
untuk memasarkan produk keberbagai swalayan. Untuk memajukan usaha ini maka diajukan
surat izin usaha pada tanggal 16 februari 2012 usaha ini mendapatkan surat izin usaha dan
menambah jaringan pemasaran keseluruh pelosok kota Jambi.
Sampai saat ini usaha ini masih memanfaatkan peralatan sederhana, yakni hanya
menggunakan pisau pemotong dan peralatan pemotong manual seperti parang dan pisau
pengikis kulit biasa dan teknik pengeringan kerupuk yang sederhanan yakni dengan bantuan
sinar matahari. Pada tahun 2004 perusahaan ini mempekerjakan tenaga kerja sebayak 5
orang, dimana para pekerja adalah anggota keluarga dan masyarakat sekitar. Namun
demikian usaha ini tetao diperhatikan kelayakannya untuk tetap bersaing dipasar. Karena
produk yang dihasilkan sudah dipasarkan ke Supermarket dan swalayan, ykni dengan
mendapatkan label halal dari MUI provinsi Jambi, pada tahun 2015.
2. Struktur Organisasi
a. Struktur Organisasi Pabrik Kerupuk Jangek Chaniago
Pimpinan
Masriati
MANAJEMEN PUNCAK
Masriaty
iii. Tugas, tanggung jawab dan wewenang Ketua Tim Manajemen Halal sebagai
berikut :
Menyusun, mengelola, dan mengevaluasi Sistem Jaminan Halal.
Melakukan koordinasi pelaksanaan Sistem Jaminan Halal.
Membuat Daftar Bahan.
Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pelatihan internal halal.
Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi audit internal halal.
Melakukan tindakan perbaikan terhadap hasil audit internal.
Melakukan penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria (jika ada).
Menyusun dan mengirimkan laporan berkala pelaksanaan SJH ke LPPOM
MUI.
Melakukan komunikasi kepada LPPOM MUI.
iv. Tugas, tanggungjawab dan wewenang bagian LITBANG sebagai berikut :
Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi prosedur seleksi bahan baru.
Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi prosedur formulasi produk dan
pengembangan produk baru.
Melakukan komunikasi dengan Ketua Tim Manajemen Halal dalam formulasi
dan pembuatan produk baru.
v. Tugas, tanggungjawab dan wewenang bagian Belanja sebagai berikut:
Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi prosedur pembelian sesuai
dengan daftar bahan yang telah disetujui LPPOM MUI.
Melakukan komunikasi dengan Ketua Tim Manajemen Halal dalam
pembelian bahan baru dan atau pemilihan pemasok baru.
vi. Tugas, tanggungjawab dan wewenang bagian QA/QC sebagai berikut:
Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi prosedur pemeriksaan bahan
datang yang dapat menjamin konsistensi bahan sesuai dengan daftar bahan
yang telah disetujui oleh LPPOM MUI.
Melakukan komunikasi dengan Ketua Tim Manajemen Halal terhadap setiap
penyimpangan dan ketidakcocokan bahan dengan dokumen pendukung bahan.
Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi prosedur kemampuan telusur.
Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi prosedur pencucian fasilitas
produksi dan peralatan pembantu.
5. Sistem Audit
1. Waktu Pelaksanaan Audit Halal Internal dilakukan secara terjadwal setiap
bulan Mei dan bulan November setiap tahunnya .
2. Metode Pelaksanaan Audit internal harus dilakukan dengan metode
wawancara. Wawancara diberikan kepada setiap bagian yang ikut dalam
proses produksi
3. Auditor halal internal haruslah pernah mengikuti pelatihan yang dilaksanakan
setiap bulan Juni dan Desember setiap tahunnya.
4. Pihak yang di audit mencakup semua bagian yang terlibat dalam penerapan
SJH
5. Hasil audit internal harus disampaikan ke LPPOM MUI dalam bentuk laporan
setiap bulan Juni dan Desember setiap tahunnya
IMPLEMENTASI SISTEM JAMINAN HALAL
a. Proses Bisnis
Proses bisnis yang digunakan di pabrik kerupuk jangek chaniago yaitu mulai dari pembelian
bahan baku, proses produksi/pemasakan, pengemasan dan pemasaran.
a. PembelianBahan Baku
b. Pengadaan bahan baku pada UKM kerupuk kulit chaniago berasal dari pasar daging,
dimana kulit yang digunakan merupakan kulit sapi yang telah dipesan terlebih dahulu,
kemudian bahan baku diantarkan ke pabrik untuk diolah. Namun ada kalanya bahan baku
tidak dapat diproses karena kendala sehingga bahan baku harus disimpan dengan cara
pengawetan dengan menggunakan garam. Hal ini bertujuan untuk mencegah tumbuhnya
bakteri pembusuk yang akan mersak struktur kulit, karena sifat bakteri pembusuk tidak
tahan dengan alkali tinggi, maka digunakan garam sebagai bahan pengawet, hal ini sesuai
dengan kriteria bahwa garam tidak termasuk bahan yang dilarang dan diharamkan, karena
berasal dari proses alamiah. Kulit yang digunakan tentunya harus kulit yang berasal dari
sapi yang disembelih secara syariat Islam, dalam hal ini perlu dilakukan pengawasan
terhadap kegiatan pemotongan hewan baik perusahaan dan diverifikasi oleh LPPOM
MUI.
PenyiapanProsedur
Terkait SJH
PenetapanKebija
kan Halal
Pembuatan KajiUlangManaje
Manual SJH men
PelaksanaanPelat PenyimpananDok
ihan umen
b. MenyiapkanDokumenSertifikat Halal
Membuat daftar produk
kerupuk jangek chaniago
Membuatdaftarbahandandokumenbahan
kulit : berasal dari pemasok langganan dari pasar angso duo
Garam :dibeli di supermarket ( yang telahmemiliki label halal)
Membuat diagram alir
2 Disetujiolehpe
milik Alat tulis 1 hari Rencana
produksi
produk baru
3 Implementasi
pengembangan
produk Semua 1 minggu
proses Produk yang
produksi dikembangkan
Standard Operating ProcedurPembelianBahan Baku