Industri Pengolahan
IDENTITAS PERUSAHAAN
Sasaran audit: menentukan kesesuaian Sistem Jaminan Halal (SJH) perusahaan dan melakukan evaluasi
penerapan SJH perusahaan.
Kriteria audit : HAS 23000, HAS 23101, HAS 23201, dan HAS 23301.
1. Kebijakan Halal
a. Tersedia kebijakan halal yang berisi komitmen perusahaan untuk memproduksi
produk halal secara konsisten.
b. Telah dilakukan sosialisasi kebijakan halal ke seluruh pekerja dan supplier
Cara sosialisasi:
4. Bahan
a. Semua bahan telah dilengkapi dengan dokumen pendukung kehalalan yang cukup
dan valid. Jika Tidak, tuliskan pada Tabel 2.
b. Tersedia prosedur yang menjamin semua dokumen pendukung bahan yang
digunakan selalu masih berlaku.
c. Semua bahan yang digunakan pada produk yang akan disertifikasi sudah
tercantum dalam aplikasi Cerol (khusus registrasi pengembangan, hanya bahan
baru). Jika Tidak, tuliskan pada Tabel 3.
d. Khusus produk yang memerlukan pembuktian kecukupan bahan halal dengan
kapasitas produksi (seperti gelatin, kapsul gelatin, kondroitin, whey, rennet hewani,
laktosa, kolagen, kalsium dari tulang), dapat dibuktikan bahwa ketersediaan bahan
baku halal sesuai dengan kapasitas produksi.
Lampirkan data jumlah bahan baku, kapasitas produksi, dan jumlah produk
selama 1 tahun terakhir.
Catatan:
5. Produk
a. Produk yang disertifikasi tidak menggunakan nama/bentuk yang mengarah pada
sesuatu yang diharamkan atau ibadah yang tidak sesuai syariah Islam.
b. Profil sensori produk yang disertifikasi tidak memiliki kecenderungan bau/rasa
yang mengarah kepada produk haram.
c. Semua produk yang ingin disertifikasi sudah tercantum dalam aplikasi Cerol. Jika
Tidak, tuliskan pada Tabel 3.
d. Khusus produk retail, jika suatu merk yang dipasarkan di Indonesia didaftarkan
untuk disertifikasi, maka semua variannya telah didaftarkan (registrasi baru) atau
sudah memperoleh Sertifikat halal sebelum diedarkan (registrasi
pengembangan/perpanjangan).
e. Khusus produk repacked/relabeled, produk asal bersertifikat halal MUI atau
termasuk produk no risk.
Catatan:
6. Fasilitas Produksi
a. Semua fasilitas produksi sudah didaftarkan (termasuk pabrik maklon jika ada)
b. Jika ada penggunaan bahan dari babi/ turunannya untuk produk yang tidak
disertifikasi, maka bahan tersebut tidak ditangani di fasilitas yang sama dengan
fasilitas untuk produk yang disertifikasi. Lampirkan lay out pabrik, termasuk
penjelasan pergerakan karyawan untuk fasilitas halal dan non halal.
c. Fasilitas produksi terbebas dari najis dan dilengkapi dengan fasilitas sanitasi
(fasilitas cuci tangan, toilet dll).
d. Peralatan produksi tidak terbuat dari bahan haram/najis (contoh dari bulu).
e. Fasilitas produksi yang pernah digunakan untuk menghasilkan produk yang
mengandung babi/turunannya dan kemudian digunakan sebagai fasilitas untuk
produksi halal, pencucian yang dipersyaratkan telah dilakukan. Jika ya, lampirkan
cara pencucian dan bukti validasinya!
f. Fasilitas pencucian peralatan terpisah dari fasilitas pencucian untuk peralatan yang
kontak dengan bahan dari babi/turunannya (jika ada).
g. Cara pengambilan sampel (bahan dan produk) menjamin tidak adanya kontaminasi
silang dengan bahan/produk yang haram/najis (jika ada produk yang tidak
disertifikasi).
Catatan:
Prosedur Pembelian
a. Tersedia prosedur pembelian bahan yang menjamin semua bahan yang dibeli untuk
produk yang disertifikasi telah disetujui LPPOM MUI (termasuk pabrik maklon
jika ada).
b. Semua bahan yang dibeli untuk produk yang sudah disertifikasi telah disetujui
LPPOM MUI.
c. Tersedia bukti penerapan prosedur pembelian bahan.
Prosedur Produksi
a. Prosedur produksi menjamin seluruh bahan yang digunakan pada produksi produk
yang disertifikasi telah disetujui LPPOM MUI (termasuk maklon).
b. Produksi produk yang disertifikasi hanya menggunakan bahan yang telah disetujui
LPPOM MUI.
c. Formula di produksi sama dengan formula baku.
d. Khusus untuk produk mikrobial, ada proses pencucian yang memadai untuk
menghilangkan najis. Jika ya, lampirkan cara pencucian dan bukti validasinya!
e. Tersedia bukti penerapan prosedur produksi.
Catatan:
Prosedur Transportasi
a. Prosedur transportasi menjamin tidak terjadinya kontaminasi bahan dan produk
oleh bahan haram/najis selama transportasi.
b. Selama transportasi tidak terjadi kontaminasi bahan dan produk oleh bahan
haram/najis.
c. Tersedia bukti penerapan prosedur transportasi bahan/produk.
Catatan:
d. Tersedia bukti penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria (jika ada).
Catatan:
Berdasarkan audit yang telah dilaksanakan, ditemukan kelemahan implementasi SJH sebagai berikut:
Catatan :
Hasil audit yang dituliskan dalam borang ini merupakan data yang akan dievaluasi pada forum Rapat
Auditor LPPOM MUI.
Hasil audit yang harus ditindaklanjuti oleh perusahaan adalah yang telah diputuskan melalui forum
Rapat Auditor dan disampaikan di Cerol melalui menu Material Monitoring, Matrix Monitoring,
Product Monitoring, dan HAS Monitoring dengan memilih type process Audit.
Daftar Bahan yang tercantum di Cerol akan menjadi Daftar Bahan yang disetujui LPPOM MUI,
sehingga harus diverifikasi oleh auditor dan perusahaan untuk memastikan data yang dicantumkan
sesuai dengan hasil audit, terutama data nama bahan, nama produsen dan negara produsen.