Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS ISU KONTEMPORER

PELATIHAN DASAR CPNS GELOMBANG III ANGKATAN IX

PENTINGNYA PEMAHAMAN ORANG TUA DALAM MENJAGA


KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK

Disusun oleh :
drg. AGUSTIA FARDELI
NIP. 19940807 202203 1 005

Pengampu :
KARTIANAE, S.E., M.Si

PELATIHAN DASAR CPNS GELOMBANG III ANGKATAN IX


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia pada saat ini masih
perlu mendapat perhatian serius, karena masih banyak masyarakat
menganggap permasalahan kesehatan gigi belum sepenuhnya menjadi
prioritas utama apabila dibandingkan dengan penyakit umum lainnya. Karies
gigi merupakan penyakit gigi yang paling banyak ditemui dalam masyarakat.
Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses
demineralisasi yang progresif pada jaringan keras dipermukaan gigi yang
disebabkan oleh asam organis yang berasal dari sisa makanan yang
mengandung gula. Karies gigi dapat terjadi pada semua kelompok usia,
terutama sering dijumpai pada anak dan kelompok rentan lainnya yaitu ibu
hamil dan anak sekolah (Depkes RI, 2011). Karies gigi pada anak usia
sekolah termasuk masalah yang sangat penting, karena tidak saja dapat
menimbulkan rasa sakit yang akan membuat anak-anak merasa tidak nyaman
dan mengganggu aktifitasnya, tetapi juga dapat menurunkan nafsu makan anak.
Dampaknya akan berakibat terganggunya tumbuh kembang anak tersebut, hal
ini akan mempengaruhi kwalitas sumber daya manusia.
Anak merupakan kelompok yang sangat beresiko terjadinya karies gigi
dan memerlukan perhatian dan penanganan khusus dari orang tua karena pada
usia ini seorang anak masih belum mampu mandiri dalam perawatan dirinya
dan sangat tergantung dari orang tuanya tentang bagaiman cara menjaga dan
merawat giginya agar tetap sehat. Umumnya pada anak-anak baru
menyampaikan keluhan kepada orang tuanya tentang kondisi giginya, apabila
telah menimbulkan rasa sakit dan mengganggu dalam proses pengunyahan.
Pada saat orangtua membawa anaknya ke Puskesmas untuk melakukan
pemeriksaan kondisi kesehatan gigi anaknya ternyata sudah terlambat karena
mengalami tahap kerusakan lanjut yang cenderung pada kondisi karies.
Puskesmas sebagai fasilitas penyedia pelayanan kesehatan gigi dan
mulut tingkat pertama (FKTP), bertugas untuk memberikan pelayanan
kesehatan gigi untuk masyarakat. Prioritas utama pelayanan gigi di puskesmas
ditujukan pada kelompok masyarakat yang rentan terhadap gangguan kesehatan
gigi dan mulut, yaitu pada ibu hamil, ibu menyusui, anak pra sekolah dan anak
sekolah serta pada keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2003).
Menurut Debnath (2002) ada empat faktor yang dapat meningkatkan
keberhasilan program kesehatan gigi di puskesmas yaitu melakukan seleksi
orang yang bertanggung jawab terhadap program kesehatan gigi dan mulut,
mengikutkan orang tua dalam memberikan pendidikan kesehatan gigi dan
mulut di rumah, memberikan pelatihan dan mengaktifkan kegiatan usaha
kesehatan gigi sekolah (UKGS) di sekolah, mengidentifikasi dan menggunakan
sumber daya kesehatan masyarakat secara optimal dan mengevaluasi hasil
pelaksanaa program kesehatan gigi dan mulut masyarakat (UKGM).
Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) berperan
penting dalam mengatasi permasalahan kesehatan, termasuk kesehatan gigi dan
mulut anak usia sekolah dengan prinsip paradigma sehat yaitu tindakan
promotif dan preventif. Hal inilah yang mendasari penulis sebagai CPNS
tenaga Ahli Pertama-Dokter Gigi Puskesmas Kotawaringin Lama, akan
melakukan identifikasi terhadap beberapa isu-isu seputar kesehatan gigi dan
mulut di wilayah kerja Puskesmas Kotawaringin Lama. Khususnya pada anak-
anak usia sekolah agar diharapkan dapat menemukan alternatif jalan keluar atas
isu yang dihadapi dan dapat memberikan dampak yang nyata ke masyarakat.

B. Isu permasalahan yang dihadapi


Terdapat beberapa isu-isu permasalahan yang dapat diangkat bekaitan dengan
kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerja Puskesmas Kotawaringin Lama berdasarkan
pada hasil observasi, yaitu :
Tabel 1.1 Permasalahan yang dihadapi
No. Tugas dan Fungsi Isu Data
1. Dokter gigi melakukan Kurang ketersediaan a. Bahan habis pakai yang
pelayanan, pemeriksaan bahan-bahan habis tidak tersedia dan stok
dan pengobatan pasien pakai untuk keperluan permintaan bahan habis
gigi dan mulut rawat jalan tindakkan pelayanan pakai yang terbatas, hal
tingkat pertama di ruang kesehatan gigi di ruang ini sesuai dengan
pelayanan gigi di gigi Puskesmas Permenkes Nomor 248
Puskesmas Kotawaringin Kotawaringin Lama. Tahun 2006.
Lama.
b. Banyak Sebagian
bahan yang Expired
Date (ED atau
Kadaluarsa) hal ini
sesuai dengan
Permenkes Nomor 248
Tahun 2006.

2. Dokter gigi melakukan Kurangnya kunjungan Berdasarkan hasil data


pelayanan, pemeriksaan pasien terutama anak- kunjungan pasien di ruang
dan pengobatan pasien anak usia sekolah untuk pelayanan gigi dan mulut
gigi dan mulut rawat jalan melakukan di Puskesmas
tingkat pertama. di ruang pemeriksaan Kesehatan Kotawaringin Lama.
pelayanan gigi di gigi dan mulut ke ruang Jumlah kunjungan pasien
Puskesmas Kotawaringin pelayanan gigi dan anak selama bulan januari-
Lama. mulut di Puskesmas juni 2022 sebanyak 18
Kotawaringin Lama. kunjungan.

3. Dokter gigi membuat Belum tertatanya a. Tidak adanya


catatan medik di lembar catatan medik pasien di penomoran rekam
rekam medis pasien ruangan rekam medis, medis pada setiap
setelah melakukan sulitnya mencari pasien berkunjung dan
pelayanan gigi dan mulut riwayat pengobatan melakukan pemeriksaan
pada pasien rawat jalan di pasien sebelumnya kesehatan gigi dan
Puskesmas Kotawaringin dikarenakan catatan mulut.
Lama. medis yang terpisah b. Ruangan rekam medis
karena hanya berupa yang kurang tertata dan
lembaran dan belum tidak adanya petugas
adanya penomoran dari atau SDM rekam medis
rekam medis yang ada di Puskesmas
dibagian pelayanan Kotawaringin Lama
rawat jalan di sehingga hal ini
Puskesmas menyebabkan dokumen
Kotawaringin Lama. rekam medis pasien
tidak tertata dengan
baik sebagaimana
semestinya
4 Dokter gigi melakukan Tingginya kasus Karies a. Jumlah kasus gigi
penyuluhan kesehatan gigi gigi pada anak-anak karies pada siswa-siswi
dan mulut atau DHE rata-rata di usia sekolah di SD yang masuk
(Dental Health Education) dan kurangnya wilayah kecamatan
dengan teknik KIE kesadaran orang tua kotawaringin lama, data
(Komunikasi Informasi untuk membawa dari program
Edukasi) kepada pasien di anaknya melakukan UKS/UKGS
ruang gigi Puskesmas perawatan dan penjaringan dan
Kotawaringin Lama. pemeriksaan kesehatan pemeriksaan rutin di
gigi dan mulutnya ke dapat 79% anak-anak
Puskesmas mengalami gigi
Kotawaringin Lama berlubang atau karies
gigi.
b. Jumlah kunjungan
pasien anak pasien anak
rentan waktu dari bulan
januari hingga juni
tahun 2022 yang
mendapatkan
perawatan 18 pasien
anak.
5. Dokter gigi melakukan Kurangnya pemahaman a. Menurut hasil KIE
penyuluhan kesehatan gigi pasien yang berkunjung kepada pasien setelah
dan mulut atau DHE tentang pentingnya mendapatkan
(Dental Health Education) menjaga Kesehatan perawatan oleh dokter
dengan teknik KIE gigi dan mulut serta gigi di ruang pelayanan
(Komunikasi Informasi tingginya kasus karies gigi dan mulut
Edukasi) kepada pasien di di wilayah kerja b. Jumlah kasus karies
ruang gigi Puskesmas Puskesmas berdasarkan data
Kotawaringin Lama. Kotawaringin Lama kunjungan ruang
pelayanan gigi dibulan
januari hingga juni di
Puskesmas
Kotawaringin Lama
sebanyak 138 kasus
BAB II
IDENTIFIKASI ISU DAN PENETAPAN ISU

A. Identifikasi Isu
Tabel 2.1 Identifikasi Isu
No. Isu Sumber Isu Penyebab Isu
1. Kurang ketersediaan Upaya Kesehatan a. Kurangnya anggaran yang
bahan-bahan habis pakai Perorangan dibutuhkan untuk
untuk keperluan (UKP) penyediaan bahan habis
tindakkan pelayanan pakai untuk keperluan
kesehatan gigi di Ruang tindakan kesehatan gigi di
Gigi Puskesmas Puskesmas Kotawaringin
Kotawaringin Lama. Lama.
b. Sistem usulan permintaan
dan pengadaan bahan yang
kurang terjadwal dan
seringnya kekosongan
bahan yang dibutuhkan
atau yang diusulkan karena
keterbatasan anggaran.
2. Kurangnya kunjungan Upaya Kesehatan a. Kurang aktifnya program
pasien terutama anak- Perorangan UKS/UKGS di sekolah-
anak usia sekolah untuk (UKP) dan Upaya sekolah yangmana
melakukan pemeriksaan Kesehatan seharusnya setiap sekolah
kesehatan gigi dan mulut Masyarakat mempunyai buku berobat
ke ruang pelayanan gigi (UKM) yang di Kelola oleh
dan mulut di Puskesmas UKS/UKGS serta para
Kotawaringin Lama. tenaga pendidik.
b. Kurangnya minat pasien
anak-anak serta kurangnya
kesadaran orangtua anak
untuk membawa anaknya
melakukan pemeriksaan
dan pengobatan gigi dan
mulut ke Puskesmas.
3. Belum tertatanya catatan Upaya Kesehatan a. Tidak adanya petugas atau
medik pasien di ruangan Perorangan SDM bagian Rekam medik
rekam medis, sulitnya (UKP) di puskesmas kotawaringin
mencari riwayat lama.
pengobatan pasien b. Tidak adanya penomoran
sebelumnya dikarenakan pada RM (Rekam Medis)
catatan medis yang pasien.
terpisah karena hanya c. Rekam medis masih
berupa lembaran dan menggunakan lembaran
belum adanya kertas yang mana bisa
penomoran dari rekam terselip dan mudah hilang.
medis yang ada dibagian
pelayanan rawat jalan di
Puskesmas Kotawaringin
Lama.
4. Tingginya kasus Karies Upaya Kesehatan a. Kurangnya pengetahuan
gigi pada anak-anak rata- Perorangan orangtua pasien anak usia
rata di usia sekolah dan (UKP) dan Upaya sekolah tentang pentingnya
kurangnya kesadaran Kesehatan menjaga kesehatan gigi dan
orang tua untuk Masyarakat mulut.
membawa anaknya (UKM) b. Kurangnya pengetahuan
melakukan perawatan orangtua terkait dampak
dan pemeriksaan dari kasus karies gigi pada
Kesehatan gigi dan anak apabila tidak segera
mulutnya ke Puskesmas ditangani.
Kotawaringin Lama c. Belum optimalnya kegiatan
penyuluhan terkait
kesehatan gigi dan mulut
terutama berkaitan dengan
kasus karies pada anak-
anak di masyarakat.
5. Kurangnya pemahaman Upaya Kesehatan a. Kurangnya pengetahuan
pasien yang berkunjung Perorangan masyarkat terkait kasus
tentang pentingnya (UKP) dan Upaya karies atau gigi berlubang
menjaga kesehatan gigi Kesehatan serta bagaimana cara
dan mulut serta tingginya Masyarakat pencegahan dan
kasus karies di wilayah (UKM) penanganannya.
kerja Puskesmas b. Kurang optimalnya
Kotawaringin Lama kegiatan penyuluhan ke
masyarakat tentang
kesehatan gigi dan mulut
terutama pada kasus karies.
Serta tidak adanya media
edukasi kesehatan gigi dan
mulut yang ada di bagian
ruang pendaftaran serta
ruang tunggu di Puskesmas
Kotawaringin Lama.

B. Penetapan Isu
Setelah dilakukan identifikasi beberapa isu yang terjadi di Puskesmas Kotawaringin
Lama khususnya yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut maka selanjutnya
isu-isu tersebut akan dilakukan analisis dengan menggunakan metode APKL agar
mendapatkan isu-isu yang tepat dan aktual. Metode ini digunakan dengan cara
memberikan skor 1 hingga 5 pada masing-masing isu. Metode APKL memiliki 4
kriteria, yaitu :
1. Aktual : isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
dalam masyarakat
2. Problematik : isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga
perlu dicarikan segera solusinya secara komprehensif
3. Kekhalayakan: isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak
4. Kelayakan : isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Berikut ini merupakan hasil analisis isu dengan menggunakan metode APKL :

Tabel 2.2 Penetapan Isu


No. Masalah/Isu Total Peringkat
A P K L
1. Kurang ketersediaan bahan- 3 3 3 2 11 V
bahan habis pakai untuk
keperluan tindakkan
pelayanan kesehatan gigi di
Ruang Gigi Puskesmas
Kotawaringin Lama.
2. Kurangnya kunjungan 4 4 3 3 14 III
pasien terutama anak-anak
usia sekolah untuk
melakukan pemeriksaan
kesehatan gigi dan mulut ke
ruang pelayanan gigi dan
mulut di Puskesmas
Kotawaringin Lama.
3. Belum tertatanya catatan 4 3 2 3 13 IV
medik pasien di ruangan
rekam medis, sulitnya
mencari riwayat pengobatan
pasien sebelumnya
dikarenakan catatan medis
yang terpisah karena hanya
berupa lembaran dan belum
adanya penomoran dari
rekam medis yang ada
dibagian pelayanan rawat
jalan di Puskesmas
Kotawaringin Lama.
4. Tingginya kasus Karies gigi 5 5 4 5 19 I
pada anak-anak rata-rata di
usia sekolah dan kurangnya
kesadaran orang tua untuk
membawa anaknya
melakukan perawatan dan
pemeriksaan kesehatan gigi
dan mulutnya ke Puskesmas
Kotawaringin Lama
5. Kurangnya pemahaman 5 5 4 4 18 II
pasien yang berkunjung
tentang pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan mulut
serta tingginya kasus karies
di wilayah kerja Puskesmas
kotawaringin lama

Setelah mendapatkan beberapa isu aktual di wilayah kerja Puskesmas


Kotawaringin Lama yang sudah dilakukan analisis isu dengan menggunakan metode
APKL, maka selanjutnya akan dilakukan penapisan isu dengan menggunakan metode
USG bertujuan untuk menemukan isu utama yang nantinya akan dibahas lebih lanjut
mengenai alternatif pemecahan masalah. Analisis penapisan isu dengan metode USG
dilakukan dengan cara memberi skor 1 hingga 5 pada masing-masing isu. Berikut ini
merupakan skor dan kriteria USG :

Tabel 2.3 Skor dan Kriteria Metode USG


Skor Kriteria
1 : Tidak mendesak/ serius/ berdampak Urgency : seberapa mendesak suatu isu
2 : Kurang mendesak/ serius/ berdampak harus dibahas, dianalisis, dan
3 : Cukup mendesak/ serius/ berdampak ditindaklanjuti
4 : Mendesak/ serius/ berdampak Seriousness : seberapa serius suatu isu
5 : Sangat mendesak/ serius/ berdampak harus dibahas dikaitkan dengan akibat
yang akan ditimbulkan
Growth : seberapa besar kemungkinan
memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani

Berikut merupakan hasil analisis dengan menggunakan metode USG :


Tabel 2.4 Penetapan Isu
No. Masalah/Isu Skor Total Peringkat
U S G
1. Kurang ketersediaan bahan-bahan 3 3 2 8 V
habis pakai untuk keperluan
tindakkan pelayanan kesehatan
gigi di Ruang Pelayanan Gigi
Puskesmas Kotawaringin Lama.
2. Kurangnya kunjungan pasien 3 4 5 12 III
terutama anak-anak usia sekolah
untuk melakukan pemeriksaan
Kesehatan gigi dan mulut ke ruang
pelayanan gigi dan mulut di
Puskesmas Kotawaringin Lama.
3. Belum tertatanya catatan medik 3 3 4 10 IV
pasien di ruangan rekam medis,
sulitnya mencari riwayat
pengobatan pasien sebelumnya
dikarenakan catatan medis yang
terpisah karena hanya berupa
lembaran dan belum adanya
penomoran dari rekam medis yang
ada dibagian pelayanan rawat jalan
di Puskesmas Kotawaringin Lama.
4. Tingginya kasus Karies gigi pada 5 5 5 15 I
anak-anak rata-rata di usia sekolah
dan kurangnya kesadaran orang tua
untuk membawa anaknya
melakukan perawatan dan
pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulutnya ke Puskesmas
Kotawaringin Lama
5. Tinggi Kurangnya pemahaman 5 4 4 13 II
pasien yang berkunjung tentang
pentingnya menjaga Kesehatan gigi
dan mulut serta tingginya kasus
karies di wilayah kerja Puskesmas
Kotawaringin Lama

Berdasarkan hasil analisis dan penapisan isu yang terdapat di Puskesmas


Kotawaringin Lama dengan menggunakan metode USG ditetapkan isu utama yang akan
dibahas lebih lanjut terkait alternatif pemecahan masalah yaitu “Tingginya kasus Karies
gigi pada anak di usia sekolah serta kurangnya kesadaran orang tua untuk membawa
anaknya melakukan perawatan kesehatan gigi dan mulut ke Puskesmas Kotawaringin
Lama” dengan skor total USG sebesar 15.
BAB III
PENETAPAN ISU DAN GAGASAN KREATIF

A. Penetapan Isu
Berdasarkan hasil analisis dan penapisan isu dengan menggunakan metode APKL
dan USG maka ditetapkan isu utama yang akan dibahas yaitu “Tingginya kasus Karies
gigi pada anak usia sekolah serta kurangnya kesadaran orang tua untuk membawa
anaknya melakukan perawatan kesehatan gigi dan mulut ke Puskesmas Kotawaringin
Lama”.

B. Penyebab Isu

Penyebab Akibat
Tingginya kasus Karies
Manusia: Tingkat Metode: Program UKS
gigi pada anak di usia
pengetahuan dan dan UKGS, penjaringan
kesadaran orang tua agar dan pemeriksaan berkala sekolah dan kurangnya
melakukan pemeriksaan disekolah dasar terdapat kesadaran orang tua
gigi anaknya ke 79% anak mengalami
puskesmas sangat rendah karies. untuk membawa
anaknya melakukan
perawatan dan
pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulutnya ke
Sarana: Tidak adanya Ligkungan:
Puskesmas
Media edukasi (Leaflet,
Masih banyak dari Kotawaringin Lama
Flip Chart dan benner) di
masyarakat belum tau
ruang pendaftaran
informasi mengenai
maupun ruang tunggu di
pentingnya melakukan
puskesmas terkait
pemeriksaan gigi
tentang pentingnya
anaknya ke puskesmas.
merawat gigi anak sedini
mungkin.

Gambar. 3.1 Diagram fishbone

Penyebab utama dari isu bila dilihat dari diagram fishbone maka penulis
menetapkan isu utama berupa “Tingginya kasus Karies gigi pada anak di usia sekolah
dan kurangnya kesadaran orangtua untuk membawa anaknya melakukan perawatan dan
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut ke Puskesmas Kotawaringin Lama”

C. Gagasan Kreatif
Berdasarkan identifikasi isu dan penetapan isu diatas, maka penulis menetapkan
usulan gagasan kreatif untuk pemecahan isu utama yaitu dengan Peningkatan
Pengetahuan Masyarakat dan Orangtua anak usia sekolah tentang pentingnya
melakukan pemeriksaan dan perawatan kesehatan gigi dan mulut ke Puskesmas,
dengan metode sebagai berikut :
1. Melakukan kegiatan pemberian edukasi dan informasi secara langsung pada
saat orangtua atau pasien memeriksakan giginya ke ruang pelayanan gigi di
Puskesmas Kotawaringin Lama.
2. Melakukan kegiatan pemberian edukasi melalui media visual berupa video
edukasi tentang cara menjaga kesehatan gigi dan mulut terutama anak-anak di
usia sekolah, menumbuhkan minat dan kesadaran orangtua agar membawa
anaknya untuk memeriksakan gigi anaknya ke Puskesmas Kotawaringin Lama.
3. Pemberian edukasi ke masyarakat umum dan tenaga pengajar disekolah melalui
pemanfaatan sosial media milik Puskesmas Kotawaringin Lama, baik
Whatsapp, Instagram dan Facebook dengan memposting video edukasi, soft file
leaflet dan Benner.
4. Melengkapi ruang pendaftaran dengan media edukasi berupa pembagian leaflet
dan ruang tunggu pasien pelayanan gigi dengan media edukasi berupa banner
tentang cara memelihara gigi dan mulut agar selalu sehat.
D. Diagram Alur Pelaksaan Kegiatan
Diagram 3.2 Alur Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan konsultasi dengan mentor yaitu Kepala Puskesmas Kotawaringin
Lama terkait pelaksanaan rancangan kegiatan

Pelaksanaan koordinasi dengan penanggung jawab admin dan UKP untuk


pemasangan dan pengadaan media edukasi Kesehatan gigi dan mulut. Kotawaringin
Lama

Pelaksanaan Kordinasi dengan penanggung jawab UKM dan petugas admin


pemegang media social promkes puksesmas kotawaringin lama.

Merancang materi edukasi untuk pembuatan video dan materi yang akan didetak
banner dan leaflet tentang kesehatan gigi dan mulut untuk menumbuhkan kesadaran
masyarakat agar memeriksakan giginya ke puskesmas

Menyerahkan video edukasi, mencetak benner dan leaflet lalu menyerahkan soft
file kepada admin pemegang akun sosial media untuk diposting di akun Puskesmas

Pelaksanaan kegiatan dan pemasangan media edukasi, monitoring dan evaluasi

Anda mungkin juga menyukai