Anda di halaman 1dari 22

Perwujudan Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan Ekonomi,

Politik,Sosial Budaya, dan Pertahanan Keamanan

I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I

Pendidikan Kewarganegaraan
2021

1
DAFTAR ISI
SAMPUL .......................................................................................................... I
DAFTAR ISI .................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2Rumusan Masalah…………………………………………………….……..2
1.3 Tujuan .................................................................................................... 2
1.4 Manfaat .................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 4
2.1 Garis-Garis Besar Tentang Wawasan Nusantara ................................. 4
2.1.1 Pengertian Wawasan Nusantara .................................................... 4
2.1.2 Ajaran Dasar Wawasan Nusantara ................................................. 5
2.1.3 Unsur Dasar Konsepsi Wawasan Nusantara………………………...6
2.1.4 Asas Wawasan Nusantara .............................................................. 7
2.1.5 Fungsi Wawasan Nusantara ........................................................... 9
2.1.6 Tujuan Wawasan Nusantara ......................................................... 10
2.1.7 Arah Pandang Wawasan Nusantara ............................................. 10
2.1.8 Faktor-Faktor memudarnya pemahaman wawasan Nusantara .... 11
2.2 Perwujudan Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan Ekonomi,
Politik, Sosbud, dan Hankam .................................................................... 14
2.2.1 Perwujudan Wawasan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Politik 14
2.2.2 Perwujudan Wawasan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Ekonomi
............................................................................................................... 15
2.2.3 Perwujudan Wawasan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Sosial
Dan Budaya ........................................................................................... 16
2.2.4Perwujudan Wawasan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan
Pertahanan Keamanan .......................................................................... 17
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 18
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 18
3.1 Saran .................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 19

LAMPIRAN ..................................................................................................... 20

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Implementasi atau penerapan wawasan nusantara harus tercermin dalam


mentalitas, sikap dan pola tindakan, yang selalu mendahulukan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Dengan kata lain,
pengetahuan nusantara menjadi pola yang melandasi pemikiran, perilaku dan
tindakan untuk menghadapi berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Penyelenggaraan ilmu nusantara selalu didasarkan
pada kepentingan rakyat dan wilayah NKRI secara utuh dan menyeluruh.
Perwujudan wawasan nusantara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
adalah proses pendewasaan sistematis pembentukan manusia, kehidupan yang
bertanggung jawab dan keberanian mengambil keputusan dan tindakan yang
bijaksana, serta memiliki keberanian untuk menghadapi berbagai konsekuensi
yang mereka timbulkan dari hasil kehidupan sosial ini.

Dalam perkembangan dunia saat ini banyak sekali jenis sikap dan perilaku yang
tidak ada bahkan sangat merugikan masyarakat, pokok-pokok Pancasila dan UUD
1945. Berdasarkan falsafah Pancasila bahwa manusia Indonesia adalah makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, memiliki naluri, moral, daya pikir dan sadar akan
keberadaannya bahwa dirinya berhubungan dengan orang lain, lingkungan, alam
dan penciptanya untuk mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya.
Sebagai orang yang memahami persepsi tentang nusantara, Anda juga diajarkan
untuk menerapkannya pada masyarakat, tetapi sebaliknya. Sehingga apa yang
telah dipelajari menjadi tidak berguna. Oleh karena itu, tidak ada individu yang
salah mengartikan persepsi nasional tentang Indonesia, tetapi memahami dan
menerapkannya untuk menciptakan persatuan dan kesatuan dengan tidak
menghilangkan karakteristik. Dalam pemikiran Rizal Ramli, bangsa ini akan
berkembang pesat jika para pemimpin kita mengubah seluruh hidupnya untuk
kepentingan rakyat; pikiran yang baik, semua kekayaan Anda, waktu dan energi

3
Anda, itu semua untuk kebaikan rakyat dan siap tampil untuk kebaikan rakyat.
Sementara itu, Amin Rais dalam sambutannya “Selamatkan Indonesia” untuk
kemaslahatan rakyat, perlu menyelenggarakan negara yang terencana dengan
baik dan agar para pemimpin bangsa tidak menjadi kaki tangan asing (Kawan) dari
kekayaan negara. negara bangsa Indonesia. Menurut Husein Alatas dalam The
Sociology of Coroption (1968), korupsi di Indonesia semakin berkembang yang
jika dibiarkan akan membunuh negara Indonesia itu sendiri. Prabowo juga
mengatakan bahwa pemberantasan pengangguran dan kemiskinan perlu
dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan uraian di
atas, apapun pemikiran Anda untuk mewujudkan mimpi Indonesia (impian perfect
Indonesia), Anda perlu memiliki kesamaan persepsi, kesamaan sudut pandang,
dan kesamaan dalam pelaksanaannya. Konsep Wawasan Nusantara
menawarkan solusi untuk menyelaraskan sudut pandang yang sama sehingga
integrasi nasional, seperti yang diharapkan bangsa Indonesia, dapat tercapai dan
integrasi nasional dapat mengarah pada kemakmuran.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan garis garis besar wawasan nusantara


2. Bagaimana Perwujudan Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan
Ekonomi, Politik, Sosbud, dan Hankam

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang garis – garis besar wawasan nusantara


2. Untuk mengetahui Perwujudan Wawasan Nusantara sebagai satu
kesatuan Ekonomi, Politik, Sosbud, dan Hankam

4
1.4 Manfaat

1. Sebagai referensi bagi semua pihak yang bernaung dibawah dunia


Pendidikan mengenai apa yang dimaksud dengan wawasan nusantara
beserta isinya
2. Mendapatkan ilmu pengetahuan baru
3. Dapat mengkaji materi mata kuliah pendidikan kewarganegaraan

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Garis-Garis Besar Tentang Wawasan Nusantara

2.1.1 Pengertian Wawasan Nusantara

Untuk memahami nusantara secara etimologis, istilah nusantara


merupakan gambaran dari kesatuan nusantara, yang terletak di antara dua benua,
yaitu Asia dan Australia, dan dua samudera, yaitu Samudra Hindia dan Samudra
Pasifik. Istilah wawasan berasal dari kata wawas (Jawa) dalam bahasa Nusantara
yang berarti “visi atau retrospektif”, kemudian ditambahkan akhiran an sehingga
istilah wawasan adalah cara pandang, cara penyelidikan, bentuk. Kata Nusantara
kini terdiri dari dua kata, yaitu nusa yang berarti “pulau atau kepulauan” dan yang
berarti “tempat antara dua unsur yaitu dua benua dan dua samudera”. Arti kata
nusantara adalah kepulauan yang berada di dua benua yaitu Asia dan Australia,
serta dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Menurut M.
Panggabean (1979), ilmu nusantara adalah ajaran politik bangsa Indonesia untuk
mempertahankan kelangsungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dengan memperhatikan
pengaruh ekonomi, geografi dan demografi, teknologi dan peluang strategis
lainnya. Dari sudut pandang nusantara, secara internal terintegrasi ke dalam lima
aspek, yaitu kesatuan wilayah, kesatuan nasional, kesatuan ekonomi, kesatuan
budaya, dan kesatuan pertahanan. Terwujudnya ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Mencermati
proses pertumbuhan, jelas bahwa pengetahuan tentang nusantara masih terikat
dengan gagasan dari kekuatan. Dari karena , pikiran apa sekarang adalah
mengembangkan jelas menurunkan menjadi upaya untuk dapat menyusun dan
merumuskan " Wawasan Nusantara" sebagai hingga "Wawasan Nasional " di
antaranya bukan hanya yang ditugaskan ke untuk Pertahanan dan keamanan
nasional, tetapi yang dapat menjadi yang mencakup " aspek kehidupan nasional
" Dengan demikian, pemikiran dan kajian yang berkaitan dengan pengetahuan

6
nusantara tumbuh sebagai salah satu dari aspek, falsafah kita , kehidupan
nasional, berisi dorongan, dan rangsangan untuk tujuan dan cita-cita nasional
untuk dicapai. Sebagai menunjukkan situasi saat ini, bahwa bergerak arah pikiran
pemikiran untuk semua aspek meliputi kehidupan nasional kita untuk menemukan
jawaban sebagai dan formulasi, sebagai kita membuat menjadi konsepsi strategis
menjadi melaksanakan dan nasional selamat selamat, hidup kita , terjadi kita
merumuskan dalam konsep ketahanan nasional . Nyatanya, hidup itu sendiri
membutuhkan kelangsungan hidup, karena tanpa kelangsungan hidup akan
mandek. Dan "stagnasi" kehidupan berarti kematian. Untuk itu , selain kita memiliki
dan jaminan jaminan bagi kehidupan berbangsa kita, maka yang terpenting adalah
pertama-tama kita harus menata dan menjamin tata cara keberlangsungannya.
Untuk tujuan dan tujuan, adalah kita membutuhkan untuk memahami wawasan
nusantara bahwa adalah komprehensif, dan sepenuhnya mencakup semua aspek
kehidupan nasional kita Menurut Prof Wan Usman Wawasan di Nusantara adalah
cara melihat bangsa Indonesia diri dan rumah mereka sebagai negara pulau
dengan semua aspek dari kehidupan yang beragam. Menurut Pokja LEMHANAS
1999, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
terhadap diri sendiri dan lingkungannya yang beraneka ragam dan bernilai
strategis dalam memajukan persatuan dan kesatuan bangsa dan keutuhan
wilayah dalam memimpin kehidupan. masyarakat Mengutamakan bangsa dan
negara untuk mencapai tujuan nasional. Menurut Ketetapan MPR 1993 dan 1998
tentang GBHN, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia terhadap diri sendiri dan lingkungannya dalam memajukan persatuan
dan kesatuan bangsa dan keutuhan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. dan lingkungan. Negara
mengutamakan pencapaian tujuan nasional.

2.1.2 Ajaran Dasar Wawasan Nusantara

 Landasan Idil : Pancasila


Pancasila dianggap sebagai ideologi dan dasar negara, yang dirumuskan pada
pembukaan UUD 1945. Pada hakikatnya, Pancasila mencerminkan nilai

7
keseimbangan, kerukunan, kerukunan, persatuan dan kesatuan. persatuan dan
kebijaksanaan dalam memajukan kehidupan berbangsa. Pancasila merupakan
sumber motivasi perjuangan seluruh bangsa Indonesia dalam tekadnya
menyelenggarakan kehidupan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdaulat dan merdeka. Penjelmaan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara dilakukan melalui rasa syukur atas segala nikmat Sang
Pencipta, baik berupa rasi bintang maupun letak geografisnya, maupun atas
segala isi dan potensi yang dimiliki nusantara di memesan.semaksimal mungkin
untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa dan martabat bangsa Indonesia
dalam pergaulan antar bangsa. Dengan demikian, sebagai falsafah bangsa
Indonesia, Pancasila menjadi dasar cita-cita dan dasar negara menurut
pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, Pancasila harus dan harus
menjadi landasan ideal bagi visi nusantara.
 Landasan konstitusional : UUD 1945
UUD 1945 adalah konstitusi dasar, yang menjadi pedoman dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bangsa Indonesia sepakat bahwa
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik dan dengan
kedaulatan rakyat dilaksanakan seluruhnya melalui Majelis Permusyawaratan
Rakyat. Oleh karena itu, Negara melampaui segala golongan, golongan dan
individu serta menginginkan persatuan dan kesatuan dalam segala aspek dan
dimensi kehidupan berbangsa. Artinya, kepentingan Negara dalam segala aspek
dan manifestasinya berada di atas kepentingan kelompok, kelompok, dan individu,
berdasarkan norma, peraturan perundang-undangan yang berlaku yang mengatur
hak asasi manusia (HAM), aspirasi masyarakat, dan kepentingan Daerah. yang
sedang dalam pengembangan.

2.1.3 Unsur Dasar Konsepsi Wawasan Nusantara

1. Wadah ( Contour )

Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, meliputi


seluruh wilayah Indonesia yang memiliki kekayaan alam dan masyarakat yang

8
berbeda budaya. Sementara itu, wadah kehidupan sosial telah menjadi berbagai
institusi berupa infrastruktur politik.

2. Isi ( Content )

Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang dalam masyarakat serta cita-
cita dan tujuan nasional yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945. Isinya
mengacu pada 2, yaitu:

a. Terwujudnya cita-cita nasional sebagai kesepakatan bersama, serta


terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional

b. Bhinneka Tunggal Ika yang meliputi seluruh aspek kehidupan berbangsa

3. Tata Laku ( Conduct )

Tata laku merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi, yang terdiri dari
perilaku internal dan eksternal. Perilaku internal mencerminkan jiwa, semangat,
dan mentalitas bangsa Indonesia yang baik, sedangkan perilaku eksternal
mencerminkan tindakan, perbuatan, dan perilaku bangsa Indonesia.

2.1.4 Asas Wawasan Nusantara

Wawasan Wawasan Nusantara adalah peraturan-peraturan atau kaidah-


kaidah dasar yang harus dipatuhi, dipatuhi, dipelihara dan diciptakan untuk tetap
taat dan setia kepada komponen-komponen yang membentuk bangsa Indonesia
(suku atau golongan) dengan kesepakatan bersama. Harus jelas bahwa jika
prinsip akses ke nusantara diabaikan, unsur-unsur perjanjian bersama melanggar
perjanjian bersama, yang berarti bahwa bangsa dan negara Indonesia akan bubar.
Asas pengetahuan nusantara terdiri atas: kepentingan bersama, kesamaan
tujuan, keadilan, kejujuran, solidaritas, kerjasama, dan kesetiaan pada janji atau
kesepakatan bersama untuk menjaga persatuan dan kesatuan dalam
keberagaman. Rincian asasnya adalah sebagai berikut:

1) Kepentingan yang sama. Untuk mempertahankan dan memperoleh


kemerdekaan, kepentingan bersama bangsa Indonesia adalah

9
menghadapi penjajahan fisik bangsa lain. Sekarang bangsa Indonesia
harus menghadapi "kolonialisme" yang berbeda dengan di luar negeri.
Misalnya, kehidupan rumah tangga bangsa Indonesia secara halus dan
paksa ditekan dan dipaksa untuk saling berperang dan memecah belah
bangsa dengan dalih hak asasi manusia, demokrasi dan lingkungan hidup.
Sementara itu, tujuan yang sama telah menjadi tujuan untuk mencapai rasa
sejahtera dan rasa aman yang lebih baik dari sebelumnya.

2) keadilan. Artinya pembagian hasil sesuai dengan proporsi, usaha dan


kegiatan individu, kelompok, kelompok dan daerah.

3) Kejujuran. Yang berarti keberanian berfikir, berkata, dan bertindak sesuai


realita serta ketentuan yang benar biarpun realita atau ketentuan itu pahit
dan kurang enak dengarnya. Demi kebenaran dan kemajuan bangsa dan
negara, hal ini harus dilakukan.

4) Solidaritas. Yang berarti bahwa diperlukan rasa setia kawan, mau memberi
dan berkorban bagi orang lain tanpa meninggalkan ciri dan karakter
budaya masing masing.
5) Kerjasama berarti koordinasi, saling pengertian berdasarkan kesetaraan
kerja kelompok, kelompok besar dan kecil dapat dicapai untuk
menciptakan sinergi yang lebih baik.

6) kesetiaan pada kesepakatan bersama untuk pendirian negara dan dasar


negara Indonesia yang digagas dan digalakkan oleh Budi Utomo pada
tahun 1908, Komitmen Pemuda tahun 1928 dan proklamasi kemerdekaan
pada tanggal 17 Agustus 1945. Kesetiaan pada Kesepakatan Bersama ini
sangat penting dan tonggak penting dalam menciptakan persatuan dan
kesatuan dalam keragaman. Jika loyalitas terhadap kesepakatan bersama
ini goyah, apalagi runtuh, sudah pasti persatuan dan kesatuan dalam
kebhinekaan bangsa Indonesia juga akan runtuh

10
2.1.5 Fungsi Wawasan Nusantara

 Wawasan Nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional, yaitu


Wawasan Nusantara dalam refleksi pembangunan nasional, keamanan
dan pertahanan wilayah.
 Wawasan Nusantara sebagai perspektif pembangunan memiliki ruang
lingkup kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan ekonomi,
kesatuan sosial politik dan kesatuan pertahanan dan keamanan.
 Wawasan Nusantara sebagai Gambaran Pertahanan dan Keamanan
Nasional adalah pandangan geopolitik Indonesia sebagai bagian dari tanah
air Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan
seluruh kekuasaan negara.
 Wawasan nusantara sebagai gambaran teritorial, sehingga beroperasi
dalam batasan negara, sehingga tidak terjadi perselisihan dengan negara
tetangga.Batas-batas dan tantangan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
 Risalah Rapat BPUPKI tanggal 29 Mei 1 Juni 1945 tentang Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan berbagai argumentasi para
pejuang bangsa. dr. Soepomo mendorong Indonesia untuk
memperpanjang batas wilayah Hindia Belanda, Muh. Yamin menyebabkan
Indonesia yang membentang Sumatera, Jawa, Sunda Kecil, Kalimantan,
Selebes, Ambon Ambon, Semenanjung Malaysia, Timor, Papua, Ir.
Sukarno mengatakan bahwa kepulauan Indonesia merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
 Ordonansi 1939, yaitu penentuan wilayah laut sepanjang 3 mil laut dengan
menarik garis pangkal berdasarkan garis pasang surut atau kontur
pulau/darat. Ketentuan ini menjadikan Indonesia sebagai negara kesatuan,
karena di setiap zona maritim terdapat laut lepas yang berada di luar
wilayah yurisdiksi nasional.
 Deklarasi Juanda tanggal 13 Desember 1957 adalah pengumuman
pemerintah Indonesia tentang wilayah perairan Republik Indonesia yang
memuat: Cara penarikan batas laut teritorial tidak lagi berdasarkan garis.
surut, melainkan suatu sistem garis pangkal lurus yang diukur dari garis
yang menghubungkan ujung-ujung terluar pulau-pulau di wilayah Negara

11
Kesatuan Republik Indonesia. Penetapan zona laut dari 3 mil laut menjadi
12 mil laut.
 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) sebagai rezim hukum internasional, dimana
batas wilayah kepulauan adalah 200 mil yang diukur dari garis pangkal
zona laut Indonesia. Dengan tersedianya Deklarasi Juanda, Indonesia
secara

2.1.6 Tujuan Wawasan Nusantara

Maksud dari wawasan nusantara ada dua, yaitu:

 Tujuan nasional, sebagaimana terlihat dalam Pembukaan UUD 1945,


menyatakan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah “seluruh
bangsa Indonesia dan terwujudnya segenap tanah air Indonesia dan
mewujudkan kemaslahatan bersama, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan turut serta mewujudkan ketertiban alam yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.”
 Tujuan internal adalah kesatuan seluruh bidang kehidupan, baik alam dan
sosial, sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah
untuk mengatur dan memajukan kebutuhan nasional dan daerah dalam
rangka meningkatkan kemakmuran dan perdamaian dan akhlak mulia dan
martabat manusia dalam segala alam.

2.1.7 Arah Pandang Wawasan Nusantara

Arah Pandang Ke Dalam


 Tujuannya adalah untuk menjamin terwujudnya persatuan dalam segala
aspek kehidupan nasional, baik alam maupun sosial.
 Perspektif internal berarti bangsa Indonesia harus peka dan berupaya
mencegah dan mengatasi faktor-faktor penyebab disintegrasi bangsa
secepat mungkin, dan mengusahakan untuk memajukan persatuan dan
kesatuan keragaman untuk dilestarikan dan dilestarikan

12
Arah Pandang ke Luar
 Tujuannya adalah untuk menjamin kepentingan nasional terhadap dunia
yang terus berubah dan kehidupan bernegara dan untuk mewujudkan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, serta kerja sama dan saling menghormati.
 Pandangan eksternal adalah bahwa dalam kehidupan internasional,
bangsa Indonesia harus dapat menjamin kepentingan nasionalnya dalam
segala aspek kehidupan,
baik politik, ekonomi, sosial budaya atau pertahanan, dan
keamanan untuk mencapai tujuan sesuai dengan
ditetapkan dalam Pembukaan UUD 1945.

2.1.8 Faktor-Faktor memudarnya pemahaman wawasan Nusantara

Faktor internal terdiri dari: Pertama. Adanya egosentrisme Pemahaman


yang dibangun dari pemikiran lokal tanpa memperhatikan kepentingan bersama
untuk kebaikan bangsa dan negara. Memahami keegoisan , yang sering menjadi
kebiasaan semua etnis, terutama bagi kelompok etnis yang menganggap 8
sebagai etnis mayoritas, terkadang mengarah pada hubungan antar etnis yang
tidak harmonis, sehingga upaya untuk persepsi kebangsaan mereka ciptakan,
seluruh warga negara Indonesia prihatin dengan sikap yang ditunjukkan oleh
egoisme yang muncul pada kelompok etnis tertentu. Kedua, adanya sikap etno-
nasionalis. Etno-nasionalisme adalah sikap yang menekankan pada etnis tertentu
sebagai superioritas atas semua etnis di Indonesia, sehingga kelompok etnis di
ibukota negara dengan sikap ini melihat semua negara kekuasaan hanya dikuasai
oleh orang-orang di ibukota negara. . Artinya tidak memberikan kesempatan yang
sama kepada orang-orang di luar kelompok etnis Jawa. Sikap seperti ini telah
mematikan semangat nasionalisme dimana suku bangsa Indonesia menempati
posisi yang sama ketika mereka menduduki posisi terkait dengan posisi yang ada
di antara pejabat pemerintah pusat. Ketiga, adanya pemahaman pelaksanaan
otonomi daerah yang mengarah pada sikap etnosentris. Etnosentrisme
merupakan sikap negatif yang ditimbulkan oleh pelaksanaan rekrutan politik

13
maupun jabatan pejabat publik, dengan prioritas menduduki jabatan di daerah
penduduk asli daerah, sehingga menjadi suku yang berbeda di daerah tidak
diperlakukan dari cara yang sama seperti kelompok etnis lainnya. Penduduk
setempat menikmati hak, sebagai warga negara tidak memiliki . Sikap ini dapat
menyebabkan konflik dan menghancurkan semangat demokrasi, serta
menghambat proses nasionalisme dalam mencapai integritas nasional. Keempat,
ada kesenjangan antara program pembangunan pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah. Penyelenggaraan program pemerintah pada waktu itu,
dilakukan dengan sistem pemerintahan terpusat, berdasarkan ketentuan Undang-
undang Nomor 5 Tahun 1974, dimana pada waktu itu kewenangan pemerintah
pusat dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah lebih terasa. Dengan
sistem ini, daerah merasa sebagai anak tiri dalam melaksanakan program
pembangunan, sehingga daerah di Indonesia merasa diperlakukan tidak adil oleh
pemerintah pusat. Akibatnya, terjadi konflik vertikal antara pemerintah pusat dan
daerah di wilayah, yang ditunjukkan dengan gerakan separatis di Aceh dan Papua.
Semua masalah tersebut disebabkan oleh kesalahan politik pemerintah pusat
dalam pengelolaan negara, dan ini juga menghambat semangat nasionalisme
karena pemerintah pusat tidak menggunakan konsep pengetahuan nusantara
sebagai dasar untuk melaksanakan program pembangunan daerah Faktor internal
terdiri dari: Pertama. Adanya egosentrisme Pemahaman yang dibangun dari
pemikiran lokal tanpa memperhatikan kepentingan bersama untuk kebaikan
bangsa dan negara. Memahami keegoisan , yang sering menjadi kebiasaan
semua etnis, terutama bagi kelompok etnis yang menganggap 8 sebagai etnis
mayoritas, terkadang mengarah pada hubungan antar etnis yang tidak harmonis,
sehingga upaya untuk persepsi kebangsaan mereka ciptakan, seluruh warga
negara Indonesia prihatin dengan sikap yang ditunjukkan oleh egoisme yang
muncul pada kelompok etnis tertentu. Kedua, adanya sikap etno-nasionalis. Etno-
nasionalisme adalah sikap yang menekankan pada etnis tertentu sebagai
superioritas atas semua etnis di Indonesia, sehingga kelompok etnis di ibukota
negara dengan sikap ini melihat semua negara kekuasaan hanya dikuasai oleh
orang-orang di ibukota negara. . Artinya tidak memberikan kesempatan yang sama
kepada orang-orang di luar kelompok etnis Jawa. Sikap seperti ini telah mematikan
semangat nasionalisme dimana suku bangsa Indonesia menempati posisi yang
sama ketika mereka menduduki posisi terkait dengan posisi yang ada di antara

14
pejabat pemerintah pusat. Ketiga, adanya pemahaman pelaksanaan otonomi
daerah yang mengarah pada sikap etnosentris. Etnosentrisme merupakan sikap
negatif yang ditimbulkan oleh pelaksanaan rekrutan politik maupun jabatan pejabat
publik, dengan prioritas menduduki jabatan di daerah penduduk asli daerah,
sehingga menjadi suku yang berbeda di daerah tidak diperlakukan dari cara yang
sama seperti kelompok etnis lainnya. Penduduk setempat menikmati hak, sebagai
warga negara tidak memiliki Sikap ini dapat menyebabkan konflik dan
menghancurkan semangat demokrasi, serta menghambat proses nasionalisme
dalam mencapai integritas nasional. Keempat, ada kesenjangan antara program
pembangunan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Penyelenggaraan
program pemerintah pada waktu itu, dilakukan dengan sistem pemerintahan
terpusat, berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 , dimana
pada waktu itu kewenangan pemerintah pusat dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah adalah lebih terasa. Dengan sistem ini, daerah merasa
sebagai anak tiri dalam melaksanakan program pembangunan, sehingga daerah
di Indonesia merasa diperlakukan tidak adil oleh pemerintah pusat. Akibatnya,
terjadi konflik vertikal antara pemerintah pusat dan daerah di wilayah, yang
ditunjukkan dengan gerakan separatis di Aceh dan Papua. Semua masalah
tersebut disebabkan oleh kesalahan politik pemerintah pusat dalam pengelolaan
negara, dan ini juga menghambat semangat nasionalisme karena pemerintah
pusat tidak menggunakan konsep pengetahuan nusantara sebagai dasar untuk
melaksanakan program pembangunan daerah

Faktor eksternal tersebut adalah: Pertama, pengaruh globalisasi, di era


globalisasi semua negara berkembang sudah tidak mampu lagi menahan
pengaruh globalisasi, karena hubungan antar negara tidak lagi menjadi
penghambat hubungan dengan negara lain di dunia. Berdampak negatif pada
kancah budaya dimana bangsa Indonesia dikenal dengan budaya ketimuran yang
menjunjung tinggi etika dan moral bangsa dengan adanya globalisasi ini telah
mempengaruhi perilaku masyarakat Indonesia yang dulu sangat menjunjung tinggi
nilai-nilai budaya bangsa. Nilai moral dan dengan pengaruh budaya bangsa barat,
kehidupan sehari-hari tampaknya akhirnya ditinggalkan oleh generasi muda,
mereka lebih condong ke budaya barat terlepas dari nilai-nilai etika yang
berbarengan dengan perilaku. dari bangsa Indonesia. Dengan sikap dan perilaku

15
budaya dari negara lain yang masuk melalui kecanggihan teknologi, menyebabkan
runtuhnya nasionalisme dan terkadang sebagai akibat dari globalisasi mental,
generasi sederhana mulai meninggalkan budaya mereka sendiri dan memupuk
lebih banyak tradisi, tidak ada korespondensi. pada falsafah dasar negara kita,
yaitu Pancasila . Kedua, pengaruh konstelasi politik internasional . Dimana kita
ketahui bahwa dalam memperjuangkan kepentingan negara-negara besar untuk
memuaskan kepentingan nasionalnya. negara adidaya berusaha mencari
pengaruh negara berkembang untuk menerapkan ideologi negaranya. misalnya
ideologi komunisme, liberalisme . Kedua ideologi ini dapat mempengaruhi
semangat nasionalisme di negara kita di Indonesia untuk tidak menerapkan
ideologi yang telah lama diterapkan dan telah menjadi kepribadian bangsa kita.
Semua ini telah dilakukan oleh negara adidaya untuk memenuhi kebutuhan
nasional dari negara teratas. sebagai akibat dari dua ideologi besar tersebut, juga
menyebabkan perubahan sistem pemerintahan di Indonesia yang tidak lagi
berdasarkan prinsip demokrasi pancasila, melainkan menerapkan sistem
demokrasi bebas yang melarang batas-batas tertentu yang mereka dilarang oleh
pancasila menjadi demokrasi.

2.2 Perwujudan Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan Ekonomi,


Politik, Sosbud, dan Hankam

2.2.1 Perwujudan Wawasan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik.

Terciptanya Nusantara sebagai Satuan Politik Bangsa Indonesia bersama-sama


dengan bangsa lain turut mewujudkan ketertiban dunia dan perdamaian abadi
melalui politik luar negeri yang bebas aktif. Implementasi visi nusantara dalam
kehidupan politik akan menciptakan iklim ketatanegaraan yang sehat dan dinamis.
Hal ini dapat dilihat dari bentuk pemerintahan yang kuat, ambisius dan amanah
yang telah dibangun sebagai perwujudan kedaulatan rakyat.

A. Sedangkan seluruh wilayah negara dengan segala isi dan kekayaannya


merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang vital dan kesatuan dimensi
seluruh bangsa dan menjadi modal dan milik bersama bangsa.

16
B. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan
berbahasa daerah yang berbeda-beda serta menganut berbagai agama dan
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan beriman kepadanya, harus
membentuk suatu kesatuan bangsa dalam arti yang seluas-luasnya.

C. Secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib, berbangsa


dan bernegara, serta memiliki tekad untuk mewujudkan cita-cita bangsa.

D. Walaupun Pancasila adalah satu-satunya falsafah dan ideologi bangsa dan


negara yang melandasi bangsa, namun Pancasila membimbing dan
mengarahkannya menuju tujuan-tujuannya. Aku. Kehidupan politik di seluruh
nusantara adalah entitas politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.

F. Meskipun seluruh nusantara merupakan satu kesatuan sistem hukum dalam


arti hanya ada satu hukum nasional yang melayani kepentingan nasional.

G. Rakyat Indonesia yang hidup bersama bangsa-bangsa lain ikut serta dalam
mewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial melalui politik luar negeri yang bebas aktif dan terikat pada
kepentingan nasional.

2.2.2 Perwujudan Wawasan Nusantara sebagai Satu Kesatuan ekonomi

Menerapkan pengetahuan nusantara dalam kehidupan ekonomi akan


menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan
peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran penduduk secara adil dan merata.
Lebih lanjut, penerapan perspektif nusantara mencerminkan tanggung jawab
pengelolaan sumber daya alam, yang mempertimbangkan kebutuhan bersama
masyarakat antar daerah dan pelestarian sumber daya alam itu sendiri.

A. Bahwa kekayaan nusantara, baik yang potensial maupun yang efektif,


merupakan modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa kebutuhan hidup sehari-
hari harus didistribusikan secara merata di wilayah negara.

17
B. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh wilayah
tanpa menyimpang dari kekhasan wilayah dalam perkembangan kehidupan
ekonominya.

C. Kehidupan ekonomi seluruh nusantara adalah suatu kesatuan ekonomi yang


diselenggarakan menurut asas kekeluargaan sebagai usaha bersama dan
berorientasi pada sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

2.2.3 Perwujudan Wawasan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosbud

Implementasi pengetahuan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan


menciptakan sikap internal dan eksternal yang mengakui segala bentuk
perbedaan sebagai kenyataan hidup dan sebagai anugerah Tuhan. Pelaksanaan
ini juga akan menciptakan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa yang
harmonis dan bersatu, tanpa membeda-bedakan suku, asal daerah, agama atau
kepercayaan, atau golongan berdasarkan status sosialnya. Kebudayaan
Indonesia pada hakekatnya merupakan satu kesatuan dengan ragam corak
kebudayaan yang menggambarkan kekayaan budaya tanah air. Budaya Indonesia
tidak menolak nilai budaya asing selama tidak bertentangan dengan nilai budaya
negara sendiri dan hasilnya dapat dinikmat

A. Selama bangsa Indonesia adalah satu, kehidupan berbangsa harus menjadi


kehidupan bangsa yang selaras dengan adanya kemajuan masyarakat yang
setara, adil dan seimbang dan adanya kehidupan yang harmonis sesuai dengan
tingkat kemajuan bangsa.

B. Sedangkan kebudayaan Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan


keanekaragaman kebudayaan yang ada menggambarkan kekayaan budaya
bangsa, merupakan modal dan dasar bagi perkembangan kebudayaan bangsa
secara keseluruhan, tidak termasuk - nilai dari budaya lain. Menolak nilai-nilai yang
tidak bertentangan dengan nilai-nilai budaya bangsa, yang hasilnya dapat
dinikmati bangsa.

18
2.2.4 Perwujudan Wawasan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Hankam

Menerapkan visi nusantara dalam kehidupan pertahanan dan keamanan akan


menciptakan kesadaran cinta tanah air dan bangsa yang selanjutnya akan
membentuk sikap bela negara pada setiap warga negara Indonesia. Kesadaran
dan sikap cinta tanah air dan bangsa serta bela negara merupakan modal
terpenting yang akan menggerakkan partisipasi setiap warga negara Indonesia
untuk menghadapi segala bentuk ancaman. Penerapan ilmu nusantara di bidang
pertahanan dan keamanan diwujudkan dalam disposisi dan kewaspadaan seluruh
rakyat melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta untuk
menghadapi berbagai ancaman terhadap bangsa dan negara. Dalam arti:

A. Sedangkan ancaman terhadap suatu pulau atau daerah pada hakikatnya


merupakan ancaman bagi seluruh bangsa dan negara.

B. Bahwa setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam
membela Negara dan bangsa.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Wilayah Indonesia yang sebagian besar terdiri dari perairan teritorial, memiliki
banyak kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh negara lain, yang pada akhirnya
dapat merusak bangsa Indonesia bahkan berujung pada disintegrasi. Indonesia
yang memiliki sekitar 13.670 pulau memerlukan pengawasan yang cukup ketat
terhadap pulau. Dimana pengawasan dilakukan tidak hanya oleh TNI/Polri, tetapi
oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Kalau saja memercayai TNI/Polri yang
senjatanya tidak lengkap, mungkin orang Indonesia akan dihancurkan oleh bangsa
lain. Dengan visi nusantara, kita dapat mempererat rasa kebersamaan di antara
masyarakat Indonesia yang beragam. Persepsi nasional bangsa Indonesia adalah
persepsi nusantara, yang menjadi pedoman bagi proses pembangunan nasional
menuju tujuan nasional. sedangkan ketahanan nasional merupakan syarat yang
harus dipenuhi agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berhasil.
Oleh karena itu, diperlukan konsepsi ketahanan nasional yang sesuai dengan
karakteristiknya

3.2 Saran

Dengan visi nusantara kita harus mampu mengembangkan sikap dan perilaku
yang sesuai dengan perjuangan, cinta tanah air dan kemauan berkorban untuk
tanah air dan bangsa. Terhadap generasi muda penerus bangsa harus
ditanamkan sikap pemahaman nusantara sejak dini agar rasa cinta tanah air dan
negara semakin kokoh dan mendalam. Untuk itu perlu pendidikan yang
membahas/mempelajari wawasan nusantara dimasukkan dalam kurikulum yang
sekarang diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia (misalnya: Mata
Pelajaran Kewarganegaraan, Pancasila, Kewarganegaraan dan lain-lain). Bagi
masyarakat Indonesia (baik pembuat kertas maupun pembaca kertas dan lain-lain)
agar dapat melestarikan makna dan hakikat wawasan nusantara yang tercermin
dalam perilaku kesehariannya, misalnya dalam menjaga keamanan dan ketertiban
lingkungan.

20
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/pdfcoffee.com_perwujudan-kepulauan-
nusantara-sebagai-satu-kesatuan-ekonomi-pdf-free.pdf

https://www.academia.edu/18781786/WAWASAN_NUSANTARA_PERWUJUDA
N_WAWASAN_NUSANTARA_DALAM_KEHIDUPAN_BERBANGSA_DAN_BER
NEGARA_INDONESIA_

https://www.scribd.com/doc/230751784/Makalah-Wawasan-Nusantara-Sebagai-
Kesatuan-Politik-Ekonomi-Sosial-Dan-Hankam

https://dosen.yai.ac.id/v5/dokumen/materi/950400/si4110_07_093157.docx

https://www.dictio.id/t/apa-saja-asas-asas-wawasan-nusantara-indonesia/50495

https://p2k.unkris.ac.id/id3/2-3073-2962/Wawasan-
Nusantara_39988_unkris_p2k-unkris.html

http://rudybyo.blogspot.com/2011/03/ajaran-dasar-wawasan-nusantara.html

21
LAMPIRAN

22

Anda mungkin juga menyukai