OLEH
Liana Aprianti
Nim : 160104032
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
interaksi antara guru dan peserta didik serta interaksi subjek dengan objek
keterampilan peserta didik. Peserta didik seringkali jenuh karena materi yang
dapat memberikan pengalaman baru dan nyata, memotivasi dalam belajar, dan
dan media ajar yang bervariasi dapat meningkatkan perhatian peserta didik
Sumber belajar dapat berupa bahan ajar, buku ajar, media pembelajaran,
lingkungan sekitar, dan lain-lain. Peserta didik harus dikenalkan dengan objek
yang berasal dari potensi lokal atau lingkungan alam sekitar. Lingkungan
dan fenomena yang sangat dekat dengan kehidupan peserta didik. Salah satu
sekolah.
Alam yang mempunyai sasaran studi menyangkut isi alam. Pada garis
besarnya, isi alam dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : makhluk
hidup dan makhluk tak hidup, Ditinjau dari etimologinya, biologi berasal dari
diharapkan siswa dapat terlibat secara aktif baik pada saat penyampaian materi
belajar yang baik kepada siswa sehingga mampu terlibat secara aktif dan
mempelajari obyek yang abstrak, sulit mengamati obyek yang terlalu besar
1. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
1. Tujuan penelitian
invertebrata.
2. Manfaat penelitian
a. Manfaat Teoritis
2
Indawati, T.I. (2015). Pengembangan Bahan Ajar Berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing di SMA.Skripsi sarjana. Universitas Jember, Jember. Tidak
dipublikasikan.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Jenis-Jenis Invertebrata
1. Ciri – Ciri dan Klasifikasi Invertebrata
Kelompok hewan invertebrata meliputi delapan filum yaitu
Porifera,Coelenterata(Cnidaria),Platyhelminthes,Nemathelminthes,Anneli
da,Mollusca,Echinodermata,dan Arthropoda.Simaklah urain berikut untuk
mengetahui ciri dan klasifikasi setiap hewan dalam filum tersebut.
a. Filum Porifera
Karakteristik :
1. Umumnya hidup dilaut, sesil.
2. Tubuh memiliki spongosoel (rongga), oskuulum (lubang
pengeluaran), dan ostium (pori).
3. Pencernaan dilakukan oleh sel koanosit.
4. Bernapas melalui permukaan tubuh.
5. Reproduksi aseksual dengan membentuk kuncup dan gemula,
reproduksi seksual dengan gamet yang dibentuk oleh sel arkeosit,
bersifat hermaprodit.
6. Memiliki 3 tipe saluran air, yaitu tipe askon, sikon, dan leukon.
7. Klasifikasi ada 3 kelas yaitu, Calcarea (rangka dari spikula dan zat
kapur, contoh Sycon sp), Hexactinellida (rangka dari spikula dan
zat kersik, contoh :Pheronema sp), dan Demospongia (rangka dari
spongin, contoh :Euspongia sp).
b. Cnidaria
Karakteristik :
1. Umuumnya hidup dilaut.
10
d. Namatoda
Karakteristik:
1. Bertubuh gilik silindris, simetris bilateral,tidak beruas, tidak
bersilia; memiliki pseudoselomata (rongga tubuh semu; bergerak
dengan kontraksi otot
2. Memiliki mulut, usus, dan anus.
3. Bernapas dengan permukaan tubuh
4. Ekskresi melalui nefridium
5. Reproduksi sekusual, antar individu jantan dan betina
6. Contoh Ascaris lumbricoides (cacing usus) dan Enteerobius
vermicularis (cacing kremi)
e. Annelida
Karakteristik :
1. Bertubuh gilik, beruas-ruas, pada setiap ruas terdapat rambut (seta) dan
alat tubuh yang sama (metameri); memiliki rongga tubuh; bergerak
dengan kontraksi otot.
2. Memiliki mulut, usus, dan anus
3. Bernapas melalu permukaan tubuh
4. Ekskresi melalui nefridium
5. Sistem peredaran darah tertutup
6. Sistemsaraf tangga tali
7. Reproduksi seksual, bersifat hermaprodit.
Klasifikasi ada 3 kelas, yaitu:
a) Polychaeta, ciri-ciri berambut banyak, setiap ruas tubuh memiliki
sepasang parapodia, contoh : Lysidice oele (cacing wawo).
b) Oligochaeta,, ciri-ciri,berambut sedikit, tanpa parapodia, contoh:
Pheretima sp(cacing tanah)
3
Monica & Laura, C. J. (2011). Efek Warna dalam Dunia Desain dan Periklanan. Humaniora, 2(2),
1084-1096.
12
a. Kepala
Anatomi kepala kupu-kupu terdiri atas antena, mata, palpi
dan proboscis.
b. Mata
Kupu-kupu dan hampir semua serangga dewasa memiliki
sepasang mata majemuk spheris, tiap mata dapat tersusun atas
17000 ommatidia. Mata majemuk relatif besar dan terdiri atas
banyak mata faset (ommatidia), yang berfungsi untuk mengenali
bentuk, warna, dan gerakan. Mata tunggal berfungsi untuk
mengetahui intensitas cahaya.
c. Antena
Antena bersegmen muncul diantar kedua mata kupu.
Antena ini dapat digerakkan secara volunter dan berfungsi seperti
radar. Salah satu fungsi yang nyata adalah mendeteksi feromon di
udara untuk mendeteksi dan mengenali lokasi pasangan. Kupu-
kupu menggunakan antenanya untuk mendeteksi angin dan bau di
udara. Antenanya bervariasi dalam bentuk dan warna, antena
berbentuk filamen panjang dengan ujung yang membesar. Antena
kaya akan organ sensorik yang dikenal dengan nama sensillae.
Kemampuan mengecap kupu-kupu 200 kali lebih kuat dari pada
kemampuan mengecap manusia. Kemampuan ini dikoordinasikan
dengan kemoreseptor yang terdapat pada tarsi atau kaki yang
bekerja hanya pada saat kontak.
d. Organ Johnston
Di pangkal antena terdapat organ Johnston. Organ ini
ditutupi oleh sel saraf, yang sensitif terhadap regangan dan
digunakan untuk mengetahui posisi dari antena ketika terpengaruh
oleh angin ataupun gravitasi. Organ ini memungkinkan kupu-kupu
untuk mengetahui orientasi dan keseimbangan ketika terbang dan
memungkinkan kupukupu untuk mengatur secara halus arah
terbang dan kecepatan terbang, dan salah satu teori mengatakan
17
b. Lalat
4
Prastowo, A. (2014). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. DIVAPress: Yogyakarta.
21
Phylum : Arthrropoda
Class : Hexapoda
Ordo : Diptera
Famili : Muscidae, Sarcophagidae, Challiporidae
Genus : Musca, Stomoxys, Phenisia, Sarchopaga, Fannia
Spesies : Musca Sp. Stomoxys Sp. Phenesia Sp. Fannia Sp.
Sarchopaga Sp.
2. Siklus Hidup.
Lalat mempunyai siklus hidup yang sempurna, yaitu dengan
stadium telur, larva, pupa, dan dewasa dengan rata-rata waktu
perkembangbiakan antara 7-22 hari tergantung dari faktor lingkungan.
a) Telur
Telur lalat mempunyai warna putih dan diletakkan pada tempat
lembab yang mengandung bahan organik membusuk yang tidak
terkena sinar matahari langsung. Lalat betina mampu
menghasilkan telur sekitar 2000 butir dalam sepanjang hidupnya
dan menetas setelah 8-30 jam, tergantung dari faktor
lingkungannya.
b) Larva
Saat larva mengalam kondisi kekurangan nutrisi atau bisa juga
perubahan lokasi hidupnya, maka larva akan mempercepat
metabolisme tubuhnya dan mempersingkat waktu
perkembanganya.Larva berkembang baik pada suhu 30-350C
dengan tempat yang berpindah- pindah, contohnya pada sampah
organik. Stadium larva mempunyai 3 tingkatan, yaitu larva instar
1, larva instar 2, dan larva instar 3. Tingkat 1 berukuran 2 mm
berwarna putih dan membutuhkan waktu 1-4 hari untuk menjadi
larva instar 2.Setelah menjadi larva instar 2, berukuran 2 kali dari
larva instar 1 dan setelah satu sampai beberapa hari menjadi larva
instar 3. Pada tingkat yang terakhir ini berukuran 12mm/lebih
dengan waktu 3-9 hari untuk menjadi pupa.
22
c) Pupa
Setelah melalui fase menjadi larva, lalat akan berubah menjadi
pupa dan berkembang dengan waktu 3-9 hari baik pada suhu
kurang lebih 350C.
d) Lalat dewasa
Fase terakhir yaitu berkembang menjadi lalat dewasa yang
siap mencari makannya sendiri dengan cara hinggap pada satu
makanan ke makanan lainya. Pada saat lalat mulai dewasa, lalat
akan menjadi vektor penyakit dengan cara hinggap dari satu
makanan ke makanan satunya. Lalat dewasa mempunyai umur 2-4
minggu.
3. Habitat Lalat rumah.
Habitat Lalat rumah (Musca domestica) merupakan pemakan
makanan yang berbau busuk biasanya dia memakan bahan berbentuk
cairan seperti: sirup, susu, buah-buahan dan sayuran yang basah dan
membusuk, sputung, kotoran, air. Dia juga mencemari makanan pada
kulit atau tubuh yang basah seperti: mulut, lubang hidung, mata pada
luka serta pada daging kemudian lalat rumah juga biasa hinggap pada
keju, gula dan makanan lain. Lalat rumah (Musca domestica)
memakan makanan kering dengan bantuan dia mengeluarkan air
liurnya yang mengandung penyakit kemudian dihisapnya kembali
makanan tadi.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Hidup Lalat
a. Tempat Berkembangbiak
Lalat secara natural tertarik pada tempat yang mempunyai bau
busuk dan berkembangbiak pada bahan organik yamg membusuk
seperti tinja, sampah, karkas, dan bangkai.
b. Jarak Terbang
Kemampuan lalat dalam jarak terbang sejauh kira-kira 1-2 mil
dan dalam 24 jam lalat mampu terbang sampai 3 km
c. Kebiasaan Makan
23
1. klasifikasi
kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo :Hymenoptera
Famili : Apidae
Genus : Apis
2. Deskripsi
Lebah madu dengan ciri – ciri : rambur – rambut yang melindungi mata
majemuk panjang dan berdiri,hal tersebut berfungsi untuk mengambil
5
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Silabus Mata Pelajaran Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) Mata Pelajaran Biologi.Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.Jakarta.
24
d. Capung
Capung berasal dari kelompok serangga (insecta) yang termasuk dalam ordo
odonata. Odonata adalah serangga yang ukurannya relatif besar dan kebanyakan
serangga golongan ordo odonata ini mempunyai tubuh yang berwarna indah dan
bervariasi. Sebagian besar hidupnya dalam penerbangan. Tahapantahapan
pradewasa adalah akuatik, sedangkan yang dewasa biasanya terdapat dekat air.
6
Riefani, M.K. (2019a). Pengembangan Handout Keanekaragaman Jenis Capung di Kawasan
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Tesis Magister. Universitas Lambung Mangkurat.
Banjarmasin. Tidak dipublikasikan.
25
dalam tumbuhan sekali atau beberapa kali dibawah permukaan air. Telur-telur
biasanya menetas dalam waktu 1 sampai 3 minggu.
2. Nimfa
Setelah terlur menetas, kemudian tumbuh menjadi nimfa. Nimfa bersifat
akuatik dan nimfa makan berbagai macam organisme organisme akuatik yang
kecil. Biasanya mereka tinggal menunggu kobran-korban mereka yang
berukuran kecil, tetapi bebera nimfa yang lebih besar (terutama Aeshnidae)
biasanya menyerang kecebong dan ikan kecil. Nimfa-nimfa mempunyai
labium yang mengalami modifikasi menjadi struktur beruas yang khusus
dimana korban ditangkap. Labium dilipat apabila tidak dipakai. Bila dipalao
labium disorongkan ke depan dan sangat cepat. Korban ditangkap denan
gelembir-gelembir seperti kuku yang dapat bergerak. Bila seekor nimfa
tumbuh sepenuhnya, nimfa merayap keatas tumbuhan atau batu-batuan dan
keluar dari air kemudian berganti kulit. Nimfa berganti kulit dan
mengembangkan ukuran sepenuhnya sekitar setengah jam untuk menjadi
capung dewasa
3. Capung Dewasa
Penerbangan capung dewasa yang baru muncul secara relatif agak
lemah, dan mereka dengan mudah dapat ditangkap. Mereka belum
mempunyai warna yang sepenuhnya dan tubuh mereka sangat lunak. Warna
tubuh capung dewasa akan terlihat setelah satu atau dua minggu. Serangga
yang baru muncul bertubuh lunak dan berwarna pucat di sebut sebagai
individu-individu teneral. Penerbangan capung dewasa hanya dalam jangka
beberapa minggu tiap tahun, sedangkan yang lainnya sepanjang musim.
Beberapa capung dewasa dapat hidup 6 atau 8 minggu. Capung dewasa
mempunyai satu keturuanan setiap tahun dengan telur dan nimfa dalam musim
dingin.
7
Zunaidah, F. N. & Amin, M. (2016) Pengembangan Bahan Ajar Matakuliah Bioteknologi
Berdasarkan Kebutuhan dan Karakter Mahasiswa Universitas Nusantara PGRI Kediri. Jurnal
Pendidikan Biologi Indonesia, 2(1), 19-30. Suratsih. (2010). Pengembangan Modul Pembelajaran
27
e. Belalang
Orthoptera berarti bersayap lurus, serangga yang tergolong dalam ordo ini
melipatkan sayapnya pada saat istirahat secara lurus di atas tubuhnya. Ukuran
tubuh sedang sampai besar. Banyak diantaranya yang menjadi hama tanaman
pertanian, ada pula yang bersifat predator.
a. Klasifikasi Orthroptera
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordon :Orthoptera
Family : Acrididae
Biologi Berbasis Potensi Lokal dalam Kerangka Implementasi KTSP SMA di Yogyakarta. Penelitian
Unggulan UNY (Multitahun). Lembaga Penelitian UNY. Yogyakarta.
28
Genus :Oxya
Species :Oxya chinensis
b. Karakteristik Ordo Orthroptera
1. Memiliki dua pasang sayap. Sayap depan lebih sempit dari pada sayap
belakang dengan vena-vena menebal/mengeras dan disebut tegmina.
Sayap belakang membranus dan melebar dengan vena-vena yang teratur.
Pada waktu istirahat sayap belakang melipat dibawah sayap depan.
2. Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain : dua buah
(sepasang) ,ata facet, sepasang antene, serta tiga buah mata sederhana
(occceli). Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada thorax.
Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran alat
pendengar yang disebut tympanum. Spiralukum yang merupakan alat
pernafasan luar terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen maupun
thorax. Anus dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen
(segmen terakhir abdomen).
3. Mulutnya bertipe penggigit dan pengunyah yang memiliki bagian-
bagian labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla dengan masing-
masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium dengan palpus
labialisnya.
4. Metamorfosis tidak sempurna (hemimetabola) dengan perkembangan
melalui tiga stadia yaitu telur-nimfa-dewasa (imago). Tidak memiliki
fase pupa dan larva, telur menetas langsung menajdi nimfa.
5. Pada umunya merupakan serangga pemakan tumbuah-tumbuhan,
beberapa serangga ada yang bersifat preador atau pemangsa dan ada
juga yang omnivora.
6. Memiliki bentuk tubuh panjang dan tungkai (femur) membesar yang
teradaptasi untuk meloncat, antenna berbetuk benang.
7. Hidup pada berbagai habitat diantaranya pada kanopi atau tajuk pohon
belukar dan lahan pertanian.
c. Morfologi Belalang
a. Kepala (caput )
29
g. Laba – Laba
a. Klasifikasi Laba-Laba
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Arachnidae
Ordo : Aroneceae
Famili : Lycosidae
Genus : Lycosa
Spesies : Lycosa sp.
b. Morfologi Laba-laba
1. Cephalothorax
Pada bagian bagian atas prosoma, terdapat pelat punggung
prosoma yang disebut karapas. Karapas ini memiliki lekukan yang
berbeda di sepanjang garis tengahnya. Area lekukan ini memanjang
34
8
Riefani, M.K. Badruzsaufari. & Dharmono. (2020) The practicality of odonata handout in
invertebrate zoology course, Journal of Physics: Conference Series. Vol. 1422 (1). doi:
10.1088/1742- 6596/1422/1/012028.
36
Dalam jurnal ini menyaakan bahwa penyusunan peta konsep yang menarik
akan mempermudah pemahaman peserta didik pada materi yang dipelajari.
(Jailani, 2016)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan.Pada metode penelitian dan pengembangan terdapat
beberapa jenis model.Model yang digunakan adalah pengembangan model
4-D.Model pengembangan 4-D (Four D) merupakan model pengembangan
perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S.Thiagarajan,
DorothyS.Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974: 5).Model pengembangan
4D terdiri atas 4 tahap utama yaitu: Define (Pendefinisian),Design
(Perancangan),Develop(Pengembangan)danDisseminate(Penyebaran).
Metode dan model ini dipilih karena bertujuan untuk menghasilkan
produk berupa media pop-up. Produk yang dikembangkan kemudian diuji
kelayakannya dengan validitas dan uji coba produk untuk mengetahui sejauh
mana peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik setelah
pembelajaran menggunakan media pop-up pada materi organisasi
kehidupan.
B. Prosedur Pengembangan
Metode penelitian dan pengembangan (Research and Development)
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.(Sugiyono, 2012:
407).Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
penelitian pengembangan model 4-D (Four D Models)menurut
38
9
Depdiknas (2008) dan Azhar Arsyad (2011) Paul Jackson (1993) dan Donna & Camelle (2006)
42
10
10
Prosedur Pengembangan Model 4-D (Sumber: Diadaptasi dari Thiagarajan 1974: 6-9) S.
Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974: 5), Sugiyono, 2012: 407
43
NO INDIKATOR Julmah
Butir
B. Aspek Kebahasaan
C. Aspek Penyajian
2 Kelengkapan informasi 1
1 Komposisi warna 1
2 Gambar 1
3 Huruf 1
5 Petunjuk Penggunaan 1
B. Karakteristik
6 Penggunaan 1
7 Daya Tarik 1
8 Unsur 3D 1