Anda di halaman 1dari 2

Nama Kelompok : Agnes Indriyani (3.11.21.2.

01)

Akbar Gustha V (3.11.21.2.02)

Angga Maulana S (3.11.21.2.03)

Angga Wahyu P (3.11.21.2.04)

Kelas : KG 2C

Mata Kuliah : Konstruksi Beton 2

Posisi kolom dari lantai di atasnya yang titik pusat gravitasnya tidak segaris dengan kolom di
bawahnya.Bukan cuma perubahan posisi kolom, perubahan ukuran kolom juga bisa
menyebabkan eksentrisitas kalo memang titik pusat gravitasnya tidak menerus.

Kalo kasusnya seperti ini, yaa kita kembali ke mekanika teknik lagi. Kita perlu balok sebagai
penghubung antara dua kolom yang terpisah tadi. Kolom yang atas bertumpu di sebuah
balok, dan balok itu bertumpu lagi pada satu atau dua kolom di ujungnya. Baloknya bisa di
tengah bentang, atau bisa balok kantilever.
Kalo kasusnya seperti ini, kita kembali ke mekanika teknik lagi. Kita perlu balok sebagai
penghubung antara dua kolom yang terpisah tadi. Kolom yang atas bertumpu di sebuah
balok, dan balok itu bertumpu lagi pada satu atau dua kolom di ujungnya. Baloknya bisa di
tengah bentang, atau bisa balok kantilever. Kolom yang terputus di suatu lantai tertentu
tidakmenerus sampai ke lantai di bawahnya – itulah yang dinamakan Kolom Transfer.
Sementara balok yang memikul kolom transfer, disebut Balok Transfer.

Kolom miring seperti ini pastinya akan menimbulkan momen eksentrisitas yang besar. Hal
ini karena posisi balok yang bertumpu pada kolom yang titik centerline-nya tidak ketemu
dengan titik pusat gravitasi kolom.

Posisi kolom dari lantai di atasnya yang titik pusat gravitasnya tidak segaris dengan kolom di
bawahnya.Bukan cuma perubahan posisi kolom, perubahan ukuran kolom juga bisa
menyebabkan eksentrisitas kalo memang titik pusat gravitasnya tidak menerus.

Anda mungkin juga menyukai