Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

Urgensi Pembentukan Peraturan Mengenai Izin Tinggal Bagi


Turis Digital Nomad dalam Rangka Pengembangan
Pariwisata di Indonesia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana


Hukum

Oleh :

Sanca Saray

195010101111009 / 32

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS HUKUM

MALANG

2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Lembar Persetujuan
Urgensi Pembentukan Peraturan Mengenai Izin Tinggal Bagi
Turis Digital Nomad dalam Rangka Pengembangan Pariwisata di
Indonesia

Identitas Penulis :

a. Nama : Sanca Saray

b. NIM : 195010101111009

Konsentrasi : Hukum Perdata Internasional

Jangka waktu penelitian : 6 Bulan

Disetujui pada tanggal : [ tanggal disetujui ]

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

[ Nama Dosen ] [ Nama Dosen ]

NIP [ NIP ] NIP [ NIP ]

Mengetahui,

Ketua Bagian

[ Nama Bagian ]

[ Nama Ketua Bagian ]

NIP [ NIP ]

i
DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan....................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................... ii
1) Judul Penelitian ...................................................................... 1
2) Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
3) Orisinalitas Penelitian ............................................................. 4
4) Rumusan Masalah ................................................................... 6
5) Tujuan Penelitian .................................................................... 7
6) Manfaat Penelitian .................................................................. 7
7) Kajian Pustaka ........................................................................ 8
8) Metode Penelitian ................................................................. 10
9) JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN ................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 17
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... 18

ii
1) Judul Penelitian
Urgensi Pembentukan Peraturan Mengenai Izin Tinggal Bagi
Turis Digital Nomad dalam Rangka Pengembangan Pariwisata
di Indonesia

2) Latar Belakang Masalah


Kemajuan teknologi merupakan perihal yang tak terhindarkan
dalam kehidupan ini, dimana kemajuan teknologi kemudian beriringan
sesuai dengan majunya ilmu pengetahuan. Terciptanya inovasi
senantiasa ditujukan pada manfaat positif untuk kehidupan manusia.
Teknologi pun memberi beragam kemudahan serta kebaruan cara-
cara dalam melakukan aktivitas manusia. Banyaknya manfaat yang
dibawa oleh inovasi-inovasi teknologi yang telah dihasilkan dalam
dekade terakhir ini telah dinikmati masyarakat. Pada mulanya
teknologi berkembang dengan lambat. Namun, selaras akan kemajuan
tingkat kebudayaan dan peradaban manusia maka perkembangan
teknologi berkembang secara cepat. Asal kata teknologi secara
harafiah dari bahasa Yunani, yaitu “tecnologia” yang berarti
pembahasan sistematik mengenai seluruh seni dan kerajinan. Istilah
tersebut memiliki akar kata “techne” dalam bahasa Yunani kuno
berarti seni (art), atau kerajinan (craft). Dari makna harfiah tersebut,
teknologi dalam bahasa Yunani kuno dapat didefinisikan sebagai seni
memproduksi alat-alat produksi dan menggunakannya. Definisi
tersebut kemudian berkembang menjadi penggunaan ilmu
pengetahuan sesuai dengan kebutuhan manusia. Menurut Karl Marx,
teknologi merupakan alat, dalam pandangan materialisme historis
hanya menunjuk pada sejumlah alat yang dapat dipakai manusia
untuk mencapai kesejahteraan. Teknologi merupakan hasil olah pikir
manusia yang pada akhirnya digunakan manusia untuk mewujudkan

1
berbagai tujuan hidupnya, teknologi menjadi sebuah instrumen untuk
mencapai tujuan.1
Menjalani kehidupan modern atau globalisasi ini menjadi identik
dengan era masyarakat digital. Aktivitas orang dengan menyeluruh
akan digerakkan lewat serangkaian teknologi digital. Muncul orang
dengan profesi-profesi yang tetap mampu terlaksana secara baik
mengandalkan kecanggihan teknologi yang mana tidak diperlukan
orang tersebut harus berdiam pada wilayah tertentu sebagaimana
pekerjaan konvensional dilakukan. Pekerjaan mereka dapat
dikendalikan lewat jarak jauh (remote workers). Fleksibilitas yang
dimiliki orang-orang tersebut membawa mereka pada pola hidup yang
bebas untuk mempunyai rencana perjalanan jauh sesuai keinginannya
dengan berpindah dari wilayah hukum tempat ia berasal ke daerah
lain dalam jangka panjang untuk berwisata sekaligus bekerja, mereka
disebut sebagai pengembara digital (digital nomad). Digital nomad
adalah orang yang terus bergerak dan menjelajahi destinasi baru,
akan tetapi masih bergantung pada teknologi untuk terus bekerja.
Dengan destinasi wisata alamnya yang melimpah maka sangat
potensial terhadap berkembangnya wisata nomadic di Indonesia.
Kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan kaya akan
destinasi dan atraksi wisata yang menarik bagi para wisatawan digital
nomad. Mereka menginginkan nuansa kenyamanan baik untuk
berbaur dengan warga lokal maupun mendapatkan tempat untuk
bekerja dengan fasilitas yang memadai.
Sebagai sumber devisa dalam hal ini Pemerintah Indonesia
berupaya mendukung sektor pariwisata guna meningkatkan
pertumbuhan ekonomi lewat hadirnya para turis. Kepariwisataan
menjadi sektor unggulan dalam pembangunan nasional serta berperan
penting untuk penggerak ekonomi dilihat dari ketersediaan lapangan

1
Muhamad Ngafifi. “KEMAJUAN TEKNOLOGI DAN POLA HIDUP MANUSIA
DALAM PERSPEKTIF SOSIAL BUDAYA”, Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol.
2 No. 1, 2014 Hal 37.

2
pekerjaan, berkembangnya usaha dan infrastruktur yang dalam
pelaksanaannya melibatkan banyak sekali pihak yaitu pemerintah,
swasta dan masyarakat. Besarnya peluang yang menguntungkan
dapat diberdayakan secara maksimal berdasar kebijakan dari
pemerintah. Menteri Pariwisata Indonesia, Arief Yahya pada rapat
koordinasi nasional yang diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention
Centre pada Maret 2018 mengusulkan Nomadic tourism yakni gaya
berwisata baru di Indonesia, yaitu wisatawan yang menetap dalam
kurun waktu tertentu di suatu destinasi wisata dengan amenitas yang
portable dan dapat berpindah-pindah.2 Pengaturan terhadap lalu lintas
antar negara yang menyangkut orang di suatu wilayah negara, adalah
berkaitan dengan aspek keimigrasian yang berlaku di setiap negara
memiliki sifat universal maupun kekhususan masing-masing negara
sesuai dengan nilai dan kebutuhan kenegaraannya. 3 Berdasarkan
ketentuan keimigrasian yang bersifat universal, setiap negara
berwenang untuk mengizinkan atau melarang seseorang untuk masuk
maupun keluar suatu negara. Berdasarkan pengakuan universal
tersebut, keberadaan peraturan keimigrasian merupakan atribut yang
sangat penting dalam menegakkan kedaulatan hukum suatu negara di
dalam wilayah teritorial negara yang bersangkutan, dan setiap orang
asing memasuki wilayah suatu negara akan tunduk pada hukum
negara tersebut sebagaimana halnya warga itu sendiri.4
Imigrasi merupakan instansi yang memiliki wewenang dalam
penyelenggaraan pengawasan lalu lintas orang masuk dan keluar dari
wilayah Indonesia. Visa merupakan izin (persetujuan) untuk masuk,
berwujud cap dan paraf yang dibubuhkan oleh pejabat perwakilan
bersangkutan pada paspor pemohon. Pada Pasal 34 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian

2
Michelle Yohanne Deviesthe. “STUDI DIGITAL NOMAD DI KOTA BANDUNG”, SKRIPSI, SEKOLAH
TINGGI PARIWISATA NHI, 2019, hlm.3.
3
Wahyudin Ukun. “Deportasi Sebagai Instrumen Penegakan Hukum dan Kedaulatan Negara di
Bidang Keimigrasian”, (Jakarta: PT. Adi Kencana Aji, September 2004), hal. 31.
4
Yudha Bakti. “Hukum Internasional: Bunga Rampai”, (Bandung: Alumni, 2003), hal. 19-17.

3
disebutkan bahwa Visa terdiri atas: a. Visa diplomatik; b. Visa dinas; c.
Visa kunjungan; dan d. Visa tinggal terbatas. Digital Nomad membawa
cara hidupnya tersebut masuk ke Indonesia mempunyai
kecenderungan untuk melakukan tindakan pelanggaran keimigrasian
seperti penyalahgunaan izin visa kunjungan lewat batas waktu
(overstay). Berangkat dari upaya pengoptimalan kepariwisataan
Indonesia sebagai daya tarik Digital Nomad mengunjungi negara ini
maka seyogyanya pemerintah memberi perhatian terhadap
pembentukan kebijakan yang sepenuhnya mampu mendukung
perolehan keuntungan dari kehadiran Digital Nomad. Berpijak pada
hukum dalam tujuannya mencapai kemanfaatan sehingga kebutuhan
masyarakat serta kepentingan umum dapat terpenuhi inilah yang
mengindikasikan adanya kekosongan hukum pada Pasal 34 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011 Tentang
Keimigrasian. Pembahasan jenis-jenis visa pada pasal tersebut
mencerminkan ketidaklengkapan regulasi untuk penyesuaian akan
kepastian hukum bagi status Digital Nomad yang bertempat tinggal
dalam jangka waktu lama di Indonesia.

3) Orisinalitas Penelitian
No. Nama Peneliti Judul dan Rumusan Masalah
dan Asal Tahun
Instansi Penelitian
1. Rahmatullah Penegakan 1) Bagaimana
Ayu H. dari Hukum penerapan
Pascasarjana Keimigrasian penegakan hukum
Magister Ilmu Terhadap terhadap
Hukum Penyalahgunaan penyalahgunaan
Universitas Visa (Tahun visa?
Muhammadiyah 2017) 2) Bagaimana model

4
Surakarta penegakan hukum
terhadap
penyalahgunaan
visa?
2. Aisyah Nurannia Penegakan 1) Bagaimana
Muhlisa dan Hukum prosedur
Kholis Roisah Keimigrasian penggunaan izin
dari Program Terhadap masuk pengguna
Studi Magister Penyalahgunaan bebas visa
Ilmu Hukum Visa Izin Tinggal kunjungan bagi
Fakultas Hukum Kunjungan warga negara
Universitas Lewat Batas asing ke Indonesia
Diponegoro Waktu sesuai ketentuan
(Overstay) Pada Hukum
Warga Negara Keimigrasian ?
Asing. 2) Bagaimana
(Tahun 2020) pelaksanaan
pengawasan dan
pencegahan
penyalahgunaan
Visa Tinggal
Kunjungan
Overstay dalam
Perspektif
Keimigrasian ?
3) Bagaimana
penindakan
Keimigrasian
terhadap orang
asing

5
penyalahgunaan
Visa Tinggal
Kunjungan
Overstay ?
3. Kennisa Sanksi atas 1) Bagaimanakah
Monoarfa dari Pelanggaran Ijin Ketentuan
Universitas Sam Tinggal Warga Tentang Ijin
Ratulangi Negara Asing Tinggal Warga
Menurut Negara Asing
Undang-Undang Menurut Undang-
No. 6 Tahun Undang No. 6
2011 Tentang Tahun 2011
Keimgrasian. Tentang
(Tahun 2021) Keimigrasian ?
2) Bagaimanakah
Penerapan Sanksi
Atas Pelanggaran
Ijin Tinggal Warga
Negara Asing ?

4) Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana urgensi pembentukan peraturan mengenai izin
tinggal bagi turis digital nomad dalam rangka pengembangan
pariwisata di Indonesia ?
2. Bagaimana produk hukum izin tinggal bagi turis digital nomad
yang tepat untuk diterapkan dalam rangka pengembangan
pariwisata di Indonesia ?

6
5) Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan, menganalisis urgensi
pembentukan peraturan mengenai izin tinggal bagi turis digital
nomad dalam rangka pengembangan pariwisata di Indonesia.
2. Untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan, menganalisis produk
hukum izin tinggal bagi turis digital nomad yang tepat untuk
diterapkan dalam rangka pengembangan pariwisata di
Indonesia.

6) Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis:
1) Hasil penelitian dapat memberikan kegunaan untuk
mengembangkan ilmu hukum khususnya hukum perdata
internasional.
2) Dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penelitian yang
lain yang sesuai dengan bidang penelitian yang penulis
teliti.
2. Manfaat Praktis:
1) Bagi Peneliti
Peneliti dapat menemukan produk hukum izin tinggal bagi
turis digital nomad yang tepat untuk diterapkan dalam
rangka pengoptimalan kepariwisataan di Indonesia selain
itu untuk menambah wawasan peneliti dalam bidang
hukum khususnya hukum perdata internasional
2) Bagi Pemerintah
Dapat dijadikan bahan masukan bagi pemerintah Indonesia
mengubah Undang-Undang Keimigrasian atas bentuk

7
legalitas dan penegakan hukum izin tinggal bagi turis digital
nomad.
3) Bagi Masyarakat
Dapat memberikan pandangan hukum serta memberikan
informasi dan pengetahuan kepada masyarakat terhadap
bentuk legalitas dan penegakan hukum izin tinggal bagi
turis digital nomad.
4) Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan agar mahasiswa lebih kritis
serta memotivasi agar mahasiswa menyumbangkan
penelitiannya dalam persoalan izin tinggal turis digital
nomad di Indonesia yang disebabkan oleh sedikitnya
regulasi.

7) Kajian Pustaka
1. Peraturan Mengenai Izin Tinggal
Izin tinggal diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian. Pasal 1 angka 215
menjelaskan bahwa Izin Tinggal adalah izin yang diberikan
kepada Orang Asing oleh Pejabat Imigrasi atau pejabat dinas
luar negeri untuk berada di Wilayah Indonesia. Pemberian izin
tinggal berbeda kewenangannya yaitu Izin Tinggal diplomatik
dan Izin Tinggal dinas diterbitkan serta diperpanjangan oleh
Menteri Luar Negeri, hal ini telah diatur dalam Pasal 49 ayat (3)
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian,
sedangkan izin tinggal kunjungan, izin tinggal terbatas dan izin
tinggal tetap diterbitkan, diperpanjang dan dapat dibatalkan oleh
Kementrian Hukum dan Ham yaitu pejabat imigrasi yang ditunjuk
sesuai dalam Pasal 55 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011

5
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian

8
Tentang Keimigrasian.6 Berbagai jenis izin keimigrasian yang
diatur dalam Pasal 48 ayat (3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2011 Tentang Keimigrasian, dapat dialih statuskan ke izin yang
lain, tetapi ada juga yang tidak bisa dialihkan statusnya. 7
2. Visa
Pengertian visa menurut Pasal 1 angka 18 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian
berbunyi, “Visa Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Visa
adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh pejabat yang
berwenang di Perwakilan Republik Indonesia atau di tempat lain
yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang
memuat persetujuan bagi Orang Asing untuk melakukan
perjalanan ke Wilayah Indonesia dan menjadi dasar untuk
pemberian Izin Tinggal.”
3. Turis Digital Nomad
Digital nomad adalah orang yang terus bergerak dan menjelajahi
destinasi baru, akan tetapi masih bergantung pada teknologi
untuk terus bekerja.8 Seorang digital nomad mengandalkan
teknologi untuk komunikasi sehingga mereka dapat tetap
berhubungan dengan klien mereka.9 Biasanya, ini berarti bahwa
ada minggu kerja reguler dengan perjalanan yang dilakukan
pada akhir pekan.10 Kemudian itu juga bisa berarti bahwa
bepergian dilakukan saat ada pekerjaan dan ketika seseorang
harus terus-menerus tinggal di berbagai negara untuk tujuan
kerja.11
4. Pengembangan Pariwisata

6
Natalia Lisa Maringka. “KAJIAN HUKUM TERHADAP AKTIVITAS WARGA NEGARA ASING DI
INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN”
Jurnal Lex Administratum, Vol. V No. 6, 2017 Hlm. 96.
7
Ibid.
8
Michelle Yohanne Deviesthe, Op.Cit. Hal 15.
9
Ibid.
10
Ibid.
11
Ibid.

9
Pariwisata merupakan suatu aktivitas yang kompleks yang dapat
dipandang sebagai suatu sistem yang besar, yang terdiri dari
beragam komponen seperti ekonomi, ekologi, politik, sosial,
budaya dan seterusnya.12 Secara umum, insan-insan pariwisata
dikelompokkan dalam tiga pilar utama, yaitu: (1) masyarakat, (2)
swasta, dan (3) pemerintah.13 Pengembangan pariwisata tidak
hanya mengandalkan kemampuan bisnis dari pihak swasta.14
Tanpa adanya dukungan dari pemerintah maupun masyarakat,
maka pengembangan bisnis pariwisata yang dijalankan oleh
pihak swasta tidak dapat berjalan lancar.15 Mengacu pada
pandangan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
pengembangan pariwisata sepantasnya melibatkan ketiga pilar
tersebut.16

8) Metode Penelitian
a) Penelitian Hukum Normatif
Penulisan dalam tulisan ini akan menggunakan metode penelitian
hukum normatif yakni mengkaji tentang hal-hal yang berkaitan
dengan izin tinggal maupun visa yang terdapat dalam peraturan
perundang-undangan Keimigrasian. Penelitian hukum normatif
adalah suatu proses untuk menemukan suatu aturan hukum,
prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna
menjawab isu hukum yang dihadapi. 17 Berdasarkan pada latar
belakang dan rumusan masalah, maka penelitian ini
menggunakan penelitian hukum normatif. Penelitian ini termasuk
dalam penelitian normatif, karena dalam penelitian ini membahas
Urgensi Pembentukan Peraturan Mengenai Izin Tinggal Bagi

12
Binahayati Rusyidi dan Muhammad Fedryansah. “PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS
MASYARAKAT” Jurnal Pekerjaan Sosial Vol. 1 No. 3, 2018 hlm 157.
13
Ibid.
14
Ibid. hal 158.
15
Ibid.
16
Ibid.
17
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana Pernada, 2010), hal. 35

10
Turis Digital Nomad dalam Rangka Pengembangan Pariwisata di
Indonesia.
b) Pendekatan Penelitian
1. Pendekatan Perundang-undangan (Statute Approach)
Menyesuaikan dengan rumusan masalah maka pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
perundang-undangan (statute approach). Pendekatan
perundang-undangan (statute approach) dilakukan dengan
menelaah semua undang-undang serta regulasi yang
bersangkutan dengan isu hukum yang dihadapi.
2. Pendekatan historis (Historical Approach)
Pendekatan historis dilakukan dalam rangka untuk
memahami filosofi aturan serta untuk memahami perubahan
dan perkembangan aturan dari waktu ke waktu.
3. Pendekatan Perbandingan (Comparative Approach)
Dalam penelitian ini studi perbandingan hukum merupakan
kegiatan untuk membandingkan hukum suatu negara
dengan hukum negara lain. Kegiatan ini ditujukan sebagai
rekomendasi bagi perubahan undang-undang. Dengan
pendekatan penelitian ini peneliti dapat melakukan
perbandingan undang-undang beberapa negara yang
mengatur masalah-masalah mengenai visan dan izin tinggal
digital nomad.
c) Jenis Bahan Hukum
a. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat
autoritatif, artinya mempunyai otoritas.18 Bahan-bahan
hukum primer terdiri dari perundang-undangan, catatan-
catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-

18
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Edisi Revisi (Jakarta: Kencana, 2016), hal. 181

11
undangan dan putusan-putusan hakim.19 Dalam penelitian ini
bahan hukum primer meliputi:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011
Tentang Keimigrasian
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31
Tahum 2013 Tentang Keimigrasian
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011
Tentang Keimigrasian
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51
Tahun 2020 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011
Tentang Keimigrasian
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder adalah bahan-bahan hukum yang
memberikan penjelasan mengenai bahan-bahan hukum primer
yang diperoleh dari studi kepustakaan berupa literatur-
literatur yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
Sebagai bahan hukum sekunder yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah buku-buku hukum termasuk skripsi, tesis,
dan disertasi hukum dan jurnal-jurnal hukum di samping itu
juga, kamus-kamus hukum, doktrin-doktrin yang dikemukakan
oleh para ahli yang ada dalam buku-buku, jurnal hukum, dan
internet.
c. Bahan non-hukum adalah bahan penelitian yang terdiri atas
buku teks bukan hukum yang terkait dengan penelitian seperti
buku pariwisata, buku ekonomi, buku sosial-budaya. Bahan ini
19
Ibid.

12
menjadi penting karena mendukung dalam proses analisis
hukumnya.
d) Teknik Penelusuran Bahan Hukum
Penelitian Hukum Normatif: teknik penelusuran bahan hukum
yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan.
Studi kepustakaan adalah jenis penelitian yang dilakukan dengan
membaca buku-buku melakukan riset pada situs internet resmi
milik pemerintah dan sumber data lainnya untuk menghimpun
data dari berbagai literatur, baik perpustakaan maupun di
tempat-tempat lain. Dalam penelitian ini penulis mencari dan
mempelajari literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian
ini, khususnya literatur terkait hukum keimigrasian dan izin
tinggal.
e) Teknik Analisis Bahan Hukum
1. Interpretasi Gramatikal
Analisis bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini
adalah interpretasi gramatikal, dimana penulis menafsirkan
dan menjelaskan mengenai makna yang terkandung dalam
perundang-undangan terkait dengan izin tinggal dan visa
dengan menguraikannya menurut bahasa dan susunan kata
yang dikaji menurut arti kalimat di kamus besar bahasa
Indonesia.
2. Interpretasi Sistematis
Penulis menggunakan interpretasi sistematis yakni
menafsirkan undang-undang yang menjadi bagian dari
keseluruhan sistem perundang-undangan dengan cara
menghubungkan dengan undang-undang lain dan juga
memperhatikan susunan yang berhubungan dengan pasal-
pasal lainnya baik dalam satu undang-undang yang sama
maupun dengan peraturan perundang-undangan lainnya.
3. Interpretasi Komparatif

13
Penulis dalam penelitian ini melakukan interpretasi
komparatif dengan jalan memberi penjelasan dari suatu
ketentuan perundang-undangan dengan berdasarkan
perbandingan hukum. Dengan memperbandingkan hukum
yang berlaku di beberapa negara atau beberapa konvensi
internasional, menyangkut masalah tertentu yang sama,
akan dicari kejelasan mengenai makna suatu ketentuan
perundang-undangan.
f) Sistematika Penulisan
Berdasarkan banyaknya bab dan sub bab yang digunakan dalam
pembahasan penulis, maka penulis mencoba memberikan
gambaran tentang substansi penulisan laporan skripsi melalui
sistematika yang telah dirancang sedemikian rupa sebagai berikut:
a. Bagian awal
1) Halaman sampul judul
2) Halaman Persetujuan
3) Halaman Pengesahan
4) Kata Pengantar
5) Daftar Isi
6) Daftar Tabel
7) Daftar Gambar
8) Daftar Lampiran
9) Ringkasan
b. Bagian isi/utama
BAB I PENDAHULUAN
a) Latar Belakang Masalah
b) Orisinalitas Penelitian
c) Rumusan Masalah
d) Tujuan Penelitian
e) Manfaat Penelitian
f) Metode Penelitian

14
Penelitian Normatif
a) Jenis Penelitian : Yuridis Normatif
b) Pendekatan Penelitian
c) Jenis dan Sumber Bahan Hukum
d) Teknik Analisis bahan Hukum
e) Definisi Konseptual

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini penulis menguraikan mengenai tinjauan tentang


teori yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas,
serta tinjauan yang mendukung terkait penelitian ini.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menjelaskan tahapan penyelesaian


permasalahan yang muncul, disajikan pembahasan mengenai
jawaban atas rumusan masalah.

BAB IV PENUTUP

1) Kesimpulan
2) Saran
c. Bagian Akhir
1) Daftar pustaka
2) Lampiran
3) Instrumen penelitian (kuesioner, pedoman wawancara
pedoman penelusuran bahan hukum)
4) Pernyataan keaslian tulisan penulis

15
9) JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
No Kegiatan Bulan ke
I II III IV V VI
1. Persiapan x
2. Melakukan Studi Pustaka x
3. Menyusun Instrumen Penelitian x
4. Melaksanakan Penelitian x x
Lapang/Penelitian Bahan Hukum
5. Menganalisis Data x
6. Menulis Laporan Skripsi x

16
DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Bakti, Yudha. 2003. Hukum Internasional: Bunga Rampai. Bandung:


Alumni
Marzuki, Peter Mahmud. 2010. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana
Pernada
Marzuki, Peter Mahmud. 2016. Penelitian Hukum, Edisi Revisi.
Jakarta: Kencana
Ukun, Wahyudin. 2004. Deportasi Sebagai Instrumen Penegakan
Hukum dan Kedaulatan Negara di Bidang Keimigrasian.
Jakarta: PT. Adi Kencana Aji

JURNAL
Deviesthe, Michelle Yohanne. STUDI DIGITAL NOMAD DI KOTA
BANDUNG, SKRIPSI, SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NHI, 2019.
Maringka, Natalia Lisa. KAJIAN HUKUM TERHADAP AKTIVITAS
WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG
KEIMIGRASIAN, Jurnal Lex Administratum, Vol. V No. 6, 2017.
Ngafifi, Muhamad. KEMAJUAN TEKNOLOGI DAN POLA HIDUP
MANUSIA DALAM PERSPEKTIF SOSIAL BUDAYA, Jurnal
Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol. 2 No. 1, 2014.
Rusyidi, Binahayati dan Muhammad Fedryansah. PENGEMBANGAN
PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT, Jurnal Pekerjaan
Sosial Vol. 1 No. 3, 2018.

Undang-Undang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011


Tentang Keimigrasian, Lembaran Negara Repulik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Repulik
Indonesia Nomor 5216

17
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Penetapan Pembimbing Skripsi…………………………………i


dst…………………………………………………………………………………………………dst

18

Anda mungkin juga menyukai