Anda di halaman 1dari 3

2.

4 Faktor-faktor Pendorong Integrasi Nasional

Faktor pendorong integrasi nasional adalah faktor yang berperan penting untuk mengawali
terbentuknya persatuan yang dilakukan oleh sebuah kelompok. Berikut ini adalah beberapa
faktor pendorong terwujudnya integrasi nasional:

a. Adanya rasa senasib sepenanggungan

Faktor ini muncul dari sejarah bangsa Indonesia yang sama-sama pernah dijajah oleh bangsa
asing selama berabad-abad. Pada masa penjajahan, seluruh lapisan masyarakat Indonesia
berjuang untuk mengusir penjajah dan memperoleh kemerdekaan. Hal ini tentu saja menjadi
hal yang sakral dan mendorong adanya rasa ingin bersatu. Rasa senasib sepenanggungan tak
hanya dirasakan oleh para tetua yang ikut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan, tetapi
juga rasa ini terus diwariskan pada setiap generasi sehingga mendorong terwujudnya integrasi
nasional. Namun, apabila rasa senasib sepenanggungan yang ada pada masa penjajahan adalah
untuk memperjuangkan kemerdekaan, di era sekarang rasa senasib sepenanggungan ada
karena keinginan untuk memperkuat persatuan bangsa Indonesia.

b. Adanya ideologi Pancasila

Ideologi Pancasila sebagai ideologi nasional Indonesia adalah hal yang fundamental dan tidak
bisa diubah ataupun digantikan oleh ideologi manapun. Fungsi dan peranan pancasila sebagai
pedoman dan pandangan hidup bangsa Indonesia menjadikannya pendorong daripada integrasi
bangsa. Keberagaman bangsa Indonesia adalah salah satu alasan mengapa Pancasila dibentuk.
Meskipun bangsa Indonesia memiliki kemajemukan, hal ini tidak menghambat proses
pengimplementasian nilai-nilai pancasila guna terlaksananya integrasi nasional. Pemaknaan dan
pengamalan nilai-nilai Pancasila yang ada harus ditekankan pada seluruh lapisan masyarakat
agar integrasi dapat terbentuk.

c. Adanya kemauan serta tekad untuk bersatu

Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki beragam suku, budaya, bahasa, agama,
serta etnis. Keberagaman ini menimbulkan perbedaan yang signifikan dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Namun, perbedaan ini tidak serta-merta dijadikan alasan untuk
memunculkan konflik atas dasar perbedaan, melainkan perbedaan inilah yang memicu
kemauan serta tekad untuk mempersatukan perbedaan yang ada dalam satu kesatuan bangsa
Indonesia yang utuh. Tekad untuk mewujudkan persatuan atas dasar perbedaan ini adalah
salah satu pengamalan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia.

d. Adanya ancaman dari luar

Kemerdekaan Indonesia yang telah diperoleh sejak 77 tahun silam tidak merubah fakta bahwa
ancaman dari luar selalu mengintai dan siap masuk kapan saja. Di era globalisasi ini, ancaman-
ancaman yang datang dari luar tidak lagi serupa dengan ancaman pada masa penjajahan.
Ancaman di era ini lebih menargetkan pada perubahan kebudayaan, perpecahan
antargolongan, serta disintegrasi. Oleh sebab itu, untuk menanggulangi adanya ancaman dari
luar di era globalisasi ini, masyarakat Indonesia perlu menerapkan nilai-nilai Pancasila guna
mendorong terwujudnya integrasi nasional.

2.5 Faktor-faktor Pendukung Integrasi Nasional

Faktor pendukung integrasi nasional adalah hal yang berkesinambungan dengan faktor
pendorong integrasi nasional. Artinya, apabila faktor pendorong atau yang mendasari adanya
integrasi nasional telah dimiliki, maka faktor pendukung yang selanjutnya akan menjadi batu
pijakan berikutnya untuk mewujudkan integrasi nasional. Berikut ini adalah beberapa faktor
pendukung terwujudnya integrasi nasional:

a. Penggunaan bahasa Indonesia

Sejak dikumandangkan dan tercantum pada Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 yang
berbunyi, “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuaan Bahasa
Indonesia.”, bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa nasional sekaligus bahasa pemersatu
bangsa Indonesia. Karena memiliki suku yang beragam, masyarakat Indonesia menggunakan
bahasa yang beragam pula berdasarkan suku dan daerahnya masing-masing. Oleh karena itu,
diperlukan sebuah bahasa pemersatu yang dapat digunakan oleh seluruh kalangan untuk
berkomunikasi dan membangun integrasi. Bahas Indonesia pun disepakatinya sebagai bahasa
pemersatu ini.

b. Adanya semangat persatuan dan kesatuan

Dalam menyongsong semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, perlu adanya
kesadaran mengenai pentingnya integrasi. Kesadaran itu dapat dibangun dengan menjalin rasa
kekeluargaan, persahabatan, dan sikap tolong menolong antar sesama. Rasa nasionalisme yang
tinggi serta sikap kemanusiaan yang memiliki toleransi untuk hidup secara berdampingan
dengan perbedaan yang ada juga menjadi salah satu faktor pendukung integrasi nasional.

c. Kesamaan pandangan hidup kebangsaan yaitu Pancasila

Pancasila adalah dasar negara yang fundamental yang memiliki kedudukan sangat penting bagi
keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Ketika seseorang memiliki jiwa
patriotisme yang tinggi, ia akan selalu memiliki prinsip-prinsip Pancasila dalam setiap aspek
kehidupannya. Hal inilah yang perlu ditanamkan pada jiwa setiap bangsa Indonesia.

d. Adanya rasa semangat bergotong royong

Gotong royong adalah kegiatan bekerja secara bersama-sama dalam sebuah kelompok. Gotong
royong dilakukan dengan mengerjakan sesuatu dan menikmati hasil dari pekerjaan tersebut
secara bersama-sama. Kegiatan gotong royong yang dilakukan tanpa pamrih dan secara
sukarela oleh suatu golongan membentuk pola persatuan untuk mewujudkan sebuah tujuan
akhir secara bersama-sama. Hal inilah yang mendukung terwujudnya integrasi nasional.
2.6 Faktor-faktor Penghambat Integrasi Nasional

Pengimplementasian integrasi nasional yang telah didorong dan didukung oleh faktor-faktor
tersebut diatas tak lepas dari sebuah hambatan. Faktor penghambat itu sendiri adalah suatu
penghalang untuk mewujudkan sebuah tindakan. Berikut ini adalah beberapa faktor
penghambat terwujudnya integrasi nasional:

a. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan

Indonesia memiliki jumlah suku serta kebudayaan yang sangat melimpah. Hal ini pun
menimbulkan kemajemukan yang jelas hidup berdampingan dengan masyarakat. Permasalahan
muncul akibat adanya perbedaan pandangan masyarakat terhadap pemerintah dalam
memberdayakan kemajemukan yang ada terutama yang berhubungan dengan kebudayaan
setempat. Pemerintah dianggap kurang memberikan penghargaan sehingga membuat
kemajemukan itu terkikis secara perlahan-lahan.

b. Kurangnya toleransi antargolongan

Faktor ini masih berkesinambungan dengan kemajemukan yang ada di masyarakat Indonesia.
Namun, pada faktor ini, masyarakat yang menjadi fokus utama terhambatnya integrasi
nasional. Rendahnya rasa toleransi dalam menyikapi kemajemukan yang ada memicu konflik
sosial. Akibatnya, rasa persatuan dan kesatuan bangsa akan berkurang karena kurangnya
toleransi sehingga memudarkan kepercayaan terhadap sesama. Kurangnya toleransi yang
terjadi secara terus-menerus tanpa adanya penanggulangan yang pasti akan menghancurkan
integrasi nasional pada sebuah bangsa.

c. Kurangnya kesadaran untuk bersatu

Salah satu faktor penghambat terwujudnya integrasi nasional adalah kurangnya kesadaran
masyarakat Indonesia itu sendiri akan persatuan dan kesatuan. Masyarakat-masyarakat
cenderung menjadi individualis dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar di era globalisasi ini.
Apabila hal ini terjadi secara terus-menerus, integrasi nasional akan semakin sulit untuk
diwujudkan. Oleh sebab itu, perlu adanya pembangunan karakter bangsa di era sekarang
mengenai kiat-kiat Pancasila untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
persatuan dan kesatuan demi terwujudnya integrasi nasional.

d. Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan pembangunan yang tidak merata

Sebagian wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat terhadap suatu daerah telah
dilimpahkan kepada pemerintah daerah dengan berlakunya otonomi daerah. Pemerintah
daerah yang satu dengan yang lainnya kerap kali memiliki perbedaan dalam mengelola
pembangunan di daerahnya masing-masing. Oleh karenanya, ketimpangan dan pembangunan
yang tidak merata sangat bisa terjadi sehingga menimbulkan rasa tidak puas atau kekecewaan
terhadap kinerja pemerintah. Untuk mengatasi hal ini, perlu adanya kesadaran serta keadilan
sosial bagi seluruh daerah di Indonesia agar pembangunan diberlakukan secara merata
sehingga mengurangi tingkat ketimpangan dan pembangunan yang tidak merata.

Anda mungkin juga menyukai