Anda di halaman 1dari 7

A.

Kebhinekaan Bangsa Indonesia

Bangsa Indonesia terdiri dari suku, ras, budaya, dan agama yang berbeda namun dapat
bersatu. Hal ini tidak lepas dari sejarah masa lalu masyarakat Indonesia yang pernah dijajah
oleh bangsa lain seperti Portugis, Inggris, Belanda, dan Jepang. Dari sejarah kita belajar
bahwa rasa senasib sepenanggungan yang membuat bangsa Indonesia lebih mudah untuk
bersatu.

Perasaan sama - sama pernah dijajah oleh bangsa lain tadi yang membantu wilayah di
nusantara Indonesia untuk bersatu.
Selain pengalaman masa lalu tentu harus ada unsur pendukung dalam menyatukan
Indonesia dari keberagaman yang ada.

Alat - alat pemersatu bangsa tersebut antara lain:


Dasar Negara Pancasila
Pancasila merupakan dasar negara, segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan
bernegara harus berangkat dari cara pandang yang "pancasilais". Hal ini dimulai dari produk
hukum seperti Undang - Undang Dasar Negara, bagaimana sistem pemerintahan yang
berjalan, serta bagaimana membangun sistem ekonomi masyarakat Indonesia yang
"Pancasilais" yang mengedepankan gotong royong dibanding prestasi individu dibanding
mementingkan kelompok tertentu.

Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan


Bendera Negara Indonesia adalah simbol sekaligus pembeda dengan bendera dari negara
lain, ketika kita menonton sepakbola terutama saat melawan negara lain tentu ada penonton
yang mengibarkan bendera merah putih ini menjadi simbol pemersatu dan penyemangat.
"Aku hargai itu semangat perjuanganmu, Demi satu asa jadikan garuda juara. Merah putih
kan jadi warna simbol pemersatu. Disini aku berpijak nafas kami untukmu."

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan


Menurut wikipedia Negara Indonesia memiliki 718 bahasa daerah, dengan jumlah penduduk
273,5 juta jiwa pada tahun 2020. Dengan jumlah bahasa dan penduduk sebanyak itu tentu
harus ada bahasa pemersatu dan bahasa pemersatu tersebut adalah bahasa Indonesia.

Lambang Negara Burung Garuda


Lambang negara burung garuda secara sederhana adalah isi dari lima sila pancasila yang
merupakan dasar dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap sila memiliki lambang
dan arti tersendiri pada dada gambar burung garuda.

Lagu Kebangsaan Indonesia Raya


Setiap hari senin kita mengadakan upacara bendera, hal ini bertujuan untuk memperingati
perjuangan para pahlawan dan meningkatkan jiwa nasionalisme peserta didik. Kemudian
yang menjadi puncak dari upacara bendera ini adalah dengan dinyanyikan lagu Indonesia
Raya. Lagu yang dibuat untuk mengenang bagaimana Indonesia berjuang dan meraih
kemerdekaan serta bagaimana meneruskan cita-cita para pendiri bangsa untuk generasi
selanjutnya dan dilakukan di setiap pelosok negeri.
B. Pentingnya Konsep Integrasi Nasional

1. Pengertian Integrasi Nasional


Integrasi nasional adalah penyatuan bagian kecil yang berbeda - beda (suku, agama, ras
dan antara budaya) menjadi suatu kesatuan dalam kesepakatan bersama dalam
membangun suatu negara.
Adapun pengertian integrasi nasional menurut para ahli adalah sebagai berikut :
Howard Wriggins, integrasi nasional adalah penyatuan bagian yang berbeda - beda dari
suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat
- masyarakat kecil yang jumlahnya banyak menjadi satu kesatuan bangsa.
Nazaruddin Sjamsuddin, integrasi nasional adalah proses penyatuan suatu bangsa yang
mencakup semua aspek kehidupannya yaitu aspek sosial, politik, ekonomi dan budaya.
Mahfud M.D, integrasi nasional adalah penyatuan bagian - bagian yang berbeda dari
masyarakat yang menjadi keseluruhan yang lebih utuh, secara sederhana memadukan
masyarakat kecil yang jumlahnya banyak menjadi suatu bangsa.

2 Syarat Integrasi Nasional


Dalam masyarakat yang majemuk juga rentan akan perpecahan karena beragam SARA
yang ada, untuk itu harus ada syarat-syarat yang dapat dipenuhi warga negara agar tercipta
integrasi nasional. Syarat-syarat tersebut antara lain.
a. Anggota masyarakat saling mengisi antara kebutuhan satu dan lainnya
b. Terciptanya kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang
dilestarikan dan dijadikan pedoman. Misalnya di dalam nilai-nilai sosial sudah ada
kesepakatan bersama mengenai apakah sesuatu itu baik atau buruk dalam
menjalani kehidupan bersama orang lain.
c. Semua warga menjalankan nilai-nilai dan norma-norma yang sudah disepakati
bersama tanpa paksaan. Artinya hal yang baik dan buruk sudah dapat dibedakan
dengan kesadaran diri yang tinggi untuk hidup kearah yang lebih baik.
d. Semua warga harus menjaga ketertiban agar tidak terjadi konflik

3. Ciri-ciri integrasi nasional


Ciri-ciri dari integrasi nasional berhasil atau tidak dalam suatu negara dilihat dari hal berikut.
a. Mempunyai ideologi yang sama. Misalnya dalam hal ini ideologi Pancasila setiap
daerah harus memahami dan menghayati nilai-nilai dari ideologi Pancasila agar
membantu dalam mewujudkan integrasi nasional.
b. Mempunyai nilai-nilai yang sama dalam kelompok. Nilai-nilai tersebut kemudian
dipatuhi dan dijalankan secara nyata. Artinya kesepakatan dengan kesadaran diri
mengenai tingkah laku yang baik sudah dapat diterima oleh semua anggota
masyarakat. Misalnya dalam norma kesopanan memberi salam terhadap orang yang
lebih tua.
c. Munculnya nilai-nilai sosial yang terbentuk atas kehendak sendiri bukan berdasarkan
paksaan
d. Tidak adanya diskriminasi terhadap warga negara.

4. Hak dan kewajiban warga negara dalam mewujudkan integrasi nasional


Agar integrasi nasional berjalan dengan baik kita tidak hanya menuntut hak tapi juga wajib
menjalankan kewajiban di setiap lini kehidupan. Misalnya di lingkungan sekolah anda berhak
meminjam buku diperpustakaan tapi kewajiban anda adalah belajar menggunakan buku
tersebut dan jangan lupa untuk mengembalikannya agar peserta didik yang lain bisa
gunakan. Sehingga perpustakaan dapat dimanfaatkan dengan baik dan tidak kekurangan
buku.

C. Faktor-Faktor Pembentuk Integrasi Nasional


Indonesia adalah negara yang beragam dari SARA sampai bahasa yang digunakan.
Keberagaman yang dapat bersatu merupakan suatu kebanggaan karena tidak semua
negara mampu melakukan hal ini. Namun disisi lain tentu dapat juga menimbulkan
disintegrasi nasional atau upaya pemisahan diri karena banyaknya perbedaan. Untuk
memahami hal ini kita harus tahu apa saja faktor pembentuk dan penghambat integrasi
nasional.

Faktor Internal Pembentuk Integrasi Nasional.


a. Adanya rasa senasib dan sepenanggungan yang diakibatkan oleh faktor sejarah
b. Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda
Pancasila dan semboyan Bhineka Tunggal Ika
c. Adanya tekad dan keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia seperti
yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda
d. Penggunaan bahasa Indonesia
e. Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama yaitu Pancasila
f. Adanya jiwa semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan yang
kuat
g. Adanya rasa senasib dan sepenanggungan akibat penderitaan penjajahan

2. Faktor Eksternal Pembentuk Integrasi Nasional


a. Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di
kalangan bangsa Indonesia. Seperti pengalaman masa lalu persatuan terbentuk
karena perasaan senasib dan sepenanggungan dalam menghadapi penjajahan jika
ancaman itu datang pada masa kini bukan tidak mungkin semangat persatuan
seperti dulu dapat terbentuk kembali dengan lebih kuat.
b. Munculnya globalisasi diberbagai bidang kehidupan. Selain membawa dampak
positif seperti barang yang bisa murah, namun hal ini juga dapat menjadi dampak
negatif jika nilai-nilai Pancasila terancam seperti sikap individualis yang berlebihan,
mementingkan kepentingan kelas ekonomi, dan budaya pergaulan bebas tanpa
disertai tanggung jawab.

3. Faktor penghambat Integrasi Nasional


a. Kurangnya penghargaan terhadap keberagaman
b. Kurangnya toleransi antargolongan
c. Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan
dari luar
d. Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil
pembangunan
e. Masih adanya sebagian orang yang berpandangan etnosentrisme. Misalnya dalam
sepak bola liga Indonesia antara persib Bandung dan persija Jakarta sering terjadi
konflik setelah pertandingan karena kecintaan berlebihan terhadap klub tertentu dan
merendahkan klub lain.
4. Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Integrasi Nasional
a. Hak dan kewajiban secara internal
1. Membantu pemerintah dalam menjaga kebudayaan daerah
2. Menggunakan bahasa daerah dan bahasa Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari
3. Menjaga keberagaman tradisi setiap daerah
4. Mengikuti pendidikan bela negara
5. Membiasakan bersikap toleran terhadap semua orang

b. Hak dan kewajiban secara eksternal


1. Mendukung pemerintah dalam menjalin hubungan dengan negara lain
2. Mendukung kemerdekaan negara-negara terjajah
3. Membuka setiap ide yang berasal dari negara lain untuk kebaikan Indonesia
4. Mendukung pemerintah untuk membuka kesempatan kepada para investor asing
yang menguntungkan negara Indonesia

D. Tantangan Dalam Menjaga Keutuhan NKRI


Dalam dunia olahraga ada kalimat populer berjuang memperoleh gelar juara memang berat
tapi yang lebih berat mempertahankan gelar juara yang sudah didapat. Begitu juga dengan
memperoleh persatuan dan kesatuan hal yang paling sulit adalah bagaimana
mempertahankan persatuan dan kesatuan yang sudah ada.
1.Pentingnya menjaga komitmen terhadap keutuhan nasional
Ketika kesadaran diri setiap orang meningkat dalam menjaga keutuhan nasional maka akan
tercipta suasana damai begitu juga sebaliknya.
Manfaat internal menjaga keutuhan nasional
a. Kondisi bangsa aman dan damai
b. Perekonomian negara lancar
c. Hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah harmonis
d. Tidak adanya aksi terorisme dan separatisme
e. Kehidupan rakyat terjamin

2. Manfaat eksternal menjaga keutuhan nasional


a. Memberikan pandangan positif terhadap dunia internasional
b. Indonesia diakui sebagai negara aman untuk dikunjungi
c. Banyak negara-negara yang menjalin kerja sama dengan Indonesia
d. Popularitas Indonesia meningkat di mata dunia
e. Kepercayaan bangsa-bangsa lain meningkat

2. Tantangan generasi muda dalam menjaga keutuhan NKRI


Tantangan merupakan tindakan, potensi, atau kondisi, baik dari luar maupun dari dalam diri
sendiri berupa masalah untuk diselesaikan. Tantangan dapat mengunggah kemampuan diri.
Seorang sering menghadapi tantangan, kemampuannya akan semakin kuat. Seiring dengan
laju globalisasi, kehidupan masyarakat pun akan semakin maju. Kondisi ini menjadi
tantangan bagi negara untuk mewujudkan integrasi nasional.
A. Tantangan internal menjaga keutuhan NKRI
1. Mengawal NKRI agar tetap utuh dan bersatu
2. Masih ada konflik-konflik sosial dalam masyarakat
3. Adanya gangguan keamanan maritim dan dirgantara
4. Adanya kaum separatis
5. Munculnya ancaman terorisme dalam negeri
6. Pengawalan pulau-pulau kecil terluar masih minim

B. Tantangan eksternal menjaga keutuhan NKRI


1. Adanya isu pemanasan global
2. Penguatan nilai-nilai moral dan hak asasi manusia
3. Stabilitas ekonomi dunia yang kurang stabil
4. Terorisme sebagai ancaman global
5. Konflik perbatasan di kawasan Asia Pasifik, termasuk Asia Tenggara
6. Wabah penyakit yang belum ditemukan obatnya

E. Peran Serta Warga Negara dalam menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa
1. Kesadaran Warga Negara
Tidak dapat dipungkiri maju tidaknya suatu negara sangat ditentukan oleh kesadaran tiap
warga negara dalam memahami dan memaknai makna persatuan dan kesatuan bangsa.
Negara yang telah berdiri dapat juga hilang jika semangat menjaga persatuan kesatuan tiap
warga negara menurun. Maka dari itu pemahaman akan bela negara harus diajarkan sejak
dini hal ini bisa dimulai dari sekolah melalui mata pelajaran PPKn, juga didikan dari orang
tua dan lingkungan sekitar tentang bela negara. Selain menjadi tentara, bisa juga dilakukan
melalui pertandingan olahraga misalnya dengan mewakili negara Indonesia ke turnamen
internasional, selain itu bisa juga dilakukan melalui profesi seperti menjadi perawat, dokter,
kepala desa dan lain sebagainya.

2. Pengertian Bela Negara


UUD NRI Tahun 1945 Pasal 27 Ayat 3 mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”.
Penjelasan pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara menyebutkan upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar
manusia juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan
penuh dengan kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada
bangsa dan negara.

3. Dasar Hukum Bela Negara


a. UUD NRI Tahun 1945
- Pasal 27 ayat (3) yang menyatakan bahwa semua warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
- Pasal 30 ayat (1) yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
b. Tap. MPR No. VI Tahun 1973 tentang Konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan
Nasional
c. Tap. MPR No. VI Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan Polri
d. Pasal 9 ayat 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
yang berbunyi "setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela
negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara. "Dalam pasal
9 ayat 2 dijelaskan bahwa penyelenggaraan bela negara dilakukan melalui :
1. Pendidikan kewarganegaraan
2. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
3. Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau
secara wajib, dan
4. Pengabdian sesuai dengan profesi

4. Kesediaan Warga Negara untuk Melakukan Bela Negara


Usaha bela negara dapat dilakukan siapa saja sebagai warga negara Indonesia, bela
negara merupakan hak sekaligus kewajiban setiap warga negara. Contohnya siapa saja
berhak mendaftar sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia, dan kewajibannya adalah
membela negara jika terjadi perang. Selain itu bela negara dapat dilakukan melalui profesi
seperti menjadi atlet untuk perlombaan internasional, menjadi guru, menjadi dokter, menjadi
arsitek dan lain sebagainya.
Berikut beberapa usaha bela negara yang dilakukan sebagai warga negara.
a. Pendidikan kewarganegaraan
Cara menumbuhkan cinta tanah air bisa dilakukan sejak kecil dan hal yang paling
berpengaruh melalui sekolah lewat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan
yang bisa diajarkan sejak kelas satu SD, dilanjutkan sampai jenjang perguruan
tinggi. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat dengan rela dan merasa
punya kewajiban untuk membela negara dengan cara apapun.
b. Mengikuti Dasar Kemiliteran
Mengikuti pelatihan dasar kemiliteran merupakan salah satu upaya bela negara.
Bentuk-bentuk pelatihan dasar kemiliteran antara lain organisasi resimen mahasiswa
(menwa), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), pramuka, dan palang merah
remaja (PMR). Organisasi tersebut dapat diikuti oleh semua peserta didik, dan
merupakan modal dasar yang baik dalam membangun sikap disiplin dan tekun
dalam meraih impian. Misalnya dengan mengikuti pelatihan Paskibra diharapkan
dapat lebih siap kelak jika mendaftar sebagai polisi atau pun TNI sebagai upaya
bentuk bela negara.
c. Pengabdian sebagai Tentara Nasional Indonesia
Pasal 30 ayat 2 UUD NRI Tahun 1945 berbunyi “Usaha pertahanan dan keamanan
negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai
kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.”
Ketika terjadi keadaan genting seperti perang maka baris terdepan diisi oleh TNI,
kemudian polisi, ketika masih dibutuhkan maka rakyat sebagai kekuatan pendukung
juga harus turut membantu, guna menjaga kedaulatan Negara Indonesia. Inilah yang
dimaksud kekuatan semesta dimana segenap warga negara turut serta menjaga
kedaulatan negara.
d. Pengabdian Sesuai dengan Keahlian atau Profesi
Bela negara dapat juga dilakukan selain dari menjadi tentara, inilah yang dimaksud
dengan pengabdian dengan keahlian. Misalnya dengan menjadi tukang seni ukir,
dengan menyalurkan bakat seninya dengan mengukir patung burung garuda
misalnya untuk kemudian dipajang pada kantor pemerintahan. Kemudian contoh
keahlian sebagai profesi dengan menjadi guru di sekolah yang tidak harus
mengangkat senjata dia bisa mengajarkan sikap bela negara melalui pengetahuan
lewat proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai