Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Integrasi nasional merupakan salah satu cara untuk menyatukan berbagai


macam perbedaan yang ada di indonesia, dimana salah satu contohnya yaitu antara
pemerintah dengan wilayahnya. Integrasi itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu
langkah yang baik untuk menyatukan sesuatu yang semula terpisah menjadi suatu
keutuhan yang baik bagi bangsa indonesia, misalnya menyatukan berbagai macam
suku dan budaya yang ada serta menyatukan berbagai macam agama di indonesia.
Masyarakat yang terintegrasi dengan baik adalah harapan bagi setiap negara,
salah satunya indonesia. Sebab masyarakat yang terintegrasi dapat mencapai tujuan
yang ada di indonesia. Integrasi nasional tidak sepenuhnya dapat terwujudkan, karena
setiap masyrakat atau warga negara dapat melakukan suatu tindakan atau konflik bagi
negaranya. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan belum terupaya dengan baik untuk
mengintegrasi masyarakat. Seperti halnya pada era reformasi tahun 1998, berbagai
macam perbedaan suku, budaya dan agama bahkan kepentingan pribadi membuat
indonesia tidak dapat mencapai tujuannya sehingga dengan adanya integrasi nasional
usaha menyatukan berbagai macam perbedaan dapat dilakukan.

1.2 Rumusan masalah


Dari latar belakang diatas, maka rumusan permasalahan yang terkait dengan
integrasi nasional antara lain :
1. Apa yang dimaksud dengan integrasi nasional ?
2. Syarat apasajakah yang mendukung keberhasilan integrasi nasional di dalam suatu
negara ?
3. Faktor apa saja yang mendorong terjadinya integrasi nasional ?
4. Faktor apa saja yang menghambat terjadinya integrasi nasional ?
5. Ancaman apa saja yang terjadi terhadap integrasi nasional ?
6. Bagaimana peran serta masyarakat untuk mengatasi berbagai ancaman dalam
membangun integrasi nasional ?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Integrasi Nasional

Integrasi nasional berasal dari bahasa inggris “intergration” yang berarti kesempurnaan
atau keseluruhan. Intgrasi nasional merupakan usaha dan proses mempersatukan perbedaan-
perbedaan yang ada pada suatu negara, sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan
secara rasional.

Dalam kamus besar bahasa indonesia, integrasi nasional mempunyai arti politis dan
antropologis.

a. Secara politis.
Integrasi secara politis berarti penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam
kesatuaan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
b. Secara antropologis
Integrasi secara antropologis berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur
kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam
kehidupan masyarakat.

Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa integrasi nasional bangsa
indonesia berarti hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai suatu bangsa, menjadi satu
kesatuan bangsa secara resmi, dan direalisasikan dalam suatu kesepakatan atau konsensus
nasional melalui Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.

2.2 Syarat Keberhasilan Integrasi Nasional

Adapula beberapa syarat keberhasilan integrasi di dalam suatu negara, yaitu :

a. Anggota masyarakat merasa bahwa mereka semua berhasil untuk saling mengisi
kebutuhan-kebutuhan yang satu dengan yang lainnya.
b. Terciptanya kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang
dilestarikan dan dijadikan menjadi suatu pedoman.
c. Norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan yang baku dalam melangsungkan
proses integrasi nasional.

Sedangkan menurut Sunyoto Usman menyatakan bahwa suatu kelompok masyarakat


dapat terintegrasi apabila terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Masyarakat dapat menentukan dan menyepakati nilai-nilai fundamental yang dapat


dijadikan rujukan bersama.
b. Masyarakat terhimpun dalam unit sosial sekaligus memiliki croos cutting loyality.
c. Masyarakat berada saling ketergantungan di antara unit-unit sosial yang terhimpun di
dalamnya, dalam memenuhi kebutuhan ekonomi.
2.3 Faktor Pendorong Integrasi Nasional

Integrasi nasional dalam masyarakat akan terwujud apabila ada faktor-faktor berikut :

a. Adanya rasa senasib dan seperjungan yang diakibatkan oleh faktor sejarah.
b. Adanya ideologi nasional yang tercemin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila
dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
c. Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu dikalangan bangsa Indonesia seperti yang
dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
d. Penggunaan bahasa Indonesia.
e. Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah air
Indonesia.
f. Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu Pancasila.
g. Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penderitaan penjajahan.

2.4 Faktor Penghambat Integrasi Nasional

Adapun faktor penghambat integrasi nasional yaitu :

a. Masih besarnya ketimpangan dan tidak meratanya pembangunan dan hasil-hasil


pembangunan yang menimbulkan rasa tidak puas.
b. Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa, akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang
tidak sesuai dengan kepribadiaan bangsa, baik melewati kontak langsung maupun
tidak langsung.
c. Adanya paham etnosentrime diantara beberapa suku bangsa yang menonjolkan
kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya dan suku bangsa
lain.
d. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan pulau yang dikelilingi oleh laut
luas.
e. Besarnya kemungkinan ancaman serta gangguan yang merongsong keutuhan,
kesatuan, dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

2.5 Ancaman Terhadap Integrasi Nasional

A. Ancaman Militer

Merupakan ancaman yang berkaitan di bidang ketahanan dan keamanan, yang


menggunakan kekuatan bersenjata dan terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah.

Dalam UU No. 3 Tahun 2002, ancaman militer yang dihadapi bangsa Indonesia dalam
bentuk sebagai berikut :

a. Agresi
Berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa.
Contohnya seperti :
- Invasi, berupa serangan kekuatan bersenjata negara musuh, misalnya Invasi
Irak.
- Bombardermen berupa penggunaan senjata/bom yang dilakukan oleh musuh
melalui angkatan udara.
- Pengiriman kelompok bersenjata untuk melakukan tindakan kekerasan.
b. Sabotase
Dilakukan untuk merusak instansi penting militer atau objek vital nasional dan
dapat membahayakan keselamatan bangsa.
Contohnya : Pengeboman kilang minyak oleh kelompok teroris.

c. Spionase
Merupakan kegiatan dari intelijen yang dilakukan untuk mendapatkan informasi
atau rahasia militer atau negara.
Contohnya : pihak intelijen yang memata-matai menteri, presiden, dan bahkan
meretas pembicaraan orang penting negara lain.
d. Perang saudara
Terjadi antar kelompok masyarakat bersenjata dalam satu wilayah yang sama.
Contohnya : Perang saudara di Suriah.

B. Ancaman Non-Militer

Merupakan ancaman yang menggunakan faktor-faktor nonmiliter dan dinilai


mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, kepribadian bangsa, dan
keutuhan wilayah negara. Ancaman nonmiliter salah satunya disebabkan oleh pengaruh
negatif dari globalisasi.

Contohnya :

- Pengaruh gaya hidup (lifestyle) kebarat-baratan.


- Sudah tidak mencintai budaya sendiri.
- Tidak menggunakan produk dalam negeri.

2.6 Upaya Mengatasi Berbagai Macam Acaman Dalam Membangun Integrasi Nasional

Peran serta masyarakat untuk mengatasi berbagai macam ancaman dalam membangun
integrasi nasional diantaranya yaitu :

a. Tidak membeda-bedakan keberagaman misalnya pada suku, budaya, daerah dan


sebagainya.
b. Menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan dan agama yang dianutnya.
c. Membangun kesadaran akan pentingnya integrasi nasional.
d. Merawat dan memelihara lingkungan bersama-sama dengan baik.
e. Bersedia memperoleh berbagai macam pelayanan umum secara tertib.
f. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
g. Bersedia untuk menjaga keutuhan negara kesatuan republik indonesia.
h. Memberi kesempatan yang sama untuk merayakan hari besar keagamaan dengan
aman dan nyaman.
i. Menjaga keamanan wilayah negara dari ancaman yang datang dari luar maupun
dari dalam.
j. Melakukan gotong-royong dalam rangka peningkatan kesadaran bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

DAFTAR PUSTAKA

- Budiyanto. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Erlangga.


- Iskandar, Enceng. 2004. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
- Kelan, M.S. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma.
- Sujiyanto dan Muhlisin. 2007. Praktik Belajar Kewarganegaraan. Jakarta :
Exact Ganeca.
- Suteng, Bambang. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai