Anda di halaman 1dari 2

Rifqi Naufalghani

1610222027

Psikologi sosial

1. Dikarenakan perspektif behavioral percaya bahwa rangsangan dan tanghapan dapat dihubungkan
tanpa mengacu pada pertimbangan mental yang ada di dalam diri seseorang, contohnya seorang teman
datang(rangsangan) lalu memunculkan tanggapan tersenyum.

2. Perspektif perilaku menekankan, bahwa untuk dapat lebih memahami perilaku seseorang, seyogianya
kita mengabaikan informasi tentang apa yang dipikirkan oleh seseorang. Lebih baik kita memfokuskan
pada perilaku seseorang yang dapat diuji oleh pengamatan kita sendiri. Dengan mempertimbangkan
proses mental seseorang, kita tidak terbantu memahami perilaku orang tersebut, karena seringkali
proses mental tidak reliabel untuk memprediksi perilaku. Intinya pikiran, perasaan, sikap (proses
mental) bukan sesuatu yang bisa menjelaskan perilaku seseorang.

Perspektif Kognitif menekankan pada pandangan bahwa kita tidak bisa memahami perilaku
seseorang tanpa mempelajari proses mental mereka. Manusia tidak menanggapi lingkungannya secara
otomatis. Perilaku mereka tergantung pada bagaimana mereka berpikir dan mempersepsi
lingkungannya. Jadi untuk memperoleh informasi yang bisa dipercaya maka proses mental seseorang
merupakan hal utama yang bisa menjelaskan perilaku sosial seseorang.

3. Dalam teori pertukaran sosial yang membuat sebuah hubungan tetap berjalan yaitu profit atau
keuntungan yang diterimanya dikarenakan seseorang tersebut akan melakukan tindakan yang berulang
selagi itu masih menguntungkannya yang mana profit atau keuntungan tersebut diperoleh dari imbalan
dikurangi imbalan

4.menurut Lewin, makna dari ruang kehidupan yaitu semua peristiwa baik itu tindakan, pikiran, imoian,
harapan atau lain-lain berpengaruh pada perilaku dalam satu situasi tertentu yang mana perilaku
seseorang sebenarnya dipengaruhi oleh situasi yang ada di sekelilingnya.
5. Dalam teori atribusi dan konsistensi sikap mengatakan bahwa kita cenderung mengorganisasikan
sikap kita, sehingga tidak menimbulkan konflik. Contohnya jika kita setuju akan suatu hal dan orang lain
juga maka sikap kita dikatakan seimbang (balance). Namun jika kita setuju suatu hal tersebut tetapi
teman-teman kita tidak setuju maka kita dalam kondisi tidak seimbang. Akibatnya kita merasa tertekan
(stress), dan kemudian kita akan mencoba sikap kita untuk menyesuaikan dengan orang-orang sekitar
kita. Maka itu ada konsep casual attribution yang mengatakan bahwa kita dapat mengorganisir pikiran-
pikiran kita dalam kerangka “sebab dan akibat”. Agar supaya bisa meneruskan kegiatan kita dan
mencocokannya dengan orang-orang di sekitar kita, lalu kita menafsirkan informasi untuk memutuskan
penyebab perilaku kita dan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai