Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN SIKAP DAN

PERILAKU

~ Sandra Irawaty, S.Sos., M.I.Kom ~

(Pertemuan 12)
KETERKAITAN SIKAP DAN PERILAKU

A. KESESUAIAN ANTARA SIKAP


DAN PERILAKU

Menurut Triandis(1982),
ketidaksesuaian antara perilaku dan
sikap disebabkan karena 40faktor
(selain sikap) yang terpisah-pisah
yang mempengaruhi perilaku.
Temuan ini tidaklah baru karena
adanya ketidaksesuaiian antara
sikap dan perilaku sudah diketahui
para pakar sejak lama. Beberapa
kasus dalam kejadian sehari-hari
juga menunjukan bahwa sikap
bukan lah hal yang selalu di
ekspresikan.
B. SIKAP DAPAT SESUAI DENGAN
PERILAKU

1. Perilaku yang spesifik

Semakin spesifik atau khusus satu sikapterhadap perilaku


maka akan semakin baik dalam memperkirakan perilaku
yang terkait. Misalnya, berapa orang yang akan datang
dalam kegiatan gotong royong? Mengukur sikap yang amat
umum, seperti bertanya”apakah anda yakin bahawa daerah
lingkungan kita harus bersih?” , mungkin tidak bisa
memperkirakan perilaku gotong royong secara spesifik.
Mungkin banyak orang yang setuju dengan pertanyaan
umum itu, tetapi hal itu belum bisa menunjukan suatu usaha
yang spesifik.
2. Potensi sikap

Semakin kuat satu sikap dalam


pemikiran seseorang maka makin
besar pengaruhnya terhadap perilaku.
Penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa sikap yang di
bentuk melalui pengalaman pribadi
akan semakin kuat daripada sikap
yang dibentuk berdasarkan informasi
kedua atau sumber yang tidak
langsung.
3. Penonjolan sikap

Berkaitan dengan potensi sikap adalah


adanya kualitas penonjolan sikap. Sikap
akan semakin terlihat atau menonjol jika
lebih disadari kehadirannya dalam sikap
kita. Penonjolan sikap biasanya akan
cenderung untuk di ingat dan di respons.
Sikap bisa di buat lebih menonjol dengan
priming, menggunakan tanda-tanda atau
pengingat yang bisa menempel dalam
pkiran seseorang.
C. PERILAKU DAPAT MEMPENGARUHI SIKAP

Secara spesifik, sepertinya orang tidak


hanya bisa menggunakan sikap sebagai
dasar perilaku, kita juga bisa membentuk
sikap berdasarkan perilaku kita.
Menurut Sarwono karena pembentukan
sikap yang paling efektif adalah melalui
pengalaman sendiri maka para pakar
berusaha mengetahui sampai seberapa
jauh perilaku dapat mempengaruhi
terbentuknya sikap.
Sebagaimana sikap dapat
berpengaruhnpada perilaku, sebaliknya
perilaku pun juga dapat membentuk sikap
karena perilaku adalah pengalaman yang
paling langsung pada diri seseorang.
Tiga pendekatan sikap menurut Myers
(sebagaimana dijelaskan sarwono, 1997)

Teori pernyataan diri ( self presentation


theory )

Menurut teori ini, ada kecenderungan


orang untuk lebih menyenangkan orang
lain demi mempertahankan self image
dari pada mengungkapkan diri secara
apa adanya. Orang punya
kecenderungan untuk menjaga antara
self image dan perilakunya.
Disonansi kognitif
Menurut festinger, apabila ada dua
elemen kognitif(pikiran atau
keyakinan) yang saling bertentangan,
orang akan merasa tegang(disonan).
Teori disonansi melihat bahwa
ketidakcocokan antara elemen
kognitif menghasilkan disonansi, satu
hal yang selalu diusahakan untuk di
kurangi.
Perilaku disonansi lebih mudah di
ubah. Seseorang hanya perlu untuk
mengubah pemikirannya dan sikap
yang baru akan muncul dengan
perilaku yang juga bisa di
ubah.
Inti dari teori persepsi diri adalah bahwa kita
membuat gambaran tentang diri kita Persepsi diri
sendiri(kemampuan kita,suasana hati, dan sikap)
dengan menggamati perilaku kita sendiri
sehingga sering kali kita bertindak dulu dan
berpikir kemudian, menarik kesimpulan tentang
keinginan dan sikap hanya setelah ditemukan
fakta yang mendukung.

Teori persepsi diri menjelaskan bahwa ada


semacam intuisi dalam diri yang membuat kita
berpikir kita bisa mempengaruhi emosi dengan
melihat dari ekspresi wajah atau berpikir bahwa
kita sedang dalam emosi tertentu karena ada
stimulasi yang cukup dan tidak diperkirakan
sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai